40
BAB IV DESKRIPSI, TABULASI DATA,
ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 20112012 yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2012.
Pada awalnya pelaksanaan penelitian hanya akan dilaksanakan di bulan Maret sampai dengan April, namun karena kondisi siswa
sehingga beberapa kali pertemuan harus dibatalkan. Penelitian dilakukan pada 3 kelas dimana setiap kelas hanya terdiri dari 1 siswa.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 pertemuan, setiap pertemuan berdurasi selama 3 jam. Di Home Schooling Kak Seto kelas VIII ada
lima kelas, tiga kelas melakukan kegiatan pembelajaran di kantor Home Schooling
Kak Seto, sedangkan dua kelas lainnya melakukan pembelajaran di rumah masing-masing. Namun dalam penelitian ini
peneliti hanya meneliti kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kantor Home Schooling, sedangkan untuk kelas yang melaksanakan
pembelajaran di rumah peneliti tidak mendapatkan ijin dari pihak siswa untuk melaksanakan penelitian. Urutan kegiatan pelaksanaan
penelitian dituliskan dalam tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Urutan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
TAHAP KEGIATAN
WAKTU 1
Menghubungi pihak sekolah untuk meminta ijin melaksanakan penelitian
Desember 2011 2
Meminta surat ijin penelitian kemudian menyerahkan kepada pihak sekolah
Februari 2012 3
Observasi siswa I 10 April 2012
4 Observasi siswa II
30 April 2012 5
Observasi siswa III 8 Mei 2012
6 Pemberian tes siswa II
14 Mei 2012 7
Pemberian tes siswa I 17 Mei 2012
8 Pemberian tes siswa III
24 Mei 2012
Pada penelitian ini pertemuan pertama untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung di setiap kelas dengan guru yang
sama. Pada pertemuan kedua diberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
a. Observasi Proses Pembelajaran Matematika
Observasi ini bertujuan untuk melihat proses pembelajaran dan komunikasiinteraksi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran di Home Schooling sangat bergantung pada pribadi setiap siswa. Sehingga kegiatan belajar mengajar
disesuaikan dengan
kondisi setiap
siswa. Pembelajaran
berlangsung selama 3 jam atau 180 menit dengan diselingi istirahat 10
– 15 menit. Dalam sehari siswa hanya belajar satu mata pelajaran.
Secara umum kegiatan pembelajaran dirancang seperti kegiatan belajar di rumah. Satu guru menghadapi satu siswa, akan tetapi
dalam satu ruangan tidak hanya terdiri dari satu siswa dan satu guru, namun terdiri dari beberapa pasang siswa dan guru dengan
jenjang dan mata pelajaran yang berbeda. Secara terperinci proses pembelajaran pada setiap kelas berbeda-beda, dan dijelaskan
sebagai berikut: a
Kelas siswa I Materi yang diberikan adalah bangun ruang. Metode
yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, serta drill dan latihan soal. Sebelum pembelajaran dimulai guru
mengajak siswa untuk berdoa lalu berbincang-bincang sejenak dengan siswa agar tercipta suasana santai. Guru
memberikan rangkuman materi berupa rumus-rumus untuk menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang.
Setelah memberikan rangkuman materi pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan secara
bersama-sama. Guru dapat memfokuskan perhatian siswa terhadap masalah yang dihadapi serta dapat mengajak siswa
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Komunikasi antara guru dan siswa sangat baik. Siswa dapat
menyampaikan pendapatnya secara santai, terkadang siswa juga bercerita tentang kehidupan pribadinya kepada guru.
Guru memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya untuk menunjukkan bentuk bangun-bangun
ruang. Siswa juga membuat bangun ruang menggunakan kertas lipat dengan bantuan guru. Namun siswa jarang
sekali mencatat materi yang diajarkan, sebagian besar catatan dibuat oleh guru. Siswa cenderung pemalu sehingga
kurang banyak berbicara, ketika menyampaikan pendapat pun suara siswa sangat kecil. Pada akhir pelajaran guru
merangkum keseluruhan pembelajaran secara lisan, kemudian meminta siswa agar melanjutkan latihan soal di
rumah. b
Kelas siswa II Materi yang diajarkan yaitu bangun ruang. Siswa ini
memiliki kekurangan dalam pendengaran dan berbicara sehingga dalam kegiatan pembelajaran komunikasi secara
lisan jarang dilakukan. KomunikasiInteraksi yang terjadi seringkali terjadi secara tertulis.
