Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Peneliti Terdahulu

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudulpengaruh economic value added, market value added dan rasio profitabilitas perusahaan terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di BEI.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA, Return on Assets ROA, Return on Equity ROE berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakaheconomic value added MVA,market value added MVA, return on assets ROA, return on equity ROE berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, yaitu : 1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan dengan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap return saham, Universitas Sumatera Utara 2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI, 3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kinerjanya dengan naiknya return saham perusahaan, 4. bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1, Paragraf 07 SAK:2007 yaitu sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Menurut Munawir 2002:2 menyatakan bahwa “laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.” Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi atau suatu proses pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Dalam proses ini diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan aktivitas ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling Universitas Sumatera Utara berhubungan satu dengan yang lainnya mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan perusahaan.

2. Saham

Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Adapun jenis-jenis saham menurut Riyanto 1995: 241 adalah sebagai berikut: a. Saham Biasa Common Stock Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tersebut mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat dividen dan mengenai hal ini ada ketentuan hukumnya, yaitu suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen. Universitas Sumatera Utara b. Saham Preferen Prefered Stock Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“ tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

3. Return Saham

Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang dilakukannya. Dalam hal ini tujuan dari corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kekayaan pemegang saham sangat dinilai dari return yang diterima pemegang saham atas investasi yang telah dilakukan di dalam perusahaan. Return yang diterima pemegang saham dapat berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode Ross et al, 2002. Return dapat berupa return realisasi realized return yaitu return yang telah terjadi dan return ekspektasi expected return yaitu return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Jogiyanto 2000: 107 menyatakan bahwa return abnormal abnormal return merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi. Saham suatu perusahaan dapat dinilai dari pengembalian return yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mencerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif Universitas Sumatera Utara akan sama dengan return realisasinya. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisis fundamental yang menganalisis kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.

4. Economic Value Added EVA

a. Pengertian Economic Value Added EVA Menurut Brigham Houston 2006:68, “Economic Value Added EVA merupakan nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama suatu tahun tertentu.” Menurut Steward III 1990:118, pencetus EVA pertama kali, mendefinisikan EVA sebagai berikut: EVA is a residual income measure that substract the cost of capital from the operating profits generated in the business. It’s measure to account properly for all of the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without trying up any more capital, if new capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital. Universitas Sumatera Utara Menurut Rudianto 2006:340, “EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi operating cost dan biaya modal cost ofcapital.” Hansen 2005:829 menyatakan bahwa “nilai tambah ekonomi EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal.” Economic Value Added EVA saat ini merupakan salah satu konsep manajemen yang cukup dikenal luas dikalangan dunia usaha, dimana dalam pengambilan keputusan berinvestasi melihat nilai perusahaan dari laporan keuangannya, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added EVA yang dipopulerkan oleh Stern Steward. b. Manfaat EVA EVA sangat bermanfaat bagi penilai kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai value creation. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan Universitas Sumatera Utara tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. c. Tolak Ukur EVA Menurut Gatot Wijayanto 1993 penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut: 1 Apabila EVA 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. 2 Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event Point. 3 Apabila EVA 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah. Sehingga hal di atas akan lebih mudah diterjemahkan sebagai berikut: Tabel 2.1 Tolak Ukur Penilaian EVA Nilai EVA Pengertian Laba Perusahaan EVA 0 Ada nilai ekonomis lebih, setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya. Positif EVA = 0 Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya. Positif Universitas Sumatera Utara EVA 0 Perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sebagimana nilai yang diharapkan ekspektasi return sahamtidak dapat tercapai. Tidak dapat ditentukan, namun jika pun ada laba, tidak sesuai dengan yang diharapkan. d. Keunggulan dan Kelemahan EVA EVA memiliki beberapa keunggulan antara lain: 1 EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi. 2 Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan hanya yang menjadi persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan data yang lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam. 3 EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau perusahaan lain sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisisrasio. Meskipun EVA memiliki beberapa keunggulan, namun teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan EVA antara lain: 1 Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda - beda dan bahkan biaya modal mungkin merupakan biaya peluang. Universitas Sumatera Utara 2 EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor – faktor lain terkadang justru lebih dominan. 3 Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya. 4 EVA jarang dipakai dalam praktik 5 EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis. e. Langkah – langkah dalam menentukan EVA Menurut Brigham Houston 2006:69, EVAditentukan dengan cara antara lain : 1 Menghitung laba bersih setelah pajak Net Operating Profit After Tax NOPAT Menurut Bringham dan Houston 2006 : 64, laba bersih tidaklah selalu mencerminkan kinerja yang sebenarnya dari operasi sebuah perusahaan atau keefektifan dari para manajer operasi dan karyawannya. Ukuran yang lebih baik untuk membandingkan kinerja diantara para manajer adalah laba operasi bersih setelah pajak, yang merupakan jumlah laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan jika tidak memiliki utang dan aktiva non operasi. Universitas Sumatera Utara NOPATatau laba bersih setelah pajak ini dapat dihitung dengan rumus: NOPAT = EBIT 1- Tax Keterangan : EBIT :Earning Before Interest and Tax atau laba sebelum bunga dan pajak Tax :Tarif pajak 2 Menghitung Invested Capital Invested capital adalah penjabaran dari modal, sebagai modal yang diinvestasikan yakni seluruh keuangan perusahaan yang sudah terlepas dari kewajiban jangka pendek yang tidak menanggung bunga. Total kewajiban dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usahakewajiban segera, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain. Invested Capital = Total Kewajiban Ekuitas – Kewajiban Jangka. Pendek Universitas Sumatera Utara 3 Menghitung WACC Weighted Average Cost of Capital Menurut Young 2001:149 Weighted Average Cost of CapitalWACC adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing – masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan biaya hutang pada struktur modal perusahaan. Dan rumus untuk menghitung WACC : WACC = {D x rd 1 – Tax + E x re} Keterangan : WACC :Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal rata- rata tertimbang D :Tingkat Modal rd :Biaya hutang E : Tingkat modal dan ekuitas re : Biaya ekuitas Tax : Beban Pajak Dimana : Tingkat Modal D = ����� ��������� ����� ��������� ��� ������� x 100 Cost of Debt rd = ����� ����� ����� ��������� x 100 Tingkat Modal dan EkuitasE= ����� ������� ����� ��������� ��� ������� x100 Cost of Equity re = ���� ����� ℎ ������ ℎ ����� ����� ������� x 100 Universitas Sumatera Utara 4 Menghitung Capital Charges Capital charges: biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham. Capital Charges = WACC x Invested Capital 5 Menghitung EVA EVA dapat diukur dengan : EVA = NOPAT –Capital Charges

