88
dari perbanditan yang marak terjadi di Surakarta. Peristiwa tersebut terjadi di wilayah Klaten di desa Ceper dan bukan pertama kalinya terjadi karena tindakan
kriminal sudah ada sejak menguatnya sistem administrasi Kolonial. Peristiwa perampokan yang terjadi di Klaten tersebut dapat ditangani pengadilan Pradata
sejak reorganisasi hukum dan peradilan. Sejak reorganisasi hukum meskipun kekuasaan mengadili dibatasi namun Pradata berhasil menangani kasus-kasus
perampokan salah satunya yang terjadi di Klaten oleh bandit terhadap penyewa tanah pada tahun 1900. Kasus perampokan di Klaten tersebut dalam putusan
pengadilan Pradata dikenakan hukuman denda tiga ratus rupiah dan kurungan selama lima bulan terhadap pelaku.
140
3. Perkara Hutang-piutang dan Gadai
Perkara hutang-piutang dan gadai telah diatur dalam Undang-undang yang ditetapkan pemerintah Belanda yang turun temurun dilaksanakan oleh Raja
Kasunanan. Pada masa reorganisasi perkara hutang-piutang dan gadai termuat dalam
Strafwetboek
yang akan ditangani pengadilan Pradata. Tindakan Hutang- piutang dan Gadai tidak dibenarkan apabila seorang piutang atau kreditor
bertindak sendiri apalagi dengan melakukan kekejaman terhadap yang mempunyai hutang atau debitor.
141
Pada masa pemerintahan Pakubuwana X1893-1939 praktek gadai sudah dilarang dan apabila terjadi perkaranya
seorang penggadai harus dilakalahkan bahkan perkara gadai tersebut dapat melibatkan kedua belah pihak sebagai tersangka. Pengadilan Pradata dalam
140
Serat Angger Gunung, op. cit., hal., 55.
141
Radjiman, op.cit., hal. 267.
89
menangani masalah hutang-piutang dan gadai apabila salah satu pihak melakukan kejahatan atau kekejaman maka akan diadili serta hukuman yang akan dijatuhkan
ialah kerja paksa paling lama lima tahun seperti yang dijelaskan dalam
Strafwetboek
yaitu, ”
Ukumane saudagar kang bangbrik pasaja nyambut gawe peksa ora nganggo karante lawase sesai tumekane limang taun
”.
142
Dari kutipan tersebut dijelaskan putusan hukuman perkara gadai yang ditangani pengadilan
Pradata ialah hukuman kerja paksa kurang lebih satu bulan atau paling lama lima tahun.
Pada tahun 1899 pengadilan Pradata berhasil menangani perkara hutang yang terjadi di wilayah Kartasura. Peristiwa tersebut terjadi ketika adanya sorang
tuan tanah partikelir
Landheer
yang memberi pinjaman kepada penyewa tanah dengan ketentuan hasil panen tanah diberikan kepada tuan tanah sebagai ganti
hutang yang dipinjam oleh penyewa tanah tersebut. Setelah adanya ketentuan tersebut penyewa tanah atau pemilik hutang belum mampu mengembalikan
pinjaman karena hasil panen yang kurang dari ketentuan. Sebagai akibat tuan tanah memaksa dengan mengambil barang-barang dari penyewa tanah hingga
terjadi perusakan dengan paksa. Sebagai Bupati di Kartasura seorang Demang yang bernama Suryoamijoyo berusaha melaporkan kejadian tersebut kepada
Bupati Gunung Kartasura. Kasus tersebut kemudian dibawa kemuka hakim pengadilan Pradata untuk ditangani karena perkara tersebut digolongkan sebagai
tindak pidana karena seorang yang berhutang dilukai oleh pemberi hutang.
142
Ibid, hal., 269.
90
Hukuman yang dijatuhkan dalam perkara hutang tersebut adalah kerja paksa selama tiga bulan kepada tuan tanah di Kartasura.
143
E. Peran Pengadilan Pradata di Daerah Enclave Kasunanan