Pada awal pelajaran guru membuka dengan berdoa lalu dilanjutkan dengan percakapan singkat. Guru mencatat
rumus-rumus mencari luas permukaan dan volume bangun ruang di papan tulis kemudian siswa menyalinnya dalam
catatannya sendiri. Setelah itu guru meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan.
Komunikasi antara guru dan siswa terjadi jika siswa mengajukan pertanyaan tentang soal-soal yang diberikan
oleh guru. Terkadang siswa sulit mencerna maksud soal karena siswa tersebut tidak terlalu fasih berbahasa
Indonesia, sehingga guru harus menjelaskan soal yang ditanyakan menggunakan bahasa yang dia mengerti. Jika
diminta untuk memberikan contoh benda-benda yang berbentuk
bangun ruang
tertentu siswa
tersebut menyebutkannya menggunakan bahasa Jerman, karena
siswa tersebut lebih fasih dalam berbahasa Jerman, sehingga guru harus benar-benar membantu siswa
memahami maksud dari setiap masalah matematika. Siswa tersebut senang untuk mencoba-coba dalam
menyelesaikan soal matematika, selain itu siswa tersebut selalu meminta diberikan latihan atau tugas rumah.
c Kelas siswa III
Materi yang diberikan adalah bangun ruang. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, serta
drill dan latihan soal. Sebelum pembelajaran dimulai guru mengajak siswa berdoa lalu berbincang-bincang sejenak
dengan siswa agar tercipta suasana santai. Guru mengulang sejenak
materi tentang
lingkaran kemudian
guru memberikan rangkuman materi berupa rumus-rumus untuk
menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang. Setelah memberikan rangkuman materi pembelajaran
dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan secara bersama-sama. Guru memberikan soal-soal yang dapat
mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari siswa serta dapat memfokuskan perhatian siswa terhadap
masalah yang dihadapi serta dapat mengajak siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
Komunikasi antara guru dan siswa sangat baik. Siswa dalam menyampaikan pendapat tidak pernah terlihat
sungkan, terkadang siswa bercanda dengan guru. Siswa mudah diajak bekerjasama sehingga pembelajaran menjadi
lebih menyenagkan. Siswa menyiapkan modul sendiri untuk dipelajari
bersama guru. Siswa tersebut cenderung malas untuk menghitung, sehingga ketika mengerjakan soal siswa
benar-benar harus dibantu guru dalam melakukan perhitungan. Guru bersedia menunggu jawaban dari siswa,
serta guru memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa yang salah. Siswa tidak malu untuk bertanya jika
merasa belum jelas terhadap penjelasan guru. Guru membuat bangun ruang menggunakan kertas lipat
untuk menunjukkan bentuk-bentuk bangun ruang kepada siswa. Siswa serius dalam mengikuti pembelajaran tetapi
jika diminta untuk menghitung siswa menjadi kurang bersemangat. Pada akhir pelajaran guru merangkum
keseluruhan pembelajaran secara lisan, namun siswa tersebut tidak bersedia diberi tugas rumah.
b. Pemberian Tes
Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes diagnostik, tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan. Tes ini terdiri dari 7 soal yang setiap soal mencakup setiap macam bangun ruang. Tes yang diberikan berupa
tes uraian. Waktu pengerjaan tes ini adalah 120 menit. Karena di Home Schooling
Kak Seto ini tidak pernah diadakan ulangan harian, maka peneliti beserta guru sepakat agar pemberian tes ini
dikondisikan seperti pemberian soal latihan, namun siswa tidak diijinkan untuk membuka catatan rumus hanya diperkenankan
untuk bertanya pada guru jika tidak mengerti maksud dari soal yang diberikan. Selain itu siswa diberi kebebasan untuk
mengerjakan soal-soal tersebut sesuai dengan kebiasaan ketika sedang latihan soal, sehingga banyak siswa yang tidak menuliskan
langkah kerja di setiap nomor soal. Sehingga dalam memberi penilaian peneliti juga harus membertimbangkan jawaban siswa
yang dituliskan pada kertas coret-coretan.
B. Tabulasi Data