Waktu Kerja Kurva Kalibrasi Larutan Etambutol hidroklorida

3.1.2.2 Waktu Kerja

Penentuan waktu operasional operating time dilakukan dengan mengukur kestabilan warna biru yang terbentuk dari penambahan tembaga II sufat dan natrium hidroksida selama 30 menit, dan dipilih waktu operasional yang akan digunakan dalam pengukuran sampel. Grafik waktu operasional dapat dilihat pada gambar 2 berikut: 0,5400 0,5450 0,5500 0,5550 0,5600 0,5650 0,5700 0,5750 10 20 30 40 50 60 Waktu menit A bs or ba ns i Gambar 2. Kurva waktu kerja etambutol hidroklorida baku dengan konsentrasi 800,0 mcgml secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 620 nm. Berdasarkan grafik di atas dapat ditentukan waktu yang tepat untuk pengukuran yakni pada menit ke-18 sd menit ke-22; menit ke-30 sd menit ke-34 dan mnit ke-44 sd menit ke-46. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, pada saat mulai terjadi reaksi, absorbansi suatu senyawa berwarna meningkat sampai waktu tertentu sehingga pada titik tertentu akan Universitas Sumatera Utara diperoleh absorbansi yang stabil. Semakin lama waktu pengukuran, maka ada kemungkinan senyawa tersebut akan mengalami kerusakan atau penguraian yang akan menyebabkan berkurangnya intensitas warna yang juga mempengaruhi absorbansi.

3.1.2.3 Kurva Kalibrasi Larutan Etambutol hidroklorida

Pembuatan kurva kalibrasi etambutol hidroklorida BPFI dilakukan dengan membuat seri larutan baku dengan berbagai konsentrasi yakni 400,0; 800,0; 1000,0; 1200,0; 1600,0 dan 2000,0 mcgml. Kurva kalibrasi etambutol hidroklorida baku dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini. y = 0,000543x + 0,004667 r = 0,9998 0,0000 0,2000 0,4000 0,6000 0,8000 1,0000 0,000 400,000 800,000 1200,000 1600,000 2000,000 Konsentrasi mcgml A b s o rb a n s i Gambar 3. Kurva kalibrasi etambutol hidroklorida baku dengan berbagai konsentrasi pada panjang gelombang 620 nm secara spektrofotometri sinar tampak. Berdasarkan kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis regresi yakni Y = 0,000543X + 0,004667 dengan kofisien korelasi r sebesar 0,9998. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan terdapat korelasi yang positif antara kadar dengan serapan. Artinya dengan meningkatnya konsentrasi maka absorbansi juga akan meningkat. Besar hubungannya ditentukan oleh koefisien korelasi yakni 0,9995. Universitas Sumatera Utara Hal ini berarti terdapat 99,95 data yang ada memiliki hubungan linear atau mempunyai keakuratan dalam penentuan konsentrasi sebesar 99,95 . Nilai r yang paling baik adalah jika nilai r tersebut berada pada angka mendekati satu Sudjana, 2002. 3.1.2.4 Kadar Etambutol hidroklorida Pada Sampel Secara Spektrofotometri Sinar Tampak Hasil penetapan kadar etambutol hidroklorida pada tiap sampel yang ditentukan secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 620 nm setelah dihitung secara statistik menggunakan uji Q dengan derajat kepercayaan 95 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kadar Etambutol Hidroklorida pada Sampel yang ditentukan secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 620 nm. No Sampel Kadar Standar Deviasi 1. Arsitam 97,24 ± 4,85 4,6217 2. Kalbutol 103,52 ± 3,95 3,7639 3. Etibi 99,51 ± 2,83 2,6980 Berdasarkan hasil yang diperoleh seperti pada tabel di atas menunjukkan bahwa kadar etambutol hidroklorida yang terdapat pada tiap tablet yang dijadikan sampel masih memenuhi syarat Farmakope Indonesia edisi IV, yang menyebutkan bahwa tablet etambutol hidroklorida mengandung etambutol hidroklorida tidak kurang dari 95,0 dan tidak lebih dari 105,0 dari jumlah yang tertera pada etiket. Dari ketiga sampel tersebut kadar tertinggi diperoleh pada Kalbutol tablet yakni mencapai 103,52 ± 3,95 dan kadar terendah terdapat pada Arsitam tablet yaitu 97,24 ± 4,85 .. Menurut Roth, dkk 1991, untuk identifikasi etambutol dapat dilakukan melalui reaksi warna yaitu dengan CuSO 4 dan NaOH dalam suasana basa Universitas Sumatera Utara menghasilkan warna biru. Hasil tersebut di atas juga membuktikan bahwa reaksi kompleks antara CuSO 4 dengan etambutol hidroklorida dalam suasana alkalis yang merupakan reaksi untuk uji kualitatif dapat digunakan untuk penetapan kadar etambutol hidroklorida ditentukan secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 620 nm. Hasil uji t-berpasangan pada taraf kepercayaan 95 diperoleh masing- masing t hitung untuk tiap sampel berturut-turut Arsitam, Kalbutol dan Etibi adalah 0,1293, -0,2395 dan 0,0401 perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 12, Lampiran 13 dan Lampiran 14 . Ketiga hasil tersebut masih lebih kecil dari harga t kritis

3.2 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi