Penyerbuan Preman di Cebongan

A. Penyerbuan Preman di Cebongan

Pagi hari tanggal 24 Maret 2013, KR pertama kali meliput pembantaian Cebongan. Isinya amat mudah ditebak; kapan, bagaimana, dan siapa saja yang terlibat di dalamnya. Tanggapan-tanggapan mulai dihadirkan. Terutama dari pihak Kepolisian, terkhusus pihak Lapas Cebongan. Kapolda DIY saat pembantaian ini terjadi, Brigjen Pol Sabar Raharjo, membantah anggapan bahwa pihaknya kecolongan, sehingga empat tersangka Polda DIY tewas saat dititipkan di Lapas Sleman. 139 Penggunaan istilah kecolongan ini cukup menarik. Orang bisa kecolongan saat suatu kejadian yang berkaitan dengan dirinya berada di luar pengawasan dan pengetahuan. Namun, kecolongan ini tidak terjadi sebagaimana dialami oleh Kalapas Drs. Sukamto Harto BcIP yang punya feeling 140 sebelum kejadian. Meskipun Kapolda mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Lapas, namun Sukamto sendiri mengatakan bahwa, [S]aat koordinasi pemindahan itu, saya tidak tahu kalau yang dititipkan adalah tersangka pelaku pembunuhan di Hugos Kafe. Setelah mengetahui tahanan yang dititipkan tersebut, saya berencana pagi ini 23 Maret 2013 mengembalikan tahanan itu ke Polda DIY. Tapi rencana itu belum terlaksana, ternyata sudah terjadi insiden. 141 139 Kedaulatan Rakyat , Maret , hal. . Menkumham Minta Maaf. Kapolda Bantah Kecolongan 140 Belakangan istilah feeling disadur ke dalam bahasa Indonesia dan digunakan dalam percakapan sehari- hari. stilah ini mengacu pada rasa seolah-olah mengetahui bahwa suatu hal akan terjadi . Biasanya feeling digunakan untuk melegitimasi bahwa apa yang seolah-olah dirasakan adalah hal yang telah sungguhan terjadi. stilah ini memiliki kedekatan arti dengan firasat . 141 Kedaulatan Rakyat , Maret , hal. . Firasat Tak Enak Kalapas Sukamto mendapatkan feeling setelah mengetahui bahwa tahanan yang dititipkan terlibat pembunuhan Serka Heru Santosa di Hugos Cafe. Liputan termaksud tidak menyebutkan siapakah dan bagaimana latar belakang Serka Heru Santosa yang merupakan anggota Kopassus. Justru hal tersebut menarik, sebab feeling yang muncul belakangan ini menimbulkan pertanyaan mengapa feeling baru muncul setelah mengetahui bahwa para korban yang dibantai merupakan tersangka pembunuhan di Hugos Cafe. Lain halnya dengan Pangdam IVDiponegoro, Mayjen Hardiono Saroso 142 , yang menegaskan bahwa tidak ada prajurit di daerah militernya yang terlibat dalam pembantaian ini. Jendral lulusan Akmil 81 ini tidak mengungkapkan feeling sebagaimana dipunyai Sukamto. Mayjen Hardiono tidak mau berandai-andai siapa yang membantai, namun ia berani menegaskan bahwa tak seorangpun anggotanya terlibat, Yang jelas, pelaku itu orang tidak dikenal. , tegas Hardiono. 143 Namun, bagaimana mungkin seorang Pangdam berani menegaskan dan mengaku tidak tahu menahu perbuatan anggota Kopassus di wilayah Kodam-nya? Penegasan ini juga sebagaimana disampaikan oleh Komandan Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Letkol Maruli Simanjuntak, yang mengatakan bahwa anggota 142 Sebagai catatan, Mayjen Hardiono Saroso pernah bertugas di Timor Timur tahun 1983- 1999 16 tahun. Ia bertugas di Korem 164 dengan pangkat Letnan Kolonel. Namanya masuk dalam daftar Masters of Terror. Lihat dalam Richard Tanter, Desmond Ball, Gerry van Klinken, Masters of Terror. Indonesia s Military and Violence in East Timor Maryand: Rowman Littlefield Publishers, 2006, hal. 134. 143 Kedaulatan Rakyat , Maret , hal. . Menkumham Minta Maaf. Kapolda Bantah Kecolongan Kopassus itu pasukan elite yang dididik disiplin tinggi. 144 Apabila dilihat pola dari kedua penyangkalan elite TNI, Pangdam dan Komandan Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, penyerangan yang diikuti pembantaian Cebongan tersebut sengaja ditutup-tutupi. Sebab, apabila mengikuti garis komando, maka perintah diketahui dan datang dari atasan. Kalaupun tidak diketahui oleh atasan, maka justru membuktikan adanya kelemahan dalam garis komando dalam TNI, anak buah dimungkinkan untuk melawan atasannya. Namun, dalam peristiwa ini keduanya bisa saja terjadi. Pangdam gagal untuk melindungi anak buah yang menyebabkannya dipindah dengan alasan habis masa jabatan, lalu menjadi pertanyaan sendiri mengapa Maruli Simanjuntak justru mengatakan bahwa segala sesuatu mengenai penyerangan dan pembantaian ini telah dilaporkan ke Danjen Kopassus di Jakarta, dan bukan terlapor ke Pangdam. 145 Pada hari Kamis, dua hari sebelum kejadian, 21 Maret 2013 saat melintasi markas Batalyon Infanteri 403Wirasada Pratista Yonif 403WP 146 , seorang penduduk mengaku bahwa apa yang ia lihat pukul 06.00 pagi, saat mengantar anaknya sekolah, cukup mengherankan dan tidak seperti biasanya. Beberapa kali ia berpapasan dengan truk-truk militer antara Jalan Kaliurang Km.6,5; Kentungan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta 144 Pikiran Rakyat , Komandan Kopassus Grup Kandang Menjangan Bantah Anggota Serbu LP Cebongan , diunduh dari http:www.pikiran-rakyat.comnasional201303 23228118komandan-kopassus-grup-2-kandang-menjangan-bantah-anggota-serbu-lp pada 6 Agustus 2013. 145 Ibid. 146 Di Mayonif 403Wirasada Pratista terdapat monumen tank Pancasila Sakti yang menjadi miniatur monumen Lubang Buaya untuk memperingati peristiwa 1965, secara khusus kematian Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono. hingga kelokan ke arah perumahan Pamungkas Karya Korem 072 di Jalan Kaliurang Km.14,5. 147 Ia lewat Jalan Damai lalu Jalan Kaliurang dan menuju arah Utara ke SMP Negeri 4 Pakem. Saat sampai di pertigaan Ngasem, ia melihat dua truk tentara menyisir jalan. Lalu sampai di pertigaan Candi, ada satu unit truk berhenti dengan tentara yang diturunkan namun tidak melihat ada bawa senjata. Polisi Lalu Lintas Polantas yang berjaga pun lebih banyak dari pagi-pagi biasanya, jumlahnya ada 3-5 personil di setiap gang yang terhubung dengan Jalan Kaliurang. Ketika sampai pertigaan Pandanaran, ia kembali melihat dua truk tentara berhenti namun para personil tidak atau belum turun. Sampai di pertigaan Pamungkas, ia menceritakan bahwa jalan agak macet dan dari kejauhan ia melihat tiga truk di jalan menuju ke perumahan Pamungkas. Baginya, situasi seperti ini hanya terjadi saat seorang penggedhe atau orang yang memiliki jabatan struktural hadir dalam acara termaksud. Tiga jam setelahnya, ia kembali melewati perumahan Sawitsari yang berhadap-hadapan dan dipisahkan gang dengan markas batalyon infanteri yang berada di bawah struktur komando Korem 072Pamungkas, Kodam IVDiponegoro ini. 148 Suasana masih sama. Ia melihat pemandangan yang tidak lazim sebab di tengah lapangan upacara monumen