Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Kecernaan Protein Kasar

37 adalah zat gizi yang tidak terdapat dalam feses adalah habis untuk dicerna dan diabsorbsi. Pada unggas terdapat masalah khusus dalam saluran pencernaan karena urine dan feses keluar bersama-sama melalui kloaka sehingga k eduanya bercampur, tetapi hal ini dapat diusahakan dengan jalan pemisahan nitrogen urine dan feses secara kimia, atau dilakukan pembedahan untuk memisahkan saluran urine dari kloaka, dan dapat pula dengan teknik pembunuhan untuk koleksi sampel dari usus besar sampai kloaka mengikuti metoda Sklan dan Hurwitz 1980 yang disitir Wiradisastra 1986 dimodifikasi Abun 2003.

2.9.1. Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

Pakan yang dikonsumsi sebelum siap dimanfaatkan oleh tubuh ternak, terlebih dahulu harus mengalami perombakan. Bahan pakan tersebut dirombak melalui degradasi yang berlangsung dalam saluran pencernaan Lubis, 1963. Umumnya zat-zat makanan yang sering diukur kecernaaannya adalah bahan kering, bahan organik, protein dan serat kasar dan BETN Anggorodi,1994. Pada kondisi normal, konsumsi bahan kering dijadikan ukuran konsumsi ternak, konsumsi bahan kering bergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah kecernaan bahan kering pakan, kandungan energi metabolisme pakan dan kandungan serat kasar pakan Kearls, 1982. Kecernaan bahan kering diukur untuk mengetahui jumlah zat makanan yang diserap tubuh. Melalui analisis dari jumlah bahan kering, baik dalam ransum maupun dalam feses. Jumlah bahan kering yang dikonsumsi dan jumlah 38 yang diekskresikan dapat dihitung dan selisihnya adalah yang dapat dicerna Ranjhan,1982; Tillman, dkk.,1998. Bahan-bahan organik yang terdapat dalam pakan tersedia dalam bentuk tidak larut, sehingga diperlukan suatu proses pemecahan zat-zat tersebut menjadi zat -zat yang mudah larut Tillman, dkk.,1998.

2.9.2. Kecernaan Protein Kasar

Protein merupakan struktur yang sangat penting untuk jaringan –jaringan lunak di dalam tubuh hewan seperti urat daging, tenunan pengikat, kolagen, kulit, rambut, kuku dan di dalam tubuh ayam untuk bulu, kuku dab bagian tanduk dan paruh Juju Wahyu, 1997. Selain itu, protein merupakan salah satu diantara zat- zat makanan yang mutlak dibutu hkan ternak baik untuk hidup p okok, pertumbuhan dan untuk produksi Parakkasi, 1983. S edangkan Anggorodi 1980 menyatakan protein dapat digunakan untuk memperbaiki jaringan yang rusak , pertumbuhan dan metabolisme. Tillman, dkk., 1998 menyatakan protein adalah senyawa organik kompleks dan merupakan suatu molekul makro dan polimer dari asam-asam amino yang digabungkan dengan ikatan peptida. Kecernaan protein kasar tergantung pada kandungan protein didalam ransum Ranjhan, 1977. Ransum yang kandungan proteinnya rendah, umumnya mempunyai kecernaan yang rendah pula dan sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Scheider dan Flatt 1 975 dan Tillman, dkk., 1989 yang mengemukakan bahwa tinggi rendahnya kecernaan protein tergantung pada kandungan protein bahan pakan dan banyaknya protein yang masuk dalam saluran pencernaan. Protein merupakan bagian dari bahan kering sehingga bila 39 kecernaan bahan kering tinggi maka kecernaan protein tinggi pula, dimana tingginya kecernaan menunjukan tingginya kualitas bahan pakan.

2.10. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecernaan