Makna Leksikal kata َﺐَﺘَﻛkataba yang terdapat dalamAl-Qur’an

Berdasarkan tabel tersebut terdapat berbagai makna kata َﺐَﺘَﻛkataba seperti : Orang orang yang menulis mereka yang menulis, diwajibkan, ditentukan, hendaklah mereka menulisnya, maka dia tulis, penulis, dia menulis, dia menuliskannya, kitab-kitabnya, masukkanlah kami, ditakdirkan, kami akan mencatat, kami perintahkan, engkau mewajibkan, menulis, Al-qur’an, kami tetapkan, telah kami tetapkan, maka catatlah kami, menetapkan, telah kami tuliskan, maka akan aku tetapkan, di tetapkan, dituliskanlah, dituliskan, kami menuliskan, kami akan menuliskan, lembaran- lembaran kertas, telah ditetapkan, telah kami tuliskan, kelak akan dituliskan, mereka menuliskannya, kami tidak mewajibkannya, menetapkan.

3.2 Makna Leksikal kata َﺐَﺘَﻛkataba yang terdapat dalamAl-Qur’an

Adapun makna leksikal kata َﺐَﺘَﻛkataba , peneliti merujuk pada kamus Bisri dan Fatah 1999: 626 yaitu menulis, mewajibkan, memerintahkn dan mengajari. Dan kamus Yunus 2007 : 366 yaitu menulis, mentakdirkan, menetapkan, mengajar, dan mengucapkan. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan melalui Software Al- Qur’an Al Kalam 1.0 copyright c 2009 Penerbit Dipenorogo Makna kata َﺐَﺘَﻛkataba dan bentukannya di temukan 9 sembilan ayat pada 7 tujuh surat di dalam Al-Qur’an yang mengandung berbagai makna : No Makna Leksikal Kata Jumlah Nama Surat: No Ayat 19. At- Tahrim 12  kutubiha Kitab kitabnya 20. Al -Qalam 47 ﻥْﻮُﺒُﺘْﻜَﻳ yaktubūna Mereka menulis 21. Al- Bayyinah 3  kutubu n Kitab kitab Universitas Sumatera Utara 1. Ditentukan     1 Al – Baqarah: 187 2. Menulis  1 An- Nisā՝ : 81 3. Ditentukan   1 Al- Mā՝ idah: 21 4. Menetapkan  dan    2 Al-An ̒ ām: 12 dan 54 5. Ditetapkan     1 At –Taubah: 51 6. Menetapkan  dan    2 Al –Mujadilah: 21 dan 22 7. Menetapkan   1 Al- Hasyr: 3 1. Di dalam surat Al-Baqarah ditemukan 1 satu ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba yaitu dalan ayat 187 :                              U    U         Universitas Sumatera Utara                                   U ḥilla lakum lailata aṣ-ṣiyᾱmu ar-rafaṡu ilᾱ nisᾱ`ikum hunna libᾱsun lakum wa `antum libᾱsun lahunna ῾alima allᾱhu annakum kuntum takhtᾱnūna anfusakum fat ᾱba ῾alaikum wa ῾afᾱ ῾ankum fal´ᾱna bᾱsyirū hunna wabtagū m ᾱ kataba allᾱhu lakum wa kulū wasyrabū ḥattᾱ yatabayyana lakum al- khai ṭu al-abyaḍu min al-khaiṭi al-aswadi min al-fajri ṡumma atimmu aṣ- ṣiyᾱma ilᾱ al-laili wala tubᾱsyirūhunna wa `antum ῾akifūna fῑ al-masjidi tilka ḥudūdu allᾱhi falᾱ tarabūhᾱ każalika yubayyinu allᾱhu ᾱyᾱtihῑ lian-nᾱsi la ῾allahum yattaqūna. ”Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam, tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. QS.Al-Baqarah : 187 Berdasarkan ayat di atas, pada kata َﺐَﺘَﻛkataba diterjemahkan dengan telah ditetapkan. Maka makna ini digolongka n menjadi makna leksikal atau makna sebenarnya atau disebut juga dengan makna idiom. 2. Di dalam Surat An- Nis ᾱ ditemukan 1 satu ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba yaitu dalam ayat 81:           Universitas Sumatera Utara     U  U              wayaqūlūna ṭᾱ῾atun fa`iżᾱbarazū min ῾indika bayyata ṭᾱ῾ifatun minhum gaira al- lażῑ taqūlu wa llᾱhu yaktubu mᾱ yubayyitūna faagriḍ ῾anhum watawakkal ῾allᾱhi wa kaf ᾱ bi allᾱhi wakῑlᾱn. “Dan mereka orang-orang munafik mengatakan: Kewajiban Kami hanyalah taat. tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari mengambil keputusan lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung” QS. An- Nis ᾱ: 81 Berdasarkan ayat di atas, pada kata َﺐَﺘَﻛkataba diterjemahkan dengan menulis. Maka makna ini digolongkan menjadi makna leksikal atau makna sebenarnya. 3. Di dalam Surat Al- M ᾱ`idah ditemukan 1 satu ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba yaitu dalam ayat 21:      U  U  U   U         y ᾱqaumi udkhulū al-`arḍa al-muqaddasata al-latῑ kataba allᾱhu lakum wa lᾱ tartaddū ῾alᾱ `adbᾱrikum fatanqalibū khᾱsirῑna. “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci Palestina yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari kebelakang karena takut kepada musuh, Maka kamu menjadi orang-orang yang merugi”. QS. Al- M ᾱ`idah: 21 Berdasarkan ayat di atas, pada kata َﺐَﺘَﻛkataba diterjemahkan dengan telah menetapkan. Maka makna ini digolongkan menjadi makna leksikal atau makna sebenarnya atau disebut juga dengan makna idiom. 