yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan perbuatan itu mempunyai tujuan tertentu. Hasibuan, 2005:101
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, atau dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Hamzah, 2006:01
2.3 Kerangka Teori
Dalam penelitian ini menggunakan dua teori yang berkaitan dengan pembahasan dari permasalahan penelitian, untuk itu digunakan teori psikologi
sastra dan teori motivasi. Adapun penjelasannya akan dibahas sebagai berikut:
2.3.1 Teori Psikologi Sastra
Psikologi sastra digunakan untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya sastra melalui pemahaman terhadap tokoh-tokoh
yang terdapat dalam karya sastra tersebut. Karya sastra ini juga dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai perubahan, kontradiksi, dan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kejiwaan. Cara yang akan dilakukan untuk memahami hubungan
antara psikologi dengan sastra adalah memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh- tokoh fiksional dalam karya sastra. Dalam sebuah karya sastra, pengarang
memasukkan berbagai aspek kehidupan kedalamnya, khususnya aspek kejiwaan yang dimasukkan ke dalam tokoh-tokoh yang terdapat dalam sebuah karya sastra
melalui tokoh-tokoh tersebut akan dikaji berbagai aspek kejiwaan yang mungkin terdapat dalam tokoh.
Psikologi sastra merupakan cara-cara penelitian yang dilakukan dengan menempatkan karya sastra sebagai gejala yang dinamis. Dengan kata lain berarti
karya sastra yang menentukan teori, bukan sebaliknya. Aspek psikologis erat kaitannya dengan unsur tokoh dan penokohan, maka karya sastra yang relevan
untuk dianalisis secara psikologis adalah karya-karya yang memberikan intensitas pada aspek kejiwaan Ratna, 2009:340-350.
Menurut Sigmund Freud dalam Suryabrata, 1988:145-149 kejiwaan manusia terdiri dari tiga sistem atau aspek, yaitu id aspek biologis, ego aspek
psikologis, dan super ego aspek sosilogis. Tingkah laku manusia merupakan hasil kerja sama dari ketiga aspek tersebut.
a Id
Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem original di dalam kepribadian. Dari aspek inilah aspek ego dan super ego tumbuh. Id merupakan
merupakan dunia batin atau subyektif manusia dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif. Aspek id berisikan hal-hal yang dibawa sejak
lahir, namun energi psikis di dalam id dapat meningkat oleh karena perangsang, baik perangsang dari luar maupun perangsang dari dalam. Yang menjadi pedoman
dalam berfungsinya id ialah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan. Pedoman tersebut disebut Freud dengan prinsip kenikmatan atau
prinsip keenakan.