BAM Connections matrice Bidirectional Associative Memory

Hitung : � � = f x_ �� � Berikan informasi tersebut ke lapisan Y. Langkah 6: Tes kekonvergenan. Jika vektor x dan y telah mencapai keadaan stabil, maka interasi berhenti, jika tidak demikian lanjutkan iterasi [2,10].

2.4.2.3 BAM Connections matrice

� � sebagai vektor masukan dan � � sebagai vector keluaran berasosiasi dengan pasangan � � , � � yang dapat digambarkan secara logika dengan implikasi: jika � � dan � � . Begitu pula sebaliknya: jika � � dan � � asosiasi pasangan tersebut akan diketahui oleh BAM dengan membentuk suatu bobot W. Proses untuk membentuk matriks W disebut encoding. Encoding : terdapat m pasangan pola{ � 1 , � 1 , � 2 , � 2 ,…, � � , � � }. � � = � �1 , � �2 ,…, � �� adalah vektor biner dengan panjang n ; � � ∈{0,1} � dan � � = � �1 , � �12 ,…, � �� adalah vektor biner dengan panjang p ; � � ∈ {0,1} � . Formula untuk menghitung W adalah: W = ∑ � ��� � � � � � , i=1, 2, …,m 1.4 Dan dualitas BAM bobot yang menghubungkan antara satu neuron B dengan A � � adalah: � � = ∑ � ��� � � � � � � = ∑ � ��� � � � � � 1.5 Jika dalam bentuk bipolar maka bentuk binari � � dan � � harus ditransform menjadi bentuk bipolar � � dan � � dengan mengganti 0 dengan -1 dan 1 tetap 1, atau dengan rumus berikut: Universitas Sumatera Utara � � = 2 � � − 1 1.6 Atau � � = 2 � � – 1 1.7 Sekarang m pasangan pola dalam bentuk bipolar { � 1 , � 1 , � 2 , � 2 , …, � � , � � }. � � = � �1 , � �2 , …., � �� , � � = � �1 , � �2 , …., � �� , � � ∈{-1,1} � , � � ∈{-1,1} � Maka perumusan W adalah: W = ∑ � ��� � � � � � , i = 1, 2, …, m 1.8 Dan dualitas BAM � � adalah : � � = ∑ � ��� � � � � � � = ∑ � ��� � � � � � 1.9 Contoh : Terdapat suatu himpunan S yang terdiri dari 4 pasang pola, S – { � 1 , � 1 , � 2 , � 2 , � 3 , � 3 , � 4 , � 4 }. Representasi vektor pasangan dalam bentuk biner : � 1 =[ 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 ] � 1 = [ 1 0 0 0 0 1 1] � 2 = [ 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1] � 2 = [ 1 0 0 1 1 1 0] � 3 = [ 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1] � 3 = [ 1 0 1 1 0 1 0] � 4 = [ 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1] � 4 = [ 0 1 1 0 1 0 1] Sedangkan dalam bentuk bipolar, representasi vektor menjadi : � 1 = [ 1 1 1 -1 1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 ] � 1 = [ 1 -1 -1 -1 -1 1 1 ] � 2 = [ 1 -1 -1 1 1 1 -1 1 1 -1 1 1 1 -1 -1 1 ] � 2 = [ 1 -1 -1 1 1 1 -1 ] � 3 = [ 1 1 1 1 -1 -1 1 -1 -1 1 -1 -1 1 1 1 1 ] � 3 = [ 1 -1 1 1 -1 1 -1 ] Universitas Sumatera Utara � 4 = [-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 1 ] � 4 = [-1 1 1 -1 1 -1 1 ] Dari persamaan 1.8 matriks W yang terbentuk dalam BAM adalah : W = � 1 � � 1 + � 2 � � 2 + � 3 � � 3 + � 4 � � 4 Didapatkan : Decoding adalah operasi pemanggilan terhadap pasangan pola yang disimpan. W = Universitas Sumatera Utara Persamaan decoding untuk pola dalam bipolar adalah : � � = � � � � � 1.10 � � = � � � � 1.11 Dimana � adalah fungsi threshold untuk � �� dan � �� : � �� = � 1, ���� � � � � � −1, ���� � � � � � ≤ 0 � 1.12 Dan � �� = � 1, ���� � � � � −1, ���� � � � � ≤ 0 � 1.13 Jika diberikan � � maka akan dengan menggunakan persamaaan 1.13, � � yang dihasilkan adalah : � 1 = � � 1 � = [ 1 -1 -1 -1 -1 1 1 ] � 2 = � � 2 � = [ -1 -1 -1 1 1 -1 -1 ] � 3 = � � 3 � = [ 1 -1 1 1 -1 1 -1 ] � 4 = � � 4 � = [ -1 1 1 -1 1 -1 1 ] Perlu diperhatikan bahwa � 2 belum sama[ 2 ]. Keterangan : � � = vektor masukan � � = vektor keluaran W = matriks bobot n = jumlah baris p = jumlah kolom � � = transpos matriks bobot Universitas Sumatera Utara

2.4.2.4 Stabilitas BAM

Dokumen yang terkait

Implementasi Jaringan Syaraf Metode Bidirectional Associative Memory untuk Pengenalan Pola Wajah

3 100 120

Implementasi Jaringan Syaraf Metode Bidirectional Associative Memory Untuk Pengenalan Pola Wajah

5 41 120

Implementasi Jaringan Syaraf Metode Bidirectional Associative Memory Untuk Pengenalan Pola Wajah

0 0 6

Implementasi Jaringan Syaraf Metode Bidirectional Associative Memory Untuk Pengenalan Pola Wajah

0 0 2

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Bidirectional Associative Memory Untuk Pengidentifikasian Telapak Tangan Manusia (Studi Kasus: Mahasiswa S1 Ilmu Komputer Usu Stambuk 2010 Kom A)

0 0 13

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Bidirectional Associative Memory Untuk Pengidentifikasian Telapak Tangan Manusia (Studi Kasus: Mahasiswa S1 Ilmu Komputer Usu Stambuk 2010 Kom A)

0 0 1

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Bidirectional Associative Memory Untuk Pengidentifikasian Telapak Tangan Manusia (Studi Kasus: Mahasiswa S1 Ilmu Komputer Usu Stambuk 2010 Kom A)

0 0 5

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Bidirectional Associative Memory Untuk Pengidentifikasian Telapak Tangan Manusia (Studi Kasus: Mahasiswa S1 Ilmu Komputer Usu Stambuk 2010 Kom A)

0 2 18

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Bidirectional Associative Memory Untuk Pengidentifikasian Telapak Tangan Manusia (Studi Kasus: Mahasiswa S1 Ilmu Komputer Usu Stambuk 2010 Kom A)

0 0 25

Jaringan Syaraf Tiruan Bidirectional Associative Memory (BAM) Sebagai Identifikasi Pola Sidik jari Manusia ZAINAL ARIFIN

0 0 6