4. Di dalam Surat Al- An ῾ᾱm ditemukan 2 dua ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba yaitu dalam ayat 12 dan 54: a. Surat Al- An ῾ᾱm ayat 12: Universitas Sumatera Utara           U  U  U   U                   qul liman m ᾱ fῑ as-samawᾱi wa `al-arḍi qul allᾱhi kataba ῾alᾱ nafsihi ar-raḥmati layajma ῾annakum `ilᾱ yaumi al-qiyᾱmati lᾱ raiba fῑhi al-lażῑ na khasirū wa `anfusahum fahum lᾱyu`minūna. “Katakanlah: Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi. Katakanlah: Kepunyaan Allah. Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman”.QS. Al- An ῾ᾱm: 12 Berdasarkan ayat di atas, makna kata َﺐَﺘَﻛkataba mempunyai arti menetapkan, maksudnya Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya. Dan orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau beriman. Sedangkan Ali, 2009: 292 menerangkan bahwa sejarah, perjalanan, pengalaman manusia, semua itu memberi bukti akan sifat rahmat Allah serta undang –undang yang bila tanpa itu mereka yang tidak mau mengakui kebenaran akan cenderung kehilangan daya hidup dan menghancurkan diri mereka sendiri. Maka makna ini di golongkan menjadi makna leksikal atau sebenarnya atau disebut juga makna idiom. b. Surat Al- An ῾ᾱm ayat 54:          U   U                    wa `iżᾱ jᾱ`aka al-lażῑna yu`minūna bi`ayᾱtinᾱ faqul salamun ῾alaikum kataba rabbukum ῾alᾱ nafsihi ar-raḥmata `annahu man ῾amila minkum su`ᾱn bijahᾱlatin ṡumma tᾱba min ba῾dihi wa `aṣlaḥa fa`annahu gafūrun raḥῑmun. “Apabila Universitas Sumatera Utara orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, Maka Katakanlah: Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang, yaitu bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan Mengadakan perbaikan, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. QS. Al- An ῾ᾱm: 54 Berdasarkan ayat di atas, makna kata َﺐَﺘَﻛkataba mempunyai arti menetapkan, maksudnya Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya. Maka makna ini di golongkan menjadi makna leksikal atau sebenarnya atau disebut juga makna idiom. 5. Di dalam Surat At- Taubah ditemukan 1 satu ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba yaitu dalam ayat 51:      U   U          qul lan yu ṣῑbanᾱ `illᾱ mᾱ kataba allᾱhu lana huwa maulᾱna wa ῾alᾱ allᾱhi falyataakkali al-mu ῾minūna. “Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”. QS. At- Taubah: 51. Berdasarkan ayat di atas, makna kata َﺐَﺘَﻛkataba mempunyai arti ditetapkan. Maka makna ini di golongkan menjadi makna leksikal atau sebenarnya atau disebut juga makna idiom. 6. Di dalam Surat Al- Muj ᾱdilah ditemukan 2 dua ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba dan bentukannya, yaitu dalam ayat 21 dan 22 : a. Surat Al- Muj ᾱdilah ayat 21: U  U U  U          kataba all ᾱhu la`aglibanna `annᾱ warusulῑ `inna allᾱha qawiyun ῾azῑzun. “Allah telah menetapkan: Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa”. QS. Al- Muj ᾱdilah: 21 Universitas Sumatera Utara b. Surat Al- Muj ᾱdilah ayat 22:                                                          l ᾱtajidu qaumᾱn yu`minūna bi allᾱhi wa `al-yaumi `al-`akhiri yuwᾱddūna man ḥᾱdda allᾱha warasūlahu walau kᾱnū `ᾱbᾱ`ahum `au `ikhwᾱnahum `au ῾asyῑratahum `ulᾱ`ῑka kataba fῑ qulūbihim al-`ῑmᾱna w`ayyadahum birūḥin minhu wayudkhiluhum jann ᾱtin tajrῑ min taḥtuhᾱ al-`anhᾱru khᾱlidῑna fῑhᾱ raḍiy allᾱhu ῾anhum `ulᾱ`ika ḥizbu allᾱhi `alᾱ `inna ḥizba allᾱhi hum al-mufliḥūna. “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap limpahan rahmat-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung”. QS. Al- Muj ᾱdilah: 22 Berdasarkan ayat di atas poin a dan b, makna kata َﺐَﺘَﻛkataba mempunyai arti telah menetapkan dan menanamkan Maka makna ini di golongkan menjadi makna leksikal atau sebenarnya dan disebut juga makna idiom. 7. Di dalam Surat Al- Ḥasyr ditemukan 1 satu ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba dan bentukannya, yaitu dalam ayat 3 : Universitas Sumatera Utara  U    U             walau l ᾱ `an kataba allᾱhu ῾alaihim al-jalᾱ`a la῾ażżabahum fῑ ad-dunyᾱ wa lahum wa lahum al- ῾akhirati ῾ażᾱbun an-nᾱri. “Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. dan bagi mereka di akhirat azab neraka”. QS. Hasyr: 3 Berdasarkan ayat di atas, makna kata َﺐَﺘَﻛkataba mempunyai arti telah menetapkan, Maka makna ini di golongkan menjadi makna leksikal atau makna sebenarnya dan disebut juga makna idiom. Berdasarkan data- data tersebut berikut makna leksikal kata َﺐَﺘَﻛkataba memiliki arti ditentukan, menulis, ditetapkan, menetapkan.

3.3 Makna gramatikal kata َﺐَﺘَﻛkataba beserta kata bentukannya yang