VII-1 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Dalam proses industri kimia, instrumentasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengendalian suatu rangkaian
proses. Instrumentasi disini berfungsi sebagai alat ukur yang terdiri dari indikator penunjuk, pencatat dan alat kontrol pengendali. Adapun
kondisi operasi dari suatu peralatan yang diatur oleh instrumentasi adalah suhu, tekanan, rate aliran, tinggi cairan padatan dalam suatu
tangki dan sebagainya. Pengendalian peralatan suatu proses bisa dilakukan secara
otomatis. Pengendalian secara manual digunakan apabila pengendalian dari proses sepenuhnya ditangani oleh tenaga manusia. Pengendalian
proses dilakukan secara otomatis apabila pengaturan peralatan proses cukup rumit atau memerlukan pengontrolan yang tepat dan tidak
memungkinkan untuk dilakukan secara manual, biaya pengoperasian dari alat control lebih murah dibanding dengan biaya secara manual.
Disamping itu pengendalian secara otomatis mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :
1. mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
2. keselamatan kerja dipabrik dapat lebih terjamin.
3. produk yang dihasilkan lebih dapat diharapkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-2 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
4. ketelitian pengaturan proses cukup tinggi.
Oleh karena itu dalam perencanaan pendirian pabrik ini, pengoperasian peralatan proses labih cenderung menggunakan alat
kontrol otomatis. Namun demikian tenaga kerja masih sangat diperlukan dalam pengawasan proses.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing Primary Element.
Alat control ini langsung merasakan adanya perubahan pada variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element
merubah energi yang dirasakan dari medium yang sedang dikontrol menjadi signal yang bisa dibaca yaitu dengan tekanan
fluida.
2. Receiving Element Elemen Pengontrol.
Alat control ini akan mengevaluasi signal yang didapat dari sensing element dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca,
digambarkan dan dibaca oleh error detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan perubahan-perubahan
yang terjadi.
3. Transmiting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing element ke receiving element.
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap yang lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-3 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
besarnya harga terukur pada variabel yang akan dikontrol dengan harga yang diinginkan, dan apabila terdapat perbedaan, alat ini akan
mengirimkan signal error. Amplifier akan digunakan sebagai penguat signal yang dihasilkan oleh error detector jika signal yang akan
dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal Error yang dihasilkan harus diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan
penambahan variabel manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk menjalankan Final Control
Element. Final Control Element untuk mengoreksi harga variabel manipulasi.
A. Pemilihan Instrumentasi
Untuk dapat menentukan jenis instrumentasi yang digunakan pada suatu peralatan, terlebih dahulu perlu ditinjau kondisi operasi,
sehingga diketahui input dan output yang dapat dikontrol. Pemakaian instrumentasi harus menguntungkan baik ditinjau dari segi proses
maupun segi ekonomi. Kriteria meliputi :
1. Mudah dalam pengawasan dan pengaturan
Level, Range dan Fungsi dari alat instrumentasi, ketelitian hasil pengukuran
2. Mudah dalam mendapatkan suku cadang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-4 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
3. Mudah dalam perawatan dan perbaikan.
Konstruksi material, Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang berlangsung
4. Harga peralatan relatif murah dengan kualitas yang memadai dan
mudah diperoleh di pasaran.
B. Macam-macam Instrumentasi
1. Pengatur suhu
a. T.I. Temperatur Indikator
Fungsi : Penunjuk suhu b.
T.C. Temperatur Controller Fungsi : Mengendalikan suhu agar dapat dipertahankan pada harga
yang telah ditentukan. 2.
Pengatur tekanan a.
P.I. Pressure Indikator Fungsi : Penunjuk tekanan
b. P.C. Pressure Controller
Fungsi : Mengatur tekanan agar dapat dipertahankan pada harga yang diperlukan.
3. Pengatur aliran
a. F.C. Flow Controller
Fungsi : mengendalikan rate aliran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-5 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
b. F.R.C. Flow Recorder Controller
Fungsi : mencatat dan mengatur rate aliran. 4.
Pengatur tinggi liquida a.
L.I. Level Indikator Fungsi : penunjuk tinggi bahan dalam aliran.
b. L.C. Level Controller
Fungsi : pengatur tinggi bahan dalam peralatan agar bertahan pada ketinggian yang telah ditentukan.
