Analisis Makna Gramatikal Kata الصبر / Aṣ-ṣabru/‘sabar’/Dalam Al-Qur’an.

(1)

ANALISIS MAKNA GRAMATIKAL KATA

الصبر /

A

-ṣabru

/ ‘Sabar’ DALAM AL-QUR’AN

SKRIPSI SARJANA

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

AHMAD ZUHRI SIREGAR

080704012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN SASTRA ARAB

MEDAN

2014


(2)

ANALISISMAKNA GRAMATIKAL KATA

ﺮﺒﺼﻟا

/A

-ṣabru

/ ‘Sabar’ DALAM AL-QUR’AN

SKRIPSI SARJANA DISUSUN

O L E H

AHMAD ZUHRI SIREGAR 080704012

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dra. Pujiati, M.Soc.Sc.Ph.D. Dra. Khairawati, M.A,Ph.D.

NIP. 19621204198703 2 001 NIP.196302111198903 2 001

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalambidangIlmuBahasa Arab

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB

MEDAN


(3)

2014

Disetujui oleh :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN SASTRA ARAB

Ketua, Sekretaris,

Dra.Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D. Dra. Fauziah, M. A


(4)

PENGESAHAN :

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utarauntuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana SASTRAdalam bidang Ilmu Bahasa Arab pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan

Pada :

Tanggal : 22 Juli 2014 Hari : Selasa

FAKULTAS ILMU BUDAYA USU Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A NIP. 19511013 197603 1 001

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Dra.Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D. ( )

2. Dra. Fauziah, M.A ( )

3. Dra. Khairawati, M.A, Ph.D. ( )

4. Drs. M. Husnan Lubis, M.A ( )

5. Dra. Rahimah, M. Ag ( )


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untukmemperoleh gelar kesarjanaan di suatu PerguruanTinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacudalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabilapernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang sayaperoleh.

Medan, Juni 2014 Peneliti

Ahmad ZuhriSiregar 080704012


(6)

KATA PENGANTAR

ﲓﺣﺮﻟا ﻦﲪﺮﻟا ﷲ ﻢﺴ�

Alhamdulillahi Rabbi al-alamin peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala karunia dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat dan salam juga peneliti sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seorang panutan dan suri tauladan, yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang berilmu pengetahuan.

Salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah membuat suatu karya ilmiah yang berupa skripsi. Oleh karena itu untuk memenuhi syarat tersebut peneliti menyusun sebuah skripsi yang berjudul : ANALISIS MAKNA GRAMATIKAL KATA ﺮﺒﺼﻟا / A-ṣabru/‘sabar’/DALAM AL-QUR’AN.

Disadari bahwa penelitian ini masih dijumpai kekurangan karena keterbatasan peneliti, oleh sebab itu dengan kerendahan hati peneliti terbuka utuk menerima kritik dan saran yang membangun sehingga hasil penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak.

Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca maupun masyarakat pada umumnya yang ingin mendalami ilmu bahasa Arab.

Medan, 5 Mei 2014 Peneliti

Ahmad Zuhri Siregar 080704012


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan sepenuhnya. Shalawat teriring salam peneliti hadiahkan keharibaan junjungan nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa petunjuk bagi umat manusia menuju jalan yang dirhidoi Allah SWT.

Dalam kesempatan ini pula peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara beserta Bapak Dr. Husnan Lubis, M.A. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Yuddi Adrian M, M.A. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara beserta Ibu Dra. Fauziah M.A. selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu membimbing dan mengajari peneliti dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga Allah SWT menambah keberkahan dalam mengabdikan ilmu pengetahuan mereka.

4. Ibu Dra. Khairawati, M.A, Ph. D selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu membimbing dan mengajari peneliti dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga Allah SWT menambah menambah keberkahan dalam mengabdikan ilmu pengetahuan mereka.

5. Drs. Aminullah, M.A, Ph. D. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan nasehat dan didikan yang membuat peneliti bersemangat dalam studi selama ini. Semoga Allah memberikan kesehetan agar beliau dapat mengajarkan ilmu tersebut.


(8)

6. Seluruh staf pengajar di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi banyak pengetahuan dan wawasan luas yang bermanfaat pada peneliti, semoga dengan ilmu yang diberikan tersebut dapat peneliti terapkan dalam lingkungan bermasyarakat dan Khususnya ibunda Dr. Rahimah, M.Ag yang telah mengajarkan ilmunya dan meminjamkan buku, semoga Allah senantiasa membalas kebaikannya.

7. Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga peneliti hanturkan dari lubuk hati yang paling dalam kepada kedua orang tua tercinta dan teristimewa H. Syaifuddin dan Hj. Maruba, S.Pd. yang telah begitu gigihnya mendidik dan mengasuh serta menuntun peneliti dari kecil sampai saat ini dengan penuh keikhlasan,kasih sayang dan ke’sabar’an serta do’a yang tulus mengalir kepada peneliti dalam menjalankan studi di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Sehingga akhirnya studi yang ananda tempuh dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat, ridho dan maghfirahNya kepada mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat.

8. Saudara-saudariku tercinta Abangku Hasian, dan Adik-adikku Fikri, Aisah, Anggi dan Bayo. Terima kasih atas semua kasih sayang yang kalian berikan, atas semua bantuan yang diberikan kepada peneliti baik dari segi moril maupun materil, karena do’a kalian lah peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan ini dan juga udak, na’udak, tulang, ujing, bou, mangboru, opung, serta sepupu-sepupu & keponakan-keponakan serta seluruh keluarga besar peneliti yang telah memberikan dukungan dan do’anya. 9. Thank’s for ”My Lovely”yang sangat spesial bagi peneliti yang selalu

memberikan semangat dan motivasi, serta do’a yang tulus kepada peneliti. 10.Sahabat - sahabatku dalam sepenimbaan ilmu di Jurusan Sastra Arab FIB

USU Ibnu, Sutan, Aman, Nurul, Ummi, Bulan, Syahriski, Taufiq, Yusuf, Adi, Hidayati, Sa’idah, Rimta, Nisa, Desi dan kawan2 satu stambuk di


(9)

USU. yang selalu ada disaat duka maupun suka, semoga sukses selalu dan persahabatan kita selalu abadi.

11.Teman-teman di Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Budi, Riyan, Annur, Nurul, Oza, Halim, Ali, dll. Serta PengurusImba(Ketua Umum IMBA FIB USU periode 2013-2014), Para pengurus IMBA FIB USU periode 2013-2014, Nurul ’10 , Nuradida, Andi, Wahyu, Nindy, Zega. serta seluruh anggota yang tergabung dalam IMBA FIB USU& Pengurus HMI Koms Fakultas Sastra USU.

12.Terimakasih kepada Haris, Zulfan, Junaidi, Affan, Zulfikar, Rahman, Izzala dan abang-abang yang lain dan juga kakak Diyah, Sarah, Apei, Kia. serta seluruh anggota yang tergabung dalam IKABA FIB USU. Terima kasih atas bantuannya semoga Allah S.W.T senantiasa membalas kebaikan mereka.

13.Termakasih juga Kawan-kawan di PT Pratita, MAN 2, Tembung.

14.Dan seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada peneliti yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang kalian berikan kepada peneliti dibalas oleh Allah SWT. Amiin ya rabbal ’alamiiin.

Medan, 5 Mei 2014 Peneliti

Ahmad Zuhri Siregar 080704012


(10)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi yang digunakandalamskripsiiniadalahPedomanTransliterasiberdasarkan SK

BersamaMenteri Agama dan MenteriPendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No. 0543b /U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidakdilambangkan Tidakdilambangkan

Ba B Be

Ta T Te

Sa Ś es (dengan titik di

atas)

Jim J Je

Ha ḥ ha (dengan titik di

bawah)

Kha Kh kadan ha

Dal D De


(11)

Zal Ż zet (dengan titik di atas)

Ra R Er

Zai Z Zet

Sin S Es

Syin Sy esdan ye

Sad Ș es (dengan titik di

bawah)

Dad ḍ de (dengan titik di

bawah)

Ta ṭ te (dengan titik di

bawah)

Za ẓ zet (dengan titik di

bawah)

‘Ain ‘ komaterbalik (di atas)


(12)

Fa F Ef

Qaf Q Ki

Kaf K Ka

Lam L El

Mim M Em

Nun N En

Waw W We

Ha H Ha

ء

Hamzah ` Apostrof

Ya Y Ye

B. KonsonanRangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.

Contoh :

ﺔﻣﺪﻘﻣ

= muqaddimah

ﺓﺭﻮﻨﻤﻟﺍ ﺔﻨﻳﺪﻤﻟﺍ

= al-Madinah al-munawwarah


(13)

C. Vokal

1. Vokal Tunggal

--- (fathah) ditulis “a”, contoh :

ﺃﺮﻗ

= qara’a --- (kasrah) ditulis “i”, contoh :

ﻢﺣﺭ

= raḥima

--- (dammah) ditulis “u”, contoh :

ﺐﺘﻛ

= kutubun 2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap

---

(fathah dan ya) ditulis “ai ” Contoh :

ﺐﻨﻳﺯ

= zainab

ﻒﻴﻛ

= kaifa

Vokal rangkap

---

(fathah dan waw) ditulis “au” Contoh :

ﻝﻮﺣ

= ḥaula

ﻝﻮﻗ

= qaulun

D. Vokal Panjang (maddah)

---

dan

---

(fathah) ditulis “a”, contoh :

ﻡﺎﻗ

= qāma

ﻰﻀﻗ

= qaḍā

---

(kasrah) ditulis “i”, contoh :

ﻢﻴﺣﺭ

= raḥīmun

---

(dammah) ditulis “u”, contoh :

ﻡﻮﻠﻋ

= ‘ulūmun

E. Ta Marbutah


(14)

Contoh :

ﺔﻣﺮﻜﻤﻟﺍ ﺔﻜﻣ

= makkah al-mukarramah

ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻌﻳﺮﺸﻟﺍ

= al-syarī‘ah al-islāmiyyah

b. Ta marbutah yang berharkat hidup ditransliterasikan dengan huruf “t”

Contoh :

ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻣﻮﻜﺤﻟﺍ

= al-ḥukūmatu al-islāmiyah

ﺓﺮﺗﺍﻮﺘﻤﻟﺍ ﺔﻨﺴﻟﺍ

= al-sunnatu al-mutawātirah

F. Hamzah

Hurufhamzah (

ء

) di awal kata denganvokaltanpadidahuluiolehtandaapostrof. Contoh :

ﻥﺎﻤﻳﺇ

= َ◌imānun

G. Lafzu al-Jalālah

Lafzu al-Jalālah (kata

) yang berbentukfrasenominaditransliterasitanpahamzah. Contoh :

ﷲ ﺪﺒﻋ

= `abdullah

ﷲ ﻞﺒﺣ

= ḥablullah

H. Kata Sandang “al”

1. Kata sandang “al” tetapditulis “al”, baikpada kata yang dimulaidenganhurufqamariyahmaupunsyamsiyah.

Contoh :

ﺔﺳﺪﻘﻤﻟﺍ ﻦﻛﺎﻣﻷﺍ

= al-amākinu al-muqaddasah

ﺔﻴﻋﺮﺸﻟﺍ ﺔﺳﺎﻴﺴﻟﺍ

= al-siyāsah al-syar`iyyah

2. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetapditulisdenganhurufkecilmeskipunmerupakannamadiri.


(15)

Contoh :

ﻯﺩﺭﻭﺎﻤﻟﺍ

= al-Mawardi

ﺮﻫﺯﻷﺍ

= al-Azhar

3. Kata sandang “al” di awal kalimat dan pada kata “Allah SWT, Qur’an” ditulis dengan huruf kapital.

Contoh: Al-Albani adalah seorang ahli hadits Saya membaca Al-Qur`an al-karim.


