8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kopi
Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi temperaturnya yang sangat
dingin atau daerah-daerah yang tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman AAK, 1988. Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan
yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya
berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia
Rahardjo, 2012. Sistematika tanaman kopi menurut Rahardjo 2012 adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionita
Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Astridae Ordo : Rubiaceace
Genus : Coffe
2.1.1 Jenis-jenis kopi
Menurut AAK 1988 walaupun jenis kopi banyak sekali jumlahnya, namun secara garis besar ada tiga jenis kopi yaitu:
1. Kopi Arabika
Daerah asal kopi Arabika adalah pegunungan Ethiopia Afrika. Kopi ini tumbuh baik secara alami di hutan-hutan pada dataran tinggi sekitar 1.500 s.d.
2.000 dpl. Kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat. Kopi Arabika ini mempunyai ciri daun yang kecil, halus mengkilat, panjang daun 12 s.d. 15 x 6 cm,
dan panjang buah 1,5 cm. 2.
Kopi Canephora atau Robusta Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta. Nama Robusta dipergunakan
untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari hutan-hutan khatulistiwa di Afrika, dari pantai barat Uganda. Kopi
Canephora atau Robusta ini dapat tumbuh baik antara 10° garis lintang utara dan selatan, sampai ketinggian 1.500 dpl. Walaupun kopi Canephora atau Robusta ini
hasilnya bagus, tetapi rasanya kurang enak bila dibandingkan dengan kopi Arabika. Kopi ini memiliki ciri daun besar dan panjang daun lebih dari 20 x 10cm
bergelombang, serta panjang buah ± 1,2 cm. 3.
Kopi Liberika Jenis kopi ini tumbuh baik di dataran rendah dekat Monrovia di Liberika,
tetapi penyebarannya dimana-mana, khususnya di Afrika Barat. Kopi Liberika cocok di dataran rendah yang beriklim panas dan basah,dapat hidup pada tanah
yang agak kurus, dan tidak menuntut pemeliharaan yang istimewa. Akan tetapi, dimana-mana jenis ini dianggap kurang penting jika dibandingkan dengan jenis
lainnya. Kopi Liberika mempunyai ciri daun yang lebat, besar, mengkilat, buah besar 2 s.d. 3 cm, tetapi biji kecil.
2.1.2 Kopi bubuk
Menurut Rahadian 2011 proses pengolahan kopi bubuk terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu sebagai berikut:
1. Pengeringan
Biji kopi yang sudah bersih dari kulitnya siap untuk dilakukan pengeringan. Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai
dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang
dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan.
Pengeringan alami yaitu pengeringan dengan sinar matahari, dengan cara semua biji kopi diletakkan dilantai penjemuran secara merata. Sedangkan, pengeringan
buatan merupakan pengeringan dengan menggunakan mesin pengering, dimana pada mesin pengering tersebut terdiri atas tromol besi dengan dindingnya
berlubang-lubang kecil. 2.
Penyangraian Proses ini merupakan tahapan paling penting dalam pembuatan kopi
bubuk, karena proses ini membentuk aroma dan citarasa khas kopi dari dalam biji kopi dengan perlakuan panas. Tingkat penyangraian dibagi menjadi 3 tingkatan,
yaitu ringan light, medium dan gelap dark. Berdasarkan suhu penyangraian yang digunakan kopi sangrai dibedakan atas 3 golongan yaitu light roast suhu
yang digunakan 193°C sampai 199°C, medium roast suhu yang digunakan 204°C dan dark roast suhu yang digunakan 213°C sampai 221°C.
3. Penggilingan dan pengayakan
Biji kopi sangrai dihaluskan dengan mesin penghalus sampai diperoleh butiran kopi bubuk dengan ukuran tertentu. Setelah dilakukan penghalusan, kopi
yang sudah menjadi butiran bubuk selanjutnya diayak sehingga mendapatkan butiran kopi bubuk yang seragam dan siap untuk diseduh.
2.2 Loyalitas Konsumen