Hasil Kerja No. Pengetahuan Pekerjaan No. Inisiatif No. Kecekatan Mental No. Sikap No. Motivasi 1. Pengertian dan Tujuan Motivasi

dengan kode SS, S, KS, TS, STS. Setiap responden hanya diberi kesempatan untuk menceklist √ satu jawaban. Adapun kodenya sebagai berikut: STS : sangat tidak setuju Nilai : 1 TS : tidak setuju Nilai : 2 N : netral Nilai : 3 S : setuju Nilai : 4 SS : sangat setuju Nilai : 5

A. Hasil Kerja No.

Item Pertanyaan STS TS N S SS 1 Saya selalu mencapai target pekerjaan yang ditetapkan oleh Hotel Madani Medan. 2 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Hotel Madani Medan tepat waktu. 3 Sebagai sales, Saya berusaha mencapai target pekerjaan dalam mencari pelanggan yang ditugaskan kepada saya oleh Hotel Madani Medan. 4 Saya selalu tanggap dalam menghadapi keluhan pelangga Hotel Madani Medan. 5 Saya selalu bersikap ramah kepada pelanggan Hotel Madani medan. 6 Sebagai reception, Saya selalu melayani Pelanggan Hotel madani Medan dengan baik.

B. Pengetahuan Pekerjaan No.

Item Pertanyaan STS TS N S SS 1 Saya mampu berkomunikasi dengan baik kepada pelanggan Hotel Madani Medan. 2 Saya memilki pengalaman dalam Universitas Sumatera Utara menyelesaikan masalah yang berupa keluhan dari pelanggan Hotel Madani Medan. 3 Saya selalu berusaha melayani pelanggan Hotel Madani Medan dengan baik.

C. Inisiatif No.

Item Pertanyaan STS TS N S SS 1 Saya selalu mempunyai ide dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh perusahaan. 2 Saya berusaha untuk menciptakan kenyamanan dalam diri saya sewaktu pekerja. 3 Saya mampu menyelesaikan keluhan pelanggan Hotel Madani Medan.

D. Kecekatan Mental No.

Item Pertanyaan STS TS N S SS 1 Bapak selalu siap dalam menghadapi situasi yang rumit misalnya keluhan yang kurang baik dari pelanggan. 2 Saya selalu menerima intruksi dengan baik dari pimpinan perusahaan. 3 Saya mampu beradaptasi dengan pekerjaan yang yang diberikan kepada saya.

E. Sikap No.

Item Pertanyaan STS TS N S SS 1 Bapak selalu memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan Hotel Madani Medan. 2 Saya selalu bersikap baik kepada setiap pelanggan Hotel Madani Medan. 3 Saya berusaha menciptakan suasana pelayan yang terbaik bagi pelanggan Hotel Madani Medan. Universitas Sumatera Utara

F. Disiplin Waktu dan Absensi No.

Item Pertanyaan STS TS N S SS 1 Bapak selalu datang dan hadir tepat waktu. 2 Saya selalu mengerjakan pekerjaan dengat tepat waktu. 3 Saya selalu patuh terhadap peraturan perusahaan. 4 Saya selalu mematuhi jam masuk dan keluar kerja sesuai peraturan peraturan perusahaan. TERIMA KASIH Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Edy Sutrisno 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta: Prenada Media. Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta : Prenada Media. Hasibuan, Malayu S. P 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Bumi Aksara. Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Semarang : BP-Universitas Diponegoro Istijanto OEI 2010. Riset Sumber Daya Manusia, Cetakan Keempat, Jakarta: Gramedia. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Ketujuh, Bandung: Remaja Rosdakarya Mangkuprawira, Sjafri 2009 Manajemen Sumber Daya Manusia, Bogor: IPB Press, Cetakan Kedua Manullang, M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen.Cetakan Ketujuhbelas, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mathis, Robert L dan John H. Jackson 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta. Mudrajad Kuncoro 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta : Erlangga Pandji Anoraga. 2009, Manajemen Bisnis, cetakan ketiga, Jakarta: Rineka Cipta Rivai Veithzal. 2008. Manajemen Sumber daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Rosyidi, Mochammad Anwar. 2007. Pengaruh Faktor-Faktor Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Malang, Skripsi, http:dspace.fe.unibraw.ac.id . Diakses tanggal 2 Oktober 2012 Universitas Sumatera Utara

