dengan siswa, siswa dengan bahan ajar atau modul, dan siswa dengan sumber pembelajaran lainnya.
F. Minat
Minat menurut
kamus Besar
Bahasa Indonesia
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan 2008:
916. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek yang merasa tertarik pada bidanghal tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu Winkel, 1983 : 30. Sedangkan menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh bab I. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari
luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat Slameto, 1988 : 182.
Dalam pembelajaran di home schooling maupun sekolah formal lainnya, berdasarkan definisi minat maka dapat dikatakan semakin tinggi
minat siswa terhadap suatu pelajaran dalam penelitian ini pelajaran matematika maka siswa semakin senang mempelajari pelajaran tersebut.
G. Motivasi
Pengertian motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu 2008 930.
Dalam konteks pembelajaran maka tujuan tersebut berhubungan dengan tujuan untuk pelajaran bab I. Motivasi juga dapat diartikan sebagai
kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan
individu tersebut melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan Sukmadinata: 2009: 61.
Motivasi dalam pembelajaran sendiri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa serta faktor dari luar diri siswa. Faktor
dari dalam diri siswa dapat diartikan sebagai dorongan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri, sedangkan faktor dari luar diri siswa adalah
dorongan yang berasal dari luar dari siswa misalnya dari orang tua, teman- teman, guru, maupun dari berbagai pihak atau hal lain yang
mengakibatkan siswa mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan pendidikan.
H. Pemahaman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan 2008 :998.
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari W.S. Winkel, 1996: 245. W.S Winkel
mengambil dari taksonomi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Dalam
ranah kognitif berdasar taksonomi Bloom tersebut terdapat aspek
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah kognitif berdasar taksonomi Bloom dijelaskan dengan tabel
berikut:
Tabel 2.1.Tabel Ranah Kognitif Berdasar Taksonomi Bloom
KOGNITIF KETERANGAN
1. Pengetahuan K
1
Mencangkup ingatan akan hal – hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan, dapat berupa fakta, kaidah, dan prinsip.
2. Pemahaman K
2
Mencangkup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
3. Penerapan K
3
Mencangkup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah pada suatu kasus.
4. Analisis K
4
Mencangkup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian
– bagian . 5.
Sintesis K
5
Mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru.
6. Evaluasi K
6
Mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama
dengan pertanggungjawaban berdasar kriteria tertentu.
Sumber
http:file.upi.eduDirektoriFPMIPAJUR._PEND._FISIKA196406061990031- MUSLIMBAHAN_AJAR__MINGGU_KE_3__TAKSONOMI_BLOOM.pdf diakses 8
Mei 2012
Ranah Kognitif menurut Taksonomi Bloom yang terdapat dalam tabel di atas dijelaskan sebagai berikut:
1. Pada tingkat pengetahuan K
1
: siswa menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Soal pengetahuan: soal yang
menuntut jawaban yang berdasarkan hafalan
2. Pada tingkat pemahaman K
2
: siswa dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, member
contoh suatu prinsip atau konsep. Soal pemahaman: soal yang menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata
penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh konsep
3. Pada tingkat aplikasi K
3
: siswa dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Soal
aplikasi: soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep dalam situasi yang belum pernah diberikan
4. Pada tingkat analisis K
4
: siswa diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi,
membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab dan akibat. Soal analisis: soal yang menuntut uraian
informatif, penemuan asumsi pembedaan antara fakta dan pendapat, dan penemuan sebab akibat
5. Pada tingkat sintesis K
5
: siswa dituntut menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan
mengsintesiskan pengetahuan. Soal sintesis: soal yang menuntut pembuatan cerita, karangan, hipotesis dengan
memadukan berbagai pengetahuan atau ilmu 6.
Pada tingkat evaluasi K
6
: siswa mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di
dalamnya melakukan judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan. Soal evaluasi: soal yang menuntut
pembuatan keputusan dan kebijakan, dan penentuan “nilai” informasi
I. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan
–kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang
tepat dan sesuai dengan kelemahan-kelemahan yang dimiliki siswa. Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu :
a. Mengidentifikasi masalah dan kesulitan yang dialami siswa
b. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai
masalah dan kesulitan yang telah teridentifikasi. Tes diagnostik memiliki karakteristik:
a. Dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format
dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik. b.
Dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan dan kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah
penyakit siswa. c.
Menggunakan soal-soal bentuk supply response bentuk uraian atau jawaban singkat, sehingga mampu menangkap informasi secara
lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga menggunakan bentuk
selected response misalnya bentuk pilihan ganda, harus disertakan
penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan
atau masalahnya. d.
Disertai rancangan tindak lanjut pengobatan sesuai dengan kesulitan penyakit yang teridentifikasi.
Tes diagnostik yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dapat disusun berdasarkan Taksonomi Bloom tabel 2.1, ranah
kognitif yang diamati dapat lebih dibatasi yaitu ranah pengetahuan
K
1
, pemahaman K
2
, dan penerapan K
3
.
J. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini akan diamati bagaimana proses belajar dan pembelajaran berlangsung, serta bagaimana minat dan motivasi belajar
siswa terutama dalam mata pelajaran matematika, dan nantinya akan dilihat pula sejauh mana pemahaman siswa setelah mengikuti proses
belajar dan pembelajaran tersebut. Karena pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari merupakan salah satu tujuan dari proses belajar dan
pembelajaran.
22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif mengkaji bentuk,
aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan,
kesamaan, dan
perbedaannya dengan fenomena lain Sukmadinata, 2008:72. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok Sukmadinata, 2008:60. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.
Menurut Furchan 2004:447 menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi
tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan