Afiksasi dan Komposisi: Makna gramatikal kata َﺐَﺘَﻛkataba beserta kata bentukannya yang

Kitab-Kitab yang lurus yakni Qayyim: lurus, sebagai lawan bengkok; baku, sebagai lawan tidak teratur, pasti dan permanen, sebagai lawan tidak pasti dan sementara Ali, 2009: 1510. Berdasarkan tabel dan analisis tersebut proses gramatikal komposisi di dalam Al-qur’an berjumlah 20 pada 12 surat.

I. Afiksasi dan Komposisi:

1. Di dalam surat Al-Baqarah ditemukan 1 satu ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba dan bentukannya, yaitu dalam ayat 282 yang mengandung makna afiksasi dan komposisi:                                                                                                    Universitas Sumatera Utara                                               y ᾱ ayyuhᾱ al-lażῑna `amanū iżᾱ tadᾱyantum bidainin ilᾱajalin musammᾱ faktubūhu walyaktub bainakum kᾱtibun bi al῾adli wa lᾱya`ba kᾱtibun an yaktuba kam ᾱ ῾allamahu allᾱhu falyaktub walyumlili al-lażῑ ῾alaihi al-ḥaqqu walyattaqi all ᾱha rabbahu wa lᾱ yabkhas minhu syaiᾱn fa`in kᾱna al-lażῑ ῾alaihi al-ḥaqqu saf ῑhᾱn `auḍa῾ῑfᾱn aulᾱ yastaṭi῾u an yumilla huwa fal yumlil waliyyuhu bi al-῾adli w ᾱstasyhῑdū syahῑdaini min rijᾱ likum fa inlam yakūnᾱ rajulaini farajulun wa amraat ᾱni mimman tarḍauna min asy-syuhadᾱ`ῑ iżᾱ mᾱdu῾ū wa lᾱ tas`amū an takbuhū ṣagῑrᾱn au kabῑraᾱn ilᾱ ajalihi żᾱlikum aqsaṭu ῾inda allahi wa aqwamu li asy-syah ᾱdati wa adnᾱ allᾱ tartᾱbū illᾱ an takūna tijᾱratan ḥᾱḍiratan tudῑrūnahᾱ bainakum falaisa ῾alaikum junᾱḥun allᾱ taktubūhᾱ wa asyhidū iża tabᾱya῾tum wa l ᾱ yuḍᾱrra kᾱtibun wa lᾱ syahῑdun wa in taf῾alū fa`innahu fusūqun bikum wattaqū all ᾱha wayu῾allimukum allᾱhu wa allᾱhu bikulli syai`in ῾alῑmun. “Hai orang- orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang akan ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah keadaannya atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu. jika tak ada dua oang lelaki, Maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan memberi keterangan apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguanmu. Tulislah muamalahmu itu, kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu Universitas Sumatera Utara berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan yang demikian, Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. QS. Al-Baqarah : 282 Pada ayat diatas kata َﺐَﺘَﻛkataba mengalami perubahan menjadi menjadi   ,   , , yakni hendaklah menuliskannya, hendaklah menuliskannya, penulis disebabkan adanya proses gramatikal yaitu adanya penambahan afiks pada komponen kata ta ktubūhu huruf wau, dan dhamir huwa taktubūhᾱ huruf waw dan dhamir huwa perempuan, kᾱtibun huruf alif , proses pembentukan kata ini disebut afiksasi. Pada ayat diatas terjadi perubahan makn asli kata َﺐَﺘَﻛkataba menjadi makna Diwajibkan disebabkan adanya proses gramatikal yaitu pengaruh penggabungan komponen kata il ᾱajalin musammᾱ faktubūhu proses pembentukan kata ini disebut komposisi. Pada ayat di atas kata َﺐَﺘَﻛkataba mempunyai arti menulis dan penulis. menulis disini adalah Bagian ayat pertama ini mengenai transaki- transaksi sehubungan dengan pembayaran kemudian atau penyerahannya kemudian hari, bagian kedua mengenai transaksi-transaksi bila pembayaran dan penyerahan barang itu dilakukan segera. Contoh yang pertama ialah bila barang-barang itu di beli pembayaran di lakukan secara tunai dan penyerahan barang menurut kontrak itu di lakukan pada waktu dan tempat tertentu kemudian hari. Dalam hal ini di anjurkan membuat dokumen tertulis, tetapi ini sudah merupakan suatu ketentuan bahwa kata- kata selanjutnyadalam ayat ini, yakni bahwa itu “lebih adil …. Lebih memperkuat kesaksian, dan lebih menjauhkan kamu dari keraguan” dan seterusnya, mengandung arti bahwa ini bukan hukum wajib. Contoh – contoh bentuk kemudian—pembayaran tunai dan penyerahan barang dengan segera--- tidak memerlukan kesaksian tertulis, tetapi nampaknya untuk transaksi-transaksi demikian saksi-saksi lisan tetap dianjurkan. Sedangkan Si penulis dalam hal ini menempatkan diri sebagai orang orang kepercayaan: oleh karena itu ia harus ingat untuk bertindak seolah ia berada di hadapan Allah, dengan bersikap seadil-adilnya terhadap kedua belah pihak. Kemampuannya menulis itu harus dianggap sebagai bakat pemberian dari Allah, dan ia harus mempergunakan itu sebagai pengabdian kepada-Nya di tengah-tengah penduduk yang buta huruf kedudukan penulis itu meminta suatu tanggung jawab yang lebih besar Ali, 2009: 121. Maka makna ini di golongkan menjadi makna leksikal atau sebenarnya. 