BAB III PEMBAHASAN

A. Motivasi 1. Pengertian dan Tujuan Motivasi

Menurut McCormick dalam Wihardick 2008: 203-209, Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi prilaku manusia. Motivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan, pendukung atau kebutuhan - kebutuhan yang dapat membuat seseorang bersemangat dan termotivasi untuk mengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga dapat bertindak dan berbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke arah yang optimal. Motivasi berfungsi sebagai penggerak atau dorongan kepada para karyawan agar mau bekerja dengan giat demi tercapainya tujuan perusahaan secara baik, untuk lebih jelasnya berikut pendapat Manullang 2004: 146 yang menyatakan: “Motivasi adalah memberikan daya perangsang kepada karyawan yang bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan segala daya dan upay anya.” Menurut McCormick dalam Mangkunegara 2007: 94: “Motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.” Menurut Robin dalam Sutrisno 2009: 117: “Motivasi adalah suatu kerelaan berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan 21 Universitas Sumatera Utara organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha memuaskan beberapa keputusan individu.” Dari uraian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan mampu, cakap dan terampil tapi yang terpenting mereka dapat bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan sangat berguna bagi perusahaan jika mereka mau bekerja dengan giat. Dalam pemberian motivasi tidak terlepas dari kemampuan pimpinan untuk dapat memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para karyawannya yang kelak akan menentukan efektivitas seorang pimpinan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara pimpinan dapat memotivasi karyawannya dalam hal pelaksanaan kegiatan. Pada dasarnya para pimpinan perusahaan harus memiliki tujuan dalam hal pemberian motivasi kepada para karyawannya di perusahaan, Agar para karyawan dapat meningkatkan kemampuan dalam bekerja serta perusahaan dapat mencapai tujuan. Adapun tujuan motivasi menurut Hasibuan 2007: 146 yaitu: 1 Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2 Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 3 Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan. 4 Meningkatkan kepemimpinan karyawan. 5 Mengefektifkan pengadaan karyawan. Universitas Sumatera Utara 6 Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7 Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan. 8 Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 9 Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 10 Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat bahan baku. Dengan demikian adanya tujuan dari pemberian motivasi ini, diharapkan agar para karyawan dapat lebih giat lagi bekerja dan dapat bekerjasama dalam pencapaian tujuan yang telah ditargetkan demi tercapainya keberhasilan yang disepakati perusahaan. Sehingga dengan adanya tujuan pemberian motivasi ini juga diharapkan dapat karyawan melaksanakan tugas yang diberikan.