Tabel VII.1. Instrumentasi Pada Pabrik NO
NAMA ALAT KODE
INSTRUMENTASI
1. Gudang Tepung cassava F - 111
- 2. Screw Conveyor-1
J - 112 -
3. Bucket Elevator-1 J - 113
- 4. Silo Tepung Cassava
F - 114 -
5. Tangki Asam Sulfat F - 115
LI 6. Pompa Asam Sulfat
L – 116
FC 7. Heater Asam Sulfat
E – 117
- 8. Reaktor Hidrolisa
R - 210 LC , TC
9. Pompa Larutan Hidrolisa L
– 211 FC
10. Cooler E
– 212 TC
11. Tangki pengencer NaOH M - 222
LI 12. Pompa Pengencer NaOH
L – 223
FC 13. Reaktor Netralisasi
R – 220
LC, TC 14. Pompa Larutan Netralisasi
L – 221
FC 15. RDVF
H – 230
- 16. Pompa Filtrat
L – 231
FC 17. Tangki Penampung Cake
F – 232
- 18. Reaktor Oksidasi
R – 240
LC, TC, PC
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-6 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
19. Pompa Larutan Oksidasi L
– 241 FC
20. Tangki Asam Nitrat F
– 242 LI
21. Pompa Asam Nitrat L
– 243 FC
22. Silo Katalis V
2
O
5
F – 244
- 23. Blower
G – 246
- 24. Heater
E – 247
- 25. Absorber
B - 245 TC, PC
26. Tangki Penampung HNO
3
F – 248
- 27. Evaporator
R - 320 TC
28. Centrifuge 1 L - 310
- 29. Pompa Larutan dari Centrifuge
L - 311 FC
30. Barometic Kondensor E
– 322 TC
31. Jet Ejector G
– 323 -
32. Hot weell F
– 324 -
33. Pompa Larutan dari Evaporator L
– 321 FC
34. Kritalizer S
– 325 TC
35. Centrifuge 2 L
– 330 -
36. Screw Conveyor 2 J
– 331 -
37. Pompa Mother Liquor L
– 332 FC
38. Rotary Dryer B - 340
TC 39. Blower
G - 341 -
40. Heater Udara E
– 342 TC
41. Cyclone H - 343
- 42. Cooling Conveyor
J – 344
TC 43. Bucket Elevator-2
J – 345
- 44. Silo Asam Oksalat Dihidrat
F - 350 -
VII.2. Keselamatan Kerja
A. Usaha Keselamatan
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada seseorang dalam hubungan kerja yang disebabkan oleh bahaya yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-7 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
berkaitan dengan pekerjaan. Kecelakaan ini menimbulkan kerugian bagi karyawan, perusahaan dan masyarakat.
Pelaksanaan usaha keselamatan kerja bertujuan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja, dengan cara mengambil
langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kecelakaan kerja tersebut.
B. Sebab-sebab Kecelakaan Kerja
1 Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik ini meliputi mesin, peralatan, bahan-bahan produksi dan lingkungan kerja suhu, penerangan dan lain-lain Kecelakaan
kerja dapat terjadi karena kesalahan perancangan, aus, rusak, kesalahan dalam pembelian, peletakan, penyusunan peralatan, bahaya produksi,
serta adanya lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat panas, bising, penerangan yang kurang dan lain-lain.
2 Manusia
Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia, antara lain disebabkan oleh :
a. Tidak cocoknya manusia terhadap mesin atau lingkungan kerja
b. Kurangnya ilmu pengetahuan dan ketrampilan pekerja.
c. Ketidak mampuan fisik atau mental serta faktor bakat lainnya.
d. Kurangnya motivasi dan kesadaran akan keselamatan kerja.
Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia misalnya : Bahaya Kebakaran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-8 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
Penyebab kebakaran -
Adanya nyala terbuka open flame yang datang dari unit utilitas dan lain-lain.
- Adanya loncatan bunga api yang akan disebabkan karena
konsleting aliran listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrument lainnya.
Pencegahan -
Menempatkan unit utilitas dan power plant cukup jauh dari lokasi proses yang dikerjakan.
- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang
terisolasi dan tertutup. -
Memasang kabel atau kawat listrik di tempat-tempat yang terlindung, jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan
terjadinya kebakaran. -
Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi
kebakaran. Alat Pencegah kebakaran
- Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle
otomatis. -
Penggunaan portable fire-extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau bila terjadi kebakaran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
3 Sistem Manajemen
Sistem manajemen merupakan unsur terpenting karena pengatur dari kedua unsur diatas. Kesalahan sistem manajemen dapat
menyebabkan kecelakaan kerja, contohnya : a.
Manajemen yang tidak memperhatikan keselamatan kerja b.
Prosedur kerja yang tidak diterapkan dengan baik c.
Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan dan modifikasi pabrik
d. Tidak adanya inspeksi peralatan
e. Tidak adanya sistem penanggulangan bahaya.
