1. Sarana penyimpanan alat kontrasepsi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas gudang informan tentang penyimpanan alat kontrasepsi di gudang kantor Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. tempat penyimpanan obat sudah memiliki sarana yang baik dan lengkap seperti adanya gudang, pendingin
ruangan untuk alat kontrasepsi perlu suhu rendah, namun masih perlu alat untuk menjaga suhu ruangan agar kondisi obat tetap baik dan tidak rusak. Hal tersebut
dapat di lihat pada tabel 4.10 berikut
Tabel 4.10 Matrix Pernyataan informan mengenai sarana penyimpanan alat kontrasepsi
Informan Pernyataan
Informan 1 petugas Gudang
Ada gudang, ada pendingin ruangan tapi masih kurang,pencahayaan masih kurang, digudang juga
lengkap tapi pasti ada kekurangan karna suhu nya masih kurang, kemudian untuk tatanan alat kontrasepsinya
diletak kan berdasarkan mana yang lebih duluan masa kadaluarsa udah dekat itu diletak di atas yang masih
lama diletak dibawah.
2. Pemeriksaan stok alat kontrasepsi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas gudang informan tentang pemeriksaan stok alat kontrasepsi di gudang kantor Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. pemeriksaan stok obat dilakukan setiap bulan. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel 4.11 berikut
Tabel 4.11 Matrix Pernyataan informan mengenai pemeriksaan stok alat kontrasepsi di gudang
Informan Pernyataan
Informan 1 petugas Gudang
Untuk pemeriksaan kita membuat laporan setiap bulannya, jadi setiap bulan laporan yang saya buat tu
saya berikan ke petugas gudang BKKBN provinsi
Universitas Sumatera Utara
setelah dilihat oleh sekretaris untuk dilakukan perekapan pemakaian obat setiap bulannya
4.4.5 Pendistribusian Alat Kontrasepsi
Berdasarkan hasil wawancana kepada 2 orang mengenai pendistribusian alat kontrasepsi. bahwa pendistribusian oleh petugas gudang BPPKB terjadi nya
hambatan karena minimnya stok alat kontrasepsi digudang, dimana jumlah stok alat kontrasepsi yang paling diminati stoknya terbatas kadang habis. sangat minim
sekali stok digudang sehingga petugas kupt untuk mendapatkan barang tersebut tidak bisa terpenuhi berdasarkan kebutuhan puskesmas yang mereka tangani,
kemudian menjadi kendala bagi pihak puskesmas dalam melakukan pelayanan keluarga berencana yang ingin mendapatkan alat kontrasepsi untuk ber Hal
tersebut dapat di lihat dari tabel pada tabel 4.12 berikut
Tabel 4.12 Matrix Pernyataan informan mengenai pendistribusian Informan
Pernyataan Informan 1
Petugas Gudang alat kontrasepsi kami distribusikan ke puskesmas
melalui petugas kupt yang mengambil ke gudang berdasarkan kebutuhan puskesmas sesuai kunjungan
peserta KB aktif dan KB baru yang datang untuk ber KB ke puskesmas kemudian petugas kupt datang ke gudang
untuk mengambil barang alat kotrasepsinya berdasarkan kebutuhan puskesmas yang dia tangani dan ada laporan
nya, barang yang kami kasih kadang tidak mencukupi untuk diambil oleh petugas KUPT karena jumlah stok
digudang terbatas , kadang barang yang mereka minta stoknya habis, jadi petugas KUPT hanya mengambil
secukup nya saja, kendala nya dalam pendistribusian digudang ini ya ini karena jumlah stok alat kontrasepsi
yang diberikan oleh BKKBN provinsi tidak terlalu banyak, sehingga ini menjadi terhambat dalam proses
pendistribusian ke puskesmas yang ditangani oleh petugas kupt, untuk pendistribusian ke bidan praktek
swata kami tidak ada, karena mereka berdiri sendiri. untuk rumah sakit kami distribusi jika kami ada kerja
Universitas Sumatera Utara
sama dengan mereka dimana mereka memiliki tempat pelayanan KB, tetapi kalo distibusi ke rumah sakit kami
jarang kecuali memang ada kerja sama aja baru kami distribusi,
kami lebih banyak distribusinya ke
puskesmas yang sudah ditangani oleh petugas kupt tiap- tiap kecamatan datang ke gudang kami dengan
membawa laporan berdasarkan permintaan puskesmas yang sudah ada penanggung jawab nya dari setiap
masing-masing kecamatan untuk mengambil alat kontrasepsi yang dibutuhkan.
Informan 2 ka. UPT Kisaran
Timur Kadang Alat kontrasepsi yang saya ambil dari gudang
BPPKB untuk diberikan ke puaskesmas tidak sesuai kebutuhan puskesmas dikarenakan jumlah stok yang
tersedia di gudang tidak mencukupi, bahkan stoknya habis.
1. Penerima alat kontrasepsi