10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Home schooling
Istilah home schooling berasal dari bahasa Inggris yang berarti sekolah
rumah. Home
schooling dikenal
juga dengan
nama homeschooling
, home-based learning, home education, school at home, sekolah mandiri atau sekolah rumah. Dalam bahasa umum, home
schooling adalah model belajar yang digunakan orang dewasa untuk
mendapatkan informasi atau keterampilan sesuai kebutuhannya. Dalam home schooling
orang tua dan anak-anak terlibat aktif untuk menentukan apa-apa yang ingin dipelajarinya Abe Saputro, 2007. Homeschooling
adalah sebuah tindakan proaktif untuk turut campur di dalam pendidikan anak dan bertanggung jawab untuk memberikan sebuah kecintaan terhadap
belajar Olivia dalam Holy Setyowati Sie, 2010. Memilih untuk bertanggung jawab berarti orang tua terlibat
langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan
dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar Sumardiono dalam Simbolon, 2008.
Menurut John Cadlwel Holt Simbolon, 2008, filosofi berdirinya home schooling
adalah manusia pada dasarnya makhluk belajar dan senang belajar, kita tidak perlu ditunjukkan bagaimana cara belajar. Yang
membunuh kesenangan belajar adalah orang-orang yang berusaha menyelak, mengatur, atau mengontrolnya.
Terdapat tiga macam klasifikasi home schooling yaitu tunggal, majemuk, dan komunitas. Home schooling tunggal adalah home schooling
yang diselenggarakan oleh sebuah keluarga tanpa bergabung dengan keluarga lain. Home schooling majemuk yaitu home schooling yang
dilaksanakan secara berkelompok oleh beberapa keluarga. Disebut home schooling
komunitas yaitu bila home schooling tersebut merupakan gabungan beberapa model majemuk dengan kurikulum yang lebih
terstruktur sebagaimana pendidikan non formal Abe Saputro, 2007: 124- 125.
Dalam pengembangannya di Indonesia home schooling memang tidak bisa lepas dari Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas karena dasar
hukum home schooling adalah UU Nomor 20 tahun 2003 Sisdiknas Pasal 1 ayat 1. Serta pasal 27 Sisdiknas tentang pendidikan informal yaitu
“Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri, yang
hasilnya diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional.”
Home schooling memiliki konsep yang biasanya satu guru
menghadapi satu atau beberapa terbatas siswa saja. Selain tentu saja lebih bisa ditertibkan, dengan home schooling, anak bisa lebih
berkonsentrasi dalam menangkap pelajaran. Mutu mata pelajaran yang diberikan juga bisa dipilih, sesuai dengan yang dibutuhkan anak saat itu.
Dalam proses pembelajaran secara umum Home Schooling Kak Seto
menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, kontruktif, dan kontekstual, serta belajar mandiri melalui penekanan kepada kecakapan
hidup dan keterampilan dalam memecahkan masalah brosur Home Schooling
Kak Seto. Terdapat tiga jenis pembelajaran di Home Scooling Kak Seto ini, yaitu komunitas dimana siswa dikumpulkan di sebuah kelas
untuk belajar sambil bersosialisasi dengan teman-temannya, distance learning
dimana siswa belajar di rumah dengan modul dan orang tua yang berperan besar sebagai pendidiknya, dan tutor visit dimana siswa belajar di
rumah dengan diampingi tutorguru.
B. Efektifitas