Benefit Cost Ratio Rasio Pendapatan dan Pengeluaran Break Event Point Titik Impas Analisis Sensitivitas Asumsi Usaha

Setelah proses analisis data selesai maka selanjutnya dilakukan sintesis data, pada tahap ini data yang sudah dianalisis disusun menjadi konsep-konsep berdasarkan teori yang ada baik dari rencana tapak maupun rencana pengelolaan penangkaran. Tahapan selanjutnya dilakukan proses perencanaan. Perencanaan merupakan pengembangan dari berbagai konsep yang dihasilkan pada tahap-tahap sebelumnya. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan tapak dan merencanakan teknik pengelolaan. Terakhir adalah perancangan yaitu tahap yang dilakukan untuk memilih materi, dan bentuk yang digunakan dalam tapak sehingga membentuk ruang, obyek, atau konstruksi tertentu pada tapak sesuai dengan tujuan dan fungsi yang diinginkan. Perancangan juga dilakukan pada aspek pengelolaan penangkaran, rancangan pengelolaan yang akan disusun meliputi manajemen perkandangan, pakan, reproduksi, kesehatan, dan pemanenan. Bagan analisis data rencana tapak dan pengelolaan dapat dilihat pada Gambar 2. Analisis Finansial Usaha Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan membuat asumsi-asumsi biaya dan pemasukan berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian. Analisis kelayakan finansial menggunakan tiga kriteria utama yakni Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate of Return IRR Kadariah 1999, setelah itu dilakukan analisis Break Event Point BEP dan analisis sensitivitas. Analisis BEP bertujuan untuk mengetahui berapa unit minimum produk yang harus diproduksi suatu unit usaha agar tidak mengalami kerugian, sedang analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana usaha mampu bertahan akibat adanya pengaruh inflasi. Analisis kelayakan finansial dilakkan dengan mengacu pada Kadariah 1999 dengan rumus sebagai berikut; 1. Net Present Value Nilai Bersih Saat Ini Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t i = Discount rate t = Tahun kegiatan bisnis t= 0, 1, 2, 3, ...., n n = Umur usaha tahun Kriteria : • NPV 0 : usaha layak • NPV = 0 : usaha tidak untung dan tidak rugi • NPV 0 : usaha tidak layak

2. Benefit Cost Ratio Rasio Pendapatan dan Pengeluaran

Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t N = Umur bisnis i = Discount rate Kriteria : • Net BC 1 : usaha layak • Net BC = 1 : usaha tidak untung atau rugi • Net BC 1 : usaha tidak layak 3. Internal Rate of Return Tingkat Pengembalian Hasil Intern IRR i NPV NPV – NPV i i Keterangan : NPV1= NPV positif NPV2 = NPV negatif i1 = Discount rateyang menghasilkan NPV positif i2 = Discount rateyang menghasilkan NPV negatif Kriteria : • IRR discount rate: usaha layak • IRR discount rate: usaha tidak layak

4. Break Event Point Titik Impas

BEP B H – B

5. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan dengan metode Switching value, yaitu dengan cara menaikkan biaya yang digunakan dan menurunkan penerimaan perusahaan sampai pada tingkat dimana usaha tidak layak lagi untuk dijalankan Kadariah 1999