Pancasila Sakti 147 Wawancara dengan Kristio Budiasmoro, tanggal 28 November 2015. Jarak berjaga yang diterapkan tentara ini cukup menarik, yakni 8 kilometer. Perlu diketahui, Standar Operasional Prosedur SOP ini didasarkan pada pada pembagian yang dikenal dengan istilah ring. Semakin dekat dengan lokasi pertemuan, maka penjagaan dan kemanan akan semakin diperketat. Penjagaan dilakukan di jalan-jalan yang kemungkinan besar akan tercipta kemacetan seperti pertigaan atau perempatan. Selain penjagaan akan diperketat di daerah-daerah yang dinilai tidak aman, seperti tingkat kriminalitas yang tinggi. 148 Sebagai catatan, kini terdapat sebanyak 15 Kodam di Indonesia. sebuah helikopter terparkir. Selain itu, di tepi jalan Sawitsari ada sebuah truk barracuda yang juga telah terparkir. Ia kemudian berhenti dan menanyai salah seorang prajurit yang tengah berjaga perihal apa yang tengah terjadi. Prajurit termaksud mengatakan bahwa akan ada pertemuan antara Pangdam Mayjen TNI Hardiono Saroso, dengan Kapolda DIY Brigjen Pol. Sabar Raharjo. Sementara terus mengendarai motor ke arah Condong Catur, ia melihat anggota Brimob berjaga di perumahan sebelum terminal Condong Catur. Lokasi ini merupakan perumahan dinas Polda DIY, di mana Sabar Raharjo tinggal. Berbeda dengan prajurit TNI, anggota Brimob ini menenteng senapan. Pertemuan ini bersifat rahasia dan baru pada 8 April 2013, Sabar Raharjo mengaku bahwa pertemuan ini hanya sekadar melihat CCTV Cebongan bersama Pangdam dan Danrem 072 Pamungkas membahas penyerangan Mapolres Ogan Komering Ulu OKU, namun apa yang disampaikan Sabar cukup menarik untuk diamati, sebab Mapolres OKU terletak di Palembang, yang berarti berada di luar daerah militer Kodam Diponegoro maupun Polda DIY. Mengapa Mayjen TNI Hardiono Saroso, dengan Brigjen Pol. Sabar Raharjo perlu bertemu sementara di sembilan wilayah Kodam lain tidak? Mengapa hanya Kodam IVDiponegoro yang mengadakan pertemuan ini? Apakah telah muncul isu mengenai serangan tentara ke tempat penahanan Deki dkk. di kepolisian? Atau bahkan kesepakatan pemindahan lapas dan perencanaan penyerangan Cebongan terjadi dalam pertemuan ini? Sementara itu, pada tanggal 24 Maret 2013, koran cetak Tribun Jogja menuliskan bahwa Pangdam menyatakan bahwa para pelaku jelas terlatih, namun bukan orang Kopassus. Pada artikel yang sama, pihak Kopassus Grup- 2 Kandang Menjangan, diwakili Kasi Intel-ya, Kapten Inf Wahyu Yuniartoto mengklaim bahwa anggotanya tidak terlibat dalam penyerangan dan pembantaian di Lapas Cebongan. Saat kejadian, semua anggota di Markas Kandang Menjangan, dan tidak ada kegiatan di luar. , katanya. 149 Pada hari selanjutnya, Tribun mewawancarai seorang bernama Hari Cahya dari Kreasi Study Club Yogyakarta yang mengatakan bahwa diharapkan dalam kasus ini Pangdam berani menindak tegas. Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan bahwa pelaku penyerangan dan pembantaian berasal dari barak militer, namun bukti pasti belum tampak. Sudah menjadi rahasia umum masyarakat bahwa sebenarnya kelompok terlatih yang berani menyerang institusi keamanan milik negara, yakni polisi, adalah dari kesatuan militer tentara. Penunjukkan langsung ke Pangdam dikuatkan dengan adanya SMS yang sempat menyebar pada tanggal 22 Maret 2013, sebelum Cebongan diserang. 150 Pada awal kejadian, Tribun mewawancarai istri Juan, Mbak Nona, yang mengatakan bahwa dalam keluarga, Juan adalah sosok yang sangat 149 Tribun Jogja, 24 Maret 2013, hal. 1 7 . Eksekusi di Hadapan 31 Napi 150 Lihat dalam Ninis Chairunnisa, SMS ni Beredar Sehari Sebelum Cebongan Diserang , diunduh dari https:m.tempo.coreadnews20130610063487141sms-ini-beredar- sehari-sebelum-cebongan-diserang pada Agustus . si SMS tersebut adalah: info dari wakapolresta yka., 3 pleton kopasus sudah berada di DIY mohon waspada n mohon di konsumsi kita kita aja, 86, 87 rekan rekan secara rapi, konsumsi corp baju coklat kemungkinan beraksi malam minggu karena aku sayang kalian . bertanggungjawab dan sayang istri. Sama halnya dengan Kalapas, Mbak Nona juga mendapati gelisah sepanjang malam sebelum ia mengetahui bahwa pada paginya Juan dibunuh. Tribun menerjemahkan gelisah sepanjang malam ini sebagai suatu firasat bahwa suaminya akan meninggal secara tidak wajar. 151 Orang tidak dikenal, sebagaimana dikatakan Sukamto, datang membuat tahanan lain menjadi takut dan syok. 152 Istilah syok, yang disadur dari shock, digunakan untuk menggambarkan bahwa ada kejutan yang tidak menyenangkan datang. Syok biasa digunakan dalam kondisi yang mengakibatkan seseorang menjadi trauma. Dalam pembantaian Cebongan, keterkejutan yang tidak menyenangkan ini dialami oleh sipir, tahanan, keluarga Diki dkk., bahkan juga pelaku penyerangan. Menurut Mayjen Hardiono, orang yang tidak dikenal ini bukanlah TNI. Dalam kasus-kasus kriminalitas, orang tidak dikenal adalah cara orang berbahasa untuk menunjukkan bahwa ada orang yang dicurigai, yang diduga kuat sebagai pelaku, diketahui namun tidak terpahami. Orang tidak dikenal ini memiliki bahasa yang berbeda dengan masyarakat yang diidealkan. Dalam hal ini tidak dikenal menekankan bahwa ada yang seharusnya hadir namun mangkir. Ketidakhadiran yang tidak dikenal menandai bahwa ada sejumlah manusia yang potensial akan menjadi pembantai dan tidak menjadi bagian 151 Tribun Jogja, 24 Maret 2013, hal. 1 7 . Istri Juan Gelisah 152 Arti syok dalam kamus bahasa Indonesia justru: 1 sangat menarik hati; indah sekali; 2 sangat tertarik hatinya; sangat suka akan; 3 berlagak kaya, tahu, dsb; berpura-pura. masyarakat manapun. 153 Menjadi orang tidak dikenal berarti identitas pembantai dikaburkan dan dengan demikian justru menciptakan misteri dan menimbulkan pertanyaan yang meminta kesegeraan jawaban. Namun, tidak dikenalnya identitas pembantai ini juga menjadikan penyerangan dan pembantaian ini menjadi hal yang lumrah karena menjadi tidak dikenal berarti mengandaikan adanya orang asing yang bisa datang dari mana saja dan datang untuk menciptakan bahaya. Tidak dikenalinya identitas pembantai ini sebagaimana juga terjadi pada keempat korban dalam kacamata Brigjen Pol Sabar. Sabar mengatakan bahwa di tubuh keempat tersangka terdapat 31 peluru. Sabar bingung menyebutkan mana tersangka dan mana korban. Baginya, keempat orang yang tewas dibantai itu merupakan tersangka. Mereka adalah orang tidak dikenal, yang kemudian diberi istilah preman. Hadirnya kategori preman menegaskan bahwa telah muncul batasan definisi lain yakni preman sebagai orang tidak dikenal. Sampai di sini, orang boleh berpikir bahwa preman melakukan kejahatan yang tidak seharusnya dilakukan menurut hukum. Lantas, pembantaian