(16)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 PerumusanMasalah ... 7

1.3 TujuanPenelitian ... 7

1.4 ManfaatPenelitian ... 8

1.5 MetodePenelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

3.1 Makna Kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru/‘sabar’Dalam Al-Qur’an ... 25

3.1.1 ‘sabar’ dalamPerintah Allah SWT ... 27

3.1.2 ‘sabar’ MenjauhiLarangan Allah SWT ... 29

3.1.3 ‘sabar’ MenghadapisegalaUjiandari Allah SWT ... 31


(17)

3.2 Gramatikal kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru/sabar’/ Dalam Al-Qur’an ... 34

BAB IV PENUTUP ... 40

4.1 Kesimpulan ... 40

4.2 Saran ... 41


(18)

DAFTAR SINGKATAN

1. CD : Compact Disc

2. IMBA : Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab 3. IKABA : Ikatan Alumni Bahasa Arab 4. FIB : Fakultas Ilmu Budaya

5. Mendikbud : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

6. No. : Nomor

7. Q.s : Qur`an surat 8. RI : Republik Indonesia

9. SAW. : Sallallahu ̒ Alaihi Wassalam 10. SKB : Surat Keputusan Bersama 11. SWT. : Subahana Wa Ta ̒ ala

12. USU : Universitas Sumatera Utara 13. T.t : Tanpa Tahun


(19)

ABSTRAKSI

Ahmad Zuhri Siregar, 080704012. Analisis Makna Gramatikal Kata ﺮﺒﺼﻟ/Aṣ

-ṣabru/ ‘sabar’ dalam Al-Qur’an. Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini membahas tentang Makna Kataﺮﺒﺼﻟا/Aṣ-ṣabru/‘sabar’dalam Al- Qur’an. Kata ﺮﺒﺼﻟا/Aṣ-ṣabru/’sabar’ dalam Al-Quran terdapat 103 kata dengan bentuk gramatikal yang berbeda dari hal ini ditemukan makna gramatikal dari kata

ﺮﺒﺼﻟا/Aṣ-ṣabru/sabar’ menjadi 3 kategori makna.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna kata ﺮﺒﺼﻟا /Aṣ

-ṣabru/‘sabar’ dan makna gramatikal kata ﺮﺒﺼﻟا/Aṣ-ṣabru/‘sabar’ dalam Al-Qur’an. Adapun teori yang digunakan adalah teori Chaer (1992:102) mengenai macam-macam makna dan gramatikal makna.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) menggunakan metode distribusial dengan teknik lesap dan teknik ganti.

Hasil penelitian tentang Makna Kataﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru /sabar’/dalam Al-Qur’an terdapat perubahan Makna Gramatikal diantaranya kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru/sabar’ /yang bermakna ‘sabar’ ditemukan berjumlah 103 (seratus tiga) kata dari dalam Al-Qur’an. Hasil penelitian ini ialah terdapat perbedaan makna kata ‘sabar’ dalam Alqur’an yaitu ada 3 (tiga) 1. Makna ‘sabar’ terhadap perintah Allah, Qs. 2:45,. 2: 153. 2. Makna ‘sabar’ dalam menjauhi larangan Allah, Qs. 2:177, 13:22, 201:132. 3. ‘sabar’ dalam menghadapi ujian Qs. 2:175, 31:17, 12:90, 70:5. 107:3. Proses gramatikal dalam kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / dalam Alqur’an yaitu, 1. ﺮﺒﺻ /ṣabara / ‘sabar’ / QS 2:45, 2. اﻭﺮﺒﺼﻳ/ yaṣbirū / ’mereka bersabar’ pada Qs. 41:24 3. ﻥﻭﺮﺒﺼﺗ/taṣbirūna/ ’kamu bersabar’ Qs. 25:20, 4. ﺮﺒﺼﻳ /yaṣbiru / ’dia (lk)

‘bersabar’Qs. 12:90, 5. ﺮﺒﺼﻟا /aṣ-ṣabru/ ’bersabar’ / Qs. 2:45, 6. ﺮﺒﺻا /iṣbir / ’bersabarlah’Qs. 3:200, 7. ًاﺮﺒﺻ/ṣabarā/ ‘sabar’ Qs. 18:75, 8. ﻢﻫﺮﺒﺻا /


(20)

ﺔﻳﺪﻳﺮﺠﺗ ةرﻮﺻ

ﺮﻐﻳﲑﺳ ﺮﻬﻇ ﺪﲪأ

.

٠٨٠٧٠٤٠١٢

.

ﻲﻓ ﺮﺒﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ ﺪﻋاﻮﻘﻟا ﻰﻨﻌﻣ ﻦﻋ ﻞﻴﻠﺤﺘﻟا

ﻢﻳﺮﻜﻟا نآﺮﻘﻟا

.

ﺔﻴﻠﻛﺔﻴﺑﺮﻌﻟاﺔﻐﻠﻟﺎﻤﺴﻗ

ﺔﻴﻔﻗﺎﺜﻟا مﻮﻠﻌﻟا

ﺔﻴﻟﺎﻤﺸﻟا ةﺮﻄﻣﻮﺳﺔﻌﻣﺎ

.

اﺬﻫ

ﲎﻌﻣ ﻦﻋ ﺚﺤﺒﻟا

قﺎﻘﺘﺳا

ﱘﺮﻜﻟا نآﺮﻘﻟا ﰲ ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ

.

اﺬﻫ ﰲ ﺔﺛﻮﺤﺒﳌا ﺔﻟﺄﺴﳌا

نآﺮﻘﻟا ﰲ ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ ﲎﻌﳌا عاﻮﻧأ ﺚﺤﺒﻟا

.

قﺎﻘﺘﺳا ﲎﻌﻣ ﺔﻓﺮﻌﻣ ﺚﺤﺒﻟا ضﺮﻏ

نآﺮﻘﻟا ﰲ ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ

.

اﺬﻫ ﰲ ﺔﻠﻤﻌﺘﺴﳌا ﺔﻳﺮﻈﻨﻟا

ﺔﻳﺮﻈﻧ ﺚﺤﺒﻟا

) )

Chaer

ﲎﻌﳌا عاﻮﻧأ ﻦﻋ

.

ﲎﻌﳌا ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻜﻟا ﲎﻌﻣ ﲑﻴﻐﺗ ﺎﻬﻨﻣ ﺚﺤﺒﻟا ﺞﺋﺎﺘﻧ

ﻒﻠﺘﳜ

ﻌﻣ ﻪﻨﻣ

ﺎ�

ﻷﺎ

ﰲ ﻲﻠﺻ

١٠٣

ﺔﻳأ

ًﲎﻌﻣ ﻪﻟو

عاﻮﻧأ

ﺔﺛﻼ

١

ﱪﺼﻟا

ﺎﻌﻃ ﻦﻋ

ت

ﷲا

٢

ﱪﺼﻟا

ﷲا تﺎﻴﺼﻌﻣ عﺎﻨﺘﻣءﻻا ﻦﻋ

٣

ﱪﺼﻟا

ءﻼﺒﻟا ﻦﻋ

.

ﺔﻴﻠﻤﻋ

قﺎﻘﺘﺳا

عاﻮﻧأ نآﺮﻘﻟا ﰲ ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ

ﺎﻬﻨﻣ

:

١

" (

ﱪﺻ

"

ةرﻮﺴﻟا ﰲ

ﺮﻘﺒﻟا

ة

٤٥

،

٢

" (

اوﱪﺼﻳ

"

ﺔﻳﻵا ﻢﻴﻫاﺮﺑا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

٢٤

،

٣

" (

نوﱪﺼﺗ

"

نﺎﻗﺮﻔﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

ﺔﻳﻵا

٢٠

،

٤

" (

ﱪﺼﻳ

"

ﺔﻳﻵا ﻒﺳﻮﻴﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

٩٠

،

٥

" (

ﱪﺼﻟا

"

ﺮﻘﺒﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

ة

ﺔﻳﻵا

٤٥

،

٦

" (

ْﱪﺻا

"

ﺔﻳﻵا ناﺮﻤﻋ لا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

٢٠٠

،

٧

" (

اًﱪﺻ

"

ﺔﻳﻵا ﻒﻬﻜﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

٧٥

،

٨

" (

ﻢﻫﱪﺻا

"

ﺔﻳﻵا ﺔﻴﻧﺎﺜﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

١٧٥

.


(21)

ABSTRAKSI

Ahmad Zuhri Siregar, 080704012. Analisis Makna Gramatikal Kata ﺮﺒﺼﻟ/Aṣ

-ṣabru/ ‘sabar’ dalam Al-Qur’an. Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini membahas tentang Makna Kataﺮﺒﺼﻟا/Aṣ-ṣabru/‘sabar’dalam Al- Qur’an. Kata ﺮﺒﺼﻟا/Aṣ-ṣabru/’sabar’ dalam Al-Quran terdapat 103 kata dengan bentuk gramatikal yang berbeda dari hal ini ditemukan makna gramatikal dari kata

ﺮﺒﺼﻟا/Aṣ-ṣabru/sabar’ menjadi 3 kategori makna.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna kata ﺮﺒﺼﻟا /Aṣ

-ṣabru/‘sabar’ dan makna gramatikal kata ﺮﺒﺼﻟا/Aṣ-ṣabru/‘sabar’ dalam Al-Qur’an. Adapun teori yang digunakan adalah teori Chaer (1992:102) mengenai macam-macam makna dan gramatikal makna.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) menggunakan metode distribusial dengan teknik lesap dan teknik ganti.

Hasil penelitian tentang Makna Kataﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru /sabar’/dalam Al-Qur’an terdapat perubahan Makna Gramatikal diantaranya kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru/sabar’ /yang bermakna ‘sabar’ ditemukan berjumlah 103 (seratus tiga) kata dari dalam Al-Qur’an. Hasil penelitian ini ialah terdapat perbedaan makna kata ‘sabar’ dalam Alqur’an yaitu ada 3 (tiga) 1. Makna ‘sabar’ terhadap perintah Allah, Qs. 2:45,. 2: 153. 2. Makna ‘sabar’ dalam menjauhi larangan Allah, Qs. 2:177, 13:22, 201:132. 3. ‘sabar’ dalam menghadapi ujian Qs. 2:175, 31:17, 12:90, 70:5. 107:3. Proses gramatikal dalam kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / dalam Alqur’an yaitu, 1. ﺮﺒﺻ /ṣabara / ‘sabar’ / QS 2:45, 2. اﻭﺮﺒﺼﻳ/ yaṣbirū / ’mereka bersabar’ pada Qs. 41:24 3. ﻥﻭﺮﺒﺼﺗ/taṣbirūna/ ’kamu bersabar’ Qs. 25:20, 4. ﺮﺒﺼﻳ /yaṣbiru / ’dia (lk)

‘bersabar’Qs. 12:90, 5. ﺮﺒﺼﻟا /aṣ-ṣabru/ ’bersabar’ / Qs. 2:45, 6. ﺮﺒﺻا /iṣbir / ’bersabarlah’Qs. 3:200, 7. ًاﺮﺒﺻ/ṣabarā/ ‘sabar’ Qs. 18:75, 8. ﻢﻫﺮﺒﺻا /


(22)

ﺔﻳﺪﻳﺮﺠﺗ ةرﻮﺻ

ﺮﻐﻳﲑﺳ ﺮﻬﻇ ﺪﲪأ

.

٠٨٠٧٠٤٠١٢

.

ﻲﻓ ﺮﺒﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ ﺪﻋاﻮﻘﻟا ﻰﻨﻌﻣ ﻦﻋ ﻞﻴﻠﺤﺘﻟا

ﻢﻳﺮﻜﻟا نآﺮﻘﻟا

.

ﺔﻴﻠﻛﺔﻴﺑﺮﻌﻟاﺔﻐﻠﻟﺎﻤﺴﻗ

ﺔﻴﻔﻗﺎﺜﻟا مﻮﻠﻌﻟا

ﺔﻴﻟﺎﻤﺸﻟا ةﺮﻄﻣﻮﺳﺔﻌﻣﺎ

.

