Return Saham Economic Value Added EVA

b. Saham Preferen Prefered Stock Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“ tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

3. Return Saham

Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang dilakukannya. Dalam hal ini tujuan dari corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kekayaan pemegang saham sangat dinilai dari return yang diterima pemegang saham atas investasi yang telah dilakukan di dalam perusahaan. Return yang diterima pemegang saham dapat berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode Ross et al, 2002. Return dapat berupa return realisasi realized return yaitu return yang telah terjadi dan return ekspektasi expected return yaitu return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Jogiyanto 2000: 107 menyatakan bahwa return abnormal abnormal return merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi. Saham suatu perusahaan dapat dinilai dari pengembalian return yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mencerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif Universitas Sumatera Utara akan sama dengan return realisasinya. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisis fundamental yang menganalisis kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.

4. Economic Value Added EVA

a. Pengertian Economic Value Added EVA Menurut Brigham Houston 2006:68, “Economic Value Added EVA merupakan nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama suatu tahun tertentu.” Menurut Steward III 1990:118, pencetus EVA pertama kali, mendefinisikan EVA sebagai berikut: EVA is a residual income measure that substract the cost of capital from the operating profits generated in the business. It’s measure to account properly for all of the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without trying up any more capital, if new capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital. Universitas Sumatera Utara Menurut Rudianto 2006:340, “EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi operating cost dan biaya modal cost ofcapital.” Hansen 2005:829 menyatakan bahwa “nilai tambah ekonomi EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal.” Economic Value Added EVA saat ini merupakan salah satu konsep manajemen yang cukup dikenal luas dikalangan dunia usaha, dimana dalam pengambilan keputusan berinvestasi melihat nilai perusahaan dari laporan keuangannya, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added EVA yang dipopulerkan oleh Stern Steward. b. Manfaat EVA EVA sangat bermanfaat bagi penilai kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai value creation. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan Universitas Sumatera Utara tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. c. Tolak Ukur EVA Menurut Gatot Wijayanto 1993 penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut: 1 Apabila EVA 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. 2 Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event Point. 3 Apabila EVA 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah. Sehingga hal di atas akan lebih mudah diterjemahkan sebagai berikut: Tabel 2.1 Tolak Ukur Penilaian EVA Nilai EVA Pengertian Laba Perusahaan EVA 0 Ada nilai ekonomis lebih, setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya. Positif EVA = 0 Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya. Positif Universitas Sumatera Utara EVA 0 Perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sebagimana nilai yang diharapkan ekspektasi return sahamtidak dapat tercapai. Tidak dapat ditentukan, namun jika pun ada laba, tidak sesuai dengan yang diharapkan. d. Keunggulan dan Kelemahan EVA EVA memiliki beberapa keunggulan antara lain: 1 EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi. 2 Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan hanya yang menjadi persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan data yang lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam. 3 EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau perusahaan lain sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisisrasio. Meskipun EVA memiliki beberapa keunggulan, namun teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan EVA antara lain: 1 Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda - beda dan bahkan biaya modal mungkin merupakan biaya peluang. Universitas Sumatera Utara 2 EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor – faktor lain terkadang justru lebih dominan. 3 Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya. 4 EVA jarang dipakai dalam praktik 5 EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis. e. Langkah – langkah dalam menentukan EVA Menurut Brigham Houston 2006:69, EVAditentukan dengan cara antara lain : 1 Menghitung laba bersih setelah pajak Net Operating Profit After Tax NOPAT Menurut Bringham dan Houston 2006 : 64, laba bersih tidaklah selalu mencerminkan kinerja yang sebenarnya dari operasi sebuah perusahaan atau keefektifan dari para manajer operasi dan karyawannya. Ukuran yang lebih baik untuk membandingkan kinerja diantara para manajer adalah laba operasi bersih setelah pajak, yang merupakan jumlah laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan jika tidak memiliki utang dan aktiva non operasi. Universitas Sumatera Utara NOPATatau laba bersih setelah pajak ini dapat dihitung dengan rumus: NOPAT = EBIT 1- Tax Keterangan : EBIT :Earning Before Interest and Tax atau laba sebelum bunga dan pajak Tax :Tarif pajak 2 Menghitung Invested Capital Invested capital adalah penjabaran dari modal, sebagai modal yang diinvestasikan yakni seluruh keuangan perusahaan yang sudah terlepas dari kewajiban jangka pendek yang tidak menanggung bunga. Total kewajiban dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usahakewajiban segera, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain. Invested Capital = Total Kewajiban Ekuitas – Kewajiban Jangka. Pendek Universitas Sumatera Utara 3 Menghitung WACC Weighted Average Cost of Capital Menurut Young 2001:149 Weighted Average Cost of CapitalWACC adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing – masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan biaya hutang pada struktur modal perusahaan. Dan rumus untuk menghitung WACC : WACC = {D x rd 1 – Tax + E x re} Keterangan : WACC :Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal rata- rata tertimbang D :Tingkat Modal rd :Biaya hutang E : Tingkat modal dan ekuitas re : Biaya ekuitas Tax : Beban Pajak Dimana : Tingkat Modal D = ����� ��������� ����� ��������� ��� ������� x 100 Cost of Debt rd = ����� ����� ����� ��������� x 100 Tingkat Modal dan EkuitasE= ����� ������� ����� ��������� ��� ������� x100 Cost of Equity re = ���� ����� ℎ ������ ℎ ����� ����� ������� x 100 Universitas Sumatera Utara 4 Menghitung Capital Charges Capital charges: biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham. Capital Charges = WACC x Invested Capital 5 Menghitung EVA EVA dapat diukur dengan : EVA = NOPAT –Capital Charges

5. Market Value Added MVA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2 74 84

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Rancangan Sistem Kanban Untuk Mengurangi Non Value Added Activities Pada Proses Produksi di PT. Central Windu Sejati

28 218 205

Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI

1 26 99

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 4 96

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (2003-2005).

0 0 9

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 0 7