Cebongan benar-benar dilihat sebagai sebuah kasus kriminalitas tanpa pembelaan dari pihak apapun. Berbeda dengan KR, Tribun melansir berita mengenai temuan Komnas HAM yang mulai memperkenalkan orang tidak dikenal termaksud. Menurut Ketua Komnas HAM, Siti Noor Laila, orang tidak dikenal tersebut sudah 153 Lihat dalam Saya Sasaki Shiraishi, Pahlawan-Pahlawan Belia: Keluarga Indonesia dalam Politik Jakarta: Nalar, 2009, hal. 29. memiliki rencana penyerangan dan pembantaian dengan dipersiapkannya rompi yang seragam, letak granat di rompi, letak HT, dan pergerakannya yang cepat menunjukkan bahwa mereka sudah terlatih dan profesional. 154 Tribun, sebagaimana Siti, seperti sudah akrab dengan orang tidak dikenal yang menjadi pelaku penyerangan dan pembantaian tersebut. Jenderal Purn Wiranto membuka wacana untuk segera menjawab tanda tanya mengenai siapa si pelaku sebenarnya. Wiranto mengklaim bahwa tidaklah sulit mengungkap siapa sebenarnya sekelompok orang bersenjata yang telah menyerbu Cebongan. Bagi MenhankamPangab era Soeharto tersebut pengungkapan bukan persoalan bisa atau tidak, tetapi mau atau tidak. Sebenarnya ini merupakan persoalan mudah, tetapi dipersulit. Calon Presiden 2014 tersebut juga mengatakan mampu mengusutnya dalam sehari. 155 Di hari yang sama, 27 Maret 2013, Panglima TNI Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo memerintahkan pembentukan tim investigasi di badan TNI-AD. Wiranto menyampaikan pada tanggal 27 Maret 2013 di pagi hari, sedangkan Pramono Edhie Wibowo sekitar siang-sore hari. Pembentukan tim investigasi ini sendiri merupakan hal yang baru dalam 154 Kedaulatan Rakyat, 27 Maret , hal. . Saksi Disuruh Tepuk Tangan . Selain itu, muncul isu kemudian ketika wawancara dilakukan bahwa penyerangan ini memang telah direncanakan sebelumnya, meskipun sumber wawancara mengakui bahwa perencanaan yang seperti apa belum bisa ia beberkan sampai saat tulisan ini dibuat. Ia mendapatkan isu bahwa lima hari sebelum penyerbuan dan pembantaian terjadi, sudah ada sekitar 1000-1500 prajurut Kopassus bersiap ke Jogja, dari Kandang Menjangan sendiri ada sekitar 100-150 prajurit. 155 Kedaulatan Rakyat , Maret , hal. . Polri Mulai Temukan Titik Terang, Bukan Teroris. Ada Sandi Khusus Penyerbu Lapas . Lihat juga Tribun Jogja, 28 Maret 2013, hal. 1 . Satu Hari Saya Bongkar sejarah TNI, meskipun demikian di bagian lain akan dibahas bahwa pembentukan tim investigasi ini justru membuat pembantaian menjadi sebuah cerita kepahlawanan. Sebutan preman mulai berada dalam wilayah orang tidak dikenal, membuat masyarakat Yogyakarta takut dan syok, serta menganggu Yogyakarta yang ideal. Orang tidak dikenal adalah mereka, yang menurut Ketua DPW PPP DIY, HM Syukri Fadholi SH, berkewajiban menghargai tata nilai budaya adiluhung DIY, dan tidak diperkenankan sekali-kali menodai dan mencederai budaya termaksud. 156 Mereka yang tidak dikenal dianggap potensial menyebabkan kecolongan, dan menjadi perusuh dari tata nilai budaya adiluhung. Bahkan, spanduk yang dipasang di pinggir jalan tiba-tiba berubah menjadi laiknya mata yang terus mengawasi aktivitas preman yang kemudian direduksi sebagai pendatang, misalnya dengan spanduk bertuliskan Premanisme: Bukan Sifat Asli Orang Jogja, Pergi atau Kita Usir .

B. Korban Dinilai Preman yang Tak Bermoral