Perawatan ortodontik cekat Telaah Pustaka

tersebut adalah mengontrol karies, anatomi restorasi gigi, pemeliharaan ruang, koreksi kebiasaan buruk, kelainan genetik dan kongenital, dan pengawasan tanggalnya gigi desidui. Prosedur dalam bidang ortodontik preventif dan interseptif terlihat saling berhubungan, oleh karena itu keduanya tidak bisa terpisahkan. Pada ortodontik interseptif sudah terjadi adanya maloklusi atau malformasi gigi untuk ditangani sedangkan pada ortodontik preventif ditujukan untuk mencegah maloklusi atau malformasi Moyers, 1988. Ortodontik kuratif sama seperti ortodontik interseptif, sudah terjadi adanya maloklusi dan kebutuhan untuk menghilangkan gejala dan permasalahannya. Prosedur yang digunakan dalam ortodontik kuratif dapat berupa mekanik, fungsional, dan pembedahan Moyers, 1988. Menurut periode perawatan ortodontik dibagi dalam 2 periode: periode aktif dan periode pasif. Periode aktif, merupakan periode saat menggunakan alat ortodontik yang memiliki tekanan mekanis untuk dilakukan pengaturan gigi-gigi yang malposisi, atau dengan memanfaatkan tekanan fungsional otot-otot sekitar mulut dilakukan perawatan untuk mengoreksi hubungan rahang bawah dan rahang atas. Contoh : Alat aktif: plat aktif, plat ekspansi dan alat pasif: activator suatu alat myofungsional. Dan periode pasif, merupakan periode perawatan setelah periode aktif selesai, dengan tujuan untuk mempertahankan kedudukan gigi-gigi yang telah dikoreksi agar tidak terjadi relaps kembali seperti kedudukan semula, sehingga gigi-gigi yang telah dikoreksi dapat dipertahankan dan kemungkinan terjadinya relaps tersebut rendah. Periode ini dilakukan dengan mempertahankan menggunakan retainer. Alat-alat retainer bervariasi tergantung kasus pasien dan perawatan ortodontik yang dilakukan Sulandjari, 2008.

2. Relaps

Relaps adalah suatu keadaan dimana kembalinya sebagian atau seluruh kondisi seperti sebelum perawatan ortodontik sehingga dapat mengakibatkan hilangnya hasil yang sudah dicapai dalam perawatan ortodontik. Terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan relaps Iswari, 2012 yaitu 1. Relaps karena perubahan pertumbuhan, penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan gigi permanen akan muncul jika perawatan ortodontik dilakukan sebelum semua gigi tumbuh. Karena itulah perawatan ortodontik harus dilakukan sampai gigi permanen sudah tumbuh semuanya. 2. Tekanan otot gigi. Ketidakseimbangan otot diakhir masa perawatan ortodontik akan menimbulkan maloklusi kembali. Ortodontik diharapkan dapat mengharmonisasikan atau menyeimbangkan semua otot-otot yang mengelilingi gigi geligi tersebut diakhir perawatan ortodontik dengan tujuan untuk memperkuat kestabilan gigi-gigi tersebut. 3. Kegagalan menghilangkan faktor penyebab, penyebab maloklusi sebaiknya diketahui saat menentukan diagnosa dan tahap perawatan harus ditentukan atau direncanakan terlebih dahulu untuk mengurangi suatu tingkat keparahan maloklusi tersebut. Kegagalan menghilangkan faktor penyebab dapat mengakibatkan relaps. 4. Faktor tidak memakai retainer, setelah perawatan ortodontik, penggunaan retainer harus dilanjutkan selama 4-5 bulan untuk memberikan jaringan periodontal berekontruksi kembali. Setelah masa ini, penggunaan retainer harus dilanjutkan selama 7-8 minggu lagi untuk memberikan jaringan gusi beradaptasi kembali dengan posisi barunya. 5. Peranan gigi molar ketiga, gigi molar ketiga muncul terakhir di masa pertumbuhan gigi geligi. Gigi molar ketiga erupsi sekitar usia 18 sampai 21 tahun. Tekanan yang dihasilkan karena erupsi gigi molar ketiga ini dianggap sebagai penyebab ketidakteraturan susunan gigi anterior yang rentan relaps. 6. Tarikan pada periodontal, saat gigi- gigi digerakan secara ortodontik, jaringan utama periodontal dan gingival yang mengelilingi gigi akan meregang. Jaringan yang merengang ini akan memendek sehingga dapat berpotensi menyebabkan relaps pada gigi. Menurut Bhalajhi 2001 membuktikan bahwa jaringan utama akan berekontruksi dalam 4 minggu. Sebaliknya, jaringan gingival supra alveolar butuh waktu selama 40 minggu untuk dapat menyesuaikan diri dengan posisi baru, sehingga mudah terjadi relaps kembali.

3. Retainer

Retainer merupakan alat pasif ortodontik yang membantu dalam mempertahankan dan menstabilisasi gigi dalam waktu yang lama untuk memberikan kesempatan reorganisasi struktur-struktur pendukung setelah tahap aktif dalam perawatan ortodontik Profit,2007. Retainer merupakan dasar dari pencegahan terjadinya relaps atau dalam kata lain mencegah gigi kembali ke posisi awal dari maloklusi. Penggunaan alat pasif