Penetrasi Cahaya Derajat Keasaman

kemampuan hidup organisme yang berada didalamnya termasuk fitoplankton. Menurut Barus 2004 suhu suatu perairan akan mempengaruhi kelarutan oksigen yang sangat diperlukan organisme akuatik untuk metabolismenya. Semakin tinggi suhu perairan, kelarutan oksigennya semakin menurun. Hasil pengukuran suhu pada ketiga stasiun tersebut pada dasarnya masih normal dan belum membahayakan kehidupan biota laut.

b. Penetrasi Cahaya

Berdasarkan hasil penelitian diketahui penetrasi cahaya dari masing- masing stasiun di Estuari Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara berkisar 11-47 cm. Rata-rata penetrasi tertinggi terdapat di stasiun 3 sebesar 34,07 cm. Hal ini dikarenakan stasiun 3 merupakan perairan pantai. Dibandingkan stasiun 1 dan 2 yang merupakan estuari dan memiliki sedimentasi tinggi, stasiun 3 memiliki penetrasi cahaya yang tinggi. Perairan pantai stasiun 3 berhubungan langsung dengan Selat Malaka. Sedangkan rata-rata penetrasi terendah terdapat di stasiun 1 sebesar 15,53 cm. Pada saat pengamatan, penetrasi di stasiun 1 berkisar antara 12 – 20 cm, dikarenakan pada saat dilakukan setiap pengamatan kondisi perairan estuari stasiun 1 sedang surut, sehingga nilai penetrasi cahayanya selalu rendah. Menurut Nybakken 1992 fotosintesis hanya dapat berlangsung bila intensitas cahaya yang sampai kesuatu sel alga lebih besar daripada suatu intensitas tertentu. Cahaya matahari dibutuhkan oleh tumbuhan air fitoplankton untuk proses asimilasi. Besarnya nilai penetrasi cahaya ini dapat diidentikkan dengan kedalaman air yang memungkinkan masih berlangsungnya proses fotosintesis. Nilai penetrasi cahaya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, kekeruhan air serta kepadatan plankton suatu perairan. Universitas sumatera utara

c. Derajat Keasaman

Berdasarkan penelitian, kisaran pH yaitu antara 7,4 – 9,6. Rata-rata pH tertinggi terdapat pada stasiun 3 yaitu 9,37. Pada penelitian yang dilakukan di stasiun 3, nilai pH yang didapat pada kisaran 9,1 – 9,6. Nilai derajat keasaman yang tinggi di stasiun 3 ini dikarenakan tanahnya mengandung alkali yang tinggi, sehingga menyebabkan basanya tinggi juga. Jenis substrat di stasiun 3 diketahui sebagai lempung berpasir yang diacu dari penelitian Ramadhani 2014. Tanah lempung berpasir biasanya mengandung mineral sekunder yang berasal dari pelapukan kimia mineral primer atau buatan. Kisaran nilai pH yang baik adalah berkisar antara 7 – 8. Terjadinya perubahan nilai pH disebabkan oleh beberapa faktor yaitu peningkatan gas CO 2 sebagai hasil pernafasan dari organisme aquatik, pembakaran bahan organik di dalam air oleh jasad renik, rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, kandungan garam salinitas yang tinggi, jumlah padat tebar yang tinggi, keadaan suhu air yang tidak stabil, serta tingginya tingkat kekeruhan melebihi ambang batas Pratiwi, 2010 diacu oleh Harahap, 2013.

d. Salinitas