Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Penelitian Terdahulu

9

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui keadaan pemasaran industri madu pada PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang. 2. Menemukan faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam usaha pemasaran industri madu pada PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang. 3. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam usaha pemasaran industri madu pada PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang. 4. Mengetahui strategi pemasaran yang paling efektif yang dapat diterapkan pada PT Madu Pramuka di Kabupaten Batang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengalaman dan pengetahuan, di samping untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan yang lebih baik di masa yang akan datang, terutama dalam strategi pemasaran yang digunakan. 3. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan yang lebih baik di masa yang akan datang, terutama pemasaran industri madu di Kabupaten Batang. 4. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis. 10 6 II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Menurut Noprianto dan Aam 2002, dalam penelitian yang berjudul “Produksi Madu Apis Cerana di Perkebunan Karet di Tapian Dolok, Simalungan, Sumatera Utara”, kebutuan masyarakat akan madu di Indonesia semakin meningkat sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produksinya melalui pengembangan usaha budidaya lebah madu. Salah satu tempat yang cocok untuk usaha budidaya tersebut adalah perkebunan karet. Lebah madu yang selama inni diusahakan oleh masyarakat adalah jenis local, yaitu Apis Cerana. Terdapat lebih dari 700 hektar areal perkebunan karet yang sangat berpotensi sebagai sumber pakan sekaligus berfungsi sebagai penggembalaan lebah. Dan hasil pengamatan diketahui bahwa rata-rata produksi madu pada perkebunan karet tersebut adalah 11,74 kg per koloni dan produksi tersebut melebihi rata-rata produksi Apis Cerana secara umum. Hal ini merupakan prospek yang lebih baik untuk peningkatan produksi madu di Sumatera Utara pada khususnya dan di Indonnesia pada umumnya. Menurut Ocvilla 2005, dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perilaku Konsumen Madu dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Produk Madu di Bogor”, madu merupakan produk perlebahan bergizi tinggi memiliki banyak manfaat yang tidak hanya sebagai obat tetapi juga dapat digunakan sebagai food supplement . Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, seharusnya membutuhkan madu yang cukup banyak. Namun demikian menurut Pusat Perlebahan Nasional, konsumsi madu perkapita di Indonesia masih sangat rendah yaitu sebesar 0,3 kg pertahun, sedangkan negara Jerman dan Jepang sudah mencapai 1,3 kg pertahun. Menurut Departemen Kehutanan Republik Indonesia, saat ini telah berkembang ratusan peternak lebah lokal, baik yang dikelola dalam skala besar maupun yang berskala kecil sebagai usaha sampingan. 11 Banyaknya pesaing dalam memproduksi madu menyebabkan pengembangan madu serta pemasaran madu harus mampu menciptakan nilai tambah dari produknya sehingga mampu bersaing dengan produsen lain. Untuk itu diperlukan analisis perilaku konsumen madu sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan oleh pelaku bisnis dalam pengembangan produk madu. Implikasi strategi yang harus dilakukan produsen yaitu melakukan pengembangan produk madu dengan cara membuat produk yang lebih spesifik berdasarkan masing-masing segmen. Untuk meningkatkan keyakinan responden terhadap madu yang diproduksi, maka produsen perlu mempertahankan dan meningkatkan mutu produk madu, serta lebih menonjolkan keaslian madu yang dihasilkan, menjaga kebersihan tempat produksi. Selalu membuat produk sesuai dengan keinginan konsumen dan membuat madu dengan berbagai rasa. Relevansi kedua penelitian tersebut terhadap penelitian ini yaitu pembudidayaan lebah madu memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan untuk menjadi produk madu yang berkualitas. Sehingga industri madu tersebut dapat dikembangkan dengan berpegang pada penerapan sistem pemasaran melalui strategi-strategi pemasaran yang baik, membuat produk yang spesifik dengan mengutamakan kualitas, dan selalu memperhatikan keinginan konsumen.

B. Tinjauan Pustaka