2. Di dalam surat An- Nis ᾱ ditemukan 1 satu ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba dan bentukannya, yaitu dalam ayat 77 yang mengandung makna afiksasi dan komposisi: Universitas Sumatera Utara                                                    `alamtara ilᾱ al-lażῑna qῑla lahum kuffū aidiyakum wa aqῑmū aṣ-ṣalᾱta wa`ᾱtū az-zak ᾱta falammᾱ kutiba ῾alaihimu al-qitᾱlu iżᾱ farῑqun minhum yakhsyauna an- n ᾱsa kakhasyati allᾱhi au asyadda khasyyatan wa qᾱlū rabbanᾱ lima katabta ῾alainᾱ al-qitᾱla laulᾱ `akhkhartanᾱ `ilᾱ `ajalin qarῑbin qul mata῾u ad-dunyᾱ qal ῑlun wa `al-akhiratu khairun limanittaqᾱ walᾱ tuẓlamūna fatῑlᾱn. “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka Tahanlah tanganmu dari berperang, dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka golongan munafik takut kepada manusia musuh, seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau mewajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan kewajiban berperang kepada Kami sampai kepada beberapa waktu lagi? Katakanlah: Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”. QS. An- Nis ᾱ: 77 Pada ayat diatas terjadi perubahan makn asli kata َﺐَﺘَﻛkataba menjadi makna diwajibkan disebabkan adanya proses gramatikal yaitu pengaruh penggabungan komponen kata kutiba dengan ῾alaihimu al-qitᾱlu proses pembentukan kata ini disebut komposisi. Pada ayat diatas juga kata َﺐَﺘَﻛ kataba mengalami perubahan menjadi menjadi      yakni mewajibkan disebabkan adanya proses gramatikal yaitu adanya penambahan afiks pada komponen kata katabat huruf ta ta’nis, proses pembentukan kata ini disebut afiksasi. Universitas Sumatera Utara Diwajibkan disini yakni secara ringkas jawaban itu ialah 1 bagaimanapun juga kesenangan di dunia ini pendek—hidup ini singkat. Bagi orang saleh yang pertama harus di lakukannya ialah membebaskan diri dari segala godaan ; 2 apabila kita melaksanakan kewajiban kita, berarti melakukan hal yang benar. Oleh karena itu kita harus mencurahkan perhatian kita pada kewajiban itu; 3 apabila kewajiban meminta pengorbanan diri, maka yakinlah bahwa Allah tidak akan pernah menyuru kita melakukan sesuatu yang tidak benar, dan tidak pernah pula akan melampaui kemampuan kita, dan 4 dan bila kita takut mati, tidak akan dapat mengelak dari mai itu hanya karena takut. Dimana pun kita berada, maut tetap akan menemui kita. Kenapa tidak harus kita hadapi dengan keberanian bila kewajiban memang sudah memanggil? Ali, 2009: 206. 3. Di dalam surat Al- A ῾rᾱf ditemukan 1 satu ayat di dalamnya terdapat kata َﺐَﺘَﻛkataba dan bentukannya, yaitu dalam ayat 156 yang mengandung makna afiksasi dan komposisi:                                   w ᾱktub lanᾱ fῑ hażihῑ ad-dunyᾱ ḥasanatan wa fῑ `al-`akhirati `innᾱ hudnᾱ `ilaika q ᾱla ῾ażᾱbῑ `usῑbu bihi man `asyᾱ`un wa raḥmati wa si῾t kulla sya`in fasa `aktubuhᾱ lial-lażῑna yattaqūna wa yu῾tūna az-zakᾱta wa al-laẓῑna hum bi `ayᾱyῑna yu`minūna. “Dan tetapkanlah untuk Kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; Sesungguhnya Kami kembali bertaubat kepada Engkau. Allah berfirman: Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami”. QS. Al- A ῾rᾱf: 156 Pada ayat diatas kata َﺐَﺘَﻛkataba mengalami perubahan menjadi menjadi  yakni tetapkanlah disebabkan adanya proses gramatikal yaitu adanya penambahan afiks pada komponen kata w ᾱktub huruf waw dan alif, proses pembentukan kata ini disebut afiksasi. Universitas Sumatera Utara Pada ayat diatas juga terjadi perubahan makna asli kata َﺐَﺘَﻛkataba menjadi makna Maka akan aku tetapkan disebabkan adanya proses gramatikal yaitu pengaruh penggabungan komponen kata fasa `aktubuhᾱ dengan lial-lażῑna yattaqūna proses pembentukan kata ini disebut komposisi. Tetapkanlah disini yaitu tentang memaparkan tentang rahmat Allah dalam segalanya dan untuk segalanya. Seluruh alam berguna menurut tujuannya masing- masing, demi kebaikan segenap makhluk-Nya. Kemampuan mental kita dan daya pengertian kita merupakan bukti yang paling nyata atas segala karunia dan rahmat-Nya itu. Setiap unit atau faktor di antara makhluk-makhluk-Nya itu mendapat manfaat dari yang lain dan menerimanya sebagai rahmat Allah; dn pada gilirannya, satu sama lain saling memperbesar manfaat, dan dengan demikian merupakan suatu bukti rahmat Allah kepada mereka. Rahmat ini bersifat umum dan meliputi segalanya. Sementara keadilan dan hukuman-Nya disediakan hanya bagi mereka yang menyimpang dari kodrat yang sudah ditentukan-Nya Ali, 2009: 382. Berdasarkan uraian di atas makna gramatikal ditemuka n 36 tiga puluh enam afiksasi berjumlah 13 tiga belas pada 12 surat, komposisi berjumlah 20 dua puluh pada 12 surat, dan gabungan afiksasi dan komposisi berjumlah 3 tiga pada 3 surat sedangkan reduplikasi dari keseluruhan ayat tidak ditemukan satupun.

BAB IV PENUTUP