Pembuatan Kurva Kalibrasi Besi Pembuatan Kurva Kalibrasi Tembaga

24 dengan akua demineralisata konsentrasi 10 µgml. Kurva kalibrasi magnesium dibuat dengan cara memipet 0,5; 0,75; 1,0; 1,25; dan 1,5 ml larutan baku magnesium 10 µgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan menggunakan akua demineralisata larutan ini mengandung konsentrasi magnesium 0,10; 0,15; 0,2; 0,25; dan 0,3 µgml dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 285,2 nm dengan nyala udara-asetilen.

3.5.5.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Besi

Larutan baku besi konsentrasi 1000 µgml dipipet sebanyak 2,5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata konsentrasi 100 µgml. Kurva kalibrasi besi dibuat dengan cara memipet 1,25; 1,50; 1,75; 2,00; dan 2,25 ml larutan baku 100 µgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata larutan ini mengandung konsentrasi besi 5,0; 6,0; 7,0; 8,0; dan 9,0 µgml dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 248,3 nm dengan nyala udara-asetilen.

3.5.5.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Tembaga

Larutan baku tembaga konsentrasi 1000 µgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata konsentrasi 10 µgml. Kurva kalibrasi tembaga dibuat dengan cara memipet 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 ml larutan baku 10 µgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata larutan ini mengandung konsentrasi Universitas Sumatera Utara 25 tembaga 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 µgml dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 324,8 nm dengan nyala udara-asetilen. 3.5.6 Penetapan Kadar Magnesium, Besi dan Tembaga dalam Sampel Sebelum dilakukan penetapan kadar magnesium, besi, dan tembaga dalam sampel, terlebih dahulu alat spektrofotometer serapan atom dikondisikan dan diatur metodenya sesuai dengan mineral yang akan diperiksa agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengukuran. Untuk pengukuran kadar magnesium dalam sampel larutan sampel hasil destruksi diencerkan hingga 250 kali. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur metodenya dimana penetapan kadar untuk magnesium dilakukan pada panjang gelombang 285,2 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh digunakan untuk perhitungan konsentrasi magnesium dalam sampel berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Untuk pengukuran kadar besi dan tembaga dalam sampel, larutan sampel hasil destruksi diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur metodenya dimana penetapan kadar besi dan tembaga dilakukan pada masing–masing panjang gelombang 248,3 nm dan 324,8 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh digunakan untuk perhitungan konsentrasi besi dan tembaga dalam sampel berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Konsentrasi µ gml didapatkan dari persamaan regresi kurva kalibrasi: y = ax + b Keterangan: y = Absorbansi x = Konsentrasi Universitas Sumatera Utara 26 Kadar mineral magnesium, besi dan tembaga dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Kadar Logamµ gg = Konsentrasi µgml x Volume ml Berat Sampel g x Faktor pengenceran 3.5.7 Analisis Data Secara Statistik 3.5.7.1 Penolakan Hasil Pengamatan