Pembilasan Secara ManualMekanis Efisiensi Pengendapan

Jika bahan yang mengendap adalah bahan-bahan kohesif, maka untuk menentukan besarnya gaya geser dapat dipakai grafik yang diturunkan dari USBR oleh Lane lihat Gambar 2.9. Gambar 2.9 Gaya tarik traksi pada bahan kohesif Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Standar Perencanaan Irigasi, KP – 02 Jakarta Badan penerbit P.U., 1986.

b. Pembilasan Secara ManualMekanis

Pembersihan kantong secara menyeluruh jarang dipakai secara manual. Dalam hal-hal tertentu, pembersihan manual dilakukan disamping pembilasan secara hidrolis terhadap bahan-bahan kohesif 0.8 1.0 2 3 4 5 6 8 10 20 30 40 50 60 80 100 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.8 1.0 2 3 4 5 6 8 10 data - ussr ref.11,LANE 1955 pasir non-kohesit 0.2 mm cukup padat sangat padat lepas padat gaya geser dalam Nm2 tan ah lem pu ng ku rus ni lai ba nd ing r 0n gg a d a la m l emp ung pa s i r an k ad a r p as i r k u r a ng d a r i 5 Universitas Sumatera Utara atau bahan-bahan yang sangat kasar. Pembersihan secara mekanis jarang dilakukan karena alat-alat yang digunakan relatif mahal, seperti mesin pengeruk, pompa pasir, backhoe dan sebagainya. Volume tampungan bergantung banyaknya sedimen sedimen dasar maupun sedimen layang yang akan tiba hingga saat pembilasan. lihat Gambar 2.10. Gambar 2.10 Potongan melintang dan potongan memanjang kantong lumpur yang menunjukkan metode pembuatan tampungan Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Standar Perencanaan Irigasi, KP – 02 Jakarta Badan penerbit P.U., 1986. Universitas Sumatera Utara

2.6.6. Pengontrolan Terhadap Berfungsinya Kantong Lumpur

Dalam perencanaan dimensi kantong lumpur harus mencakup pengontrolan terhadap efisiensi pengendapan dan efisiensi pembilasan.

a. Efisiensi Pengendapan

Pengontrolan terhadap efisiensi pengendapan perlu dilakukan untuk dua keadaaan yaitu: 1 Pengontrolan terhadap pengaruh proses pengendapan partikel- partikel dengan kecepatan endap yang berbeda-beda dari kecepatan endap partikel rencana. Untuk keadaan ini dapat dikontrol dengan grafik pembuangan sedimen dari Camp lihat Gambar 2.11. Grafik ini memberikan efisiensi sebagai fungsi dari dua parameter. Kedua parameter tersebut adalah W W 0 dan W V0 . Dimana: w = Kecepatan endap partikel-partikel yang ukurannya di luar ukuran partikel yang direncana mdetik w = Kecepatan endap rencana mdetik V = Kecepatan rata-rata aliran dalam kantong lumpur mdetik Dari dari diagram Camp lihat Gambar 2.11 efisiensi kantong lumpur untuk berbagai diameter sedimen dapat ditentukan. hn w = L Vn .................................................2.17 Maka, w = hn ×vn L ..................................2.18 Dimana : w = Kecepatan endap rencana mdetik h n = Kedalaman air rencana m v n = Kecepatan aliran mdetik Universitas Sumatera Utara L = Panjang saluran m Gambar 2.11 Grafik pembilasan sedimen dari Camp untuk aliran turbulensi Camp 1945 Sumber: Departemen Pekerjaan UmumStandar Perencanaan Irigasi, KP – 02 Jakarta Badan penerbit P.U., 1986. 0.001 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 2 3 4 6 8 0.01 2 3 4 6 8 0.1 2 3 4 6 8 1.0 a. pengaruh aliran turbulensi terhadap sedimentasi aliran masuk aliran keluar b.efisiensi sedimentasi partikel-patikel individual untuk aliran turbulensi Wvo 2.0 1.5 1.2 1.1 1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 e fi s ie n s i W Wo daerah sedimentasi Universitas Sumatera Utara 2 Pengontrolan terhadap pengaruh turbulensi dari air Turbulensi disebabkan oleh tidak tepatnya kecepatan air pada suatu titik aliran. Sedangkan derajat turbulensi merupakan fluktuasi kecepatan terhadap kecepatan rata-rata. Untuk aliran lamier, derajat turbulensi ini sangat kecil bahkan dapat diabaikan. Derajat turbulensi sangat mempengaruhi keadaan suspensi material yang ada dalam kantong lumpur lihat Gambar 2.11. Shinohara Tsubaki telah meyelidiki dan memberikan kriteria bahwa material akan tetap dalam keadaan suspensi penuh, jika: v ∗ w 5 3 ....................................................2.19 Dimana: v = Kecepatan geser mdetik, v = ghI 0,5 g = Percepatan gravitasi, g = 9,8 mdetik 2 h = Kedalaman air m I = Kemiringan energi w = Kecepatan endap sedimen mdetik Untuk keadaan ini sebaiknya dicek untuk dua kondisi yang berbeda, yaitu: a Untuk kondisi kantong lumpur dalam keadaaan kosong b Untuk kondisi kantong lumpur dalam keadaaan penuh

b. Efisiensi Pembilasan