1.11 Hasil HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a Aspek P2 Menjelaskan cara menggambar daerah penyelesaian Tabel 4.14 Analisis Wawancara untuk Aspek P2 b Aspek P4 Menyebutkan alasan mengapa beberapa titik bukan merupakan titik ekstrem Tabel 4.15 Analisis Wawancara untuk Aspek P4 Keterangan tabel 4.15 dan 4.16 : TM : Tidak Mampu, R : Ragu-Ragu dan M : Mampu Terakhir, peneliti membandingkan hasil wawancara dan post-test kolom alasan menjadi tabel perbandingan sebagai berikut : Subjek 1.3

1.9 1.11

Hasil S1 M R R R S2 TM R M M S3 M M TM R S4 R TM M R S5 TM TM R TM S6 TM R M R S7 M M M M S8 M R M R S9 TM R M R Subjek 2.4

2.5 Hasil

S1 TM TM TM S2 TM TM TM S3 TM TM TM S4 TM TM TM S5 TM TM TM S6 TM TM TM S7 TM TM TM S8 TM TM TM S9 TM TM TM Tabel 4.16 Perbandingan Jawaban Wawancara dan Post-test Kolom Alasan Aspek Nomor Aspek Kemampuan Siswa Subjek Wawancara Post-test Menjelaskan strategi penyelesaian masalah P1 Mampu - S2, S6, S7, S9 Ragu-ragu S1, S5 S4 Tidak Mampu S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9 S1, S8, S3, S5 Menjelaskan cara menggambar daerah penyelesaian P2 Mampu S7 - Ragu-ragu S1, S2, S3, S4, S6, S8, S9 - Tidak Mampu S5 S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9 Menyebutkan alasan memilih sejumlah titik sebagai titik ekstrem P3 Mampu - S9 Ragu-ragu S1, S7 - Tidak Mampu S2, S3, S4, S5, S6, S8, S9 S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8 Menyebutkan alasan mengapa beberapa titik bukan merupakan titik ekstrem P4 Mampu - S1, S6 Ragu-ragu - S7, S9 Tidak Mampu S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9 S2, S3, S4, S5, S8 Memberikan alasan tentang menentukan nilai minimum mak simum P5 Mampu - S2, S3, S4 Ragu-ragu S1, S2, S5, S6, S7, S8, S9 S1, S5, S9 Tidak Mampu S3, S4 S6, S7, S8 Memberikan alasan tentang mengapa titik yang membuat maksimum minimum akan berubah jika fungsi objektifnya diubah P6 Mampu S6 S3, S6, S7, S8, S9 Ragu-ragu S1, S5 S1, S2, S4, S5 Tidak Mampu S2, S3, S4, S5, S9 - 2. Analisis Pemahaman Siswa Berdasarkan tabel 4.16, peneliti menganalisis pemahaman siswa menjadi enam tabel yang akan disajikan dibawah dikarenakan terdapat enam aspek yang diteliti dalam pemahaman siswa. Berikut ini ialah analisis pemahaman siswa : a Aspek P1 Menjelaskan strategi penyelesaian masalah Tabel 4.17 Analisis Aspek P1 b Aspek P2 Menjelaskan cara menggambar daerah penyelesaian Tabel 4.18 Analisis Aspek P2 c Aspek P3 Menyebutkan alasan memilih sejumlah titik sebagai titik ekstrem Tabel 4.19 Analisis Aspek P3 Post-test Wawancara Mampu Ragu- ragu Tidak Mampu Mampu - - - Ragu-ragu - - S1 Tidak Mampu S2, S6, S7, S9 S4 S3, S5, S8 Post-test Wawancara Mampu Ragu- ragu Tidak Mampu Mampu - - S7 Ragu-ragu - - S1, S2, S3, S4, S5, S6, S8, S9 Tidak Mampu - - S5 Post-test Wawancara Mampu Ragu-ragu Tidak Mampu Mampu - - - Ragu-ragu - - S1, S7 Tidak Mampu S9 - S2, S3, S4, S5, S8, S9 d Aspek P4 Menyebutkan alasan mengapa beberapa titik bukan merupakan titik ekstrem Tabel 4.20 Analisis Aspek P4 e Aspek P5 Memberikan alasan tentang menentukan nilai minimum maksimum Tabel 4.21 Analisis Aspek P5 f Aspek P6 Memberikan alasan tentang mengapa titik yang membuat maksimum minimum akan berubah jika fungsi objektifnya diubah Tabel 4.22 Analisis Aspek P6 Post-test Wawancara Mampu Ragu-ragu Tidak Mampu Mampu - - - Ragu-ragu - - - Tidak Mampu S1, S6 S7, S9 S2, S3, S4, S5, S8 Post-test Wawancara Mampu Ragu-ragu Tidak Mampu Mampu - - - Ragu-ragu S2 S1, S5, S9 S6, S7, S8 Tidak Mampu S3, S4 - - Post-test Wawancara Mampu Ragu-ragu Tidak Mampu Mampu S6 - - Ragu-ragu - S1, S5 - Tidak Mampu S3, S7, S8, S9 S2, S4 - D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengembangan LKS Peneliti menggunakan langkah-langkah menurut Sugiyono dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Tetapi, pada penelitian ini hanya akan menggunakan enam langkah pengembangan. a. Potensi dan masalah Potensi yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPA 1 nampak dari wawancara dan pre-test. Walaupun siswa kelas XI IPA 1 banyak yang memiliki kemampuan sedang dan rendah namun memiliki minat yang baik untuk mempelajari matematika. