12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
a. Belajar
Belajar  menurut  Asep  Jihad  dan  Abdul  Haris  2013:1 merupakan  kegiatan  berproses  dan  merupakan  unsur  yang  sangat
fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal  ini  berarti  keberhasilan  pencapaian  tujuan  pendidikan  sangat
tergantung pada keberhasilan proses belajar peserta didik di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Kemudian menurut Slameto 2013: 24
belajar adalah suatu  proses  usaha  yang dilakukan seseorang untuk memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru  secara
keseluruhan,  sebagai  hasil  pengalamannya  sendiri  dalam  interaksi dengan lingkungannya.
Menurut  Muhibbin  Syah  1997:92  belajar  dapat  dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tinglah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Winkel 1987:36 belajar
pada manusia boleh dirumuskan suatu aktivitas mentalpsikis, yang berlangsung  dalam  interaksi  aktif  dengan  lingkungan,  yang
menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan-
pemahaman,  keterampilan  dan  nilai-sikap.  Perubahan  itu  bersifat secara  relatif  konstan  dan  berbekas.  Lebih  lanjut  menurut  Winkel
1987:38  perubahan-perubahan  itu  dapat  berupa  suatu  hasil  yang baru atau pula penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh.
Berdasarkan  pendapat  dari  para  ahli  diatas,  belajar  yaitu  suatu usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang merupakan
interaksi antara individu dan lingkungan untuk memperoleh tujuan yang telah ditentukan.
b. Pembelajaran
Pembelajaran  ialah  perubahan  yang  bertahan  lama  dalam perilaku atau dalam kapasitas berperilaku dengan cara tertentu yang
dihasilkan  dari  praktik  atau  bentuk-bentuk  pengalaman  lainnya Schunk, 2013: 5. Kemudian Heri Rahyubi 2014: 6 pembelajaran
ialah  suatu  proses  interaksi  dan  komunikasi  yang  terjadi  antara siswa, pendidik dan sumber belajar dalam lingkungan belajar.
Berdasarkan  pendapat  ahli  diatas,  pembelajaran  ialah  suatu proses  interaksi  antara  siswa,  guru  dan  sumber  belajar  yang
dikembangkan  melalui  kerjasama  yaitu  saling  berbagi  untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Pembelajaran Matematika
Ahmad  Susanto  2013:  186-187  mengatakan  bahwa pembelajaran matematika ialah suatu proses belajar mengajar yang
dibangun  oleh  guru  untuk  mengembangkan  kreativitas  berfikir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa  yang  dapat  meningkatkan  kemampuan  mengkonstruksikan pengetahuan  baru  sebagai  upaya  meningkatkan  penguasaan  yang
baik  terhahap  materi  matematika.  Kemudian  Ali  Hamzah  2014: 2014:  65  menyatakan  bahawa  pembelajaran  matematika  adalah
proses  yang  dirancang  dengan  tujuan  menciptakan  suasana lingkungan  memungkinkan  seseorang  melaksanakan  kegiatan
belajar  matematika  dan  proses  tersebut  berpusat  pada  guru  yang mengajar matematika dengan melibatkan partisipasi  aktif siswa di
dalamnya.  Herman  Hudojo  2001:  135  menegaskan  bahawa pembelajaran matematika adalah pembelajaran konsep-konsep dan
struktut-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari  hubungan-hubungan  antara  konsep-konsep  dan  struktur-
struktur tersebut. Berdasarkan  pemaparan  dari  tokoh  di  atas,  pembelajaran
matematika  ialah  suatu  kegiatan  belajar  mengajar  yang  dirancang untuk mempelajari konsep-konsep dan struktur-struktur matematika
dengan  melibatkan  siswa  secara  aktif  dan  kreatif  dalam  proses berfikirnya.
d. Pembelajaran Remedial
Menurut  Entang  1984:  10  kegiatan  remedial  adalah  kegiatan yang  tujuannya  mengarah  pada  segala  cara  yang  mungkin  dapat
dilakukan  untuk  mengatasi  kesulitan  belajar  siswa  baik  secara pencegahan  preventif,  secara  penyembuhan  kuratif,  maupun
secara pengembangan developmental berdasarkan hasil diagnosis yang  berisi  tentang  data  informasi  yang  memungkinkan  kegiatan
penyembuhan  tersebut  terlaksana  dengan  baik  dan  benar.  Tujuan pembelajaran remedial ialah membantu dan menyembuhkan siswa
yang  mengalami  kesulitan  belajar  melalui  perlakuan  pengajaran Zaenal Arifin, 2009: 304
Menurut  Zaenal  Arifin  2009:  305-306  dalam  pelaksanaan pembelajaran remedial, perlu ditempuh langkah-langkah berikut :
1. Menganalisis  kebutuhan,  yaitu  mengidentifikasi  kesulitan  dan
kebutuhan siswa. 2.
Merancang  pembelajaran  yang  meliputi  merancang  rencana pembelajaran, merancang berbagai kegiatan, merancang belajar
bermakna,  memilih  pendekatanmetodeteknik,  merancang bahan pembelajaran.
3. Menyusun  rencana  pembelajaran,  yaitu  memperbaiki
pembelajaran  yang  telah  ada,  dimana  beberapa  komponen disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan siswa.
4. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti memperbaiki soal
dan LKS 5.
Melaksanakan  perangkat  pembelajaran  yang  meliputi  : merumuskan  gagasan  utama,  memberikan  arahan  yang  jelas,
meningkatkan  motivasi  belajar  peserta  didik,  memfokuskan proses belajar, melibatkan siswa secara aktif.
6. Melakukan  evaluasi  pembelajaran  dan  menilai  ketuntasan
belajar siswa. Berdasarkan  paparan  mengenai  pembelajaran  dan  remedial,
yang  dimaksud  pembelajaran  remedial  ialah  suatu  proses  untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Pada penelitian
ini,  pembelajaran  remedial  tidak  hanya  berfokus  pada  siswa  yang belum tuntas berdasarkan nilainya, akan tetapi juga mengakomodasi
siswa yang tuntas secara nilai tapi belum memahami konsep materi pembelajaran.
2. Lembar Kerja Siswa
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa
Abdul  Majid  2008:  176  berpendapat  bahwa  lembar  kerja siswa adalah lembaran-lembaran yang harus dikerjakan oleh siswa.
Kegiatan  ini  dapat  diukur  tingkat  pemahaman  siswa  dalam mengikuti  kegiatan  belajar  mengajar.  Trianto  2010:222
berpendapat bahwa lembar kerja siswa LKS adalah panduan siswa yang  digunakan  untuk  melakukan  kegiatan  penyelidikan  atau
pemecahan  masalah.  Lembar  kerja  siswa  dapat  berupa  panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk
pengembangan  semua  aspek  pembelajaran  dalam  bentuk  panduan eksperimen atau demonstrasi.
b. Manfaat Lembar Kerja Siswa
Menurut  Azhar  Arsyad  2004:  25-27  pengggunaan  media  LKS dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1 Memperjelas  penyajian  pesan  dan  informasi  sehingga  proses
belajar semakin lancar dan meningkatkan hasil belajar 2
Meningkatkan  otivasi  siswa,  dengan  mengarahkan  perhatian siswa  sehingga  memungkinkan  siswa  belajar  sendiri-sendiri
sesuai kemampuan dan minatnya. 3
Siswa  akan  mendapatkan  pengalaman  yang  sama  mengenai suatu  peristiwa  dan  memungkinkan  terjadinya  interaksi
langsung dengan lingkungan sekitar. 4
Membantu  siswa  dalam  mengembangkan  dan  menerapkan pemahaman siswa yang dimiliki.
5 Memberikan  ringkasan  materi  ajar  yang  telah  siswa  pelajari
dalam proses belajar mengajar. 6
Meningkatkan  keterampilan  siswa  dalam  menyelesaikan  soal atau masalah sesuai konsep yang telah siswa pelajari.
7 Membantu guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan
belajar mengajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Macam-Macam Lembar Lembar Kerja Siswa
Berikut ini macam-macam LKS menurut Indrianto dalam Atmadi, 2009: 9-10 :
1 Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
LKS  tak  berstruktir  adalah  lemabran  yang  berisi  sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan siswa yang
dipakai  untuk  menyampaikan  pelajaran.  LKS  merupakan  alat bantu  menagajar  yang  dapat  dipakai  untuk  mempercepat
pembelajaran,  memberi  dorongan  belajar  pada  tiap  individu, berisi  sedikit  petunjuk,  tertulis  atau  lisan  untuk  mengarahkan
kerja para siswa. 2
Lembar Kerja Siswa Berstruktur LKS berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas.