5. Market Value Added MVA

Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Sasaran ini sudah pasti akan menguntungkan pemegang saham, tetapi juga akan membantu untuk memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang akan memberikan keuntungan pada ekonomi. Kekayaan pemegang saham akan dimaksimalkan dengan meminimalkan perbedaan antara nilai pasar dari saham perusahaan dan jumlah modal ekuitas yang telah diberikan oleh pemegang saham. Menurut Brigham Houston 2006:68, “perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan disebut sebagai Market Value Added MVA.” MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. Universitas Sumatera Utara MVA = Saham yang beredar x Harga saham – Total ekuitas saham biasa Semakin besar MVA, menunjukkan indikasi MVA semakin baik. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bila MVA positif maka perusahaan telah berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila nilai MVAnegatif maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi menjadi lebih besar, bahkan menurunkan nilai modal yang ditanamkan kepada investor.

6. Rasio Profitabilitas

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan analisis fundamental perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dari sini permasalahannya menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang tercatat dalam neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih – yang didefinisikan dengan berbagai cara – terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Universitas Sumatera Utara Hubungan seperti itu merupakan salah satu analisis yang memberikan gambaran lebih, walaupun sifat dan waktu dari nilai yang ditetapkan pada neraca cenderung menyimpangkan hasilnya. Bentuk paling mudah dari analisis profitabilitas adalah menghubungkan laba bersih pendapatan bersih yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca. a. Return on Assets ROA Return on Assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan Sutrisno, 2000:266. ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya. Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor Riyanto, 1995. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham Arifin 2002;65. Return on Assets = ���� ����� ℎ ����� ������ � 100 b. Return on Equity ROE Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga Universitas Sumatera Utara ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri Sutrisno 2000:267. Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham HanafiHalim, 1996:85. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROEmencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Return on Equity = ���� ����� ℎ ����� ������� � 100

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian mengenai return saham telah pernah dilakukan oleh peneliti – peneliti terdahulu. Wibowo 2005, yang meneliti tentang pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Return pemegang Saham. Hasil dari penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added,ROA, ROEtidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Rahayu 2007, dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA dan MVA Universitas Sumatera Utara tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. Mochtasom 2009, dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic Value Added,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added, dan ROATerhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings, Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh terhadap return saham. Marshal 2009 , dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA, Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu NO Nama Peneliti, Tahun dan Judul penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Lucky Bani Wibowo 2005, “Pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham”. Variabel Independen: Economic Value Added EVA, Return on Assets ROA dan Return of Equity ROE. Variabel Dependen: Return Saham. EVA, ROA,ROEtidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. 2. Mariana Sri Rahayu 2007 “Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return Variabel Independen: EVAdan MVA Variabel Dependen: EVA dan MVA tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return of saham Universitas Sumatera Utara Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Return Saham. perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. 3. Mochammad Mochtasom 2009 “Pengaruh Economic Value Added ,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added, dan ROATerhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI”. Variabel Independen: Economic Value Added ,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added, dan ROA Variabel Dependen: Return Saham EVA, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings, Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh Terhadapreturn saham 4. Yogi Marshal 2009 “Pengaruh Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham”. Variabel Independen: Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA, Arus Kas Operasi Variabel Dependen: ReturnSaham Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA, Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2 74 84

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Rancangan Sistem Kanban Untuk Mengurangi Non Value Added Activities Pada Proses Produksi di PT. Central Windu Sejati

28 218 205

Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI

1 26 99

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 4 96

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (2003-2005).

0 0 9

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 0 7