6. Asumsi Usaha

Untuk memudahkan dalam perhitungan analisis finansial, maka dibuat beberapa asumsi terkait pengelolaan dan pemanenan kupu yang didasarkan pada pendekatan bioekologi dari satwa itu sendiri. Asumsi tersebut antara lain: a. Masa usaha 5 tahun b. Produk yang dihasilkan meliputi barang kerajinan seperti kupu-kupu awetan serta jasa seperti wisata pendidikan. c. Kemampuan kupu-kupu bertelur sekitar 200 butir per betina bibit d. Kegiatan wisata yang dilakukan adalah wisata pendidikan terbatas dengan sararan pengunjung dari sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA. Pengunjung datang perkelompok, satu kelompok dapat dinyatakan sebagai satu buah even kunjungan. e. Jumlah pengunjung wisata per even kegiatan adalah 30 orang, satu bulan terdiri dari empat belas even kunjungan. f. Satu even paket wisata dikenakan biaya Rp. 900.000,00. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Penangkaran Kupu-kupu IPB Sejarah dan Perkembangan Berdirinya penangkaran kupu-kupu di Kampus IPB Dramaga merupakan hasil kerjasama antara Fakultas Kehutanan IPB dengan Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Keberadaan penangkaran kupu-kupu menjadi fasilitas penunjang pengajaran di Kampus IPB. Penangkaran kupu-kupu IPB memiliki tujuan untuk menjadi sarana pendidikan dan wirausaha bagi mahasiswa maupun dosen. Melalui Fakultas Kehutanan IPB, pengelolaan penangkaran dilakukan oleh mahasiswa dan dosen dari Laboratorium Konservasi Eksitu Satwaliar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Kepengurusan penangkaran kupu-kupu IPB dipegang oleh mahasiswa dan diawasi secara langsung oleh dosen. Sejak dibangun pada Januari 2012 hingga saat ini penangkaran kupu-kupu belum dioperasikan, karena masih dalam proses pembangunan fisik dan menunggu hingga kebun pakan siap. Namun, serangkaian percobaan serta simulasi pengembangan kupu-kupu sudah dilaksanakan dan memberikan hasil yang baik. Uji coba yang pernah dilakukan antara lain mengembangkan kupu-kupu jenis Troides helena dan Papilio memnon. Pada saat itu uji coba pengembangan telah sampai pada tahap pemeliharaan generasi kedua, namun karena pakan larva belum siap uji coba ini dihentikan. Selain itu dalam skala kecil penangkaran kupu-kupu IPB telah mampu memproduksi berbagai bentuk kerajinan tangan berbahan dasar kupu-kupu seperti embedding kupu-kupu, frame kupu-kupu, dan kupu-kupu laminating. Embedding kupu-kupu merupakan bentuk pengolahan spesimen kupu-kupu dengan cara menanam kupu-kupu di dalam cairan resin. Produk embedding yang paling umum adalah gantungan kunci. Frame kupu-kupu merupakan bentuk pengolahan spesimen kupu-kupu yang dipajang di dalam bingkai kaca, sedang kupu-kupu laminating merupakan pengolahan spesimen kupu-kupu dengan cara melaminating kupu-kupu di dalam plastik lalu ditekan dan dipanaskan. Saat ini penangkaran kupu-kupu juga telah menjadi bagian dari fasilitas pengajaran di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Beberapa mata kuliah sudah memasukkan penangkaran kupu-kupu sebagai mata ajaran dan praktikum, seperti mata kuliah Penangkaran Satwaliar dan Manajemen Pakan dan Kesehatan Satwaliar. Lokasi Penangkaran Penangkaran kupu-kupu IPB berlokasi di Laboratorium Konservasi Eksitu Satwaliar Jalan Lengkeng, Kampus IPB Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas lahan sekitar 4.25 ha dan berdampingan langsung dengan penangkaran Rusa timor. Lokasi penangkaran dapat diakses baik menggunakan kendaraan maupun berjalan kaki melalui jalan aspal, waktu tempuh dari gerbang utama IPB bila menggunakan kendaraan sekitar 10 menit sedangkan bila berjalan kaki sekitar 30 menit. Areal Laboratorium Konservasi Eksitu Satwaliar memiliki batas kawasan sebelah barat dengan jalan lengkeng, selatan dengan hutan tanaman karet, timur dengan sungai Ciapus, dan utara berbatasan dengan hutan tanaman bambu. Peta areal penagkaran kupu-kupu dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Peta area penangkaran kupu-kupu. Iklim Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, lokasi penangkaran kupu-kupu IPB termasuk dalam tipe iklim A Schmidt dan Ferguson dengan ciri tidak memiliki bulan kering dengan curah hujan rata-rata pada bulan Juli 117 mm dan 250.33 mm pada enam bulan terakhir. Data curah hujan Februari-Juli 2012 dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Curah hujan di Dramaga. Hasil pengamatan terhadap suhu dan kelembapan di kandang penangkaran menunjukkan rata-rata suhu pagi hari 26.03 ºC dengan kelembapan 82.4 , siang hari 30.6 ºC dengan kelembapan 66.23 , sedangkan sore hari 27 ºC dengan 100 200 300 400 500 600 Feb ‐12 Mar ‐12 Apr ‐12 Mei ‐12 Jun ‐12 Jul ‐12 Curah hujan mm Bulan kelembapan 80.96. Suhu terendah yang pernah tercatat adalah 25 ºC dan tertinggi 33 ºC, sedangkan kelembapan terendah 56 serta tertinggi 85 . Kondisi pengamatan pada musim hujan menyebabkan tingginya rata-rata kelembapan di lokasi pengamatan. Data suhu kandang dapat di lihat pada Lampiran 2. Intensitas cahaya matahari wilayah Dramaga menurut catatan BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor selama bulan Juli 2012 memiliki nilai terendah pada angka 210 calcm² sedangkan nilai tertinggi pada angka 360 calcm² dengan lama penyinaran sebesar 84 . Data intensitas cahaya matahari Dramaga selama bulan Juli dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Intensitas penyinaran matahari di Dramaga selama bulan Juli 2012. Tanah Tanah di lokasi penangkaran termasuk jenis latosol kemerah-merahan, dengan ciri-ciri tanah yang mempunyai distribusi liat tinggi, remah sampai gumpal, gembur dan warna relatif homogen pada penampang tanah dengan batas horizon baur, kejenuhan basa kurang dari 50 persen Pusat Penelitian Tanah 1983. Sifat lain dari tanah latosol adalah kapasitas tukar kation rendah, hal ini disebabkan oleh tingkat kandugan bahan organik yang rendah dan sebagian lagi disebabkan oleh sifat liat hidroksida. Bentang alam areal penangkaran kupu-kupu memiliki topografi datar hingga bergelombang ringan, terletak pada ketinggigan 140-165 m dari permukaan laut Sumanto 2006. Peta topografi areal penangkaran dapat dilihat pada Gambar 6. Peta Topografi berfungsi untuk mengindikasikan bentuk permukaan bumi pada suatu tapak. Peta topografi menggunakan garis-garis kontur, dimana setiap garis kontur mewakili ketinggian lahan tertentu. Semakin rapat garis pada peta maka kemiringan lahan semakin tinggi begitu juga sebaliknya. Kerapatan garis-garis kontur yang berbeda, menjadikan bentukan lahan areal penangkaran bergelombang. Sumber: Sumanto, 2006 Gambar 6 Peta topografi area penangkaran. Air Kawasan penangkaran memiliki sumber air terdekat berasal dari sungai Ciapus melalui sebuah anak sungai yang mengalir tidak jauh dari lokasi penangkaran. Anak sungai ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sumber air penangkaran. Selain itu penggunaan air sumur dari kantor pengelola juga menjadi solusi kebutuhan air, karena kebutuhan kupu-kupu akan air tidak terlalu tinggi. Biologi Kawasan

1. Vegetasi