اﺬﻫ

ﲎﻌﻣ ﻦﻋ ﺚﺤﺒﻟا

قﺎﻘﺘﺳا

ﱘﺮﻜﻟا نآﺮﻘﻟا ﰲ ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ

.

اﺬﻫ ﰲ ﺔﺛﻮﺤﺒﳌا ﺔﻟﺄﺴﳌا

نآﺮﻘﻟا ﰲ ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ ﲎﻌﳌا عاﻮﻧأ ﺚﺤﺒﻟا

.

قﺎﻘﺘﺳا ﲎﻌﻣ ﺔﻓﺮﻌﻣ ﺚﺤﺒﻟا ضﺮﻏ

نآﺮﻘﻟا ﰲ ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ

.

اﺬﻫ ﰲ ﺔﻠﻤﻌﺘﺴﳌا ﺔﻳﺮﻈﻨﻟا

ﺔﻳﺮﻈﻧ ﺚﺤﺒﻟا

) )

Chaer

ﲎﻌﳌا عاﻮﻧأ ﻦﻋ

.

ﲎﻌﳌا ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻜﻟا ﲎﻌﻣ ﲑﻴﻐﺗ ﺎﻬﻨﻣ ﺚﺤﺒﻟا ﺞﺋﺎﺘﻧ

ﻒﻠﺘﳜ

ﻌﻣ ﻪﻨﻣ

ﺎ�

ﻷﺎ

ﰲ ﻲﻠﺻ

١٠٣

ﺔﻳأ

ًﲎﻌﻣ ﻪﻟو

عاﻮﻧأ

ﺔﺛﻼ

١

ﱪﺼﻟا

ﺎﻌﻃ ﻦﻋ

ت

ﷲا

٢

ﱪﺼﻟا

ﷲا تﺎﻴﺼﻌﻣ عﺎﻨﺘﻣءﻻا ﻦﻋ

٣

ﱪﺼﻟا

ءﻼﺒﻟا ﻦﻋ

.

ﺔﻴﻠﻤﻋ

قﺎﻘﺘﺳا

عاﻮﻧأ نآﺮﻘﻟا ﰲ ﱪﺼﻟا ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ

ﺎﻬﻨﻣ

:

١

" (

ﱪﺻ

"

ةرﻮﺴﻟا ﰲ

ﺮﻘﺒﻟا

ة

٤٥

،

٢

" (

اوﱪﺼﻳ

"

ﺔﻳﻵا ﻢﻴﻫاﺮﺑا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

٢٤

،

٣

" (

نوﱪﺼﺗ

"

نﺎﻗﺮﻔﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

ﺔﻳﻵا

٢٠

،

٤

" (

ﱪﺼﻳ

"

ﺔﻳﻵا ﻒﺳﻮﻴﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

٩٠

،

٥

" (

ﱪﺼﻟا

"

ﺮﻘﺒﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

ة

ﺔﻳﻵا

٤٥

،

٦

" (

ْﱪﺻا

"

ﺔﻳﻵا ناﺮﻤﻋ لا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

٢٠٠

،

٧

" (

اًﱪﺻ

"

ﺔﻳﻵا ﻒﻬﻜﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

٧٥

،

٨

" (

ﻢﻫﱪﺻا

"

ﺔﻳﻵا ﺔﻴﻧﺎﺜﻟا ةرﻮﺴﻟا ﰲ

١٧٥

.


(23)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Bahasa pada awalnya merupakan bunyi-bunyi abstraks yang mengacu pada lambang-lambang tertentu sebagai sebuah sistem yang mengasumsikan adanya makna. Melalui lambang atau simbol-simbol bahasa manusia mengadakan kontak dengan realitas kehidupan di luar dirinya. Melalui simbol-simbol bahasa manusia melangsungkan kegiatan berfikir, menafsirkan, dan memahami keseluruhan pengalaman batin seseorang; mereduksikan kembali keseluruhan pengalaman batin tersebut sesuai dengan fenomena di dunia sekitarnya.

Bahasa dalah suatu alat untuk berinteraksi atau berkomunikasi kepada sesama mahluk atau manusia. menurut Luthfi Hamidi (2010: 73) bahasa merupakan sesuatu yang khas, yang hanya dimiliki oleh manusia (Aminuddin, Tarigan (1985: 18).

Kemampuan menguasai dan menggunakan bahasa merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan bahasa, manusia dapat berfikir dan mengkomunikasikan pikirannya. Manusia berinteraksi dengan sesamanya juga dengan menggunakan bahasa. Ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan keberadapan pun pada dasarnya dipelajari dan diwariskan dari generasi kegenerasi dengan menggunakan bahasa (Asrori, 2004:4).

Kajian makna dalam Bahasa Indonesia disebut Semantik. Menurut Tarigan (1985 :7) semantik yaitu tela’ah makna. Aminuddin (1985 :50) mengatakan “ Dalam pemakaian sehari-hari, kata makna digunakan dalam berbagai bidang maupun konteks pemakaian. Apakah pengertian khusus kata makna tersebut serta perbedaannya dengan ide, misalnya, tidak begitu diperhatikan. Sebab itu, sudah sewajarnya bila makna juga disejajarkan pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan, informasi, maksud, firasat, isi, dan pikiran.


(24)

Menurut Kridalaksana dalam Aminuddin (1985: 50) Dari sekian banyak pengertian yang diberikan itu, hanya arti yang paling dekat pengertiannya dengan makna. Meskipun demikian, bukan berarti keduanya bersinonim mutlak. Karena adakalanya arti adalah kata yang telah mencakup makna dan pengertian.

Al-Qur’an adalah firman Allah SWT, yang diturunkan kepada umat manusia dengan bahasa Arab. Sebagai kitab suci umat Islam, maka selayaknyalah bagi umatnya untuk mempelajari bahasa Arab dan mengetahui makna serta ajaran yang terkandung di dalamnya.

Sebagaimana firman Allah berikut ini :

 



                                

/`innā anzalnāhu qur`ānan ‘arabiyyn la‘allakum ta‘qilūna/ “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. 12 : 2)

Alquran adalah kitab suci, yang diturunkan kepada umat manusia berfungsi sebagai pedoman hidup dalam segala aspek kehidupan. Sehubungan dengan itu menarik untuk diteliti kandungan isinya, sehingga dapat diambil manfaatnya bagi manusia. Oleh karena itu tergugah hati peneliti untuk meneliti kata-kata yang terdapat dalam Alquran. Dalam hal ini peneliti mencoba meneliti salah satu kata yang terdapat dalam Alquran, yaitu kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru / baik dari segi morfologi maupun dari segi semantiknya.

Dalam kehidupan sehari-hari kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru /(‘sabar’) digunakan untuk menghibur seseorang yang sedang tertimpa musibah ataupun menenangkan seseorang yang mencapai puncak emosi. Orang pada umumnya mengatakan bahwa kesabaran itu ada batasnya. Padahal ‘sabar’ tidak memiliki batas. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian ini.

‘sabar’ di dalam kamus KBBI (2010-2011) arti kata ‘sabar’ 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah


(25)

hati); tabah: ia menerima nasibnya dengan ‘sabar’; hidup ini dihadapinya dengan ‘sabar’.

Sabar pada mulanya berasal dari kata bahasa Arab yakni ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / maknanya ‘sabar’. Menurut Kamus Munawwir (1997) kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / yang berarti :

1. ﺮﺒﺻ / ṣabara / ‘Bersabar’ 2. ﺮﺒﺼﻳ / yaṣbiru / ‘ Tabah Hati’ 3. ﺮﺒﺼﻳ / yaṣbiru / ‘Berani’

Menurut Kamus Al-Munjid fi lughathu wa a’lam (1973 : 414) kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ

-ṣabru / yang berarti : 1. ﺪﻠﺠﺗ / tajallud / ‘Berani’

2. ﻯﻮﻜﺷ / syakwā / ‘Tidak Mengeluh’

Analisis Makna Gramatikal Kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru / dalam Al-Qur’an perlu diteliti karena kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru/ memilki bermacam-macam makna dalam perubahan dan bagaiman proses gramatikal tersebut sehingga dapat kita ketahui perubahannya.?

Adjiarto dalam sebuah bukunya menjelaskan bahwa arti kata ‘sabar’ itu terbagi tiga yakni:

1. ‘sabar’ melaksanakan perintah dari Allah SWT contohnya adalah seperti ‘sabar’ mengerjakan shalat, berpuasa, berjuang, dan sebagainya. Semuanya itu bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Sekiranya kita berhasil ‘sabar’ melaksanakan perintah dari Allah SWT

2. ‘sabar’ menjauhi larangan Allah SWT maka lebih sukar lagi bagi kita untuk ‘sabar’menjauhi larangan Allah SWT. Terutama untuk bisa ‘sabar’ menjauhi larangan Allah SWT dari perbuatan maksiat.

3. ‘sabar’ menghadapi segala ujian dari Allah SWT maka lebih sukar lagi bagi kita untuk ‘sabar’ menerima ujian dari Allah SWT. Kita dituntut untuk dapat ‘sabar’ terhadap ujian-ujian dari Allah SWT kepada manusia seperti sakit, miskin, difitnah, kematian akan isteri, kematian ibu ayah dan sebagainya. Itu semuanya adalah ujian yang Allah SWT datangkan kepada manusia untuk menguji manusia, siap diantara mereka yang paling baik amalannya di sisi Allah (Adijarto: 2012 Hal:73).


(26)

Makna kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / menurut tafsir al-Misbah (Shihab 2012. Hal:314 Jilid I) memilki arti yaitu (1) ‘sabar’ menjalankan perintah Allah, (2) ‘sabar’ menghadapi cobaan, (3) ‘sabar’ dalam menjauhi maksiat, (4) ‘sabar’ dalam peperangan. Sedangkan makna derivasinya yang berbentuk ﺮﺒﺻ / ṣabara

dan ﻢﺗﺮﺒﺻ / ṣabartum / adalah (1) bersabar atas penderitaan, (2) bersabar untuk tidak membalas. Makna kata رﺎﺒﺻ / ṣabarû / dan ﺎﻧﺮﺒﺻ /ṣabarnā / dalam Al-Quran adalah (1) ‘sabar’ menjalankan perintah Allah, (2) ‘sabar’ atas siksa kaum kafir, (3) ‘sabar’ menghadapi cobaan. Makna kata ﺮﺒﺼﺗ / taṣbiru/, ﺮﺒﺼﻧ / naṣbiru, ﺮﺒﺼﻳ /

yaṣbiru /, ﻥﻭﺮﺒﺼﻳ / yaṣbirûna / ﻥﻭﺮﺒﺼﺗ / taṣbirûna / dalam Al-Quran adalah (1) ‘sabar’ menghadapi musuh, (2) ‘sabar’ menahan hawa nafsu dan (3) ‘sabar’ atas siksa api neraka. Makna kata ﺮﺒﺻا / iṣbir / dalam Al-Quran adalah (1) ‘sabar’ menghadapi gangguan, (2) ‘sabar’ atas musibah, (3) ‘sabar’ dalam menjalankan perintah. Makna اﻭﺮﺒﺻا / iṣbirû/ dalam Al-Quran adalah (1) ‘sabar’ dalam melaksanakan perintah Allah, (2) ‘sabar’ atas siksa neraka, dan (3) ‘sabar’ atas cobaan. Kata ﺮﺑﺎﺻ / ṣâbirû / ‘sabarlah’ dan kuatkan ke’sabar’anmu. Makna kata

ﺮﺒﻄﺻا / iṣṭabir/ dalam Al-Quran adalah (1) ‘sabar’ menjalankan perintah Allah, (2) ‘sabar’ menghadapi cobaan. Makna kata ﺮﺑﺎﺻ / ṣâbirûn/, adalah (1) ‘sabar’ menjalankan perintah Allah, (2) ‘sabar’ menghadapi cobaan, (3) ‘sabar’ dalam menjauhi maksiat, (4) ‘sabar’ dalam peperangan. Dan Makna kata ﻢﻫﺮﺒﺻا / aṣbarahum/ adalah berani.

Kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru / di dalam Alquran banyak diartikan ‘sabar’. Di dalam bahasa Indonesia ‘sabar’ ini merupakan hal yang sangat sakral dalam agama Islam. Berdasarkan berbagai keterangan dalam Alquran dan hadits Nabi, dapatlah dikatakan bahwa ‘sabar’ ketabahan yang paling penting dalam sistem keagamaan Islam.

Allah SWT berfirman:

 

 



 

 

 

 

 


(27)

        

/`utlu mā ūhiyā `ilaika min al-kitābi wa aqīmi aṣ-ṣalāta, inna ṣalāta tanhā ‘ani al-faḥsyā`i wa al-munkari, wa lażikru allahi akbaru wa allahu ya‘lamu mā taṣna‘ūna/ ‘bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Alquran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ (Qs.25:45).

Durrah. 2007 Hal:32 Allah menyuruh manusia menghayati kandungan ayat Al-Qur’an, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an pada surat An-Nisa.

              

/ afalᾱ yatadabbarūna al-qur’ᾱna walau kᾱna min ‘indi ghairi allahi lawajadū fihi ikhtilafᾱn kaṡīrᾱn / ‘Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.’(QS. 4 : 82)

                                                  

/Yā `ayyuhāl-lazīna āmanū ista’īnū bi a-abri wa aṣ-ṣalāti `inna allaha ma’a a -ṣabīrīna / ‘Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah ‘sabar’ dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang

‘sabar’.’(QS. 2 : 153)

Berdasarkan penjelasan ayat tersebut sudah sepantasnya kita mengetahui makna kata dalam Qur’an, dan ini juga bagian dari menghayati kandungan Al-Qur’an. Salah satu kata itu adalah kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / mempunyai beberapa makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an karena adanya proses gramatikal. Kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / mempunyai berbagai macam makna ketika sudah terjadi proses gramatikal. Hal ini terlihat dari beberapa terjemahan ayat Al-Qur’an yang


(28)

beredar di Indonesia. Mengapa terjadinya perbedaan makna kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / ini menjadi sisi penting untuk dicermati.

Al-Qur’an yang diturunkan Allah sebagai kitab suci memuat ayat-ayat yang berisikan kata “ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / berulang-ulang disebutkan sebanyak 103 (seratus tiga) kali. Tujuan Allah menyebutkannya adalah sebagai petunjuk bagi orang Mukmin yang membacanya. Dalam Al-Qur’an kata ‘sabar’ terdapat pada 45 surat yang berarti mencapai 40% dari seluruh surat di Al-Qur’an yang berjumlah 144 surat. Surat-surat yang sering mengulang kata ‘sabar’ adalah surat Al-Baqarah (9 kali), Ali Imron (8 kali), Al-Kahfi (8 kali), dan Al-Nahl (7 kali).

Secara keseluruhan, penyebutan kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / dalam 4 surat diatas mencapai sepertiga kata ‘sabar’ yang disebutkan dalam 93 ayat. Sepuluh ayat diantaranya menyebutkan kata ‘sabar’ 2 kali. Bentuk kata perintah ﺮﺒﺻا /

iṣbir / (ber’sabar’lah) untuk tunggal disebutkan 19 kali. Kata اﻭﺮﺒﺻا / ishbiru / (bentuk perintah jamak), dan ﻦﻳﺮﺑﺎﺼﻟا / Aṣ-ṣabirīn / (orang-orang yang ber’sabar’) disebutkan sebanyak 15 kali (http://nurkholisalbantani.blogspot.com/2012/12/).

Salah satu kosa kata yang jadi penelitian disini adalah kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru

/dalam Al-Qur’an, contoh:

…..

ﻰﱠﻓَﻮُﻳ ﺎَﻤﱠﻧِﺇ َﻥﻭُﺮِﺒ ٰﱠﺼﻟٱ

ٖبﺎَﺴِﺣ ِﺮۡﻴَﻐِﺑ ﻢُﻫَﺮ ۡﺟَﺃ

/ Innamā yuwafā aṣṣabirūna ajrahum bi gairi ḥisāb / "Sesungguhnya hanya orang-orang yang ber’sabar’lah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas” (Q.S. 36:10).

Contoh kata ﻥﻭﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabiruna / yang terdapat di dalam ayat tersebut merupakan kata yang dibentuk dari kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru /. Adapun kedudukannya dalam ayat di atas sebagai ﻞﻋﺎﻔﻟا بءﺎﻧ / naibu al-fa’il /.


(29)

1. Tabel Makna Gramatiakal Kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru /

Bentuk Asal Wazan Makna

ﻟا

ﺮﺒﺼ / Aṣ

-ṣabru /

Proses Morfologi

s

Morfem Bebas Terikat

ﻥﻭﺮﺒﺼﻟا

/aṣṣbirūna/

ﺮﺒﺻ

/ṣabara/

ﻥﻮﻠﻋﺎﻓ

/fāʻilūna/

Bersabarlah

Penambah an Alif dan waw, serta nun

ﺮﺒﺻ

ﺍ dan

َﻥْﻭ

Salah satu bentukan kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / adalah ﻥﻮﻠﻋﺎﻓ / fāʻiilūna/ dimana kata ini mengalami proses morfologis penambahan alif dan waw serta nun. Kata ini memiliki 3 buah morfem yaitu 1 morfem bebas dan 2 morfem terikat. Morfem bebas dalam contoh tersebut adalah ﺮﺒﺻ / ṣabara / dan morfem terikat ا / alif / dan / nun /

Proses ini mendatangkan makna baru berubah dari makna awalnya. Oleh sebab itu kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / dalam Al-Quran sungguh menarik untuk diteliti baik dari segi Gramatikal maupun Maknanya.

1.2 Perumusan Masalah

Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari pembahasan maka peneliti membuat batasan masalah yang meliputi :

1. Apa saja Perbedaan makna kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru/ dalam Al-Qur’an? 2. Bagaimana proses gramatikal kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru / yang terdapat


(30)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui perbedaan makna kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / yang terdapat dalam Al-Qur’an.

2. Untuk meneliti proses gramatikal dalam kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / yang terdapat dalamAl-Qur’an.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah khazanah ilmu linguistik Arab tentang mengenai makna kata variasi ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru/ yang terdapat dalam Al-Qur’an.

2. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca makna

ﻟا

ﺮﺒﺼ / Aṣ-ṣabru/ ‘sabar’ dalam Al-Quran dan peneliti selanjutnya dan dapat menjadi referensi pengetahuan khususnya di bidang Bahasa Arab.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. (Sugiyono, 2010: 2). Penelitian berdasarkan lokasi atau tempat dibedakan menjadi tiga, yaitu penelitian lapangan (field research), penelitian kepustakaan (library research), dan penelitian laboratorium (laboratory research). Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library Research).

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metodologi kualitatif dengan analisis deskriptif, yaitu suatu metode mengumpulkan dan menganalisis data seperti kondisi apa adanya dan dideskripsikan sesuai dengan cirri alamiah naskah tersebut dan juga dengan menggunakan kamus. Menurut Muleong dalam Iskandar (2009: 11) “Metodologi kualitatif merupakan prosedur


(31)

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.

Populasi dan Sampel

Populasi didefenisikan sebagai keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel bermakna sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. (Arikunto, 2010:173-174) Di dalam Al-quran kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ

-ṣabru / terdapat 103 kata. Maka kalimat itulah sebagai sampai pada penelitian.

Maka yang akan di teliti dalam hal ini di dalam kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru /’sabar’ terdapat dalam Alquran ada 103 (seratus tiga) kata dan turunanya, penelitian ini menggunakan sampel jadi peniliti mengambil 20% (dua puluh persen) jadi hanya 23 (dua puluh tiga) kata dan turunanya ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru /’sabar’.

Panduan penulisan transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158/1987. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari Al-Qur’an Al-Karim sebagai data primer.

Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan, yaitu:

1. Mengumpulkan buku-buku referensi yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini di antaranya adalah Al- Qur’an dan Terjemahannya dengan transliterasi, Tafsir Yusuf Ali, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia karya Abdul Chaer, Pengajaran Semantik karya Henry Guntur, Tafsir Al misbah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Kamus –Kamus Bahasa Arab .

2. Mengumpulkan ayat-ayat kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru/ di dalam Al-Qur’an dengan menggunakan Software Al- Qur’an Player Versi 2.0.1.0 copyright c 2005 Wawan Sajcriyanto. Berdasarkan software ini memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi variasi makna.


(32)

3. Mengklasifikasikan kata-kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru/ dari setiap ayat dan menganalisis dari segi gramatikal dan semantik perubahan makna sabar dan menganalisis data yang telah terkumpul.

4. Menyusun hasil penelitian secara sistematis sehingga terbentuk menjadi sebuah laporan berupa karya i

5. lmiah/dalam bentuk skripsi.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur’an sudah pernah diteliti oleh peneliti- peneliti sebelumnya antara lain tentang analisis makna kata a. Analisis Makna ﺮﻛﺫ / żikrun / oleh Zikri Mahyar (030704016) 2007.

Menegaskan bahwasanya kata ﺮﻛﺫ / żikrun / memilki makna kontesktual dalam Al-Quran ditemukan sebanyak 137 kata yang tersebar dalam 18 surat dan 35 ayat. Adapun kata ﺮﻛﺫ / żikrun / mengandung makna kontekstual ditemukan sebanyak 8 makna yaitu: 1. Al-Quran: 11 (sebelas), 2. Pelajaran: 4 (empat), 3. Kitab: 2 (dua), 4. Kemuliaan: 2 (dua), Kehormatan: 1 (satu), Ke’sabar’an: 1 (satu), Keagungan: 1(satu) dan Kebanggan: 1(satu), 5 (lima), menerangkan: 2 (dua) dan penjelasan: 1 (satu), 6 (enam), Wahyu: 2 (dua), 7. Lauh mahfuzh: 1(satu), 8. Cerita : 1 (satu). Teori yang digunakan Abdul chaer. b. Analisis Makna Leksikal Dan Relasinya Pada Kata ﻖﺤﻟﺍ / al-ḥaqqu / oleh M.Husnul Fadhillah Nst (040704007) 2009. Menegaskan bahwa hasil penelitian makna leksikal kata ﻖﺤﻟﺍ / al-ḥaqqu / bermakna benar mempunyai 146 kata yang tersebar 134 ayat dan mempunyai relasi makna. Adapun relaksi makna tersebeut yaitu: relasi makna sinonim dan relasi makna antonim. Relasi makna sinonim kata ﻖﺤﻟﺍ / al-ḥaqqu / dalam Al-Quran bermakna hak, adil, pasti, utang piutang, yang berjumlah48 kata yang tersebar dalam 45 ayat, sedangkan relasi makna antonim kata ﻖﺤﻟﺍ / al-ḥaqqu / dalam Al-Quran adalah

ﻞﻁﺎﺒﻟﺍ / Al-bāṭilu / yang bermakna batil, yang berjumlah 14 kata yang tersebar dalam 13 ayat dari dalam Al-Quran. Teori yang digunakan Abdul chaer.

c. Analisis Makna Kata ﻪﺟﻭ / wajhun / oleh Rukiyah (070704001) 2011. Penilitian ini menegaskan apa saja makna leksikal kata ﻪﺟﻭ / wajhun / dan proses gramatikal kata ﻪﺟﻭ / wajhun / yang didalam Al-Quran. Teori yang digunakan Abdul chaer.


(34)

d. Konsep ‘sabar’ Dalam Islam Dan Implikasinya Terhadap Pencegahan Stress ( Tinjauan Konseling Islam ) oleh Basuki Rahman (1100103) IAIN Walisong 2004. Menerangkan Bagaimana konsep ‘sabar’ dalam Islam dan bagaiman implmentasinya terhadap sesama Mahluk.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode telaah kepustakaan (library research), yang kemudian akan dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif analisis (analisis statis), metode analisis deskriptif interpretatif, dan metode induktif (Halliday).

