Sama halnya dengan tanaman pakan larva, beberapa jenis tanaman pakan kupu-kupu sudah ditanam di penangkaran IPB, seperti soka merah, pagoda, dan
bunga jatropa. Namun untuk memperkaya jenis tanaman pakan dapat pula dimasukkan jenis-jenis tanaman lain yang juga merupakan penghasil nektar.
Beberapa jenis tanaman pakan kupu-kupu yang dapat ditambahkan di penangkaran dapat dilihat pada Tabel 16.
C. Pakan Buatan
Mengantisipasi kondisi kekurangan tanaman-tanaman berbunga pada musim kemarau, maka dibutuhkan alternatif pakan melalui pemberian pakan
tambahan. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan seperti madu dan buah. Penyajian pakan berbahan madu dilakukan dengan cara mengencerkan madu
dengan air hingga larut dan diletakkan di atas piring. Sedangkan pakan buah seperti pisang dapat dibuat dengan cara mengiris buah tersebut dan dibiarkan
terfermentasi, irisan buah dapat disebar di sekitar kandang kupu-kupu. Dalam pemberian pakan buatan keduanya dapat dikombinasikan. Pakan-pakan buatan ini
dapat ditempatkan di dalam kandang utama maupun kandang reproduksi.
Pada dasarnya madu dan buah pisang merupakan alternatif pengganti nutrisi yang terkandung pada nektar. Nektar adalah senyawa kompleks yang
dihasilkan kelenjar nectiffier dalam bunga, berupa cairan, rasanya manis alami dengan aroma lembut. Nektar mengandung air, glukosa, fruktosa, sukrosa,
protein, asam amino, karoten, vitamin, minyak, dan mineral esensial Winarno 1982. Menurut Rusfida 2006 madu mengandung glukosa, fruktosa, dan
sukrosa, sisanya berupa dekstrin, dan mineral. Adapun menurut Stover 1987 kandungan yang terdapat pada pisang diantaranya sukrosa, gula reduksi, pati,
protein, pektin, protopektin, lemak, serat kasar, dan abu. Manajemen reproduksi
1. Pemilihan Jenis
Banyak jenis kupu-kupu yang telah diketahui teknik budidayanya, seperti T. helena, Ornithoptera priamus, P. aristolochiae, P. memnon, dan P. peranthus.
Dasar dari pemahaman ini adalah mengetahui tanaman inang dari larva kupu-kupu tersebut, karena larva kupu-kupu hanya memakan satu jenis tanaman inang atau
beberapa tanaman inang yang masih dalam satu famili. Seperti T. helena menjadikan A. tagala sebagai tanaman inang utama, namun pada kondisi tertentu
kupu-kupu ini dapat menjadikan tanaman A. faveolata sebagai pengganti tanaman inang utamanya. A. tagala dan A. faveolata keduanya berasal dari famili yang
sama yaitu Aristolochiaceae Matsuka 2001.
Iklim juga harus diperhatikan dalam memilih jenis kupu-kupu yang akan dikembangkan. Tidak semua jenis kupu-kupu toleran terhadap perubahan iklim,
artinya jenis kupu-kupu tertentu hanya baik dikembangkan di lokasi yang memiliki iklim yang tidak berbeda jauh dari habitat aslinya. Ketidaksesuain iklim
dapat mengakibatkan perkembangan kupu-kupu tidak optimal, usia singkat, tidak dapat kawin, dan lain sebagainya.
Selain alasan teknis, hal lain yang penting diperhatikan dalam pemilihan jenis kupu-kupu yang akan ditangkarkan bedasarkan Departemen Kehutanan
2003 adalah: 1 Memiliki potensi ekonomi yang tinggi sehingga dapat menutup
biaya teknis operasional penangkaran dan memberikan keuntungan bagi penangkar dan 2 Populasi di alam yang cenderung menurun.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut maka jenis kupu-kupu yang dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan di penangkaran kupu-kupu kampus IPB
Dramaga adalah T. helena, P. aristolochiae, P. demolion, P. helenus, P. memnon, P. peranthus,dan P. polythes. Jenis kupu-kupu tersebut merupakan jenis umum
yang dikembangkan dan menjadi daya tarik diberbagai penangkaran kupu-kupu.
Pakan dari kupu-kupu T. helena dan P. aristolochiae adalah A. tagala atau sirih hutan, sedangkan pakan Papilio sp. dari jenis jeruk-jerukan. Seluruh jenis
kupu-kupu tersebut adalah jenis kupu-kupu asli Jawa Barat sehingga ketidaksesuain iklim dapat diantisipasi. Kupu-kupu T. helena dapat dilihat pada
Gambar 14.
a b
Gambar 14 Kupu-kupu Troides helena; a jantan b betina. T. helena merupakan jenis kupu-kupu dilindungi di Indonesia berdasarkan
PP Nomor 7 tahun 1999 dan SK. Mentan No. 576KptsUm81980 serta termasuk jenis satwa Appendix II CITES, sehingga pengembangannya diharapkan dapat
membantu mengurangi pemanfaatan satwa ini di alam secara langsung. Kupu- kupu jenis Papilio sp dan P. aristolochiae dapat dilihat pada Gambar 15.
Pachliopta aristolochiae
Papilio demolion Papilio helenus
Papilio memnon Papilio peranthus
Papilio polytes Gambar 15 Jenis kupu-kupu Pachliopta aristolochiae dan Papilio sp.
Menurut pengelola penangkaran kupu-kupu Bali, harga kepompong per ekor dari kupu-kupu T. helena adalah Rp. 3 250,00, sedangkan jenis lainnya
seperti P. aristolochiae dan P. memnon berharga Rp. 2 500,00. Harga tersebut menjadi lebih tinggi apabila kupu-kupu sudah diolah menjadi offset atau kupu-
kupu dalam bingkai kaca, seperti yang dijual di penangkaran kupu-kupu Cihanjuang yakni seharga Rp. 75 000,00.
2. Sumber Bibit