a Aspek  P2
Menjelaskan  cara  menggambar  daerah penyelesaian
Tabel 4.14 Analisis Wawancara untuk Aspek P2
b Aspek  P4
Menyebutkan  alasan  mengapa  beberapa  titik bukan merupakan titik ekstrem
Tabel 4.15 Analisis Wawancara untuk Aspek P4
Keterangan tabel 4.15 dan 4.16 : TM : Tidak Mampu, R : Ragu-Ragu dan M : Mampu
Terakhir,  peneliti  membandingkan  hasil  wawancara  dan post-test  kolom  alasan  menjadi  tabel  perbandingan  sebagai
berikut :
Subjek 1.3
1.9 1.11
Hasil S1
M R
R R
S2 TM
R M
M S3
M M
TM R
S4 R
TM M
R S5
TM TM
R TM
S6 TM
R M
R S7
M M
M M
S8 M
R M
R S9
TM R
M R
Subjek 2.4
2.5 Hasil
S1 TM
TM TM
S2 TM
TM TM
S3 TM
TM TM
S4 TM
TM TM
S5 TM
TM TM
S6 TM
TM TM
S7 TM
TM TM
S8 TM
TM TM
S9 TM
TM TM
Tabel 4.16 Perbandingan Jawaban Wawancara dan Post-test Kolom Alasan
Aspek Nomor
Aspek Kemampuan
Siswa Subjek
Wawancara Post-test
Menjelaskan strategi
penyelesaian masalah
P1 Mampu
-
S2, S6, S7, S9
Ragu-ragu S1, S5
S4 Tidak
Mampu S2, S3, S4,
S5, S6, S7, S8, S9
S1, S8, S3, S5
Menjelaskan cara
menggambar daerah
penyelesaian
P2 Mampu
S7 -
Ragu-ragu S1, S2, S3,
S4, S6, S8, S9 -
Tidak Mampu
S5
S1, S2, S3, S4, S5, S6,
S7, S8, S9 Menyebutkan
alasan memilih sejumlah titik
sebagai titik ekstrem
P3 Mampu
- S9
Ragu-ragu S1, S7
- Tidak
Mampu S2, S3, S4,
S5, S6, S8, S9
S1, S2, S3, S4, S5, S6,
S7, S8 Menyebutkan
alasan mengapa beberapa titik
bukan merupakan titik
ekstrem
P4 Mampu
-
S1, S6
Ragu-ragu -
S7, S9
Tidak Mampu
S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8,
S9 S2, S3, S4,
S5, S8
Memberikan alasan tentang
menentukan nilai minimum
mak simum
P5 Mampu
-
S2, S3, S4
Ragu-ragu S1, S2, S5,
S6, S7, S8, S9
S1, S5, S9
Tidak Mampu
S3, S4
S6, S7, S8 Memberikan
alasan tentang mengapa titik
yang membuat maksimum
minimum akan berubah jika
fungsi objektifnya
diubah
P6 Mampu
S6
S3, S6, S7, S8, S9
Ragu-ragu S1, S5
S1, S2, S4, S5
Tidak Mampu
S2, S3, S4, S5, S9
-
2. Analisis Pemahaman Siswa
Berdasarkan tabel 4.16, peneliti menganalisis pemahaman siswa menjadi  enam  tabel  yang  akan  disajikan  dibawah  dikarenakan
terdapat  enam  aspek  yang  diteliti  dalam  pemahaman  siswa. Berikut ini ialah analisis pemahaman siswa :
a Aspek P1 Menjelaskan strategi penyelesaian masalah
Tabel 4.17 Analisis Aspek P1
b Aspek  P2  Menjelaskan  cara  menggambar  daerah
penyelesaian
Tabel 4.18 Analisis Aspek P2
c Aspek  P3  Menyebutkan  alasan  memilih    sejumlah  titik
sebagai titik ekstrem
Tabel 4.19 Analisis Aspek P3
Post-test Wawancara
Mampu Ragu-
ragu Tidak
Mampu Mampu
- -
-
Ragu-ragu -
- S1
Tidak Mampu S2, S6, S7, S9
S4 S3, S5, S8
Post-test Wawancara
Mampu Ragu-
ragu Tidak Mampu
Mampu -
- S7
Ragu-ragu
- -
S1, S2, S3, S4, S5, S6, S8, S9
Tidak Mampu -
- S5
Post-test Wawancara
Mampu  Ragu-ragu Tidak
Mampu Mampu
- -
-
Ragu-ragu -
- S1, S7
Tidak Mampu S9
- S2, S3, S4,
S5, S8, S9
d Aspek  P4  Menyebutkan  alasan  mengapa  beberapa  titik