Namun penelitian tentang makna kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / yang terdapat dalam Al-Qur’an belum pernah diteliti oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2.2 Kajian Teoritis

2.2.1 Pengertian Semantik

Palmer (1981: 5) menyebutkan bahwa semantik semula berasal dari bahasa Yunani, mengandung makna to signify atau memaknai. Sebagai istilah teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang makna”. Dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik.

Seperti halnya bunyi dan tata bahasa, komponen makna dalam hal ini juga menduduki tingkatan tertentu. Apabila komponen bunyi umumnya menduduki tingkatan pertama, tata bahasa pada tingkat kedua, maka komponen makna menduduki tingkatan paling akhir. Hubungan ketiga komponen itu sesuai dengan kenyataan bahwa (a) bahasa pada awalnya merupakan bunyi-bunyi abstrak yang mengacu pada adanya lambang-lambang tertentu, (b) lambang-lambang merupakan seperangkat sistem yang memiliki tataan dan hubungan tertentu, dan (c) seperangkat lambang yang memiliki bentuk dan hubungan itu mengasosiasikan adanya makna tertentu.


(35)

Menurut Al-Jarim dan Amin (t.t : 262) ilmu ma’ani ialah :

ﻮﻬﻓ ﻰﻧﺎﻌﻤﻟﺍ ﻢﻠﻋ

ﻦﺋﺮﻘﻟﺍ ﺔﻧﻮﻌﻤﺑ ﺎﻨﻤﺿ ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻦﻣ ﺩﺎﻔﺘﺴﻳ ﺎﻣ ﺔﺳﺍﺭﺩ

,

ﺄﻔ

ﻥﺃ ﻚﻳﺮﻳ ﻪﻧ

ﺪﻴﻔﻳ ﻡﻼﻜﻟﺍ

ﺄﺒ

ﻰﻨﻌﻣ ﻪﻌﺿﻭ ﻞﺻ

.

/ilmu al-ma’nī fahuwa dirᾱsatu mᾱ yastafᾱdu min al-kalᾱmi ḍimnan bima’ūnati al-qara’ina, fa’innahu yurika ‘anna al-kalᾱma yufidu bi’aṣlin waḍa’ahu ma’na/. “Ilmu ma’ani adalah ilmu yang mempelajari rahasia yang terdapat dalam suatu kalimat melalui qarinah-qarinah yang ada, karena ilmu ma’ani mengajarkan bahwa asal penyusunan suatu kalimat itu untuk menunjukkan makna”. (Al-Jarim dan Amin, 2010: 374).

Semantik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda dalam bahasa. Dalam bahasa Arab disebut `ilm ad-dalalah. `ilm-ad-dalalah ini terdiri atas dua kata: `ilm yang berarti ilmu pengetahuan, dan al-dilalah yang berarti penunjukkan atau makna. Jadi, ‘ilm al-dilalah menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan yang mengetahui tentang makna. Secara terminologis, ilm- ad-dalalah sebagai salah satu cabang linguistik (`ilm al-lughoh) yang telah berdiri sendiri yaitu ilmu yang mempelajari tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran makna mufrodat (kosa kata) maupun pada makna dalam tataran tarokib (struktur atau gramatikal bahsa) (http://www.falaahisme.blogspot.com/2013/04/pengertian-ilmu-semantik-atau-ilmu-ad.html).

Menurut Umar, (1998:11) ‘ilm ad-dilalah adalah sebagai berikut:

ْﻦِﻣ ُﻉْﺮَﻔﻟﺍ َﻚِﻟَﺫ ْﻭَﺍ ﻰَﻨْﻌَﻤْﻟﺍ ُﺱُﺭْﺪَﻳ ْﻱِﺬّﻟﺍ ُﻢْﻠِﻌْﻟَﺍ ْﻭَﺍ ﻰَﻨْﻌَﻤْﻟﺍ ُﺔَﺳﺍَﺭِﺩ ُﻪﱠﻧَﺎِﺑ ْﻢُﻬُﻀْﻌَﺑ ُﻪُﻓﱠﺮَﻌًﻳ

ﻰَﻨْﻌَﻤﻟﺍ َﺔَﻳِﺮْﻈَﻧ ُﻝَﻭﺎَﻨَﺘَﻳ ْﻱِﺬّﻟﺍ ﺔَﻐّﻠﻟﺍ ِﻢْﻠِﻋ

/yuʻarrifuhu baʻḍuhum bi`annahu dirāsatu al-maʻnā au al-ʻilmu al-lażī yadrusu al-ma`nā au żalika al-farʻu min ʻilmi al-lugati al-lażī yatanāwalu naẓ riyata almaʻnā/ “didefenisikan sebagian mereka dengan studi tentang makna atau ilmu yang memepelajari tentang makna, atau merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang teori makna”.

Dalam buku makna dalam wacana yang ditulis oleh Yayat Sudaryat kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema (nomina) ‘tanda’ atau ‘lambang’ yang


(36)

verbanya semaino ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Tanda atau lambang ini dimaksudkan tanda linguistik (Perancis: signe linguistique). (Sudaryat, 2008:3).

Secara umum semantik lazim diartikan sebagai kajian mengenai makna bahasa. Mengapa harus dieksplisitkan makna bahasa?, karena selain makna bahasa, dalam kehidupan kita banyak makna-makna yang tidak berkaitan dengan makna bahasa melainkan dengan tanda-tanda dan lambang-lambang lain, seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda-tanda kejadian alam, lambang-lambang negara, simbol-simbol negara, simbol-simbol kebudayaan, simbol-simbol keagamaan, dan lambang atau simbol lainnyai bidang ilmu yang mengkaji makna berbagai tanda dan lambang itu disebut semiotik.

Lalu, karena bahasa itu juga merupakan sistem lambang maka sebenarnya makna bahasa juga termasuk dalam semiotika. Namun, secara khusus kajian mengenai makna bahasa mempunyai wadah sendiri, yaitu semantik. (Chaer:2007).

2.2.2 Satuan Makna (Semantik Unit )

ﺤﻤﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ءﺎﻤﻠﻋ ﻒﻠﺘﺨﻳ

ﺔﻴﻟﻻﺪﻟﺍ ﺓﺪﺣ ﻮﻟﺍ ﻒﻳﺮﻌﺗ ﻲﻓ ﻥﻮﺛﺪ

,

ﻲﻤﻠﻌﻟﺍ ﺢﻠﻄﺼﻤﻟﺍ ﻲﻓﻭ

ﺎﻬﻴﻠﻋ ﻪﻧﻮﻘﻠﻄﻳ ﻱﺬﻟﺍ

.

ﺢﻠﻄﺼﻣ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﻖﻠﻁﺍ ﻦﻣ ﻢﻬﻨﻤﻓ

semantic unit

,

ﻮﻫﻭ

ﻞﺼﻔﻟﺍ ﺍﺬﻬﻟ ﺎﻧﺍﻮﻨﻋ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﻪﺘﻤﺟﺮﺗ ﺎﻧﺮﺘﺧﺍ ﻱﺬﻟﺍ ﺢﻠﻄﺼﻤﻟﺍ

.

ﻖﻠﻁﺍ ﻦﻣ ﻢﻬﻨﻣﻭ

ﺢﻠﻄﺼﻣ ﺎﻬﻴﻠﻋ

sememe

,

ﻡﺎﻋ ﺓﺮﻣ ﻝﻭﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻠﻋ ﻞﺧﺩ ﺢﻠﻄﺼﻤﻟﺍ ﻮﻫﻭ

1908

ﻠﻋ

ﻱﺪﻳﻮﺴﻟﺍ ﻱﻮﻐﻠﻟﺍ ﺪﻳ ﻲ

Adolf Noreen

ﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻠﻋ ﻞﺧﺩﻭ

ﺪﻳ ﻲﻜﻳﺮﻣ

Blom field

ﻡﺎﻋ

1926

.

ﺔﻴﻟﻻﺪﻟﺍ ﺓﺪﺣﻮﻟﺍ ﻒﻳﺮﻌﺗ ﻝﻮﺣ ﺔﻳﻮﻐﻠﻟﺍ ﺮﻈﻨﻟﺍ ﺕﺎﻬﺟﻭ ﻒﻠﺘﺨﺗﻭ

.

ﺎﻬﻧﺍ ﻝﺎﻗ ﻦﻣ ﻢﻬﻨﻤﻓ

:

ﻰﻨﻌﻤﻠﻟ ﻯﺮﻐﺼﻟﺍ ﺓﺪﺣﻮﻟﺍ

.

ﺎﻬﻧﺍ ﻝﺎﻗ ﻦﻣ ﻢﻬﻨﻣﻭ

:

ﻼﻤﻟﺍ ﻦﻣ ﻊﻤﺠﺗ

ﺔﻳﺰﻴﻴﻤﺘﻟﺍ ﺢﻤ

,

ﺎﻬﻧﺍ ﻝﺎﻗ ﻦﻣ ﻢﻬﻨﻣﻭ

:

ﻱﺍ

ﺎﻴﻟﻻﺩ ﺎﻨﻳﺎﺒﺗ ﺲﻜﻌﻳ ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻦﻣ ﺩﺍﺪﺘﻣﺍ

.

ﺺﻨﻟﺍ ﻲﻫ ﺔﻴﻟﻻﺪﻟﺍ ﺓﺪﺣﻮﻟﺍ ﺮﺒﺘﻋﺍ ﺪﻗ ﻢﻬﻀﻌﺑ ﻥﺎﻛ ﺫﺍﻭ

a text

ﺈﻔ

ﺍﺪﻧ ﻩﺮﻛﺫ ﺎﻣ ﻥ

Nida

ﺎﻧﺭﺎﻴﺘﺧﺍ ﻮﻫ ﺓﺪﺣﻮﻟﺍ ﻩﺬﻬﻟ ﺓﺩﺪﻌﺘﻣ ﺕﺎﻳﻮﺘﺴﻣ ﺩﻮﺟﻭ ﻦﻣ

,

ﺎﻨﻫ ﻪﻴﻠﻋ ﺎﻧﺮﺳ ﺎﻣﻭ

.


(37)

ﺒﻂ

ﻪﻟﺎﻗ ﺎﻤﻟ ﺎﻗ

Nida

ﺈﻔ

ﻯﻮﺘﺴﻣ ﻦﻣ ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻦﻣ ﺩﺍﺪﺘﻣﺍ ﻱﺍ ﻥ

morfem

ﻥﻭﺩ ﺎﻤﻣ ﻞﺑ

ﻯﻮﺘﺴﻤﻟﺍ ﺍﺬﻫ

ﻦﻴﺒﻧﺎﺟ ﻦﻣ ﻪﻨﻋ ﺙﺪﺤﺘﻳ ﻥﺍ ﻦﻜﻤﻳ ﻪﻠﻛ ﻕﻮﻄﻨﻤﻟﺍ ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻰﻟﺍ

:

ﺎﻣﺍ

ﺔﻴﻤﺠﻌﻣ ﺓﺪﺣﻮﻛ

Lexical

ﺔﻴﻟﻻﺩ ﺓﺪﺣﻮﻛ ﻭﺍ

Semantic unit

.

ﺰﻴﻛﺮﺘﻟﺍ ﻥﻮﻜﻳ ﺎﻤﻨﻴﺤﻓ

ﺔﻴﻤﺠﻌﻣ ﺓﺪﺣﻭ ﻦﻋ ﺎﺛﺪﺤﺘﻣ ءﺮﻤﻟﺍ ﻥﻮﻜﻳ ﺔﻴﻨﻌﻣ ﺔﻐﻴﺻ ﻰﻠﻋ

,

ﻥﻮﻜﻳ ﺎﻤﻨﻴﺣ ﻦﻜﻟﻭ

ﻤﻳ ﺔﻐﻴﺼﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﻰﻨﻌﻣ ﻰﻠﻋ ﺰﻴﻛﺮﺘﻟﺍ

ﺔﻴﻟﻻﺪﻟﺍ ﺓﺪﺣﻮﻟﺎﺑ ﻰﻤﺴﻳﺎﻣ ﻞﻤﻌﺘﺴﻳ ﻥﺍ ءﺮﻤﻠﻟ ﻦﻜ

.