2. Teori-Teori Motivasi

Teori-teori motivasi yang akan dikemukakan berikut ini merupakan hal penting, karena teori motivasi ini dapat memudahkan bagi manajemen perusahaan untuk dapat menggerakkan, mendorong dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada para karyawan. Menurut Sutrisno 2009: 130 teori motivasi dikelompokkan dua aspe, yaitu: “1 Teori Kepuasan Universitas Sumatera Utara 2 Teori Motivasi Proses” Adapun penjelasan dari kedua teori tersebut adalah: 1 Teori Kepuasan Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusakan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang. Kebutuhan dan pendorong ini adalah keinginan memenuhi kepuasan material maupun non material yang diperolehnya dari pekerjaannya. Menurut Sutrisno 2009: 131 teori kepuasan dipelopori oleh F.W.Taylor, Abraham Maslow, McClelland, Frederick Herzberg, Claynton P. Alderfer dan Dauglas Mc Gregar. Berikut ini penjelasan dari teori kepuasan yang dipelopori oleh ahli-ahli tersebut: a F.W. Taylor dengan Teori Motivasi Konvensional 2002 : 167 Teori motivasi konvensional ini termasuk content theory, karena F.W. Taylor memfokuskan teorinya pada anggapan bahwa keinginan untuk pemenuhan kebutuhannya yang menyebabkan orang mau bekerja keras. Dengan teori ini, dapat disebutkan bahwa seseorang akan mau berbuat atau tidak berbuat didorong oleh ada atau tidak Universitas Sumatera Utara adanya imbalan yang akan diperoleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, seorang pemimpin haruslah berusaha memberikan imbalan berbentuk materi, agar bawahannya bersedia diperintah melakukan pekerjaan yang telah ditentukan. Jika besar imbalan ini bertambah, maka intesitas pekerjaan pun akan dapat dipacu, jadi, teori ini pemberian imbalanlah yang memotivasi seorang untuk melakukan pekerjaan. b Abraham H. Maslow dengan Teori Hierarkhi Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow dan Sutrisno 2009: 131-132 mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan, yaitu sebagai berikut: 1 Kebutuhan fisiologis 2 Kebutuhan rasa aman 3 Kebutuhan hubungan sosial 4 Kebutuhan pengakuan 5 Kebutuhan aktualisasi diri Berikut ini penjelasan dari lima hierarki kebutuhan manusia, yaitu: 1 Kebutuhan fisiologis Kebutuhan untuk mempertahankan hidup, yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan akan makan, Universitas Sumatera Utara minum, dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seseorang berprilaku dan bekerja dengan giat. 2 Kebutuhan rasa aman Kebutuhan tingkat kedua menurut Maslow adalah kebutuhan keselamatan. 3 Kebutuhan hubungan sosial Kebutuhan sosial dibutuhkan karena merupakan alat untuk ber-interaksi sosial, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya. Pada dasarnya manusia normal tidak akan mau hidup menyendiri seorang diri di tempat terpencil, ia selalu membutuhkan hidup berkelompok. 4 Kebutuhan pengakuan Kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan akan penghargaan dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetapi perlu juga diperhatikan oleh pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi seseorang dalam suatu organisasi, semakin tinggi pula prestisenya. Prestasi dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai symbol status itu. 5 Kebutuhan aktualisasi diri Universitas Sumatera Utara Kebutuhan aktualisasi adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai kinerja yang sangat memuaskanluar biasa. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh para pimpinan perusahaan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Kekuatan teori Maslow dengan teori kebutuhan motivasi 2009: 201 adalah kemampuannya untuk mendalami jenis-jenis kebutuhan dan motif yang mendorongnya. Semantara itu, segi kelemahannya adalah bahwa kebutuhan yang selalu bertingkat sesuai urutannya tidaklah selamanya benar dan konsisten. Selain itu kelemahan yang lain adalah kategori dari kebutuhan cenderung hanya ditentukan secara umum. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori hierarki kebutuhan Maslow ini hanya merupakan salah satu teori motivasi yang telah berhasil menyusun adanya klasifikasi kebutuhan manusia. Konsep mengenai kebutuhan ini sebenarnya merupakan suatu kenyataan yang bersifat perorangan sebagai akibat dari banyaknya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan dari seseorang seperti faktor sosial, ekonomi, Universitas Sumatera Utara kultural, pendidikan dan faktor-faktor keluarga. Faktor-faktor tersebut menyebabkan berbedanya kebutuhan setiap orang itu. Perbedaan perorangan itu bahkan tidak hanya antara orang-orang yang hidup dalam satu lingkungan budaya yang luas, tetapi kadang-kadang juga di antara mereka yang tumbuh dari satu keluarga yang sama. c David MC. Clelland dengan Teori Motivasi Prestasi 2000 : 201 Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh David Mc Clelland disebut juga dengan teori motivasi prestasi. Dalam Sutrisno 2009: 139 menurut Teori ini ada tiga komponen dasar yang dapat digunakan untuk memotivasi orang bekerja, yaitu kebutuhan akan: 1 Need for Achievement Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini, berhubungan erat dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu. 2 Need for Affiliation Merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain. 3 Need for Power Kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi terhadap orang lain. Kebutuhan ini, menyebabkan orang yang bersangkutan tidak atau kurang Universitas Sumatera Utara memedulikan perasaan orang lain. Lebih lanjut dijelaskan pada kehidupan sehari-hari. Teori kebutuhan dari MCClelland mungkin paling tepat diterapkan untuk memeahami karier-karier organisasi perusahaan dan manajer. Mereka mengenal ketiga kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan untuk