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh kelas XI IPA 1 MAN Pakem ialah ada siswa yang dapat menyelesaikan soal namun belum memahami materi, siswa kesulitan menyelesaikan soal dan belum memahami materi. b. Pengumpulan data Berdasarkan potensi dan masalah, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran berupa LKS untuk membantu pemahaman langkah menyelesaikan masalah program linear dengan metode titik pojok. Untuk pertimbangan penyusunan peneliti menggunakan analisis kebutuhan dengan menganalisis data pre-test dan wawancara. Peneliti juga memberikan soal post-test untuk mengukur pemahaman siswa setelah diberikan pembelajaran remedial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Desain produk Peneliti membuat desain produk berupa LKS untuk membantu pemahaman langkah siswa dalam menyelesaikan masalah program linear dengan metode titik pojok berdasarkan analisis kebutuhan. Peneliti membuat 3 LKS yang akan diberikan dalam 3 kali pertemuan dalam pembelajaran remedial. d. Validasi desain Desain produk berupa LKS yang telah disusun oleh peneliti divalidasi oleh 2 ahli yaitu 1 dosen dan 1 guru. Peneliti dalam memvalidasi tidak menggunakan lembar validasi, ahli memberikan komentar dan revisi untuk perbaikan dalam bentuk lisan. Hasil validasi dosen dan guru menyatakan LKS layak digunakan. Komentar dari ahli hanya berasal dari dosen yaitu jangan menggunakan angka yang terlalu rumit. e. Revisi desain Setelah LKS divalidasi dosen, peneliti mengevaluasi LKS dengan mengecek angka-angka yang digunakan dalam LKS. Kemudian peneliti memperlihatkan kembali kepada dosen dan dinyatakan tidak ada revisi kembali. f. Ujicoba produk sampel terbatas Pelaksanaan uji coba produk di kelas XI IPA 1 MAN Pakem dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2016, pertemuan kedua pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tanggal 29 Oktober 2016 dan pertemuan ketiga pada tanggal 2 November 2016. Siswa yang dipilih merupakan siswa pilihan berdasarkan nilai pre-test yaitu 3 siswa dengan nilai tinggi, 3 siswa dengan nilai sedang dan 3 siswa dengan nilai rendah. Materi pembelajaran yang disampaikan ialah pemahaman langkah-langkah menyelesaikan masalah program linear dengan metode titik pojok. Uji coba produk ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan ditempuh dalam waktu 45 menit. Pelaksanaan pembelajaran remedial atau treatment ini dilakukan sendiri oleh peneliti sehingga mengetahui semua kondisi yang terjadi di kelas. Dalam pembelajaran, peneliti selalu ditemani satu teman untuk mendokumentasi kegiatan dan membantu menyiapkan kelengkapan penelitian. Guru juga terkadang memantau dan mengecek pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Pada pertemuan pertama peneliti menerapkan skema pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Akan tetapi, pada pertemuan kedua dan ketiga, peneliti menyesuaikan kondisi dan situasi yang terjadi. Secara keseluruhan kegiatan remedial berlangsung lancar. 2. Hasil Ujicoba LKS a Nilai Pre-test dan Post-test Setelah melakukan pemungutan data hasil ujicoba produk, peneliti menganalisis jawaban post-test siswa sesuai dengan kunci dan rubrik penskoran yang telah ditentukan. Kemudian peneliti memberikan skoring terhadap sembilan siswa, kolom pengerjaan dan kolom alasan dibedakan karena esensinya beda. Kolom pengerjaan ditujukan untuk melihat kualitas pengerjaan, sedangkan kolom alasan ditujukan untuk melihat tingkat pemahaman siswa. Skor maksimal pada rubrik post-test dan pre-test ialah 40. Selanjutnya, peneliti akan menyajikan perbandingan nilai pre-test dan post-test kolom pengerjaan. Tujuannya untuk melihat dampak pemberian LKS terhadap pembelajaran yang telah dilakukan ditinjau dari nilainya. Berikut ini hasil dari pre-test dan post-test kolom pengerjaan : Tabel 4.23 Skor Pre-test dan Post-test Subjek Skor Pre-test Skor Post-test Kenaikan Skor S1 26 40 14 S2 14 33 19 S3 10 33 23 S4 11 36 25 S5 16 31 15 S6 37 40 3 S7 24 38 14 S8 26 34 8 S9 19 38 19 Berdasarkan tabel 4.23 Menunjukkan seluruh siswa mengalami peningkatan nilai sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran remedial berbantu LKS. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran remedial berpengaruh ke arah positif ditinjau dari nilai kognitif siswa. Nilai siswa yang mengikuti pembelajaran meningkat sntara 3 sampai dengan 25 serta nilai maksimumnya ialah 40. Ada dua siswa yang mendapatkan nilai sempurna dan tujuh lainnya mengalami perubahan yang baik. b Kualitas Pengerjaan Kualitas pengerjaan siswa dapat diketahui berdasarkan analisis tabel 4.11 dan 4.12. Jawaban siswa pada penelitian ini bervariasi. Sehingga peneliti melihat kualitas pengerjaan siswa dengan cara menganalisis setiap langkah. Kemudian analisis setiap langkah tersebut kembali dikerucutkan menjadi satu kesatuan untuk melihat kualitas pengerjaan siswa secara keseluruhan. Pada langkah menggambar daerah penyelesaian, pemberian LKS memberikan dampak positif terhadap kualitas pengerjaan siswa pada aspek menuliskan alur pengerjaan dan menentukan titik uji. Dampak positif tersebut ditunjukkan dengan jumlah siswa yang mengalami peningkatan kualitas pengerjaan soal berkisar antara 5 sampai 7 siswa. Namun, pada aspek lain, belum terlalu banyak terlihat, dengan siswa yang emngalami peningkatan berkisar antara 1 sampai 4 siswa saja. Pada langkah menentukan titik ekstrem terdapat 4 aspek yang dianlisis. Seluruh siswa mampu menjawab soal mengidentifikasi titik diluar dan didalam daerah penyelesaian bukan merupakan titik esktrem dengan benar dan tepat, sehingga aspek ini berdampak positif bagi siswa. Sedangkan pada aspek menentukan titik ekstrem dengan menggunakan titik pojok dan menentukan titik ekstrem perpotongan dua grafik, kualitas pengerjaan siswa masih belum nampak terlihat dampak positifnya. Dengan ditunjukkan sejumlah siswa yang mengalami kemajuan hanya 2 siswa saja sedangkan 7 siswa tidak mengalami peningkatan yaitu tetap belum dapat menjawab dengan benar dan tepat pada dua aspek tersebut. Pada langkah mensubstitusi titik ekstrem ke fungsi objektif, terdapat 3 aspek. Pada seluruh aspek pada langkah ini, kualitas pengerjaan soal siswa belum nampak terlihat memberikan dampak positif karena siswa yang mengalami peningkatan hanya berkisar antara 1 sampai 2 siswa saja. Untuk langkah terakhir, yaitu menentukan kesimpulan. Pemberian pembelajaran berbantu LKS masih belum memberikan dampak yang baik, karena hanya ada 2 siswa saja yang mengalami peningkatan, sedangkan 7 lainnya masih belum menunjukkan peningkatan kualitas pengerjaan pada aspek menentukan kesimpulan. Secara keseluruhan, pemberian pembelajaran remedial berbantu LKS ini berdampak positif pada 4 dari 15 aspek yang ada. Aspek tersebut ialah menuliskan alur pengerjaan, menentukan titik uji, mengidentifikasi titik diluar dan didalam daerah penyelesaian bukan merupakan titik ekstrem. Sedangkan pada 11 aspek lainnya kualitas pengerjaan soal siswa belum nampak terlihat peningkatannya. Melihat banyaknya aspek yang belum memberikan dampak postif karena siswa dalam menentukan langkah pertama menjawab kurang tepat atau salah sehingga kesulitan menjawab langkah berikutnya. c Pemahaman langkah Tabel 4.17 sampai dengan 4.22 digunakan sebagai tabel analisis untuk mengetahui pemahaman langkah siswa. Pemahaman pada tingkat mampu artinya siswa mampu menjawab instrumen wawancara dan post-test kolom alasan dengan benar dan tepat. Sedangkan peneliti menganggap siswa itu tidak mampu jika pemahaman siswa berada pada tingkat ragu-ragu dan tidak mampu. Pada langkah pertama yaitu