ﻢﺴﻗ ﺪﻗﻭ

Nida

ﻲﻫ ﺔﻴﺴﺋﺭ ﻡﺎﺴﻗﺍ ﺔﻌﺑﺭﺍ ﻰﻟﺍ ﺔﻴﻟﻻﺪﻟﺍ ﺓﺪﺣﻮﻟﺍ

:

1

ﺓﺮﻔﻤﻟﺍ ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ

.

2

ﺔﻠﻛ ﻦﻣ ﺮﺒﻛﺍ

)

ﺐﻴﻛﺮﺗ

. (

3

ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ ﺮﻐﺻﺍ

)

ﻢﻴﻓﺭﻮﻣ

ﻞﺼﺘﻣ

(

.

4

ﻦﻣ ﺮﻐﺻﺍ

ﻢﻴﻓﺭﻮﻣ

)

ﺩﺮﻔﻣ ﺕﻮﺻ

(

)

ﺮﻤﻋ

.

1998

.

۳۲

ـ

۳۱

(

/yaḥtalifu ‘ulamāu al-lughati al- muḥaddiṡūna fī ta’rīfi al- waḥdati ad- dilāliyyah,

wa fī al- muṣṭalaḥi al-‘alamī al- lażī yaṭluqūnahu ‘alaihā. Faminhum min aṭlaqi

‘alaihā muṣṭalaḥa semantic unit, wahuwa al- muṣṭalaḥa al-lażī ikhtiranā tarjamatuhu al-‘arabiyyat ‘unwānan lihażā al-faṣli. Waminhm min aṭlaqi ‘alaihā muṣṭalaḥa sememe, wahuwa al- muṣṭalaḥu dakhala ‘ilmu al-lughatu awala marratu ‘ammi ۱ ۹۰۸ ‘alā yadin allughawiya al-suwidiya Adolf Noreen

wadakhala ‘ilmu al-lughatu al-amrikiya yadi Bulumfilidi ‘ammī۱۹۲٦.

Watakhtalifu wijhāti an-naẓari al-lughawiyyati ad-dilāliyyah. Faminhum min qāla

innahā : al-wiḥda aṣ-ṣugharā lilma’nā. Waminhum min qāla innahā : tujma’u min al-malāmiḥi al- tamyiziyyati, waminhum man qāla innahā :ayyu imtidādu mina al-kalāmi ya’kasi tabāyanan dilāliyan.

Waiżā kāna ba’ḍuhum qad I’tabara al-wiḥdatu ad-dilāliyyah hiya an-naṣu a text

fainna mā żakarahu Nida min wujūdin mustawiyātu muta’addadatu lihażihi al -wiḥdatu huwa ikhtiyārunā, wamā saranā ‘alaihi hunnā.

waṭabaqan limā qālahu Nida fainna ayyu imtidādu min al-kālami min mustawā al-mūrufim – bal mimmā dūna hażā al-mustawā- ilā al-kālami al-manṭuqi kulluhu yumkinu anna yataḥaddaṡa ‘anhu min jānibina :immā kawḥadatu mu’jamiyyatu Lexical unit aw kawḥadatu dilāliyyatu Semantic unit. faḥīnamā yakūnu at

-tarkiyzu ‘alā ṣīghati ma’niyyati yakūnu al -mar u mutaḥaddaṡan ‘an wiḥdati mu’jamiyyati, walakinna ḥinamā yakūnu at-tarkizu ‘alā ma’nā hażihi aṣ -ṣighati yumkinu lilmara I an yasta’mila mā yusammā bīl- wiḥdati ad-dilāliyyati. Wa qad qismu Nida al- wiḥdatu ad-dilāliyyatu ilā arba’atin aqsāmi raīsiyyah hiyā :

1.Al-kalimatu al-mufadatu. 2. Akbaru min killati (tarkību). 3.Aṣgharu min

kalimati (mūrufim muttaṣilu). 4. aṣgharu min mūrufim (ṣawtu mufradu)/. ’Ada perbedaan diantara para ilmuan tentang pengertian ilmu dilalah, yang sudah ahli ilmu bahasa masa kini. Adapun pembagiannya seperti unit semantik. Dan merupakan pembagian dari morfem. Dan ilmu mustalah termasuk dalam ilmu bahasa pertama kali sejak tahun 1908 oleh Adolf Noreen dan termasuk ilmu bahasa dalam di tangan Blood Field 1926.

Ada perbedaan pandangan para ahli bahasa tentang pengertian ilmu dilalah. Diantara mereka ada yang berpendapat : unit kesatuan makna terkecil. Sebagian


(38)

berkata : gabungan makna dan sebagian lagi mengatakan kata yang berlawanan yang perlu penjelasan variasi makna.

Pendapat terbesar mengenai pengertian ilmu dilalah adalah teks. Nida

mengatakan adanya beberapa tingkatan dari pilihan-pilihan kami, dan apa apa yang menjadi pembeda . Nida mengatakan apa yang menjadi perpanjangan kata dari tingkatan pemahaman. Akan tetapi itu tergantung terhadap tingkatannya sendiri. Terhadap pengucapan kata semuanya kemungkinan diucapkan diantara keduanya. Apakah termasuk dalam golongan kata leksikal atau termasuk dalam semantik. Maka ketika suatu kata sudah masuk dalam salah satu bagian dari leksikal dan semantik maka akn terlihat dalam sebuah kamus, akan tetapi kalau seandainya suatu kata tidak ada dalam leksikal maupun semantik, maka kata itu termasuk dalam ilmu dilalah.

Menurut Nida dalam Umar (1998: 21-22) membagi dilalah kepada 4 bagian pokok, yaitu : 1) Kata yang berdiri sendiri. 2) Lebih dari satu kata ( Frase). 3) Lebih kecil dari satu kata. 4) Lebih kecil dari satu morfem.

1. Pengertian Makna

Adapun makna menurut KBBI (2010- 2011 Hal:186) : (1) arti: ia memperhatikan setiap kata yg terdapat dalam tulisan kuno itu; (2) maksud pembicara atau peneliti; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.

Menurut Aristoteles dalam Chaer (1989, 13) Kata adalah satuan terkecil yang mengandung makna. Malah dijelaskannya juga bahwa kata itu memiliki dua macam makna, yaitu (1) makna yang hadir dari kata itu sendiri secara otonom, dan (2) makna yang hadir sebagai akibat terjadinya proses gramatikal. Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian ; atau kata adalah huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti ( Chaer, 2007 : 162).

Kata menurut KBBI ( 2002 Hal:5) kata adalah : (1) unsur bahasa yg diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa; (2) ujar; bicara; (3) Ling a morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas; b satuan bahasa yg dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misal : batu, rumah, datang) atau gabungan morfem (misal : pejuang, pancasila, mahakuasa) .


(39)

Menurut KBBI ( 2002 Hal:215) variasi adalah : (1) tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula; selingan: berulang-ulang tanpa--; (2) bentuk (rupa) yang lain; yang berbeda bentuk (rupa) : harga tiket pesawat memang ada– nya; berbagai– dialek bahasa indonesia; (3) hiasan tambahan: sepeda motornya diberi– berupa lampu-lampu kecil ( gambar temple dsb); (4) Bio perubahan turun-temurun pada binatang yang disebabkan oleh perubahan lingkungan; (5) Ling a.

wujud pelbagai manifestasi, baik bersyarat maupun tidak bersyarat dari suatu satuan; b. konsep yang mencakupi variable dan variasi.

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Abdul Chaer, dari beberapa pengertian tentang makna peneliti hanya memfokuskan pada variasi makna kata saja. Chaer (1989: 60-77) mengemukakan beberapa pengertian makna dalam buku pengantar semantik bahasa indonesia yaitu : 1.Makna leksikal dan makna gramatikal, 2.Makna referensial dan non referensial, 3.Makna denotatif dan konotatif, 4.Makna kata dan makna istilah, 5.Makna konseptual dan asosiatif, 6.Makna idiomatikal dan peribahasa , 7.Makna kias.

Menurut Chaer (2009: 70) makna kata dan makna istilah, perbedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunaannya secara umum dan secara khusus. Makna sebuah kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan, dapat menjadi bersifat umum.

Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan di dalam suatu kalimat. Kalau lepas dari konteks kalimat, makna kata itu menjadi umum dan kabur. Misalnya kata tahanan. Apa makna kata tahanan? Mungkin saja yang dimaksud dengan tahanan itu adalah ‘orang yang ditahan’, tetapi bias juga ‘hasil perbuatan menahan’, atau mungkin makna yang lainnya lagi (Hamidi. 2010 Hal:45).


(40)

Makna Gramatikal

Makna Gramatikal adalah makna yang “muncul” sebagai hasil suatu proses gramatikal. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya beberapa proses gramatikal. Yang utama adalah proses afiksasi, proses reduplikasi, proses komposisi, proses pemfrasean dan proses pengalimatan. (Chaer:2003 Hal:54).

1. Makna Gramatikal Afiksasi.

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia afiksasi merupakan salah satu proses penting dalam pembentukan kata dan penyampaian makna. Jenis afiks dan makna gramatikal yang dihasilkan cukup banyak dan beragam. Satu hal yang jelas makna afiks yang dihasilkan mempunyai kaitan dengan fitur semantik bentuk dasarnya. Umpamanya dalam prefiksasi dengan prefiks ber- pada bentuk dasar nomina yang berfitur makna [+pakaian] atau [+perhiasan] akan melahirkan makna gramatikal ‘mengenakan’ atau ‘memakai’.

Misalnya pada kata berdasi, bersepatu, berbedak dan berpita. Pada bentuk dasar yang berfitur semantik [+kendaraan] akan melahirkan makna ‘mengendarai’, ‘naik’ atau ‘ menumpang’. Misalnya pada kata bersepeda, berkereta, berkuda dan berbemo. (Chaer:2003 Hal:48).

Kalau sebuah bentuk dasar memiliki fitur makna yang menonjol lebih dari satu. Umpamanya kata patung memiliki fitur makna yang menonjol (a) [+hasil (pekerjaan)] dan (b) [+sifat diam (tak berbicara, tak bergerak)], maka bila dibubuhi prefiks me- menjadi kata mematung akan memunculkan makna gramatikal (a) ‘membuat patung’ dan (b) ‘diam seperti patung’. Contoh bahasa Arab ﺮﺒﺻ ‘sabar’ menjadi ﺮﺒﺼﻳ menimbulkan ‘bersabar’ artinya memunculkan makna seorang yang sedang bersabar.

Padahal kata menyambal hanya bermakna gramatikal ‘membuat sambal’ dan kata membatu hanya bermakna gramatikal ‘(keras) seperti batu’. Mengapa?


(41)

Karna kata sambal hanya memiliki satu fitur makna yang menonjol yaitu [+hasil (pekerjaan)], dan kata batu hanya memiki satu fitur makna yang menonjol yaitu [+’(keras) seperti batu’].

Unuk mengetahui makna gramatikal makna yang diacu pada kata mematung tampaknya tidak cukup hanya pada tingkat morfologi, melainkan kita harus melihat pada tingkat gramatikal yang lebih tinggi. Yaitu tingkatan sintaksis seperti kalimat berikut:

1. Usaha mematung banyak dilakukan penduduk desa itu. 2. Dia duduk saja mematung dalam seminar itu.

Kalimat pertama memberikan makna gramatikal ‘membuat patung’ dan kalimat kedua memberikan makna gramatikal ‘(diam) seperti patung’

Contoh dalam bahasa Arab sebagai berikut :

.1

ﺮﺼﺑ ﺓﻼﺼﻟﺍ ﺍﻮﻤﻴﻘﺗ ﻮﻫ

‘dia mengerjakan sholat dengan sabar

.2 ﺒﺼﻓ ﻼﻤﺟ ﺍﺮﺒﺻ ﺮ

‘Mak bersabarlah kamu dengan sabar yangbaik’

Kalimat pertama memberikan makna gramatikal sabar menjadi ‘khusyu’ dan kalimat kedua memberikan makna gramatikal sabar itu ‘baik’.

