Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

Tabel 2. Dosis anjuran jeruk besar yang berproduksi tiap pohon Umur pohon tahun Urea gram SP 36 gram KCl gram Pupuk kandang Kg 0 – 2 → a 100 100 50 20-40 2 – 4 → b 400 250 187,5 40-60 4 – 5 → c 650 500 250 60-80 Sumber: Data Sekunder Keterangan : a Diberikan setiap 2-3 bulan sekali apabila cukup air b Diberikan setiap 3-4 bulan sekali apabila cukup air c Diberikan setiap awal musim hujan g. Penyiraman Sebagaiman jenis jeruk lainnya kebutuhan jeruk besar akan air juga cukup besar. Setiap bulan tanaman jeruk memerlukan air sekitar 50literm 2 . di kebun kebutuhan air sebvagian besar dipenuhi oleh air hujan atau irigasi. Pengairan dilakukan sesuai kebutuhan air yang sesuai fase pertumbuhan tanaman. Diperlukah air dalam jumlah besar pada fase: setelah panen, kuncup bunga, dan pembesaran buah. Dipelikan air dalam jumlah sedang pada fase: buah gugur secara alami dan setelah pemupukan. Diperlukan air dalam jumlah sedikit pada fase menjelang panen. h. Pendangiran dan pembumbunan Pendangiran dan pembumbunan sebenarnya dapat dilakukan bersamaan. Tanah yang digunakan untuk membumbun diambil dari tanah disekutar tanaman. Saat pembubumbunan tanah dibalik, yang tadinya dibagfian atas menjadi dibawah. Cara ini secara tidak langsung akan mematikan gulma disekitar tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, 2007.

B. Kerangka Berpikir

Program pengembangan agribisnis holtikultura jeruk besar adalah suatu usaha untuk mewujudkan pusat atau sentra produksi jeruk besar yang adapat berproduksi dan bermutu serta berkesinambungan. Pada pelaksanaannya diharapkan dapat mendorong kemampuan petani dalam mengembangkan uasaha kelompok dibidang holtikultura erta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani. Keberhasilan kegiatan program pengembangan agribisnis itu sendiri tidak lepas dari peran serta petani selaku sasaran dalam mengadopsi inovasi di setiap kegiatan. Kegiatan penanaman jeruk besar merupakan suatu inovasi. Maka dari itu untuk mengetahui tingkat adopsi terhadap kegiatan pengembangan agribisnis tersebut mencakup Perencanaan kebun, persiapan lahan, penyiapan bibit, penanaman, pembentukan arsitektur pohon, pemupukan, penyiraman, pendaringan dan pembumbunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja aspek-aspek yang mempengaruhi tingkat adosi inovasi petani pada Program pengembangan agribisnis holtikultura jeruk besar. Faktor-faktor sosial ekonomi diduga dapat mempengaruhi adopsi petani antara lain luas lahan, pendidikan formal, pendidikan nonformal, tingkat pendapatan, , kekayaan, dam tingkat rasionalitas petani. Hal ini perlu dilakukan untuk menetahui bagaimana masing-masing faktor berpengaruh terhadap tingkat adopsi jeruk besar, apakah termasuk kategori tinggi, sedang ataupun tendah. Dari uraian diatas, maka secara sekema dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar1. Faktor-faktor sosial ekonomi terhadap tingkat adopsi inovasi budidaya tanaman jeruk besar Factor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi: 1. luas lahan 2. tingkat pendidikan formal 3. tingkat pendidikan nonformal 4. tingkat pendapatan 5. kekayaan 6. tingkat rasionalitas petani Tingkat adopsi inovasi pada kegiatan pengembangan jeruk besar: 1. Perencanaan kebun 2. persiapan lahan 3. penyiapan bibit 4. penanaman 5. pembentukan arsitektur pohon 6. pemupukan 7. penyiraman 8. pendangiran dan pembumbunan tinggi sedang rendah

C. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Hubungan Antara Faktor - Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Tenaga Kerja Wanita Upahan Pada Usahatani Kol( Brassica oleraceae)(Studi Kasus : Desa Dolat Rakyat Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo)

1 26 76

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR INTERN PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI BUDIDAYA PEPAYA (Carica papaya L ) Di DESA KEMIRI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

0 4 109

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JARAK PAGAR DI KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

0 10 109

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI SINTANUR DI DESA PEENG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 74

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA HIBRIDA DI KABUPATEN KARANGANYAR BEKERJASAMA DENGAN PTTUNAS AGRO PERSADA SEMARANG

1 5 78

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

0 4 95

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT ADOPSI INSEMINASI BUATAN (IB) PADA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 12