VII.3. Peningkatan Keselamatan Kerja
A. Lingkungan Fisik
Peningkatan usaha keselamatan kerja yang berkaitan dengan lingungan fisik meliputi :
a. Perencanaan mesin dan peralatan dengan memperhatikan
keselamatan kerja.
b. Pengolahan alat yang benar
c. Menciptakan suasana kerja yang nyaman suhu, dan penerangan
yang cukup
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-10 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
B. Manusia
Pemilihan, penempatan dan pembinaan karyawan agar setiap pegawai dapat menempati posisi pekerjaan sesuai dengan kemampuannya dan
menumbuhkan kesadaran akan keselamatan kerja. C.
Sistem Manajemen Sistem manajemen yang benar maliputi :
a. Pokok-pokok kebijaksanaan direksi dalam bidang keselamatan kerja,
dengan pelaksanaan dan pengawasan. b.
Melaksanakan prosedur kerja yang tetap berpedoman pada keselamatan kerja karyawan.
c. Membuat usaha-usaha untuk mengawasi bahaya yang mungkin timbul
ditempat kerja.
VII.4. Alat Pelindung Diri
Untuk mengurangi akibat kerja, maka setiap perusahaan harus menyediakan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan
setiap karyawannya. Macam-macam alat pelindung diri antara lain : 1.
Alat pelindung mata 2.
Alat pelindung muka 3.
Masker 4.
Sarung tangan 5.
Sepatu pengaman
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-11 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
6. Baju pelindung
Usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga keselamatan pekerja dipabrik adalah sebagai berikut :
1. Untuk peralatan pabrik seperti bajatangki harus disediakan
seleksi bahan konstruksi, juga penyediaan alat-alat kontrol tekanan dan suhu, yang keseluruhannya berguna untuk menghindari terjadinya
peledakan. 2.
Perpipaan yang mengandung steam pemanasan maupun bahan panas diberi tanda peringatan dan dijauhkan dari jalan lalu lalang
manway 3.
Dalam ruang pelistrikan, agar diberi penerangan yang cukup agar operator dapat bekerja dengan baik. Kabel-kabel listrik yang
berdekatan dengan peralatan yang beroperasi pada suhu tinggi agar diberi isolasi yang cukup.
4. Pada tiap gedung yang tinggi harus dipasang penangkal petir
5. Konstruksi
dan bangunan
pabrik harus
diperhatikan kekuatannya terutama yangdigunakan untuk menyangga suatu alat
proses. 6.
Untuk peralatan yang bergerak sebaiknya dipasang pagar-pagar pengaman dan jarak yang ukup antar unit-unit untuk mempermudah
pemeliharaan. 7.
Untuk mencegah bahaya kebakaran, sebaiknya setiap ruangan disediakan alat pemadam kebakaran. Tata ruang pada lokasi pabrik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-12 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
diatur sehingga bisa dilewati mobil pemadam kebakaran dan sebaiknya bangunannya dibuat terpisah, sehingga apabila terjadi kebakaran apinya
dapat dilokalisir. 8.
Harus dipasang alarm pada setiap peralatan pabrik yang berbahaya agar semua personil dapat segera mengetahui dan bertindak
apabila ada bahaya. 9.
Limbah pabrik yang direncanakan ini berupa air, dimana air ini dialirkan ke unit peengolahan air untuk dipergunakan lagi, atau kalau
tidak bisa akan dibuang ke sungai yang ada didekat lokasi pabrik asal tidak mengandung bahan-bahan berbahaya
10. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu perawatan periodik
terhadap seluruh peralatan dan instalasi pabrik. 11.
VII.5. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja juga merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan kerja ini meliputi :
1. Industrial Hygiene Hygiene perusahaan
Meliputi bidang teknis dan dititik-beratkan pada kebersihan dan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan bagi karyawan
2. Hyperkes Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
Meliputi bidang teknis dan bidang medis. Disini seluruh karyawan dituntut untuk terjun secara aktif dalam persoalan hyperkes atau
keselamatan kerja.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-13 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava Dengan Proses Oksidasi
3. Toxicology
Merupakan ilmu yang mempelajari maslah racun dalam industri dn penyakit-penyakit akibat keracunan.
4. Gizi Kerja
Gizi diberikan khusus kepada karyawan perusahaan yang tujuannya untuk meningkatkan produktivitas
5. Sanitasi
Merupakan pencegahan penyakit dengan cara pengawasan kesehatan kerja.
6. Ventilasi Industri
Pemasangan fan yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan mengurangi bahaya beracun.
Keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu dalam lingkungan kerja merupakan suatu persyaratan mutlak, yang diperlukan
dan harus dipenuhi agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-1 Utilitas
Pra Rencana Pabrik Asam Oksalat dari Tepung cassava Dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
BAB VIII UTILITAS