7 PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang ini memproduksi madu
setiap tahun tergantung banyaknya bahan baku yang diperoleh dari lebah madu sehingga kuantitas produksi mengalami fluktuasi.
Tabel 1. Data Produksi dan Pemasaran PT Madu Pramuka Kabupaten Batang Tahun 2004-2008
Sumber: Data Produksi dan Pemasaran PT Madu Pramuka, Batang Berdasarkan Tabel 1. diatas dapat diketahui bahwa hasil produksi dan
pemasaran selama lima tahun berfluktuatif. Produksi dan pemasaran madu sangat tergantung pada mekanisme pemasaran. Mekanisme pemasaran madu
tersebut melibatkan beberapa pihak yang meliputi produsen, pemasok, distributor, konsumen, kondisi alam, kondisi ekonomi, dan peran pemerintah.
Dalam hal ini, perusahaan harus mampu memasarkan produk madu asli dan dapat bersaing dengan produk madu lain yang ada di pasar. Namun, untuk
menjadi pemenang dalam persaingan yang kompetitif bukan hal yang mudah, mengingat perusahaan harus mempunyai langkah-langkah sendiri agar lebih
unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Bukan hanya unggul dalam hal kualitas madu tetapi juga dalam hal pemasaran. Oleh karena itu, perumusan
strategi pemasaran yang tepat merupakan hal yang penting demi kelangsungan hidup perusahaan.
B. Perumusan Masalah
Pada produk madu, kualitas menjadi sangat penting ketika dihadapkan pada ketatnya persaingan pasar. Banyaknya pesaing dalam memproduksi
madu menyebabkan pengembangan madu serta pemasaran madu harus mampu menciptakan produk madu yang mampu bersaing dengan produsen
lain. Sedangkan kandungan kadar air madu produksi PT Madu Pramuka
Pemasaran madu Tahun
Produksi madu ml
Pemasaran madu ml
Ukuran 600 ml
dalam botol
dalam milliliter
ml ukuran
350 ml dalam
botol dalam
milliliter ml
2004 55.487.692
50.669.700 66.001
39.600.600 31.626
11.091.100 2005
55.987.692 54.081.850
70.446 42.267.600
33.755 11.814.250
2006 53.295.384
56.121.950 73.103
43.861.800 35.029
12.260.150 2007
48.718.462 52.109.000
67.876 40.725.600
32.524 11.383.400
2008 59.756.923
49.310.900 64.462
38.677.200 30.328
10.633.700
8 masih cukup tinggi, yaitu 20-24, bahkan tingginya tingkat konsumsi
madu yang belum dapat dipenuhi oleh produksi nasional belum dapat meningkatkan penjualan madu oleh PT Madu Pramuka seperti pada tabel 1.
diatas. Jumlah produk madu yang di pasarkan mengalami fluktuasi bahkan cenderung menurun.
Jumlah konsumsi madu yang tidak sebanding dengan jumlah permintaan madu menjadi acuan untuk terus meningkatkan produksi madu,
namun juga memacu beredarnya madu palsu atau madu sintetis dipasar. Berdasarkan pengamatan Asosiasi Perlebahan Indonesia 2005
dalam
Uleander 2007, madu sintesis paling dominan beredar di pasaran dan hanya 10 saja madu asli yang ada di mall, apotek, swalayan, agen dan pasar
tradisional. Kendati produk madu PT Madu Pramuka merupakan produk madu asli dan murni, tidak mudah bagi PT Madu Pramuka untuk mengatasi
rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap produk madu. Hal ini merupakan indikasi perlunya melakukan strategi pemasaran oleh PT Madu Pramuka.
Faktor-faktor di atas menunjukkan bahwa usaha PT Madu Pramuka memiliki kekuatan dan peluang serta dihadapkan pada kendala yang dapat
berupa kelemahan atau hambatan. Faktor-faktor tersebut penting untuk diidentifikasi sebagai pertimbangan alternatif strategi pemasaran PT Madu
Pramuka di Kabupaten Batang. Sehingga perumusan masalah yang akan dikaji oleh peneliti ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keadaan pemasaran industri madu pada PT Madu
Pramuka di Kabupaten Batang? 2.
Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam usaha pemasaran industri
madu pada PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang? 3.
Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam usaha pemasaran industri madu pada PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang?
4. Apa strategi pemasaran yang paling efektif yang dapat diterapkan pada
PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang?
9
C. Tujuan Penelitian