LKS  ini  dirancang  untuk  membimbing  siswa  dalam  satu program  kerja  atau  mata  pelajaran,  dengan  sedikit  atau  sama
sekali  tanpa  bantuan  pembimbing  untuk  mencapai  sasaran pembelajaran.  pada  LKS  telah  disusun  petunjuk  dan
pengarahannya.  LKS  ini  tidak  dapat  menggantikan  peran  guru dalam  kelas.  Guru  tetap  mengawasi  kelas,  memberi  semangat
dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Kelebihan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa LKS
Kelebihan Lembar Kerja Siswa LKS menurut Ivana 2016:20-21 Berikut ini merupakan kelebihan LKS:
1 Melatih pemahaman siswa
2 Meningkatkan motivasi belajar siswa
3 Melatih siswa untuk belajar mandiri
4 Meningkatkan interaksi antar siswa
5 Aktivitas belajar siswa meningkat
6 Kemampuan masing-masing siswa bisa diketahui
Kelemahan Lembar Kerja Siswa LKS menurut Ivana 2016:21 1
Memerlukan biaya yang cukup tinggi misalnya biaya cetak dan penggandaan LKS
2 Menyita waktu guru dalam menyusun LKS
3 Banyak siswa yang malas mencatat hanya mengandalkan latihan
soal dalam LKS Berdasarkan  pemaparan  dari  beberapa  ahli  diatas,  LKS  ialah
suatu  lembaran-lembaran  yang  disusun  dengan  panduan  sehingga membantu  pemahaman  siswa  dalam  penyelidikan  dan  pemecahan
masalah. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan LKS berstruktur yang  disusun  sedemikian  rupa  sehingga  diharapkan  mampu
membantu pemahaman
siswa mengenai
langkah-langkah menyelesaikan masalah program linear dengan metode titik pojok.
3. Program  Linear  dan  Langkah-Langkah  Menyelesaikan  Masalah
Program Linear dengan Metode Titik Pojok. a.
Pengertian Program linear Menurut Susanta 1994:5 program  linear adalah masalah ekstrem
dengan kendala berbentuk pertidaksamaan : Mencari
yang  mengoptimumkan = �
, , … ,
�
dengan kendala
, , … ,
�
, =. = , , … , �
Jika dan semua   linear sedang  juga harus memenuhi syarat
tak negatif : , = , , , … , �. Secara umum dapat dirumuskan
menjadi sebagai berikut : mencari
, , … ,
�
Yang memaksimumkan atau meminimukan =
+ +
� �
dengan kendala : +
+ ⋯ +
� �
, =, +
+ ⋯ +
� �
, =, :                ∶                         ∶            ∶              ∶
�
+
�
+ ⋯ +
�� �
, =,
�
, , … ,
�
Berdasarkan  paparan  diatas,  masalah  program  linear  dapat dikatakan  sebagai  masalah  yang  mengoptimumkan  suatu  hal,
memuat keterbatasan sumber daya kendala dan setiap fungsi dalam masalah ini diasumsikan linear.
Menurut  Kasmina  dkk  2007  :  83  Program  linear  adalah suatu metode atau cara yang dapat digunakan sebagai solusi masalah
optimasi, yaitu memaksimalkan atau meminimumkan suatu bentuk fungsi objektif dan fungsi  sasaran dengan kendala-kendala berupa
sistem pertidaksamaan linear. Menurut Kamta Agus dkk 2007: 57, program linear adalah program untuk menyelesaikan permasalahan
yang  batasan-batasannya  berbentuk  pertidaksamaan.  Program  ini bertujuan  untuk  memanfaatkan  sesuatu  yang  dapat  berupa  bahan,
materi,  ataupun  waktu  seefisien  mungkin  agar  diperoleh  yang optimal maksimum atau minimum
Berdasarkan dasar teori dari para ahli, program linear ialah suatu  metode  yang  untuk  meminimumkan  atau  memaksimumkan
suatu permasalahan dengan batasan sumber daya kendala-kendala yang berbentuk pertidaksamaan yang diamsumsikan linear.
b. Langkah-Langkah Menyelesaikan Masalah Program Linear dengan
Metode Titik Pojok 1
Menggambar daerah penyelesaian 2
Menentukan titik-titik ekstrem menggunakan metode titik pojok 3
Mensubstitusikan titik ekstrem yang telah ditemukan ke fungsi objektif untuk memperoleh nilai maksimum atau minimum
4 Menuliskan  kesimpulan  dari  penyelesaian  masalah  yang  telah
diselesaikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh : Tentukan  nilai  maksimum  dan  minimum  dari  fungsi  objektif
, =
− , dengan daerah
Kendala {
+ −
+ ;
Penyelesaian a.
Menentukan  daerah  himpunan  penyelesaian  sistem pertidaksamaan linear dua variabel dalam diagram kartesius.
Gambar 2.1 Daerah Penyelesain pada Contoh Soal
b. Menentukan-titik  ekstrem  dan  diperoleh  titik  0,1,  3,7,
7,3, 4,0 dan 0,0. c.
Mensubstitusi titik ekstrem ke fungsi objektif
Titik ,
= −
Nilai Keterangan
0,1 , =
− -1
Minimum 3,7
,7 = − 7
2 7,3
7, = 7 − 18
Maksimum 4,0
, = −
12 0,0
, = −
d. Jadi nilai maksimum dari fungsi objektif
, =
− ialah  18  dan  nilai  minimum  dari  fungsi  objektif
, =
−  ialah -1 4.
Konsep-konsep  Matematika  yang  Relevan  dengan  Pemahaman Langkah Menyelesaikan Masalah Program Linear dengan Titik Pojok
Konsep-konsep yang
relevan dalam
langkah-langkah menyelesaikan masalah program linear dengan metode titik pojok pada
penelitian ini ialah : a
Masalah program linear Masalah  program  linear  adalah  masalah  optimasi  yang  didekati
secara linear dan diselesaikan secara linear. Masalah yang termasuk dalam masalah program linear mempunyai 3 syarat, yaitu :
1 Memuat fungsi yang dioptimumkan
Fungsi yang
dioptimumkan adalah
fungsi yang
dimaksimukan atau diminimumkan. Jadi dalam masalah tersebut harus memuat suatu hal yang dioptimumkan.
2 Memuat kendala fungsi kendala
Kendala dalam masalah program linear mutlak ada, kendala ini terjadi karena adanya keterbatasan sumber daya. Kemudian
kendala  ini  nanti  akan  didekati  secara  linear  sehingga  akan menjadi fungsi kendala dalam penyelesaian program linear.
3 Setiap fungsi diasumsikan linear
Fungsi  yang  diasumsikan  linear  yaitu  setiao  fungsi  yang dioptimasi  atau  hal  yang  dioptimumkan  dan  fungsi  kendala
harus diasumsikan linear. Yang berarti dalam setiap fungsi nanti hanya beberapa faktor yang dituangkan dalam bentuk angka saja
yang memengaruhi, sisanya diabaikan. Masalah waktu tempuh suatu daerah lain. Dalam permasalahan ini diasumsikan bahwa
waktu  tempuh  antara  dua  daerah  hanya  bergantung  pada  laju kecepatan  kendaraan  dan  jarak  antar  daerah.  Hal  ini  seperti
kendala  teknis  kendaraan  maupun  kendala  jalan  raya  seperti macet atau persimpangan traffic light diabaikan.
b Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dua variabel
1 Persamaan linear
Persamaan linear adalah  kalimat terbuka atau pernyataan  yang belum  diketahui  nilai  kebenarannya,  memiliki  hubungan  sama
dengan dan variabel-variabelnya berpangkat satu. Bentuk umum persamaan linear yaitu
+ + ⋯ +
� �
= dengan   dan
∈ � 2
Pertidaksamaan linear Pertidaksamaan  linear  adalah  kalimat  terbuka  atau  pernyataan
yang  belum  diketahui  nilai  kebenarannya,  memiliki  hubungan tidak  sama  dengan  dan  variabel-variabelnya  berpangkat  satu.
Hubungan tidak sama dengan ini terdiri dari kurang dari, lebih dari,  kurang  dari  sama  dengan  dan  lebih  dari  sama  dengan.
Bentuk umum pertidaksamaan linear yaitu +
+ ⋯ +
� �
atau +
+ ⋯ +
� �
atau +
+ ⋯ +
� �
atau +
+ ⋯ +
� �
dengan   dan ∈ �
3 Sistem persamaan linear dua variabel
Bentuk umum persamaan linear dua variabel yaitu :
{ +
= +
= …
… …
�
+
�
= dengan
,  dan   ∈ �
Untuk  menyelesaikan  sistem  persamaan  linear  dua  variabel dapat melalui dengan 5 cara sebagai berikut : a Metode grafik,
b  Metode  eliminasi,  c  Metode  substitusi,  d  Metode gabungan dan e Metode determinan.
4 Sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Bentuk  umum sistem pertidaksamaan linear dua variabel  yaitu seperti sisem persamaan linear dua variabel., hanya saja operas
sama dengan = diubah ke bentuk hubungan tidak sama dengan. Untuk menyelesaikan sistem pertidaksamaan linear dua variabel
yaitu  dengan  mengubah  sistem  pertidaksamaan  ke  bentuk persamaan  kemudian  diselesaikan  secara  sistem  persamaan.