menggambar daerah penyelesaian lihat tabel 4.17 dan 4.18, jawaban siswa masih bervariatif. Terdapat dua aspek yang dianlisis pada langkah ini, yaitu menjelaskan strategi penyelesaian masalah dan menjelaskan cara menggambar daerah penyelesaian. Pada aspek pertama yaitu menjelaskan strategi penyelesaian, terdapat 5 siswa yang belum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mampu memahami aspek ini, karena jumlah siswanya ialah 5 dari 9 siswa. Sedangkan ada 4 siswa yang mengalami inkonsistensi, karena pada saat wawancara dapat belum menjawab dengan tepat tapi pada post-test mampu menjawab dengan benar dan tepat. Kemudian pada aspek kedua yaitu menjelaskan cara menggambar daerah penyelesaian, sebagian besar siswa masih belum memahami aspek kedua ini, ditunjukkan 8 siswa yang belum memahami aspek ini. Sedangkan 1 siswa lainnya menunjukkan ketidakkonstenannya yaitu pada wawancara dapat menjawab dengan benar dan tepat, tapi pada saat post-test tidak dapat menjawab dengan benar dan tepat. Pada langkah menentukan titik ekstrem lihat tabel 4.19 dan 4.20, terdapat dua aspek yang dianalisis yaitu menyebutkan memilih sejumlah titik sebagai titik ekstrem dan menyebutkan alasan mengapa beberapa titik bukan merupakan titik. Pada kedua aspek menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memahami langkah ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang belum mampu menjawab benar dan tepat berkisar antara 7 sampai 8 siswa. Pada 2 aspek ini, ada 1 sampai 2 siswa yang menunjukkan inkonsistensi yaitu pada saat wawancara mampu menjawab dengan tepat, namun pada saat post-test menjawab dengan kurang tepat. . Untuk langkah mensubstitusi titik ekstrem ke fungsi objektif lihat tabel 4.21 dan 4.22, pemahaman siswa cukup bervariatif. Pada langkah ini, terdapat dua aspek yaitu memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI alasan tentang menentukan nilai minimummaksimum dan menentukan alasan mengapa titik yang membuat maksimumminimum akan berubah jika fungsi objektifnya diubah. Pemahaman siswa cenderung tidak mampu dengan jumlah siswa yang belum mampu menjawab dengan benar dan tepat berkisar antara 4 sampai 6 siswa. Sedangkan ada siswa yang mengalami inkonsitensi pada dua aspek ini dengan jumlah siswa antara 3 sampai 4 siswa. Selain menunjukkan inkonsitensi dan ketidakmampuan siswa menjawab dengan benar dan tepat, pada aspek menentukan alasan mengapa titik yang membuat maksimumminimum akan berubah jika fungsi objektifnya diubah, ada 1 siswa yang mampu menunjukkan konsistensi jawaban pada saat wawancara dan post- test mampu menjawab dengan benar. Secara keseluruhan, kualitas pemahaman masih bervariatif akan tetapi cenderung siswa belum mampu menunjukkan pemahaman yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan 5 aspek yang sebagian besar siswa belum mampu memahami langkah- langkah menyelesaikan masalah program linear dengan menggunakan metode titik pojok. Kemudian satu aspek yaitu menentukan alasan mengapa titik yang membuat maksimumminimum akan berubah jika fungsi objektifnya diubah, jawaban siswa berimbang antara inkonsisten dan tidak mampu serta sebagian kecil siswa yang konsisten menjawabnya. E. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini terdapat keterbatasan yaitu : 1. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada jam setelah sekolah membuat siswa kurang fokus. Siswa ingin cepat pulang karena lelah mengikuti pembelajaran dari pagi dan ada acara lain. 2. Setiap pertemuan pasti ada siswa yang berhalangan hadir, sehingga pembelajaran kurang maksimal. 3. Penggalian pemahaman langkah pada penelitian ini kurang mendalam karena setelah post-test tidak dilakukan wawancara terhadap siswa. 4. Penggalian potensi dan masalah kurang mendalam karena tidak dilakukan wawancara guru secara mendalam dan observasi kelas hanya dilakukan satu kali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN