Metode Penelitian PENDAHULUAN A.

commit to user 6 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Acara Peradilan Agama pada khususnya. e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan tentang dasar kewenangan Pengadilan Agama dalam memutus permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim dan akibat hukum cerai talak dengan pemohon non-muslim. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti yang akan datang sesuai dengan bidang penelitian yang penulis teliti. 2. Manfaat Praktis a. Untuk memberi jawaban atas masalah yang diteliti. b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai hukum acara peradilan agama khususnya mengenai dasar kewenangan Pengadilan Agama dalam memutus permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim dan akibat hukum cerai talak dengan pemohon non-muslim. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dan sebagai bahan informasi dalam kaitannya dengan kewenangan absolut Pengadilan Agama.

E. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu; sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak commit to user 7 adanya hal-hal yang bertentangangan dalam suatu kerangka tertentu Soerjono Soekanto, 2006: 42. Sedangkan metode penelitian adalah cara dan langkah- langkah yang efektif dan efisien untuk mencari dan menganalisis data dalam rangka menjawab masalah. Sedangkan merupakan kegiatan ilmianyang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sitematis dan konsisten Soerjono Soekanto, 2006 : 43 . 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian doktrinal. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang mengkonsepkan hukum sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan law in books atau hukum sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan perilaku manusia yang dianggap pantas Amirudin dan Zainal Asikin, 2004 : 118. Penelitian hukum normatif menurut Johny Ibrahim adalah suatu prosedur ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Lebih lanjut dikatakan oelh Johny Ibrahim bahwa dalam tipe penelitian yuridis normatif, dimana objek penelitiannya adalah permasalahan hukum sedangkan hukum adalah kaidah atau norma yang ada dalam masyarakat, maka penelitian ini difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif Johny Ibrahim, 2008:295. Penelitian hukum jenis ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang berkaitan dengan obyek penelitian. Bahan-bahan hukum itu disusun secara sistematis, dikaji dan ditarik suatu kesimpulan sesuai dengan masalah yang diteliti. 2. Sifat Penelitian Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat preskriptif dan terapan Peter Mahmud Marzuki, 2009 : 22. Dari hasil commit to user 8 telaah dapat dibuat opini atau pendapat hukum. Opini atau pendapat hukum yang dikemukakan oleh ahli hukum merupakan suatu preskripsi. Begitu juga tuntutan jaksa, petitum atau eksepsi dalam pokok perkara di dalam litigasi berisi preskripsi. Untuk dapat memberikan preskripsi itulah guna keperluan praktik hukum dibutuhkan penelitian hukum Peter Mahmud Marzuki, 2009:37. Dalam penelitian hukum ini, penulis menggunakan penelitian hukum yang bersifat preskriptif dan terapan, dimana penelitian hukum merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian hukum ini dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi Peter Mahmud Marzuki, 2008 : 35. Penulis dalam penelitian ini ingin menemukan aturan hukum yang menjadi dasar yuridis Pengadilan Agama dalam memutus permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim dan akibat hukum cerai talak dengan pemohon non-muslim. Penulis mengkaji putusan Pengadilan Agama Karanganyar nomor 208Pdt.G2010PA.Kra yang mana permohonannya diajukan oleh pemohon non-muslim di Pengadilan Agama Karanganyar. 3. Pendekatan Penelitian Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya. Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang statute approach, pendekatan kasus case approach, pendekatan historis historical approach, pendekatan comparatif comparative approach, dan pendekatan konseptual conceptual approach Peter Mahmud Marzuki, 2009 : 93. Adapun commit to user 9 dalam penelitian ini Penulis hanya menggunakan pendekatan perundang- undangan statute approach . “Suatu penelitian normatif tentu harus menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral” Johnny Ibrahim, 2005:302. Menurut Peter Mahmud Marzuki dalam bukunya Metode Penelitian Hukum menjelaskan “bahwa pendekatan perundang-undangan statute approach dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani” Peter Mahmud Marzuki, 2009 : 93. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan perundang-undangan. Beberapa peraturan perundang-undangan yang digunakan yaitu Undang- undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan pertama atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Penelitian ini tidak menggunakan pendekatan kasus karena merupakan studi kasus case study . Studi kasus case study merupakan studi terhadap kasus tertentu dari berbagai aspek hukum Peter Mahmud Marzuki, 2008 : 94. Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan yang dipermasalahkan. Kasus yang diteliti merupakan satu kesatuan secara mendalam, hasilnya merupakan gambaran lengkap atas kasus itu Beni Ahmad Saebani, 2009 : 58. Kasus yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim di Pengadilan Agama Karanganyar nomor 208Pdt.G2010PA.Kra. commit to user 10 4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum Peter Mahmud Marzuki menjelaskan bahwa untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya, diperlukan adannya sumber-sumber penelitian. Sumber- sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim. Sedangkan bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan Peter Mahmud Marzuki,2009:141. Dalam penelitian hukum ini penulis menggunakan bahan hukum primer yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan yang berkaitan dengan obyek penelitian dan pemeriksaan kasus permohonan cerai talak oleh pemohon non muslim di Pengadilan Agama Karanganyar nomor 208 pdt.g 2010 pa.Kra. yaitu: Dalam penelitian hukum ini Penulis menggunakan bahan hukum primer yang terdiri dari : a. Putusan Nomor 208 pdt.g 2010 pa.Kra. tentang permohonan cerai talak oleh pemohon non muslim di Pengadilan Agama Karanganyar; b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; d. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; commit to user 11 e. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Pertama atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; f. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; g. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; h. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam. Adapun bahan hukum sekunder yang penulis gunakan adalah buku- buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar- komentar atas kasus yang berkaitan dengan obyek penelitian. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang mencakup kamus hukum, bahan-bahan dari internet dan bahan lain yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Pengumpulan bahan hukum dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik studi dokumen atau bahan pustaka baik dari media cetak maupun elektronik yang kemudian dikategorisasi menurut jenisnya. Teknik pengumpulan bahan hukum tersebut disebut studi pustaka. commit to user 12 6. Teknik Analisis Penelitian ini menggunakan teknik analisis dengan metode deduksi dan interpretasi. menurut Peter Mahmud Marzuki yang mengutip pendapatnya Philiphus M. Hadjon menjelaskan metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis major pernyataan bersifat umum kemudian diajukan premis minor bersifat khusus, Dalam logika silogistik untuk penalaran hukum, yang merupakan premis mayor adalah aturan hukum, sedangkan fakta hukum merupakan premis minor yang kemudian dari kedua premis tersebut ditarik kesimpulan atau conclusion Peter Mahmud Marzuki, 2008 : 47 . Jadi yang dimaksud dengan pengolahan bahan hukum dengan cara deduktif adalah menjelaskan sesuatu dari hal-hal yang sifatnya umum, selanjutnya menarik kesimpulan dari hal itu yang sifatnya lebih khusus. Pada penelitian ini, yang menjadi premis mayor adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Pertama atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam. Adapun premis minor, yaitu perkara Nomor:208 Pdt.G 2010 Pa.Kra. Akhir dari proses ini diperoleh simpulan conclusion atas permasalahan dalam penelitian hukum ini. Kesimpulan atau conclusion dari penelitian ini bahwa berdasarkan premis mayor tersebut apabila diterapkan terhadap premis minornya, maka ternyata permohonan cerai talak dengan pemohon-non muslim masih menjadi kewenangan Pengadilan Agama untuk memutus ini didasarkan pada penjelasan Undang- Undang nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, terutama dalam penjelasan Pasal 49. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa “Orang Islam” adalah orang atau badan hukum yang dengan sukarela menundukkan diri pada Hukum Islam. commit to user 13 Interpretasi merupakan salah satu metode penemuan hukum yang memberi penjelasan mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup kaidah dapat ditetapkan sehubungan dengan peristiwa tertentu. Metode interpretasi adalah sarana untuk mengetahui makna undang-undang. Menjelaskan ketentuan undang-undang adalah untuk merealisir fungsi agar hukum positif itu berlaku Sudikno Mertokusumo, 1999 : 154. Metode interpretasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi Otentik, yaitu interpretasi untuk mengetahui makna undang- undang yang didapat dari penjelasan otentik dari suatu Undang-Undang Sudikno Mertokusumo, 1999 : 156. Dalam hal ini penulis menggunakan metode interpretasi ini untuk menjelaskan yang dimaksud orang Islam dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Pertama atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yang kemudian didapati maknanya dalam penjelasan undang-undang tersebut.

F. Sistematika Penulisan Hukum