Contoh makna gramatikal kata ﺮﺒﺼﻟا/ Aṣ-ṣabru dalam Alquran dan Terjemahnya Departemen Agama RI yang sementara ini peneliti temukan diantaranya:

 

 



                               

 



 



 

/Allażīna `iżā żukira allahu wa jilat qulūbuhum wa aṣ -ṣābirīna ‘alā `aṣābahum

wa almuqīmī aṣ-ṣalāti wa mimmā razaqnāhum yunfiqūna/. “(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang ‘sabar’ terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan


(42)

sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka”. (Qs. 22:35)

2. Makna Gramatikal Reduplikasi

Reduplikasi juga merupakan satu proses gramatikal dalam pembentukan kata. Secara umum makna gramatikalnya adalah menyatakan ‘pluralis’ atau ‘intensitas’. Umpamanya kata rumah direduplikasikan menjadi rumah-rumah bermakna gramatikal ‘banyak rumah’, dan kata besar direduplikasikan menjadi besar-besar memiliki makna gramatikal ‘banyak yang besar’. Sedangkan kata memukul yang direduplikasikan menjadi memukul-mukul memberi makna gramatikal ‘berkali-kali memukul’. (Chaer, 2003).

Namun, makna gramatikal reduplikasi ini tampaknya tidak bisa ditafsirkan pada tingkat morfologi saja, melainkan baru bisa ditafsirkan pada tingkatan gramatikal yang lebih tinggi yaitu pada tingkatan sintaksis.

Contoh :

1. Bukalah pintu itu lebar-lebar!

2. Daunnya sudah lebar-lebar, tetapi belum dipetik. 3. Kumpulkan kertas yang lebar-lebar itu disini. Contoh :

1 .

ﻞﻴﻌﻓ ﻮﻫ

/ ḥua fu’ailun/

‘dia banyak melakukan sesuatu’

2 .

ﻚﻴﺨﺿ ﻲﻫ

/ ḥia ḍuhaikun/ ‘dia tukang ketawa’

`kata lebar-lebar pada kalimat (1) bermakna ‘selebar mungkin’, pada kalimat (2) bermakna ‘banyak yang lebar’ dan pada kalimat (3) bermakna ‘hanya yang lebar saja’. Sejauh ini peneliti tidak menemukan kata / Aṣ-ṣabru / dalam Alquran yang mengalami proses gramatikal Reduplikasi.

3. Makna Gramatikal Komposisi


(43)

Butir leksikal dalam setiap leksikal, termasuk bahasa Indonesia, adalah terbatas, padahal konsep-konsep yang berkembang dalam kehidupan manusia selalu bertambah. Oleh karena itu, selain dengan proses afiksasi dan proses reduplikasi, banyak juga digunakan proses komposisi untuk menampung konsep-konsep yang baru muncul itu atau yang belum ada kosa katanya. Umpamanya, dulu kata kereta digunakan untuk menampung konsep ‘kendaraan beroda yang ditarik oleh kuda’. Kemudian dengan hadirnya kereta yang berjalan di atas rel dan ditarik oleh lokomotif bertenaga uap, muncullah gabungan kata kereta api atau kereta rel; dan yang ditarik oleh kuda disebut kereta kuda. Lalu, dengan hadirnya tenaga listrik yang digunakan untuk menjalankan kereta muncullah kata kereta listrik. (Chaer:2003).

Dalam perkembangan selanjutnya dikenal pula pola komposisi kata seperti kereta penumpang, kereta barang, kereta bisnis, kereta eksekutif dan sebagainya, dengan makna gramatikal ’kereta untuk mengangkut penumpang’,’ kereta untuk mengangkut barang’, ‘kereta untuk kelas bisnis’, dan ‘kereta untuk penumpang eksekutif’.

Penutur (asli) suatu bahasa tidak perlu secara khusus mempelajari dulu fitur2 semantik kosa kata yang ada di dalam bahasanya untuk dapat membuat gabungan kata, sebab fitur-fitur semantik itu sudah turut ternuranikan sewaktu dia dalam proses pemerolehan bahasannya (Iskandar 2009 Hal: 127).

4. Kasus Kepolisemian

Kepolisemian lazim diartikan sebagai dimilikinya lebih dari satu makna oleh sebuah kata atau leksem. Atau dengan rumusan sederhana lazim dikatakan polisemi adalah kata yang bermakna ganda atau memiliki banyak makna. Misalnya kata kepala dalam kamus besar bahasa Indonesia tercatat memiliki enam buah makna, yaitu: (1) bagian tubuh diatas leher ; (2) bagian diatas leher tempat tumbuhnya rambut; (3) bagian suatu benda yang sebelah atas (ujung, depan, dan sebaginya); (4) bagian yang terutama, (yang penting); (5) pemimpin, ketua dan (6) akal pikiran, otak.


(44)

Sedangkan kata jatuh tercatat memiliki sepuluh buah makna, yaitu: (1) turun kebawah dengan cepat; (2) merosot, menjadi murah; (3) ditujukan kepada (4) bertepatan dengan; (5) berhenti dari suatu jabatan; (6) bangkrut, merugi; (7) kalah, dirampas musuh; (8) tidak lulus; (9) tidak tahan lagi; dan (10) menjadi sakit (miskin dan sebagainya) (Chaer:2003).

Di dalam bahasa Arab misalnya /ﺔﻘﻧ ﻒﻧا/ anfu nuqotu/hidung unta artinya si hidung mancung’ , / ﺪﻣﺮﻟا ﺮﻴﺜﻛ/ katsiru ar-ramad/ ‘banyak debu dapurnya’ artinya orang dermawan banyak tamu yang telah diberinya makan.

Konsep umum bahwa polisemi merupakan masalah sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu, sebetulnya kurang tepat, sebab substansinya tidak menyangkut masalah leksikal. Makna pertama kata kepala dan makna pertama kata jatuh yang tercatat dalam kamus besar bahasa Indonesia memang makna leksikal atau makna denotatif dari kata kepala dan kata jatuh itu. Namun, makna-makna berikutnya tidak bisa dipahami tanpa konteks sintaksisnya, baik dalam satuan frase maupun satuan kalimat. Makna ‘pemimpin’, ‘ketua’ sebagai makna kelima dalam kamus besar itu baru bisa dipahami atau dimengerti kalau kata kepala itu berada dalam frase seperti kepala kantor, kepala sekolah dan kepala keluarga.

Tanpa konteksnya dalam frase seperti itu kata kepala hanyalah memiliki makna leksikalnya. Begitupun makna menjadi sebagai makna kesepuluh dari kata jatuh yang tercatat dalam kamus besar itu baru bisa dipahami kalau kata jatuh itu berada dalam konteks frase seperti jatuh cinta, jatuh miskin dan jatuh sakit. Tanpa konteks tentu kata jatuh itu hanya memiliki makna leksikalnya, yakni makna pertama yang tercatat dalam kamus besar itu (Halliday 1976. Hal:86).

C. Makna kontekstual

Untuk dapat memahami makna suatu ujaran harus pula diketahui konteks dari terjadinya ujaran itu, atau tempat terjadinya ujaran itu. Konteks ujaran ini dapat berupa konteks intrakalimat, antarkalimat, bidang ujaran atau juga situasi


(45)

ujaran. (Tarigan:1985). Misal dalam bahasa Arab kalimat ﻡﺎﻴﺼﻟا ﻢﻜﻴﻠﻋ ﺐﺘﻛ / kutiba ‘alaikumu aṣ-ṣiyām /‘diwajibkan bagi kamu berpuasa

1. Makna kata ﺮﺒﺼﻟا/Aṣ-ṣabru / (‘sabar’)

Menurut KBBI (2004) arti kata ‘sabar’1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: ia menerima nasibnya dengan ‘sabar’; hidup ini dihadapinya dengan ‘sabar’; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: segala usahanya dijalankannya dengan ‘sabar’;

ber’sabar’ bersikap tenang (pikiran, perasaan): hendaknya kita ber’sabar’ dalam menghadapi cobaan hidup.

menyabarkan menenangkan perasaan (pikiran dan sebagainya); menenteramkan hati: sebaiknya kita menyabarkan kedua orang yang sedang bertengkar itu;

ter’sabar’ paling tenang (tidak mudah putus asa, marah, jengkel, dan sebagainya): ia termasuk gadis ter’sabar’ di antara teman-temannya sekelas;

memper’sabar’ menjadikan lebih memper’sabar’ (tabah, tenang);

penyabar orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah): seorang ‘sabar’ biasanya tidak cepat marah karena persoalan kecil;

ke’sabar’an ketenangan hati dalam menghadapi cobaan; sifat tenang (‘sabar’): ia pun akan kehilangan ke’sabar’nya apabila diperlakukan tidak adil dan melampaui batas.

Menurut Kamus Munawwir (1997 Hal: 265) kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / yang berarti : 4. ﺮﺒﺻ / ṣabara / ‘Bersabar’

5. ﺮﺒﺼﻳ / yaṣbiru / ‘Tabah Hati’ 6. ﺮﺒﺼﻳ / yaṣbiru / ‘Berani’

Menurut Kamus Al-Munjid fi lughathu wa a’lam (1973 : 414) kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ

-ṣabru / yang berarti : 3. ﺪﻠﺠﺗ / tajallud / ‘Berani’

4. ﻯﻮﻜﺷ / syakwā / ‘Tidak Mengeluh’

Secara terminologi ‘sabar’ berarti menahan dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridha dari Allah. Sedangkan secara istilah, ‘sabar’


(46)

adalah ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan dalam hal mencegah perbuatan-perbuatan maksiat (Al-Maraghi 1998. Hal:102)

2. Proses Makna Gramatikal Kata ﺮﺒﺼﻟا / A-ṣabru /

Secara terminologi ‘sabar’ berarti menahan dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridha dari Allah. Sedangkan secara istilah sebagaimana yang diungkapkan oleh Shihab, ‘sabar’ adalah ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan dalam hal mencegah perbuatan-perbuatan maksiat.

Guna memudahkan pemahaman tentang hal ini maka sebagai bahan acuan pemaknaan, berikut peneliti cantumkan dua ayat yang sekiranya dapat mewakili perbedaan makna kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / ‘sabar’

Allah SWT berfirman pada surah As-sajadah

                                         bi ū ān wa k ū ṣabar ā lammā amrin ` na bi ū yahd immatan `

/ waj’alnā minhum a

`ayatinā yūqiūna / “dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin . dan mereka

‘sabar’ mereka

yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika adalah meyakini ayat-ayat kami.” (QS 32 : 24)

                                       

/ `ūlā`ikal lażīnasy tarrawḍ ḍal ālath bil hudā wal ‘ażāba bil magfirati famā

`abarahum ‘alān nāri / “Mereka Itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka Alangkah beraninya mereka menentang api neraka” ( QS. 2:175 ).


(47)

Berdasarkan contoh ayat pertama kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / diterjemahkan dengan mereka ‘sabar’, dengan pengertian ‘sabar’ erat kaitannya dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan sesama makhluk, maka makna ini digolongkan menjadi makna leksikal atau makna sebenarnya. Pada contoh kedua terjadi perubahan makna asli kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / menjadi makna beraninya

disebabkan proses gramatikal yaitu adanya pengaruh penggabungan kata ﺎﻤﻓ /

famā / dengan kata ﻢﻫﺮﺒﺻا / `aṣbarahum /, proses gramatikal itu disebut komposisi.

Setelah dicermati dari dua contoh yang telah dipaparkan tersebut, dapat diketahui bahwsanya kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / di dalam Al-Qur’an memiliki berbagai macam makna tergantung pada konteksnya atau berdasarkan proses gramatikalnya.