bukan merupakan titik ekstrem
Tabel 4.20 Analisis Aspek P4
e Aspek  P5  Memberikan  alasan  tentang  menentukan  nilai
minimum maksimum
Tabel 4.21 Analisis Aspek P5
f Aspek P6 Memberikan alasan tentang mengapa titik yang
membuat  maksimum  minimum  akan  berubah  jika  fungsi objektifnya diubah
Tabel 4.22 Analisis Aspek P6
Post-test Wawancara
Mampu  Ragu-ragu Tidak
Mampu Mampu
- -
-
Ragu-ragu -
- -
Tidak Mampu
S1, S6 S7, S9
S2, S3, S4, S5, S8
Post-test Wawancara
Mampu  Ragu-ragu Tidak
Mampu Mampu
- -
-
Ragu-ragu S2
S1, S5, S9 S6, S7, S8
Tidak Mampu S3, S4
- -
Post-test Wawancara
Mampu  Ragu-ragu Tidak
Mampu Mampu
S6 -
-
Ragu-ragu -
S1, S5 -
Tidak Mampu S3, S7,
S8, S9 S2, S4
-
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengembangan LKS
Peneliti  menggunakan  langkah-langkah  menurut  Sugiyono  dalam mengembangkan  perangkat  pembelajaran.  Tetapi,  pada  penelitian  ini
hanya akan menggunakan enam langkah pengembangan. a.
Potensi dan masalah Potensi yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPA 1 nampak dari
wawancara  dan  pre-test.  Walaupun  siswa  kelas  XI  IPA  1  banyak yang  memiliki  kemampuan  sedang  dan  rendah  namun  memiliki
minat yang baik untuk mempelajari matematika. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh kelas XI IPA 1 MAN
Pakem ialah ada siswa yang dapat menyelesaikan soal namun belum memahami  materi,  siswa  kesulitan  menyelesaikan  soal  dan  belum
memahami materi. b.
Pengumpulan data Berdasarkan potensi dan masalah, peneliti mengembangkan
perangkat pembelajaran berupa LKS untuk membantu pemahaman langkah menyelesaikan masalah program linear dengan metode titik
pojok.  Untuk  pertimbangan  penyusunan  peneliti  menggunakan analisis  kebutuhan  dengan  menganalisis  data  pre-test  dan
wawancara.  Peneliti  juga  memberikan  soal  post-test  untuk mengukur  pemahaman  siswa  setelah  diberikan  pembelajaran
remedial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Desain produk
Peneliti  membuat  desain  produk  berupa  LKS  untuk membantu  pemahaman  langkah  siswa  dalam  menyelesaikan
masalah  program  linear  dengan  metode  titik  pojok  berdasarkan analisis  kebutuhan.  Peneliti  membuat  3  LKS  yang  akan  diberikan
dalam 3 kali pertemuan dalam pembelajaran remedial. d.
Validasi desain Desain produk berupa LKS yang telah disusun oleh peneliti
divalidasi  oleh  2  ahli  yaitu  1  dosen  dan  1  guru.  Peneliti  dalam memvalidasi tidak menggunakan lembar validasi, ahli memberikan
komentar  dan  revisi  untuk  perbaikan  dalam  bentuk  lisan.  Hasil validasi  dosen  dan  guru  menyatakan  LKS  layak  digunakan.
Komentar  dari  ahli  hanya  berasal  dari  dosen  yaitu  jangan menggunakan angka yang terlalu rumit.
e. Revisi desain
Setelah  LKS  divalidasi  dosen,  peneliti  mengevaluasi  LKS dengan  mengecek  angka-angka  yang  digunakan  dalam  LKS.