Secara  rinci,  langkah-langkah  penyelesaian  sistem  persamaan linear  dua  variabel  yaitu  :  a  mengubah  salah  satu
pertidaksamaan ke bentuk persamaan, b menggambar bentuk persamaan ubahan tersebut, c menentukan daerah penyelesaian
dari  pertidaksamaan  yang  diubah,  d  lakukan  tiga  langkah diatas  pada  pertidaksamaan  lain  dari  sistem  pertidaksamaan
yang  ada,  dan  e  Menetukan  daerah  penyelesaian  dari  sistem pertidaksamaan.
c. Penyelesaaian masalah program linear dengan metode titik pojok.
Penyelesaian  masalah  program  linear  di  tingkat  SMAMA diajarkan  melalui  metode  garis  selidik  dan  metode  titik  pojok.
Metode garis selidik yaitu salah satu metode penyelesaian program linear  dengan  menggunakan  garis
+ =  yaitu  dengan
menarik  garis-garis  yang  sejajar  dengan  garis +
=   pada daerah  layakdaerah  penyelesaian.  Sedangkan  metode  titik  pojok
adalah  salah  satu  metode  penyelesaian  masalah  program  linear dengan mensubstitusi titik-titik ujung daerah penyelesaian ke fungsi
tujuan =
+ . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pemahaman Langkah Menyelesaiakan Masalah Program Linear dengan
Menggunakan Metode Titik Pojok a.
Pengertian Pemahaman Bloom
dalam Suharsimi
Arikunto 2012:
130 mengklasifikasikan  hasil  belajar  menjadi  tiga  ranah,  yaitu  ranah
kognitif,  ranah  afektif  dan  ranah  psikomotorik.  Pemahaman termasuk  dalam  ranah  kognitif  yaitu  hasil  belajar  intelegensi.
Kemudian  menurut  Bloom  dalam  Elis  dan  Rusdiana  2015:  55 mengkalsifikasikan  tujuan  kognitif  dalam  enam  level  yaitu  :  1
pengetahuan, 2 pemahaman, 3 aplikasi, 4 analisis, 5 sintesis dan  6  evaluasi.  Pemahaman  menurut  Elis  Ratnawulan  dan
Rusdiana 2015: 56 ialah tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi  yang  berhubungan  dengan  penguasaan  atau  mengerti
tentang sesuatu. Sedangkan menurut Marpaung dan Suparno dalam Kartika Budi 1987: 233 pemahaman merupakan salah satu aspek
yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Berdasarkan pemaparan tokoh yang telah dijelaskan diatas,
penelitian  ini  akan  melihat  pemahaman  siswa  terkait  langkah- langkah
menyelesaikan masalah
program linear
dengan menggunakan titik pojok.
b. Pemahaman Langkah Menyelesaikan Masalah Program Linear
Pemahaman  langkah-langkah  menyelesaikan  masalah program  linear  adalah  kemampuan  siswa  dalam  memahami  setiap
langkah-langkah  penyelesaian  masalah  program  linear  dengan secara  menyeluruh.  Selanjutnya  peneliti  memiliki  indikator
pemahaman siswa dalam penelitian ini sebagai berikut : a Siswa mampu mengerjakan dan menjelaskan dengan tepat tentang masalah
program  linear,  dan  b  Siswa  mampu  menjelaskan  alasan  yang terkait penyelesaian masalah program linear dengan tepat.
B. Kerangka Berfikir
Masalah  yang  dihadapi  siswa  kelas  XI  IPA  1  MAN  Pakem  ialah memahami materi pembelajaran  khususnya program  linear  yang mebahas
tentang  titik  pojok.  Lebih  dari  setengah  jumlah  siswa  kelas  XI  IPA  1 memiliki  nilai  diatas  kriteria  yang  ditetapkan  oleh  sekolah.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  siswa  mampu  secara  pengerjaan  baik,  akan  tetapi belum pasti siswa mampu memahami materi secara tepat dan menyeluruh.
Peran  guru  nampak  belum  maksimal  dalam  mengatasi  permasalahan tersebut  karena  guru  lebih  banyak  menggunakan  metode  pembelajaran
konvensional daripada kooperatif. LKS  yang  digunakan  oleh  siswa  kelas  XI  IPA  1  belum  mampu
memberikan pemahaman terhadap materi program linear dengan tepat dan menyeluruh sehingga memerlukan LKS yang lebih membantu pemahaman
siswa.  LKS  tidak  hanya  berisi  kumpulan  soal  dan  ringkasan  materi,  tapi bagaimana  memberikan  pemahaman  materi  khususnya  topik  langkah-
langkah menyelesaikan masalah program linear dengan menggunakan titik pojok.
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN