Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudulpengaruh economic value added, market value added dan rasio
profitabilitas perusahaan terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di BEI.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA, Return on Assets ROA, Return on Equity ROE berpengaruh secara parsial terhadap
return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakaheconomic value added MVA,market value added MVA, return on
assets ROA, return on equity ROE berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, yaitu : 1.
Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan dengan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap return saham,
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI,
3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam upaya
meningkatkan kinerjanya dengan naiknya return saham perusahaan, 4.
bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1, Paragraf 07 SAK:2007 yaitu sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan
segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut Munawir 2002:2 menyatakan bahwa “laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut.” Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi atau suatu proses pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang dilaksanakan
oleh suatu perusahaan. Dalam proses ini diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan aktivitas ekonomi perusahaan yang dilakukan
melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling
Universitas Sumatera Utara
berhubungan satu dengan yang lainnya mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan perusahaan.
2. Saham
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada
pemilik yaitu pemegang saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu
pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih
para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki
klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
Adapun jenis-jenis saham menurut Riyanto 1995: 241 adalah sebagai berikut:
a. Saham Biasa Common Stock
Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan
keuntungan. Apabila perusahaan tersebut mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat dividen dan mengenai hal ini
ada ketentuan hukumnya, yaitu suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu
perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.
Universitas Sumatera Utara
b. Saham Preferen Prefered Stock
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“ tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
3. Return Saham
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang dilakukannya. Dalam hal ini tujuan dari corporate finance adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kekayaan pemegang saham
sangat dinilai dari return yang diterima pemegang saham atas investasi yang telah dilakukan di dalam perusahaan.
Return yang diterima pemegang saham dapat berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode Ross et al,
2002. Return dapat berupa return realisasi realized return yaitu return yang
telah terjadi dan return ekspektasi expected return yaitu return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Jogiyanto 2000: 107
menyatakan bahwa return abnormal abnormal return merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi. Saham suatu perusahaan dapat
dinilai dari pengembalian return yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan.
Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mencerminkan seluruh
informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif
Universitas Sumatera Utara
akan sama dengan return realisasinya. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham
berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai
yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisis fundamental yang
menganalisis kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.
4. Economic Value Added EVA
a. Pengertian Economic Value Added EVA
Menurut Brigham Houston 2006:68, “Economic Value Added EVA merupakan nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada
pemegang saham selama suatu tahun tertentu.” Menurut Steward III 1990:118, pencetus EVA pertama kali,
mendefinisikan EVA sebagai berikut: EVA is a residual income measure that substract the cost of
capital from the operating profits generated in the business. It’s measure to account properly for all of the ways in which
corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without trying up any
more capital, if new capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Rudianto 2006:340, “EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu
perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi operating cost
dan biaya modal cost ofcapital.” Hansen 2005:829 menyatakan bahwa “nilai tambah ekonomi EVA merupakan laba operasi setelah pajak
dikurang total biaya modal.” Economic Value Added EVA saat ini merupakan salah satu konsep
manajemen yang cukup dikenal luas dikalangan dunia usaha, dimana dalam pengambilan keputusan berinvestasi melihat nilai perusahaan dari
laporan keuangannya, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan
adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added EVA yang dipopulerkan oleh Stern Steward.
b. Manfaat EVA
EVA sangat bermanfaat bagi penilai kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai value creation.
Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham.
Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan
Universitas Sumatera Utara
tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
c. Tolak Ukur EVA
Menurut Gatot Wijayanto 1993 penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:
1 Apabila EVA 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan
telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. 2
Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event Point.
3 Apabila EVA 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak
terjadi proses nilai tambah. Sehingga hal di atas akan lebih mudah diterjemahkan sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Tolak Ukur Penilaian EVA
Nilai EVA Pengertian
Laba Perusahaan
EVA 0 Ada nilai ekonomis lebih,
setelah perusahaan membayarkan semua
kewajiban pada para penyandang dana atau
kreditur sesuai ekspektasinya.
