Lokasi pengambilan sampel air dilakukan di estuari yang terdapat di dua desa, yaitu Desa Mesjid Lama dan Desa Dahari Selebar, yang termasuk kedalam
Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara yang berdekatan dengan lokasi wisata Pantai Bunga. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik stasiun pengamatan.
a. Stasiun 1
Stasiun 1 merupakan estuari yang terdapat pada titik 3 14’ 18,9” LU dan
99 32’ 57,0” BT di Desa Dahari Selebar, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu
Bara. Estuari ini merupakan pertemuan antara air laut Batu Bara dengan air tawar Sungai Perumnal. Perairan ini dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat
melabuhkan kapal tangkap para nelayan penangkap ikan, udang dan kepiting Gambar 3.
Gambar 3. Estuari Stasiun Pengamatan I
b. Stasiun 2
Stasiun ini secara geografis berada pada titik 3 13’ 34,8” LU dan 99
34’ 08,1” BT. Stasiun ini terletak di Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi,
Kabupaten Batu Bara yang berdekatan dengan rumah penduduk setempat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan Gambar 4. Jarak antara stasiun 1 dan
stasiun 2 adalah ±2 km.
Universitas sumatera utara
Gambar 4. Stasiun Pengamatan II
c. Stasiun 3
Stasiun ini terletak pada titik koordinat 3 14’ 23,4” LU dan 99
33’ 89,6” BT di Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara. Stasiun ini
terdapat sedikit aktivitas karena merupakan daerah laut dari Pantai Bunga dan merupakan wilayah tangkapan beberapa nelayan di desa setempat Gambar 5.
Jarak antara stasiun 2 dan stasiun 3 adalah ±1 km.
Gambar 5. Stasiun Pengamatan III
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah termometer, Keping Secchi, pH meter, jerigen plastik 1 L, refraktometer, ember 10 L, plankton net,
labu Erlenmeyer 125 ml, pipet tetes, botol sampel, kamera, mikroskop, aluminium foil, cool box, lakban, dan Global Positioning System. Bahan yang digunakan
adalah MnSO
4
, KOH-KI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
, lugol, alkohol, aquades, dan amilum.
Universitas sumatera utara
Metode Penelitian
Penentuan lokasi dilakukan dengan metode “Purposive Sampling”, yaitu pemilihan stasiun dengan maksud atau tujuan tertentu, dengan menentukan tiga
stasiun pengamatan. Pengambilan sampel dilakukan pada 5 titik yang berada di masing-masing stasiun. Pada pengambilan sampel air digunakan metode space
composite sampling , yaitu mengambil sejumlah sampel dari beberapa lokasi untuk
selanjutnya digabungkan menjadi 1 sampel. Air sampel dari 5 titik tersebut digabungkan menjadi satu sampel air yang mewakili masing-masing stasiun.
Parameter yang diukur menggunakan metode ini adalah pengukuran konsentrasi klorofil-a, kelimpahan fitoplankton, salinitas, total suspended solid, nitrat dan
fosfat.
Faktor Biologi Perairan Pengukuran Konsentrasi Klorofil-a
Sampel air diambil sebanyak 1 L dari 5 titik pada setiap stasiun, kemudian botol sampel dilapisi dengan aluminium foil agar cahaya matahari tidak masuk
sehingga tidak terjadi proses fotosintesis, kemudian dimasukkan kedalam cool box
. Botol sampel kemudian dibawa ke Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan untuk dilakukan analisis.
Identifikasi Jenis dan Pengukuran Kelimpahan Fitoplankton
Sampel air yang diambil sebanyak 10 L, air tersebut kemudian dituang kedalam plankton net. Contoh air yang tersaring 50 ml dimasukkan dalam botol
sampel yang berlabel kemudian diawetkan dengan lugol 2 sebanyak 8 – 10 tetes.
Universitas sumatera utara
Sampel diambil 1 ml menggunakan pipet tetes lalu dituang dan diamati menggunakan Sedgwick Rafter berupa gelas preparat yang berbentuk empat
persegi panjang dan terdapat lekukan dengan panjang 50 mm, lebar 20 mm, dan tinggi 1 mm kemudian ditutup menggunakan object glass. Pengamatan dilakukan
dengan tiga kali ulangan dan diidentifikasi. Faktor Fisika-Kimia Perairan
Faktor fisika-kimia perairan yang diukur adalah temperatur, penetrasi cahaya, pH air, BOD
5
, TSS, DO, kandungan nitrat dan posfat.
a. Suhu C