Biological Oxygen Demand BOD Total Suspended Solid TSS

kesuburan perairan adalah oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut semakin menurun seiring dengan semakin meningkatnya limbah organik di perairan tersebut. Hal ini disebabkan oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan zat organik menjadi zat anorganik semakin banyak. Menurut Clark 1996, diacu oleh Hariadi, dkk., 2010 pada kondisi ekosistem yang baik, kandungan oksigen perairan yang menggambarkan kandungan oksigen sisa setelah terpakai oleh dekomposisi dan respirasi biota, tidak kurang dari 4 mgl.

f. Biological Oxygen Demand BOD

5 Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai BOD 5 yang cukup berfluktuasi. Rata-rata BOD 5 tertinggi terdapat pada stasiun 3 yaitu sebesar 4,2 mgl. Tingginya nilai BOD 5 dikarenakan berbagai aktivitas di sekitar perairan pantai yang terdapat di stasiun tersebut. Masuknya limbah organik perairan, sehingga menyebabkan kebutuhan oksigen terlarut oleh biota air bakteri untuk mengurainya juga akan meningkat. Rata-rata nilai BOD 5 terendah terdapat pada stasiun 2 yaitu 2,8 mgl. Nilai BOD 5 yang diperoleh pada stasiun pengamatan pada prinsipnya menunjukkan indikasi rendahnya kadar bahan organic di dalam air. Hal ini didukung pendapat Barus, dkk. 2008 yang mengatakan bahwa nilai BOD 5 merupakan parameter indikator pencemaran oleh zat organik, dimana semakin tinggi nilai BOD 5 , menyebabkan semakin tinggi tingkat pencemaran oleh zat organik dan sebaliknya.

g. Total Suspended Solid TSS

Berdasarkan hasil penelitian diketahui kisaran padatan tersuspensi total antara 41-56 mgl. Rata-rata padatan tersuspensi total tertinggi terdapat pada stasiun 2 yaitu 56,33 mgl, sedangkan terendah terdapat pada stasiun 3 yaitu 43,67 Universitas sumatera utara mgl. Kandungan TSS memiliki hubungan yang erat dengan kecerahan perairan. Pada stasiun 2 dengan rata-rata padatan tersuspensi total tertinggi menandakan bahwa dengan padatan tersuspensi total sebesar 56,33 mgl menghalangi cahaya masuk ke perairan stasiun 2. Pada stasiun 3 dengan rata-rata padatan tersuspensi total terendah membuat cahaya dapat menembus kedalaman perairan stasiun 3 tanpa terhalangi padatan tersuspensi tersebut. Keberadaan padatan tersuspensi di perairan menghalangi penetrasi cahaya yang masuk ke perairan sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik. Hal ini didukung dengan nilai penetrasi cahaya stasiun 3 yang merupakan rata- rata penetrasi cahaya tertinggi, yang berarti cahaya mampu menembus kedalaman dikarenakan rendahnya padatan tersuspensi total yang terdapat di stasiun 3. Pasang surut menjadi parameter paling penting dalam sirkulasi aliran di daerah estuari. Salinitas dan sedimen tersuspensi akan terpengaruh dalam pergeserannya di sepanjang estuari, yang akan bergerak ke hulu pada saat pasang dan ke hilir pada pada saat surut Triatmodjo, 1999 diacu oleh Andriyono, 2010.

h. Nitrat