Positif
EVA = 0 Tidak ada nilai ekonomis
lebih, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua
kewajibannya pada para penyandang dana atau
kreditur sesuai ekspektasinya.
Positif
Universitas Sumatera Utara
EVA 0 Perusahaan tidak mampu
membayarkan kewajiban pada para penyandang dana
atau kreditur sebagimana nilai yang diharapkan
ekspektasi return sahamtidak dapat tercapai.
Tidak dapat ditentukan, namun
jika pun ada laba, tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
d. Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA memiliki beberapa keunggulan antara lain: 1
EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi
investasi. 2
Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan hanya yang menjadi persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan data
yang lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam. 3
EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau perusahaan lain
sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisisrasio.
Meskipun EVA memiliki beberapa keunggulan, namun teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan EVA antara lain:
1 Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan
dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda - beda dan bahkan biaya modal
mungkin merupakan biaya peluang.
Universitas Sumatera Utara
2 EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat
mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham
tertentu, padahal faktor – faktor lain terkadang justru lebih dominan.
3 Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam
perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi
internalnya. 4
EVA jarang dipakai dalam praktik 5
EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis. e.
Langkah – langkah dalam menentukan EVA Menurut Brigham Houston 2006:69, EVAditentukan dengan
cara antara lain : 1
Menghitung laba bersih setelah pajak Net Operating Profit After Tax NOPAT
Menurut Bringham dan Houston 2006 : 64, laba bersih tidaklah selalu mencerminkan kinerja yang sebenarnya dari operasi sebuah
perusahaan atau keefektifan dari para manajer operasi dan karyawannya. Ukuran yang lebih baik untuk membandingkan kinerja
diantara para manajer adalah laba operasi bersih setelah pajak, yang merupakan jumlah laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan jika
tidak memiliki utang dan aktiva non operasi.
Universitas Sumatera Utara
NOPATatau laba bersih setelah pajak ini dapat dihitung dengan rumus:
NOPAT = EBIT 1- Tax Keterangan :
EBIT :Earning Before Interest and Tax atau laba
sebelum bunga dan pajak Tax
:Tarif pajak 2
Menghitung Invested Capital Invested capital adalah penjabaran dari modal, sebagai modal
yang diinvestasikan yakni seluruh keuangan perusahaan yang sudah terlepas dari kewajiban jangka pendek yang tidak menanggung
bunga. Total kewajiban dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.
Pinjaman jangka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan
dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan
atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usahakewajiban segera, hutang pajak, biaya yang masih harus
dibayar, dan lain-lain. Invested Capital = Total Kewajiban Ekuitas – Kewajiban Jangka.
Pendek
Universitas Sumatera Utara
3 Menghitung WACC Weighted Average Cost of Capital
Menurut Young 2001:149 Weighted Average Cost of CapitalWACC adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing –
masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan biaya hutang pada struktur modal perusahaan.
Dan rumus untuk menghitung WACC : WACC = {D x rd 1 – Tax + E x re}
Keterangan : WACC :Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal rata-
rata tertimbang D
:Tingkat Modal rd
:Biaya hutang E
: Tingkat modal dan ekuitas re
: Biaya ekuitas Tax
: Beban Pajak Dimana :
Tingkat Modal D =
����� ��������� ����� ��������� ��� �������
x 100 Cost of Debt rd =
����� ����� ����� ���������
x 100 Tingkat Modal dan EkuitasE=
����� ������� ����� ��������� ��� �������
x100
Cost of Equity re =
���� ����� ℎ ������ ℎ ����� ����� �������
x 100
Universitas Sumatera Utara
4 Menghitung Capital Charges
Capital charges: biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya
ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham. Capital Charges = WACC x Invested Capital
5 Menghitung EVA
EVA dapat diukur dengan : EVA
= NOPAT –Capital Charges
5. Market Value Added MVA
Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Sasaran ini sudah pasti akan
menguntungkan pemegang saham, tetapi juga akan membantu untuk memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara
efisien, yang akan memberikan keuntungan pada ekonomi. Kekayaan pemegang saham akan dimaksimalkan dengan meminimalkan perbedaan
antara nilai pasar dari saham perusahaan dan jumlah modal ekuitas yang telah diberikan oleh pemegang saham.
Menurut Brigham Houston 2006:68, “perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan
disebut sebagai Market Value Added MVA.” MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri
hingga sekarang.
Universitas Sumatera Utara
MVA = Saham yang beredar x Harga saham – Total ekuitas saham biasa
Semakin besar MVA, menunjukkan indikasi MVA semakin baik. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bila MVA positif maka perusahaan telah
berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila nilai MVAnegatif maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi
menjadi lebih besar, bahkan menurunkan nilai modal yang ditanamkan kepada investor.
6. Rasio Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan
analisis fundamental perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para
penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan
datang. Dari sini permasalahannya menyangkut efektifitas manajemen dalam
menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang tercatat dalam neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih – yang
didefinisikan dengan berbagai cara – terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan seperti itu merupakan salah satu analisis yang memberikan gambaran lebih, walaupun sifat dan waktu dari nilai yang ditetapkan pada
neraca cenderung menyimpangkan hasilnya. Bentuk paling mudah dari analisis profitabilitas adalah menghubungkan laba bersih pendapatan bersih
yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca. a.
Return on Assets ROA Return on Assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan Sutrisno, 2000:266.
ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya.
Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor
Riyanto, 1995. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva
yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan
yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham Arifin 2002;65.
Return on Assets =
���� ����� ℎ ����� ������
� 100 b.
Return on Equity ROE Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga
Universitas Sumatera Utara
ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri Sutrisno 2000:267. Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk
mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham HanafiHalim, 1996:85. Salah satu alasan utama perusahaan
beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah
angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROEmencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi
bagi pemegang saham. Return on Equity =
���� ����� ℎ ����� �������
� 100
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian mengenai return saham telah pernah dilakukan oleh peneliti – peneliti terdahulu. Wibowo 2005, yang meneliti tentang pengaruh Economic
Value Added dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Return pemegang Saham. Hasil dari penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value
Added,ROA, ROEtidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Rahayu 2007, dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh EVA
dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA dan MVA
Universitas Sumatera Utara
tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
Mochtasom 2009, dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic Value Added,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added,
dan ROATerhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA, Residual
Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings,
Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
Marshal 2009 , dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA dan Arus Kas Operasi
Terhadap Return Saham. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA, Arus Kas Operasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu
NO Nama Peneliti, Tahun
dan Judul penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian 1.
Lucky Bani Wibowo 2005, “Pengaruh
Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan
Terhadap
Return Pemegang Saham”.
Variabel Independen: Economic Value Added
EVA, Return
on Assets ROA
dan Return of Equity ROE.
Variabel Dependen: Return Saham.
EVA, ROA,ROEtidak
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham.
2. Mariana Sri Rahayu 2007
“Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return
Variabel Independen: EVAdan MVA
Variabel Dependen: EVA dan MVA tidak mempunyai
pengaruh positif yang signifikan terhadap
return of saham
Universitas Sumatera Utara
Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta”. Return Saham.
perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
3. Mochammad
Mochtasom 2009
“Pengaruh Economic Value Added ,Residual Income,
Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value
Added, dan ROATerhadap Return
Saham Pada Perusahaan Manufaktur
yang Listing di BEI”. Variabel Independen:
Economic Value Added ,Residual Income,
Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value
Added, dan ROA Variabel Dependen:
Return Saham EVA, Residual Income, Earnings,
Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan
berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara
parsial variabel Earnings, Arus Kas Operasi dan
ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan variabel
EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh
Terhadapreturn saham
4. Yogi Marshal 2009
“Pengaruh Economic Value Added EVA, Market
Value Added MVA dan Arus Kas Operasi Terhadap
Return Saham”. Variabel Independen:
Economic Value Added EVA, Market Value
Added MVA, Arus Kas Operasi
Variabel Dependen: ReturnSaham
Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA, Arus
Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian