batubara yang berasal dari Kalimantan dibawah ini diberikan contoh hasil analisis proksimat batubara dari Sumatera dan batubara dari Kalimantan.
Tabel 2.1. Hasil Analisis Proksimat Batubara UNSUR
UNIT SUMATERA
SEBULU KALIMANTAN
WORST AVERAGE
High heating value Kcalkg 4,225
5,245 6,957
Total moisture 28,300
23,600 6,100
Volatile matter 15,100
30,300 43,900
Ash content 12,800
7,800 6,100
Sulfur content 0,9
0,400 0,3700
Hardgrove Grind.Ind
- 59,4-65
61,00 41,00
Sumber: Sukandarrumidi, 2006
2.1.7. Sistem Pembakaran Batubara
Pemakaian batubara sebagai bahan bakar melalui proses sebagai berikut : 1.
Reclaim Hopper Pada bangunan ini terdapat bebarapa komponen yaitu :
Receiving Bin
: Komponen ini berupa bak untuk menampung batubara berukuran sekitar mm.
Vibrating Feeder
: alat ini berfungsi untuk menggetarkan batubara sehingga lebih mudah jatuh melalui kisi-kisi.
Splitter Gate SG
: Dalam bangunan ini terdapat dua buah SG. Ming-masing SG diharapkan dapat mengarahkan batubara ke Belt
Universitas Sumatera Utara
Conveyor BC 1 dan 2, sehingga bila SG 1 tidak beroperasi
rusak, maka SG 2 akan berfungsi penuh dan sebaliknya. Dalam keadaan normal keduanya berfungsi.
Dust Suppresion System
dan Spray Point : pada saat batubara jatuh ke splite gate partikel kecil debu akan berterbangan.
Chute Pludge Detector CPD
: Batubara dari reclaim klopper ditransfer ke Chrusher oleh Belt Convenyor 1 dan 2. BC berjalan
melewati dinding space bangunan dan CPD berfungsi untuk mendeteksi apakah terjadi penyumbatan pludge atau tidak pada
space yang dilalui.
2. Belt Conveyor
Ban berjalan ini berfungsi untuk membawa batubara dari reclaim hopper ke crusher house dengan kapasitas masing-masing 500 ton h.
3. Crusher House
Sebelum batubara masuk kebangunan ini terlebih dahulu dideteksi oleh metal detector
yang berfungsi untuk mendeteksi material yang bersifat magnetic
pada batubara. Non magnetic detector MD, berfungsi untuk mendeteksi material yang bersifat non material pada batubara. Bila
terdapat bahan non magnetic, maka Belt Conveyor akan berhenti dan bahan tersebut diambil.
Komponen yang terdapat pada bangunan ini adalah : a.
Magnetik Separator MS : diatas masing-masing Belt
Conveyor dipasang magnetic separator yang berfungsi untuk
Universitas Sumatera Utara
menangkap trampt bahan ikutan yang bersifat magnet di dalam coal.
b. Surge Bin
: Bak tempat penampungan batubara. c.
Diverter Gate DG : Alat untuk mengarahkan batubara ke
Crusher . DG 1 melayani Crusher 2 dan DG 2 untuk Crusher 1.
d. Crusher
: Batubara berukuran ± 76 mm digiling sehingga lebih halus dan keluar dengan ukuran ≤ 32 mm dan ditampung pada
DG 3 dan 4. Masing-masing Dg3 dan 4 dapat mengarahkan batubara ke BC 3 dan 4.
e. Chute Pludge detector
: Pada setiap space yang dilalui oleh belt conveyor
dipasang alat ini sehingga dapat dideteksi apakah ada atau tidaknya penyumbatan.
f. Dust Suppression System
dan Sprey Point : Fungsinya sama seperti reclaim hopper.
4. Belt Conveyor
3 dan 4 Ban ini berjalan ini membawa batubara berukuran ≤ 32 mm ke transfer
tower dengan kapasitas 500 ton h.
5. Transfer Tower
Terdiri dari : a.
Sampling System : batubara hasil Crusher perlu diperiksa ukurannya.
Secara berkala sebagian batubara diambil apakah ukuran sudah memenuhi syarat.
b. Spliter Gate, Devirter Gate, Dust Suppression
dan Chute Pludge Detector
fungsinya sama seperti pada Crusher House.
Universitas Sumatera Utara
6. Tripper Belt Conveyor
Alat ini bergerak secara berkala trip untuk mengisi coal silo. Pada lokasi tertentu sepanjang conveyor ini dipasang beberapa chute pludge detector
CPD. 7.
Coal Silo 4 silo bak bak besar diperlukan untuk menampung batubara per unit
boiler. Kapasitas masing-masing silo adalah 160 ton, satu silo sebagai cadangan batubara dari silo ini kemudian ditransfer ke pulverizer
penggiling dan hasilnya adalah bahan bakar boiler, batubara yang sudah halus bersama dengan udara panas ditekan ke alat pembakar burner
untuk menghasilan nyala api diruang bakar boiler. 8.
Bunker Berfungsi untuk menumpuk batubara yang akan ditransfer ke Mill.
9. Mill
Berfungsi untuk menggiling batubara dengan ukuran 200 mesh untuk dihembuskan ke Burner dengan menggunakan udara luar yang sudah
bercampur dengan udara panas yang akan terbakar dengan adanya tekanan panas dan udara.
10. Primary Air Fan
Berfungsi untuk menggiling batubara dengan ukuran 200 mesh untuk dihembuskan ke Burner dengan menggunakan udara luar yang sudah
Universitas Sumatera Utara
bercampur dengan udara panas yang akan terbakar dengan adanya tekanan panas dan udara.
11. Forced Draugh fan FDF
Berfungsi untuk meniupkan udara sekunder yang dibutuhkan untuk pembakaran udara.
12. Boiler
Merupakan tempat pemanasan air menjadi uap dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari pembakaran batubara
13. Tubuler Air Heater
Berfungsi untuk memanaskan udara bakar udara yang berasal dari udara luar melalui gas sisa pembakaran gas buang.
14. Induce Draugh Fan IDF
Berfungsi untuk mengisap gas dari furnace dan meniupkan ke udara.
2.1.8. Abu Batubara dan Pemanfaatannya