Keadaan Alam KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Kondisi umum daerah penelitian yang diuraikan meliputi kondisi alam, kondisi penduduk, dan kondisi pertanian. Berikut ini sekilas tentang kondisi umum di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.

A. Keadaan Alam

1. Lokasi daerah penelitian Kecamatan plupuh terdiri dari 16 enam belas desa kelurahan dengan pusat pemerintahan berada di desa Plupuh dengan luas kecamatan kurang lebih 4.835,76 hektar. Jarak pusat pemerintahan dengan ibukota kabupaten Sragen yaitu 40 km dan jarak pusat pemerintahan dengan kota solo yaitu 15 km. secara administasi dan alamiah batas-batas wilayah Kecamatan Plupuh adalah: Sebelah utara : Kecamatan Tanon SebelahTimur : Kecamatan Masaran Sebelah selatan : Kabupaten Karanganyar Sebelah barat : Kecamatan Gemolong 2. Keadaaan Iklim dan Topografi Berdasarkan data, Kecamatan Plupuh terletak pada ketinggian 141 meter diatas permukaan laut dengan bentuk wilayah bergelombang. 3. Luas Wilayah dan Pemanfaatan Lahan Luas wilayah merupakan potensi yang dimiliki suatu wilayah yang dapat memberikan manfaat bagi penduduk yang mendiami wilayah tersebut apabila didayagunakan secara optimal. Luas wilayah dengan jenis tanah yang berbeda-beda akan membuat pemanfaatan lahan yang berbeda pula tergantung kebutuhan dan kesesuaian dari kemampuan lahan tersebut. Luas wilayah kecamatan Plupuh 4.835,76 hektar yang terdiri dari tanah sawah 2.607,98 hektar 53,93 dan tanah kering 2.227,78 hektar 46,07. Data mengenai luas wilayah dan tipe pemanfaatan lahan di Kecamatan Plupuh pada tahun2006 terlihat pada tabel 5. Tabel 5. Luas lahan di Kecamatan Plupuh menurut tipe pemanfaatannya No Jenis Tanah Luas Ha 1. Tanah Sawah a. Irigasi Teknis b. Irigasi ½ Teknis c. Irigasi Sederhana d. Tadah Hujan e. Lain-lain 2.607,98 370,00 278,59 432,48 1.526,91 0,00 53,93 7,65 5,76 8,94 31,58 0,00 2 Tanah Kering a. Pekaranganbangunan b. TegalKebun 2.227,78 1.126,88 894,27 46,07 23,30 18,49 JUMLAH 4.835,76 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen 2006 Penggunaan tanah sawah tadah hujan di Kecamatan Plupuh menduduki presentase terbesar yaitu 31,58 atau dengan luas 1.526,91 hektar, hal ini disebabkan kurangnya saluran irigasi untuk menyuplai pengairan lahan pertanian. Dengan memperhatikan alokasi tata guna lahan yanga ada, maka Kecamatan Plupuh lebih berpotensi untuk pengembangan komoditas tanaman yang tidak membutuhkan penggenangan air serta tercukupi dengan air hujan saja. Jenis ini dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman umbi-umbian, dan buah-buahan. Tanaman jeruk besar paling banyak dikembangkan pada tanah sawah tadah hujan dan tegal.

B. Keadaan Penduduk

Dokumen yang terkait

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Hubungan Antara Faktor - Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Tenaga Kerja Wanita Upahan Pada Usahatani Kol( Brassica oleraceae)(Studi Kasus : Desa Dolat Rakyat Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo)

1 26 76

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR INTERN PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI BUDIDAYA PEPAYA (Carica papaya L ) Di DESA KEMIRI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

0 4 109

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JARAK PAGAR DI KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

0 10 109

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI SINTANUR DI DESA PEENG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 74

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA HIBRIDA DI KABUPATEN KARANGANYAR BEKERJASAMA DENGAN PTTUNAS AGRO PERSADA SEMARANG

1 5 78

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

0 4 95

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT ADOPSI INSEMINASI BUATAN (IB) PADA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 12