bercampur dengan udara panas yang akan terbakar dengan adanya tekanan panas dan udara.
11. Forced Draugh fan FDF
Berfungsi untuk meniupkan udara sekunder yang dibutuhkan untuk pembakaran udara.
12. Boiler
Merupakan tempat pemanasan air menjadi uap dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari pembakaran batubara
13. Tubuler Air Heater
Berfungsi untuk memanaskan udara bakar udara yang berasal dari udara luar melalui gas sisa pembakaran gas buang.
14. Induce Draugh Fan IDF
Berfungsi untuk mengisap gas dari furnace dan meniupkan ke udara.
2.1.8. Abu Batubara dan Pemanfaatannya
Limbah padat batubara dari pabrik terdiri dari abu terbang fly ash dan abu dasar bottom ash yang merupakan sisa pembakaran yang tidak sempurna
dari batubara. Jumlah limbah batubara yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara bervariasi tergantug sumber dan kualitas batubara. Evangelou, 1996.
Abu Ash merupakan hasil pembakaran batubara coal. Ash di kelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Bottom Ash
Merupakan abu yang ditampung pada suatu bak, lokasinya di dasar bottom
dari saluran gas asap. Gas hasil pembakaran mengalir berurutan
Universitas Sumatera Utara
mulai dari ruang bakar boiler, economizer, air heater, electrostatic precipitator, induced draft fan
dan cerobong asap. Berdasarkan aliran keluarnya bottom ash dibedakan menjadi dua yaitu boiler bottom ash dan
economizer bottom ash .
a. Boiler Bottom Ash
Gas hasil pembakaran terdiri dari beberapa komponen dengan spesific grafity
berat jenis yang berbeda-beda. Sebagian komponen abu akan jatuh ke bottom ash hopper secara grafity dan sebagian lainnya ikut
terbawa oleh gas asap. b.
Economizer Bottom Ash Gas asap hasil pembakaran melewati economizer sebelum ke cerobong
asap. Partikel abu yang relatif berat akan ditampung pada economizer storage tank
. Melalui air lock feeder abu kemudian dialirkan ke cylone separator
. Pada cylone separator abu dipisahkan dari gas. Gas dibuang ke atmosfer setelah melewati bag filter dan abunya ditampung pada bottom
ash silo. Pada proses ini udara dihasilkan oleh economizer ash blower ke
air lock feeder, cylone feeder, cylone separator dan economizer storage
tank. 2.
Fly ash handling system a.
Fly ash Bagian akhir yang dilewati gas adalah air heater dan electric
precipitator berfungsi untuk menangkap sejumlah abu terbang hasil
pembakaran batubara sebelum keluar ke cerobong asap berfungsi
Universitas Sumatera Utara
membuang gas sisa pembakaran dengan ketinggian 120 m hal ini bertujuan untuk menghindari pencemaran terhadap lingkungan sekitar.
b. Ash conditioner
Fly ash merupakan abu yang terdapat pada gas asap, abu dengan
specific grafity yang relatif ringan akan ikut terbawa oleh gas asap. Komponennya sebagai berikut :
1. Fly ash silo
: komponen ini merupakan suatu bak penampungan abu dari berbagai tempat.
2. Fluiding air blower
: alat ini berfungsi untuk mengalirkan udara ke fly ash silo
melalui electric air heater dan dry heater, udara ditekan ke fly ash silo sehingga terjadi proses pencampuran abu.
3. Vent van
: alat ini untuk mempermudah transfer abu dari fly ash silo
ke cyclo bath mixer secara vakum. Partikel abu yang lebih berat ditampung pada bak dan dengan menggunakan telescopic
spout disalurkan ke truk abu. Abu yang terbawa oleh vent van
kemudian dislaurkan lagi ke fly ash silo. 4.
Cyclo bath mixer : abu dan fly ash silo dialirkan ke alat ini melalui
rotary feeder . Disini abu dicampur dengan air dan service water
atau metal waste water sehingga mengumpul wet ash dan selanjutnya dikeluarkan dengan menggunakan belt conveyor atau
truk. c.
Dust collection .
Pada setiap perpindahan loading dan unloading batubara dari satu alat ke alat yang lainnya akan terdapat debu.
Universitas Sumatera Utara
Handling nya dengan komponen utama sebagai berikut :
a. Silo
: debu yang terdapat pada silo disalurkan ke dust collector secara vakum.
b. Dust collector
: setelah debu terkumpul pada dust collector, saluran ke silo ditutup dan kemudian debu disemprot oleh air sehingga
debu tersebut menggumpal slurry. Bagian udara dihisap oleh exhaust fan
untuk dibuang ke atmosfer. c.
Screw conveyor : slurry material disalurkan ke alat ini dan
dikembalikan ke silo-silo untuk dipakai kembali sebagai bahan bakar Aladin, 2011.
Pemanfaatan batubara sebagai sumber energi, telah mengubah dan mengarahkan pola hidup manusia, mendatangkan kenutungan, serta mampu
menimbulkan kegiatan industri-industri baru yang bermanfaat untuk masyarakat. Dibalik itu semua ternyata juga mampu menimbulkan masalah terhadap
lingkungan. Sebagai akibat pembakaran batubara, antara lain pada PLTU akan menghasilkan abu terbang. Komposisi kimia unsur utama abu terbang secara
umum dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu 1 oksida logam seperti SiO , Al O , TiO , 2 oksida logam basa seperti Fe O , CaO, MgO, K O, Na O, dan 3
oksida unsur lainnya seperti P O5, SO , sisa karbon dan lain-lain. Dibawah ini akan ditunjukkan komposisi kimia abu terbang dari berbagai jenis batubara.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Komposisi kimia abu terbang dari berbagai jenis batubara dalam berat
KOMPONEN BITUMINOUS
SUB BITUMINOUS
LIGNIT
SiO 20-60
40-60 15-45
Al O 5-35
20-30 10-25
Fe O 10-40
4-10 4-15
CaO 1-12
5-30 15-40
MgO 0-5
1-6 3-10
SO 0-4
0-2 0-10
Na O 0-4
0-2 0-10
K O 0-3
0-4 0-4
LOI 0-15
0-3 0-5
Sumber : ASTM C618-92a 1994 Keterangan :
LOI = lost on ignition hilang terbakar
Pada saat ini para ilmuwan mencoba memanfaatkan abu terbang yang ternyata terdapat dalam jumlah yang sangat banyak. Beberapa usaha pemanfaatan
abu terbang adalah sebagai berikut :
Fly ash sebagai bahan bangunan
Fly ash
sebagai bahan dasar sintesis zeolit
Fly ash sebagai bahan baku semen
Fly ash
sebagai bahan stabilisasi tanah lembek
Fly ash sebagai pupuk
Universitas Sumatera Utara
2.2. Abu Terbang Sebagai Pupuk