Analisis Batubara Batubara di Indonesia

diterbangkan angin dipengaruhi pula oleh kandungan lengas moisture content. Makin kecil nilai HGI, maka makin keras keadaan batubaranya. Harga HGI diperoleh dengan menggunakan rumus : HGI = 13,6 + 6,93 W Di mana W adalah berat dalam gram dari batubara halus berukuran 200 mesh. Sebagai catatan, harga HGI batubara Indonesia berkisar antara 35-60. Dalam penelitian Amperiadi 2005 terhadap batubara dari daerah Sebulu, Kalimantan timur didapatkan nilai HGI antara 41-45.

3. Ash fusion character of coal

Batubara apabila dipanaskan bersama-sama terutama anorganik impurities akan meleburmeleleh. Apabila ini sampai terjadi akan berpengaruh pada tingkat pengotoran fouling, pembentukan kerak slagging, dan akibat terjadinya gangguan pada blower.

2.1.6. Analisis Batubara

Banyak cara yang dilakukan untuk mengetahui kualitasmutu batubara berkaitan dengan pemanfaatannya. Pada prinsipnya dikenal 2 jenis pengujiananalisis yaitu Analisis Proksimat Proximate Analysis dan Analisis Ultimat Ultimate Analysis Elemental Analysis.

1. Analisis Proksimat,

yang perlu diketahui antara lain : a. Moisture Content b. Ash Content Universitas Sumatera Utara c. Volatile Matter d. Fixed Carbon e. Total Sulfur f. Gross Calorific Value g. Hardgrove Gindability Index

2. AnalisisUltimate,

yang perlu diketahui antara lain: a. Carbon Content b. Hidrogen Content c. Oxygen Content d. Nitrogen Content e. Sulfur Content Dalam analisis ultimate ingin diketahui besaran dan jenis unsurelemen pembentuk batubara khususnya unsur C, H, O, N, dan S. Kandunganjumlah oksigen merupakan salah satu indikator dari chemical properties batubara. Hal ini akan mampu menjelaskan sifat batubara terhadap kemudahan terbakarmenyala, yang sering dikaitkan dengan macam tingkatan batubara, kemampuan mencair liquifaction dan sifat berubah menjadi coke coking dari batubara, di samping merupakan informasi yang penting untuk determinasi dalam penggolongan batubara rank determination . Jumlah kandungan oksigen biasanya diperolehdihitung dengan cara mengurangkan hasil analisis ultimat dari unsur C, H, N, S pada nilai 100. Metode ini dikenal sebagai “oxygen-by-difference” Penilaian jumlah oksigen dengan cara mengurangi akan menimbulkan kesalahan secara akumulatif terhadap unsur lainnya dan juga perhitungan terhadap mineral matter dan mineral matter free basis. Sebagai catatan, untuk menghitung Universitas Sumatera Utara persentase oksigen, suatu metode telah dikembangkan pada tahun 1950, khususnya untuk batubara, tetapi metode tersebut dirasakan kurang praktis karena hanya mampu dilakukan apabila sarana laboratorium cukup lengkap. Menurut Ehmann et al.1986, melalui percobaannya terhadap 35 sampel batubara Amerika, mengusulkan metode yang paling baik untuk mengetahui keberadaan oksigen dalam batubara yaitu dengan PC-DMC Pyrolisis Demineralized Coal pada 1200 ⁰C dalam Nitrogen, mengembangkan konversi CO menjadi CO dan coulo-metric determination of CO . Hasilnya hampir sama dengan hasil analisis dengan metode Fast Neutron Activation Analysis FNAA. Perbedaan hasil analisis antara metode “oxygen-by-difference-procedure” 1 dengan metode PC-DMC berkisar pada nilai 1, dengan nilai deviasi dari +1 ke- 4 Menurut Ehmann et al. Khususnya pada tingkat rendah 3 dan tingkat tinggi 15, kandungan oksigen pada batubara yang perlu dipertimbangkan keberadaannya. Proses demineralisation batubara, merupakan suatu keharusan yang perlu dilakukan apabila batubara akan dimanfaatkan dalam industri baik sebagai coal plant, power plant . Pencermatan analisis batubara lebih diarahkan pada kemampuan untuk menghasilkan panas.Pemanasan sangat dimungkinkan berjalan sangat cepat atau agak lambat. Batubara cukup dipanaskan atau dicampur dengan bahan inert. Sifat batubara ditentukan oleh beberapa hal antara lain: cara terbentuknyatumbuhan asal, dan tempat terbentuknyatempat penambangan. Sangat boleh jadi sifat batubara yang berasal dari Sumatera, berbeda dengan sifat Universitas Sumatera Utara batubara yang berasal dari Kalimantan dibawah ini diberikan contoh hasil analisis proksimat batubara dari Sumatera dan batubara dari Kalimantan. Tabel 2.1. Hasil Analisis Proksimat Batubara UNSUR UNIT SUMATERA SEBULU KALIMANTAN WORST AVERAGE High heating value Kcalkg 4,225 5,245 6,957 Total moisture 28,300 23,600 6,100 Volatile matter 15,100 30,300 43,900 Ash content 12,800 7,800 6,100 Sulfur content 0,9 0,400 0,3700 Hardgrove Grind.Ind - 59,4-65 61,00 41,00 Sumber: Sukandarrumidi, 2006

2.1.7. Sistem Pembakaran Batubara