Kemudian  peneliti  memperlihatkan  kembali  kepada  dosen  dan dinyatakan tidak ada revisi kembali.
f. Ujicoba produk sampel terbatas
Pelaksanaan uji coba produk di kelas XI IPA 1 MAN Pakem dilakukan  dalam  tiga  kali  pertemuan.  Pertemuan  pertama
dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2016, pertemuan kedua pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanggal  29  Oktober  2016  dan  pertemuan  ketiga  pada  tanggal  2 November  2016.  Siswa  yang  dipilih  merupakan  siswa  pilihan
berdasarkan nilai pre-test yaitu 3 siswa dengan nilai tinggi, 3 siswa dengan  nilai  sedang  dan  3  siswa  dengan  nilai  rendah.  Materi
pembelajaran yang disampaikan ialah pemahaman langkah-langkah menyelesaikan masalah program linear dengan metode titik pojok.
Uji coba produk ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan ditempuh dalam waktu 45 menit.
Pelaksanaan  pembelajaran  remedial  atau  treatment  ini dilakukan sendiri oleh peneliti sehingga mengetahui semua kondisi
yang terjadi di kelas. Dalam pembelajaran, peneliti selalu ditemani satu  teman  untuk  mendokumentasi  kegiatan  dan  membantu
menyiapkan  kelengkapan  penelitian.  Guru  juga  terkadang memantau  dan  mengecek  pembelajaran  yang  dilakukan  oleh
peneliti. Pada  pertemuan  pertama  peneliti  menerapkan  skema
pembelajaran sesuai  dengan RPP  yang telah disusun.  Akan tetapi, pada  pertemuan  kedua  dan  ketiga,  peneliti  menyesuaikan  kondisi
dan  situasi  yang  terjadi.  Secara  keseluruhan  kegiatan  remedial berlangsung lancar.
2. Hasil Ujicoba LKS
a Nilai Pre-test dan Post-test
Setelah  melakukan  pemungutan  data  hasil  ujicoba  produk, peneliti menganalisis jawaban  post-test  siswa sesuai  dengan kunci
dan  rubrik  penskoran  yang  telah  ditentukan.  Kemudian  peneliti memberikan  skoring  terhadap  sembilan  siswa,  kolom  pengerjaan
dan  kolom  alasan  dibedakan  karena  esensinya  beda.  Kolom pengerjaan ditujukan untuk melihat kualitas pengerjaan, sedangkan
kolom  alasan  ditujukan  untuk  melihat  tingkat  pemahaman  siswa. Skor  maksimal  pada  rubrik  post-test  dan  pre-test  ialah  40.
Selanjutnya,  peneliti  akan  menyajikan  perbandingan  nilai  pre-test dan post-test kolom pengerjaan. Tujuannya untuk melihat dampak
pemberian  LKS  terhadap  pembelajaran  yang  telah  dilakukan ditinjau  dari  nilainya.  Berikut  ini  hasil  dari  pre-test  dan  post-test
kolom pengerjaan :
Tabel 4.23 Skor Pre-test dan Post-test
Subjek Skor
Pre-test Skor
Post-test Kenaikan
Skor
S1
26
40 14
S2
14
33 19
S3
10
33 23
S4
11
36 25
S5
16
31 15
S6
37
40 3
S7
24
38 14
S8
26
34 8
S9
19
38 19
Berdasarkan  tabel  4.23  Menunjukkan  seluruh  siswa mengalami  peningkatan  nilai  sebelum  dan  sesudah  diberikan
pembelajaran remedial berbantu LKS. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa  pelaksanaan  pembelajaran  remedial  berpengaruh  ke  arah
positif ditinjau dari nilai kognitif siswa. Nilai siswa yang mengikuti pembelajaran  meningkat  sntara  3  sampai  dengan  25  serta  nilai
maksimumnya  ialah  40.  Ada  dua  siswa  yang  mendapatkan  nilai sempurna dan tujuh lainnya mengalami perubahan yang baik.
b Kualitas Pengerjaan
Kualitas  pengerjaan  siswa  dapat  diketahui  berdasarkan analisis  tabel  4.11  dan  4.12.  Jawaban  siswa  pada  penelitian  ini
bervariasi.  Sehingga  peneliti  melihat  kualitas  pengerjaan  siswa dengan cara menganalisis setiap langkah. Kemudian analisis setiap
langkah tersebut kembali dikerucutkan menjadi satu kesatuan untuk melihat kualitas pengerjaan siswa secara keseluruhan.