(48)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan Makna kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / dalam Al-Qur’an

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan melalui software Qur’an Player Versi 2.0.1.0 copyright c 2005-2007 Wawan Sajcriyanto dan Al-Qur’an Terjemahannya dengan Transliterasi 1998 dan ﻥﺎﻤﺣﺮﻟا ﺢﺘﻓ /Fathur rahman/.

Maka bentuk-bentuk kata ﺮﺒﺼﻟا/ A-ṣabru / dalam Al-Quran ditemukan sebanyak 7 (delapan) bentuk dan klasifikasinya adalah sebagai berikut:

2. Tabel Makna Gramatiakal Kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru /

Bentuk Kata‘sabar’ Quran Surah Arti

ﺮﺒﺻ /ṣabara / Fi’il madhi

(Qs. 2:45), (Qs. 2:61), (Qs. 2:153), (Qs. 2:175), (Qs. 2:250),(Qs. 3:120), (Qs. 3:125), (Qs. 3:186), (Qs.3:200), (Qs. 4:25), (Qs. 6:34), (Qs. 7:87), (Qs. 7:126), (Qs. 7:128), (Qs. 7:137), (Qs. 8:46), (Qs. 10:109), (Qs. 11:49), (Qs. 11:49), (Qs. 11:115), (Qs. 12:18), (Qs. 12:83), (Qs. 12:90), (Qs. 13:22), (Qs. 13:24), (Qs. 14:12), (Qs. 14:21), (Qs. 16:42), (Qs. 16:96), (Qs. 16:110), (Qs. 16:126), (Qs. 16:127), (Qs. 18:28), (Qs. 18:67), (Qs. 18:68), (Qs. 18:72), (Qs. 18:75), (Qs. 18:78), (Qs. 18:82), (Qs. 20:130), (Qs. 23:111), (Qs. 25:20), (Qs. 25:42), (Qs. 25:75), (Qs. 28:54), (Qs. 28:59), (Qs. 30:60), (Qs. 31:17), (Qs. 32:24),

sabar


(49)

اﻭﺮﺒﺼﻳ /yaṣbirū/ Fi’il mudhari’

(Qs. 41:24) Mereka bersabar

ﻥﻭﺮﺒﺼﺗ /taṣbirūna/ Fi’il mudhari’

(Qs. 25:20) kamu bersabar

ﺮﺒﺼﻳ /yaṣbiru / Fi’il mudhari’

(Qs. 12:90), (Qs. 41:24 Bersabar

ﺮﺒﺼﻟا /aṣ-ṣabru/

Isim fā’il

(Qs. 2:45), (Qs. 2:153), (Qs. 90:17), (Qs. 103:3)

dia (lk) bersabar

ﺮﺒﺻا /iṣbir / Fi’il `amar

(Qs. 3:200), (Qs. 7:87), (Qs. 8:46), (Qs. 10:109), (Qs. 11:49), (Qs. 11:115), (Qs. 16:127), (Qs. 18:28), (Qs. 20:130), (Qs. 30:60), (Qs. 31:17), (Qs. 38:6), (Qs. 38:17), (Qs. 40:55), (Qs.40:77), (Qs. 46:35), (Qs. 50:39), (Qs. 52:16), (Qs. 52:48), (Qs. 68:48), (Qs. 70:5), (Qs. 73:10), (Qs. 74:7), (Qs. 76:24)

Bersabarlah

ًاﺮﺒﺻ/ṣabarā/ (Qs. 2:250), (Qs. 7:126), (Qs. 18:67), (Qs. 18:72), (Qs. 18:75), (Qs. 18:78), (Qs. 18:82), (Qs. 70:5)

Sabar

ﻢﻫﺮﺒﺻا/aṣbarahum/ Isim tafdhil

(Qs. 2: 175) Berani

Makna ﺮﺒﺼﻟا / A-ṣabru / yang dimaksud pada ayat di atas yaitu ke’sabar’an mengandunng perbedaan arti yang hampir sama: (1) ‘sabar’ dalam perintah Allah (2) ‘sabar’ dalam cobaan Allah. (3) ‘sabar’ dalam segala ujian (Asrori 2004. Hal:64)


(1)

DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Al-Karim

Adjiarto. 2012. sabar dalam pandangan alquran. Jakarta : PT Rineka

Al-Jarim Ali, Amin Musthafa. 2010. Terjemahan Al-balaghatul Waadhihah. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Al-Khuli Ali Muhammad, 1982. a dictionary of theoretical Linguistics English Arabic. Libanon, Beirut. Library Du Libon

Aminuddin. 2008. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

---. 1988. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Malang: Sinar Baru Algensindo.

---. 1985. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Malang: Sinar Baru Algensindo.

Asrori, Imam. 2004. Sintaksis Bahasa Arab. Malang : Misykat.

Bisri, Adib dan Fatah, A, Munawwir. 1999. Kamus Al-Bisri Indonesia – Arab – Arab – Indonesia. Yogyakarta :Pustaka Progresif.

Chaer, Abdul. 1989. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

---, 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dewan Penerjemah Al-Qur’an. 1998. Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya dengan Transliterasi Arab-Latin. Semarang: PT. Karya Toha Putra.

Durrah, Ahmad. 2007. Pustaka Pengetahuan Al-Qur’an. Jakarta: PT. Rehal Publika.

---, 1999. Faatuh Rahman. Indonesia : Maktabah Dahlan

Halliday, M.A.K. 1978. Languege as Social Semiotics: The Social Interpretation of Language and Meaning, London: Edward Arnorld.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. (online), (


(2)

Hamidi, Luthfi. 2010. Semantik Al-Qur’an dalam perspektif Toshihiko Izutsu. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada (GP Press).

Shihab, Quraish. 2012. Tafsir Al-misbah Jilid 1. Jakarta : Lentera Hati. ---. 2012. Tafsir Al-misbah Jilid 2. Jakarta : Lentera Hati. ---. 2012. Tafsir Al-misbah Jilid 3. Jakarta : Lentera Hati. ---. 2012. Tafsir Al-misbah Jilid 4. Jakarta : Lentera Hati. ---. 2012. Tafsir Al-misbah Jilid 5. Jakarta : Lentera Hati. ---. 2012. Tafsir Al-misbah Jilid 6. Jakarta : Lentera Hati. ---. 2012. Tafsir Al-misbah Jilid 7. Jakarta : Lentera Hati.

Munawwir, Ahmad Warson dan Muhammad Fairuz. 2007. Al- Munawwir: Kamus Arab- Indonesia . Surabaya : Pustaka Progressif.

Ma’luf Luis, 1980. Al-munjid. Beirut : Darl Fikr

Rukiyah. 2011. Analisis makna kata ﻪﺟﻭ /Wajhun/ dalam Al-Qur’an.(Skripsi). Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

Sudariyat, Yayat. 2008. Makna dalam Wacana Prinsip-Prinsip Semantik dan Pragmatik. Bandung: CV. Yrama Widya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta,cv.

Tarigan, Henry Guntur.1985. Pengajaran Semantik. Bandung : Angkasa.

Yunus, Mahmud.1972. kamus Arab- Indonesia. Jakarta : PT. Hidakarya Agung. ﻢﻳﺮﺠﻟﺍ , ﻦﻴﻣﺍﻭ ﻰﻠﻋ , ﻰﻔﻄﺼﻣ . ﺕ . ﺕ . ﺔﻴﺿﻮﻟﺍ ﺔﻏﻼﺒﻟﺍ . ﺮﺼﻣ : ﻑﺭﺎﺼﻤﻟﺍ ﺭﺍﺩ . ﻰﻗﺎﺒﻟﺍﺪﺒﻋ , ﺩﺍﺆﻓﺪﻤﺤﻣ . ﺕ . ﺕ . ﺱﺮﻬﻔﻟﺍ ﻢﺠﻌﻤﻟﺍ ﻷ

ﻒﻳﺮﺸﻟﺍ ﻒﺤﺼﻤﻟﺍ ﺔﻴﺷﺎﺤﺑ ﻢﻳﺮﻜﻟﺍ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻅﺎﻔﻟ . ﺮﻜﻔﻟﺍﺭﺍﺩ ﺮﻤﻋ . 1998 . ﺔﻟﻻﺪﻟﺍ ﻢﻠﻋ . ﺓﺮﻫﺎﻘﻟﺍ . ﺐﺘﻜﻟﺍ ﻢﻟﺎﻋ akhirat.html?m=1, diakses 1 oktober 2013).

diakses 1 oktober 2013).


(3)

diakses 1 oktober 2013).


(4)

LAMPIRAN 1

Tabel Hasil Jumlah Makna Kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / dalam Al-Qur’an

Kata ‘sabar’ Quran Surah Arti

ﺮﺒﺻ /ṣabara / (Qs. 2:45), (Qs. 2:61), (Qs. 2:153), (Qs. 2:175), (Qs. 2:250), (Qs. 3:120), (Qs. 3:125), (Qs. 3:186), (Qs.3:200), (Qs. 4:25), (Qs. 6:34), (Qs. 7:87), (Qs. 7:126), (Qs. 7:128), (Qs. 7:137), (Qs. 8:46), (Qs. 10:109), (Qs. 11:49), (Qs. 11:49), (Qs. 11:115), (Qs. 12:18), (Qs. 12:83), (Qs. 12:90), (Qs. 13:22), (Qs. 13:24), (Qs. 14:12), (Qs. 14:21), (Qs. 16:42), (Qs. 16:96), (Qs. 16:110), (Qs. 16:126), (Qs. 16:127), (Qs. 18:28), (Qs. 18:67), (Qs. 18:68), (Qs. 18:72), (Qs. 18:75), (Qs. 18:78), (Qs. 18:82), (Qs. 20:130), (Qs. 23:111), (Qs. 25:20), (Qs. 25:42), (Qs. 25:75), (Qs. 28:54), (Qs. 28:59), (Qs. 30:60), (Qs. 31:17), (Qs. 32:24),

‘sabar’

اﻭﺮﺒﺼﻳ /yaṣbirū/ (Qs. 41:24) Mereka

ber’sabar’ ﻥﻭﺮﺒﺼﺗ /taṣbirūna/ (Qs. 25:20) kamu ber’sabar’ ﺮﺒﺼﻳ /yaṣbiru / (Qs. 12:90), (Qs. 41:24 Ber’sabar’ ﺮﺒﺼﻟا /aṣ-ṣabru/ (Qs. 2:45), (Qs. 2:153), (Qs. 90:17),

(Qs. 103:3)

dia (lk) ber’sabar’

ﺮﺒﺻا /iṣbir / (Qs. 3:200), (Qs. 7:87), (Qs. 8:46), (Qs. 10:109), (Qs. 11:49), (Qs. 11:115), (Qs.


(5)

16:127), (Qs. 18:28), (Qs. 20:130), (Qs. 30:60), (Qs. 31:17), (Qs. 38:6), (Qs. 38:17), (Qs. 40:55), (Qs.40:77), (Qs. 46:35), (Qs. 50:39), (Qs. 52:16), (Qs. 52:48), (Qs. 68:48), (Qs. 70:5), (Qs. 73:10), (Qs. 74:7), (Qs. 76:24)

ًاﺮﺒﺻ /ṣabarā/ (Qs. 2:250), (Qs. 7:126), (Qs. 18:67), (Qs. 18:72), (Qs. 18:75), (Qs. 18:78), (Qs. 18:82), (Qs. 70:5)

‘sabar’


(6)

LAMPIRAN 2

Tabel Hasil Makna Gramatikal Kata ﺮﺒﺼﻟا / Aṣ-ṣabru / dalam Al-Qur’an No Variasi

Makna ﻟا ﺮﺒﺼ / A -ṣabru /

Terdapat Sebanyak

Variasi Kata ﺮﺒﺼﻟا / A -ṣabru /

Nama Surat : No Ayat

1. ‘sabar’ 3 kata   Al-Imran 18, An-Nisā՝ 135, Al- A ̒raf 29.

2. Mengalami perubahan makna kata berani

1 kata  Al-baqarah 187

3. Mengalami perubahan makna kata dan bentuk menunggu