berhasil, kebutuhan untuk berkuasa dan kebutuhan untuk bersahabat. Namun realita yang ada, cenderung berat sebelah entah terhadap keberhasilan, kekuasaan atau bersahabat. d Frederick Herzberg dengan Teori Model dan Faktor 2005 : 110 Dari teori ini, timbul paham bahwa dalam perencanaan pekerjaan harus diusahakan sedemikian rupa agar kedua faktor yaitu pemeliharaan dan motivasi dapat dipenuhi. Banyak kenyataan yang dapat dilihat, misalnya dalam perusahaan, kebutuhan kesehatan mendapat perhatian lebih banyak daripada pemenuhan kebutuhan individu secara keseluruhan. Hal ini dapat dipahami karena kebutuhan ini mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kelangsungan hidup individu. Kebutuhan peningkatan prestasi dan pengakuan adakalanya dapat dipenuhi dengan memberikan bawahan suatu tugas yang menarik untuk dikerjakannya. Hal ini adalah suatu tantangan bagaimana suatu pekerjaan direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat menstimulasi dan menantang para pekerja serta menyediakan kesempatan baginya untuk maju. Universitas Sumatera Utara e Clayton P. Alderfer dengan Teori ERG 2003 : 18 Clayton P. Alderfer mengemukakan teori-teorinya dengna nama teori ERG Exixtence, Relatedness, Growth. Teori ini merupakan modividkasi dari teori hierarki kebutuhan Maslow. Dalam memodifikasi ini memanfaatkan kelimat tingkat kebutuhan Maslow menjadi tiga macam kebutuhan saja. Untuk setiap orang perlu memenuhi kebutuhan tersebut dengan sebaik- baiknya. Teori ini lebih mendekati kenyataan hidup yang dihadapi sehari-hari, karena bahwa berbagai kebutuhan manusia yang kompleks itu diusahakan pemuasan secara simultan, meskipun sudah barang tentu dengan tingkat intensitas yang berbeda-beda, baik antara seseorang dengan orang lain maupun oleh seseorang pada waktu yang berbeda-beda. f Douglas McGregor dengan Teori X dan Y 2000 :46 Mengungkapkan dua cara yang dapat dilakukan dalam mendalami perilaku manusia, yang terkandung dalam teori X teori konvensional dan teori Y Teori Potensial. Menurut Ringga Arie Suryadi 2009 :78 Prinsip teori X didasarkan pada pola pikir konvensional yang ortodoks, dan menyorot sosok negatif perilaku manusia. Teori ini memandang manusia dengan kaca mata gelap, dan buram, yang menganggap manusia itu: malas dan tidak suka bekerja, kurang bisa bekerja keras atau menghindar dari tanggung jawab, mementingkan diri Universitas Sumatera Utara sendiri, dan tidak mau peduli pada orang lain karena itu bekerja lebih sukat dituntun dan diawasi serta kurang suka menerima perubahan dan ingin tetap seperti yang dulu. Sedangkan Anaroga 2008 :8 Berpendapat bahwa Prinsip umum teori Y amat jauh berbeda dari teori X. Teori ini dapat dikatakan merupakan suatu revolusi pola pikir dalam memandang manusia secara optimis, karena itu disebut sebagai teori potensial. Sedangkan teori Y memandang manusia itu pada dasarnya: rajin, aktif dan mau mencapai prestasi bila kondisi konduktif; sebenarnya mereka dapat produktif, perlu diberi motivasi; selalu ingin perubahan dan merasa jemu pada hal-hal yang monoton, dapat berkembang bila diberi kesempatan yang lebih besar. 2 Teori Motivasi Proses Teori proses ini berlawanan dengan teori-teori kebutuhan seperti yang diuraikan di atas, teori-teori proses memusatkan perhatiannya pada bagaimana motivasi terjadi. Dengan kata lain, teori proses pada dasarnya berusaha menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer. Bila diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seorang individu bekerja serta hasil apa yang telah diperolehnya. Universitas Sumatera Utara Jika bekerja baik saat ini, akan diperoleh hasil yang baik untuk hari esok. Jadi, hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang. Dalam Sutrisno 2009: 154 mengemukakan bahwa ada tiga teori motivasi proses yang lazim dikenal yaitu: “a Teori Harapan b Teori Keadilan c Teori pengukuhan” Adapun penjelasan dari ketiga teori motivasi proses tersebut adalah: a Teori Harapan Kekuatan yang memotigvasi seseorang bekerja giat dalam melaksanakan pekerjaanya bergantung pada hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dengan kebutuhan dari pekerjaan itu. Beberapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginan sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannyaitu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya, ia akan bekerja keras pula, dan sebaliknya. b Teori Keadilan Teori ini menekankan bahwa ego manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama. Bagaimana perilaku bawahan dinilai oleh atasan akan Universitas Sumatera Utara mempengaruhi semangat kerja mereka. Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. c Teori pengukuhan Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya promosi bergantung pada prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Bonus kelompok bergantung pada tingkat produksi kelompok itu. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku itu. Jadi prinsipnya pengukuhan selalu berhbuungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Sutrisno 2009: 124 menyatakan faktor-faktor motivasi dibedakan atas dua, yaitu: “Faktor Intern dan faktor ekstern yang berasa dari karyawan”. Adapun penjelasan dari kedua faktor yang mempengaruhi motivasi adalah : 1 Faktor Intern Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang, antara lain: a Keinginan untuk dapat hidup Universitas Sumatera Utara b Keinginan untuk dapat memiliki c Keinginan untuk memperoleh penghargaan d Keinginan untuk memperoleh pengakuan e Keinginan untuk berkuasa 2 Faktor Ekstern Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang. Faktor ekstern itu adalah: a Kondisi lingkungan kerja b Kompensasi yang memadai c Supervisi yang baik d Adanya jaminan pekerjaan e Status dan tanggung jawab f Peraturan yang fleksibel