Pada langkah menggambar daerah penyelesaian, pemberian LKS  memberikan  dampak  positif  terhadap  kualitas  pengerjaan
siswa pada aspek menuliskan alur pengerjaan dan menentukan titik uji.  Dampak positif tersebut ditunjukkan dengan jumlah siswa yang
mengalami  peningkatan  kualitas  pengerjaan  soal  berkisar  antara  5 sampai  7  siswa.  Namun,  pada  aspek  lain,  belum  terlalu  banyak
terlihat, dengan siswa yang emngalami peningkatan berkisar antara 1 sampai 4 siswa saja.
Pada  langkah  menentukan  titik  ekstrem  terdapat  4  aspek yang
dianlisis. Seluruh
siswa mampu
menjawab soal
mengidentifikasi titik diluar dan didalam daerah penyelesaian bukan merupakan titik esktrem dengan benar dan tepat, sehingga aspek ini
berdampak  positif  bagi  siswa.  Sedangkan  pada  aspek  menentukan titik ekstrem dengan menggunakan titik pojok dan menentukan titik
ekstrem  perpotongan  dua  grafik,  kualitas  pengerjaan  siswa  masih belum  nampak  terlihat  dampak  positifnya.  Dengan  ditunjukkan
sejumlah  siswa  yang  mengalami  kemajuan  hanya  2  siswa  saja sedangkan 7 siswa tidak mengalami peningkatan yaitu tetap belum
dapat menjawab dengan benar dan tepat pada dua aspek tersebut. Pada langkah mensubstitusi titik ekstrem ke fungsi objektif,
terdapat  3  aspek.  Pada  seluruh  aspek  pada  langkah  ini,  kualitas pengerjaan soal siswa belum nampak terlihat memberikan dampak
positif  karena  siswa  yang  mengalami  peningkatan  hanya  berkisar antara 1 sampai 2 siswa saja.
Untuk  langkah  terakhir,  yaitu  menentukan  kesimpulan. Pemberian  pembelajaran  berbantu  LKS  masih  belum  memberikan
dampak yang baik, karena hanya ada 2 siswa saja yang mengalami peningkatan,  sedangkan  7  lainnya  masih  belum  menunjukkan
peningkatan  kualitas  pengerjaan  pada  aspek  menentukan kesimpulan.
Secara  keseluruhan,  pemberian  pembelajaran  remedial berbantu LKS ini berdampak positif pada 4 dari 15 aspek yang ada.
Aspek tersebut ialah menuliskan alur pengerjaan, menentukan titik uji,  mengidentifikasi  titik  diluar  dan  didalam  daerah  penyelesaian
bukan merupakan titik ekstrem. Sedangkan pada 11 aspek lainnya kualitas
pengerjaan soal
siswa belum
nampak terlihat
peningkatannya. Melihat banyaknya aspek yang belum memberikan dampak  postif  karena  siswa  dalam  menentukan  langkah  pertama
menjawab  kurang  tepat  atau  salah  sehingga  kesulitan  menjawab langkah berikutnya.
c Pemahaman langkah
Tabel  4.17  sampai  dengan  4.22  digunakan  sebagai  tabel analisis untuk mengetahui pemahaman langkah siswa. Pemahaman
pada  tingkat  mampu  artinya  siswa  mampu  menjawab  instrumen wawancara  dan  post-test  kolom  alasan  dengan  benar  dan  tepat.
Sedangkan  peneliti  menganggap  siswa  itu  tidak  mampu  jika pemahaman siswa berada pada tingkat ragu-ragu dan tidak mampu.
