pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini. Akibat peristiwa ini, status Gunung Sinabung dinaikkan
ke level 3 menjadi Siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama beberapa hari, status diturunkan menjadi level 2, Waspada. Namun demikian, aktivitas tidak
berhenti dan kondisinya fluktuatif Simatupang, 2013.
Memasuki bulan November, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga status dinaikkan kembali menjadi Siaga.
Pengungsian penduduk di desa-desa sekitar berjarak 5 km dilakukan. Letusan- letusan terjadi berkali-kali setelah itu, disertai luncuran
awan panas sampai 1,5
km. Terbentuk kolom abu setinggi 8000 m di atas puncak gunung. Akibat rangkaian letusan ini,
Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah timur terkena
hujan abu vulkanik.
Setelah kondisi ini bertahan terus, pada minggu terakhir Januari 2014 kondisi Gunung Sinabung mulai stabil dan direncanakan pengungsi yang berasal dari luar
radius bahaya 5 km dapat dipulangkan.
2.2 Landasan Teori
Menurut Arsyad 2003 agribisnis adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang
ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Arti luas maksudnya adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertaian dan kegiatan usaha yang ditunjang
oleh kegiatan pertanian. Pada umumnya, produksi yaitu proses kombinasi dan koordinasi material- material
dan kekuatan-kekuatan input, sumber daya, atau jasa-jasa produksi dalam
Universitas Sumatera Utara
pengolahan suatu barang atau jasa. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan
dengan baik. Diberbagai literatur, faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah input, production factor
, dan korbanan produksi Soekartawi, 2001. Produksi adalah suatu proses merubah kombinasi berbagai input menjadi output.
Pengertian produksi tidak hanya terbatas pada proses pembuatan saja tetapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengemasan kembali, hingga pemasaran
hasilnya. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa. Bahkan sebenarnya perbedaan antara barang dan jasa itu sendiri, dari sudut pandang ekonomi, sangat tipis.
Setiap produsen dalam melakukan kegiatan produksi di asumsikan dengan tujuan memaksimumkan keuntungan Pracoyo, 2006.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dibedakan menjadi2 kelompok,
yaitu :
1. Faktor teknis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat
kesuburannya, bibit, varietas, pupuk dan pestisida. 2.
Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko ketidakpastian, kelembagaan,
tersedianya kredit dan sebagainya Soekartawi, 2003.
Untuk memperoleh tingkat produksi optimal agar tercapai tingkat penerimaan yang optimal, produsen haruslah memperhitungkan jumlah produksi, di mana
pada jumlah tersebut diharapkan penggunaan yang berlebihan akan menurunkan hasil sehingga optimalisasi penerimaan tidak tercapai. Tingkat optimalisasi
penerimaan akan tercapai bila penggunaan faktor-faktor produksi telah efisien dan
Universitas Sumatera Utara
harga yang berlaku dapat menjamin keadaan tersebut, sehingga produksi yang diperoleh mencerminkan tingkat efisien dan keadaan usahatani tersebut
Sudarsono, 1995 Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total.
Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor output dan biaya produksi input.Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan yang diperoleh
sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usahatani seperti berdagang, mengojek, dll Sofian, 2006.
Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur
penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran
atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lain- lain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebutAhmadi, 2001.
Pendapatan atau dapat juga disebut keuntungan, adalah merupakan selisih antara
penerimaan total dengan biaya total. Dimana biaya itu terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Secara matematis analisis pendapatan dapat ditulis dan
digambarkan sebagai berikut. Y = TR-TC
Keterangan: Y
= Pendapatan Rp TR
= Total Penerimaan Rp TC
= Total Biaya Rp Soekartawi, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk menghitung penerimaan usahatani dapat dihitung dengan rumus formula sebagai berikut.
TR = P.Q TC = TFC + TVC
Keterangan P
= Harga per satuan Rp Q
= Jumlah Produksi kg TVC = Total Biaya Variabel Rp
TFC = Total Biaya Tetap Rp Suratiyah, 2006.
2.3. Kerangka Pemikiran