4. Indikator Motivasi

Menurut Mangkunegara 2007: 104 ada 2 faktor yang harus diperhatikan dan sangat mempengaruhi motivasi berprestasi dan pencapaian prestasi, yaitu tingkat kecerdasan IQ dan kepribadian. Artinya, orang yang mempunyai motivasi yang tinggi bila memiliki kecerdasan yang memadai dan kepribadian yang dewasa akan mampu mencapai prestasi maksimal. Hal ini karena IQ merupakan kemampuan potensi dan kepribadian merupakan kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan fungsi psiko-fisiknya yang sangat menentukan dirinya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Universitas Sumatera Utara Mc Clelland dalam Sule dan Saefullah 2005: 243 menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi N-Achnilai kebutuhan tinggi memiliki karakteristik sebagai orang yang menyukai pekerjaan yang menantang, beresiko, serta menyukai adanya tanggapan atas pekerjaan yang dilakukan. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang rendah N-Achnilai kebutuhan rendah cenderung memiliki karakteristk sebaliknya. Menurut Mengkunegara 2007: 111 petunjuk penilaian untuk daftar pertanyaan mengenai motivasi yaitu: 1 Kerja Keras 2 Orientasi Masa Depan 3 Tingkat Cita-cita yang Tinggi 4 Orientasi TugasSasaran 5 Usaha untuk Maju 6 Ketekunan 7 Rekan kerja yang dipilih 8 Pemanfaatan waktu

B. Kinerja 1. Pengertian Kinerja