74
sidang pengadilan
Pradata Gedhe
ialah di Baleharja Kepatihan dan dasar hukum yang digunakan ialah
Angger ageng
,
Pranatan Nagari
, dan Undang-undang yang dikeluarkan
Patih
.
108
Sidang
Pradata Gedhe
dianggap syah apabila dihadiri oleh
wisesa
sebagai Ketua dan seorang Penghulu. Di dalam sidang tersebut Jaksa besar dan penghulu berkedudukan sebagai pemberi saran dan penasehat kepada Majelis
hakim dalam memutuskan suatu perkara.
109
Sejak masa reorganisasi pelaksanaan Pengadilan
Pradata Gedhe
untuk dapat dilaksanakan harus disetujui oleh pemerintah Belanda.
2. Pengadilan
Pradata Kadipate n
Pengadilan ini dibentuk bersamaan dengan pengadilan Pradata Gedhe sejak reorganisasi peradilan pada tahun 1901. Pengadilan Pradata Kadipaten
menangani perkara kejahatan yang dilakukan oleh keluarga Raja sampai derajat keempat. Sebenarnya urusan yang menjadi kewenangan Pradata Kadipaten
hampir sama dengan Pradata Gedhe hanya kedudukannya lebih rendah. Anggota dalam pengadilan Pradata Kadipaten dipegang oleh seorang ketua Pepatih dalem.
Dalam pemutusan perkara pengadilan Kadipaten harus mendapat pengesahan dari pengadilan Pradata Gedhe. Kedudukan Pradata Kadipaten hanya sebagai bawahan
Pradata Gedhe pada masa reorganisasi tahun 1901 lingkupnya lebih terbatas dikarenakan pengaruh hukum kolonial Kemudian tahun 1903 susunan anggota
pengadilan Pradata Kadipaten ditambah dengan seorang Mantri yang bertugas
108
Radjiman, Sejarah Mataram Kartasura sampai Surakarta Hadiningrat, Surakarta: Toko Buku Krida, 1982, hal., 253.
109
Rikjsblaad Surakarta No. 6, op. cit., hal., 104.
75
memanggil orang-orang yang berpangkat diatas mantri untuk hadir dalm persidangan.
110
3. Pengadilan
Pradata Kabupaten
Pengadilan ini didirikan sejak tahun 1901 bersamaan dengan pengadilan Pradata Gedhe dan Pradata Kadipaten. Kekuasaan menangani dalam pengadilan
ini mengurusi perkara kejahatan yang dilakukan keluarga Raja serta para Bupati dan keluarganya yang berkedudukan di luar Ibu Kota.
111
Susunan anggota dalam Pengadilan Pradata Kabupaten sama dengan Pradata Gedhe yang diketuai oleh
Seorang Patih. Perkara sipil yang ditangani Pradata Kabupaten apabila diganti dengan denda tidak lebih dari lima puluh rupiah. Peraturan tersebut sudah tentu
tidak menguntungkan para kalangan istana, sebab akan timbul masalah apabila seorang sentana dalem menjadi Kawula Gubernemen apabila melakukan
pelanggaran siapakah yang akan mengadili, maka sebagai pemecahannya apabila sentana dalem yang menjadi kawula Gubernemen melakukan pelanggaran tetap
menjadi tanggung jawab Gubernemen.
112
Masalah yang kedua ialah apabila seorang di suatu daerah melakukan pelanggaran, maka pengadilan Pradata di
daerah tersebutlah yang berwenang memeriksa dan mengadili atas persetujuan Residen.
110
Radjiman, op. cit., hal., 247.
111
Darsiti Soeratman, Kehidupan Dunia Kraton Surakarta 1830-1939, Yogyakarta: Taman Siswa, 1989, hal., 83.
112
Radjiman, op.cit., hal., 246.
76
4. Pembentukan Lembaga Bantuan Polisi