Pada langkah
pertama yaitu
menggambar daerah
penyelesaian  lihat  tabel  4.17  dan  4.18,  jawaban  siswa  masih bervariatif. Terdapat dua aspek yang dianlisis pada langkah ini, yaitu
menjelaskan  strategi  penyelesaian  masalah  dan  menjelaskan  cara menggambar  daerah  penyelesaian.  Pada  aspek  pertama  yaitu
menjelaskan  strategi  penyelesaian,  terdapat  5  siswa  yang  belum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mampu memahami aspek ini, karena jumlah siswanya ialah 5 dari 9 siswa. Sedangkan ada 4 siswa yang mengalami inkonsistensi, karena
pada saat wawancara dapat belum menjawab dengan tepat tapi pada post-test mampu menjawab dengan benar dan tepat. Kemudian pada
aspek  kedua  yaitu  menjelaskan  cara  menggambar  daerah penyelesaian, sebagian besar siswa masih belum memahami aspek
kedua  ini,  ditunjukkan  8  siswa  yang  belum  memahami  aspek  ini. Sedangkan 1 siswa lainnya menunjukkan ketidakkonstenannya yaitu
pada wawancara dapat menjawab dengan benar dan tepat, tapi pada saat post-test tidak dapat menjawab dengan benar dan tepat.
Pada langkah menentukan titik ekstrem lihat tabel 4.19 dan 4.20,  terdapat  dua  aspek  yang  dianalisis  yaitu  menyebutkan
memilih  sejumlah  titik  sebagai  titik  ekstrem  dan  menyebutkan alasan mengapa beberapa titik bukan merupakan titik. Pada kedua
aspek menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memahami langkah ini ditunjukkan  dengan jumlah siswa  yang belum  mampu
menjawab benar dan tepat berkisar antara 7 sampai 8 siswa. Pada 2 aspek  ini,  ada  1  sampai  2  siswa  yang  menunjukkan  inkonsistensi
yaitu pada saat wawancara mampu menjawab dengan tepat, namun pada saat post-test menjawab dengan kurang tepat.
.  Untuk  langkah  mensubstitusi  titik  ekstrem  ke  fungsi objektif  lihat  tabel  4.21  dan  4.22,  pemahaman  siswa  cukup
bervariatif. Pada langkah ini, terdapat dua aspek yaitu memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
alasan  tentang  menentukan  nilai  minimummaksimum  dan menentukan
alasan mengapa
titik yang
membuat maksimumminimum akan berubah jika fungsi objektifnya diubah.
Pemahaman  siswa  cenderung  tidak  mampu  dengan  jumlah  siswa yang  belum  mampu  menjawab  dengan  benar  dan  tepat  berkisar
antara  4  sampai  6  siswa.  Sedangkan  ada  siswa  yang  mengalami inkonsitensi pada dua aspek ini dengan jumlah siswa antara 3 sampai
4  siswa.  Selain  menunjukkan  inkonsitensi  dan  ketidakmampuan siswa  menjawab  dengan  benar  dan  tepat,  pada  aspek  menentukan
alasan  mengapa  titik  yang  membuat  maksimumminimum  akan berubah  jika  fungsi  objektifnya  diubah,  ada  1  siswa  yang  mampu
menunjukkan  konsistensi  jawaban  pada  saat  wawancara  dan  post- test mampu menjawab dengan benar.
Secara  keseluruhan,  kualitas  pemahaman  masih  bervariatif akan  tetapi  cenderung  siswa  belum  mampu  menunjukkan
pemahaman  yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan 5 aspek yang  sebagian  besar  siswa  belum  mampu  memahami  langkah-
langkah menyelesaikan
masalah program
linear dengan
menggunakan  metode  titik  pojok.  Kemudian  satu  aspek  yaitu menentukan
alasan mengapa
titik yang
membuat maksimumminimum akan berubah jika fungsi objektifnya diubah,
jawaban siswa berimbang antara inkonsisten dan tidak mampu serta sebagian kecil siswa yang konsisten menjawabnya.
E. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan yaitu : 1.
Kegiatan pembelajaran  dilakukan pada jam setelah sekolah membuat siswa  kurang  fokus.  Siswa  ingin  cepat  pulang  karena  lelah  mengikuti
pembelajaran dari pagi dan ada acara lain. 2.
Setiap  pertemuan  pasti  ada  siswa  yang  berhalangan  hadir,  sehingga pembelajaran kurang maksimal.
3. Penggalian pemahaman langkah pada penelitian ini kurang mendalam
karena setelah post-test tidak dilakukan wawancara terhadap siswa. 4.
Penggalian  potensi  dan  masalah  kurang  mendalam  karena  tidak dilakukan wawancara guru secara mendalam dan observasi kelas  hanya
dilakukan satu kali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN