13
hasil produksi ini harus disesuaikan dengan keadaan produk atau perusahaan yang bersangkutan. Alma, 2002:106
Berdasarkan definisi klasik dari Jacob Kyner 1973 dalam Tjiptono 2000:109, merek memiliki karakteristik:
1. Bersifat bias non-random
2. Merupakan respon behavioral berupa pembelian
3. Diekspresikan sepanjang waktu
4. Diekspresikan oleh unit pengambilan keputusan
5. Unit pengambilan keputusan mengekspresikan loyalitas merek
berkenaan dengan satu atau lebih alternatif merek dalam serangkaian merek
6. Merek merupakan fungsi dari proses-proses psikologis pengambilan
keputusan, evaluatif Merek, sangat penting dalam situasi persaingan yang tidak
terkendali. Pelangan paling mudah untuk mengenali merek dibandingkan atribut-atribut lain yang melekat pada suatu produk. Merek yang sukses
dipersepsi oleh pelanggan akan memberikan nilai superior. Tandjung, 2004:57
2.2.2.2. Tujuan Pemberian Merek
Pemberian merek pada suatu produk mempunyai tujuan adalah Alma, 2002:106:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
a. Jaminan bagi konsumen
Pengusaha menjamin bahwa barang yang dibeli sungguh berasal dari perusahaannya. Ini adalah untuk menyakinkan pihak konsumen
membeli suatu dari merek dan pengusahaan yang dikehendaki, yang cocok denagn selerahnya, keinginannya dan juga kemampuannya
b. Jaminan mutu barang
Dengan adanya merek ini perusahaan menjamin bahwa mutu barang yang dikeluarkannya berkualitas baik sehingga dalam barang
tersebut selain daripada merek juga disebutkan peringatan c.
Pengingat Pengusaha memberikan nama pada merek barangnya supaya mudah
diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan
mereknya saja. 2.2.2.3.
Manfaat Merek
Merek dapat memberikan nilai bagi perusahaan dengan lima cara Tandjung, 2004:61:
1. Merek yang kuat biasanya memiliki harga yang lebih mahal.
2. Merek yang kuat mendapat sejumlah pangsa pasar yang lebih besar.
3. Merek yang sukses memiliki pelanggan lebih setia sehingga
penghasilan perusahaan lebih stabil dan mengurangi resiko penjual. 4.
Merek yang sukses memiliki pertumbuhan jangjka panjang yang lebih menjanjikan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
5. Perusahaan dengan merek-merek sukses lebih mudah untuk
melakukan rekuitmen karena calon karyawan lebih suka bergabung dengan perusahaan yang sukses.
2.2.2.4. Kebaikan dan Keburukan Merek
Penggunaan merek pada barnag dapat memberikan keuntungan atau manfaat bagi kedua belah pihak, baik pembeli maupun penjual.
Berikut adalah Keuntungan penggunaan merek bagi pembeli dan penjual Swastha, 2000:137:
1. Keuntungan penggunaan merek bagi pembeli
a. Mempermudah pembeli dalam mengenal barang yang diinginkan.
b. Pembeli dapat mengandalkan keseragaman kualitas barang-
barang yang bermerek. c.
Melindungi konsumen, karena dari merek barang dapat diketahui perusahaan yabng membuatnya.
d. Barang-barang yang bermerk cenderung untuk ditingkatkan
kualitasnya, karena perusahaan yang memiliki merek tersebut akan berusahya mempertahankan dan meningkatkan nama baik
mereknya. 2.
Keuntungan penggunaan merek bagi penjual a.
Membantu program periklanan dan peragaan perusahaan. b.
Membantu meningkatkan pengawasan terhadap barang yang dijual.
c. Membantu dalam perluasan market share.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
d. Membantu dalam stabulisasi harga.
e. Mengurangi pembandingan harga.
f. Mempermudah perluasan product mix.
3. Alasan-alasan untuk tidak menggunakan merek
Adapun alasan-alasan bagi penjualprodusen untuk tidak menggunakan merek pada barang-barang yang dijualnya antara lain:
a. Pertimbangan perusahaan
Dapat terjadi bahwa konsumen tidak merasa puas terhadap barang yang telah dibelinya, baik mengenai mutu, harga, maupun servis
penjual. Adanya ketidakpuasan konsumen tersebut akan berakibat tidak menguntungkan bagi perusahaan. Apabila pemiliknya
produsen, maka konsumen akan mencari barang yang sama pada perantara. Di sini, konsumen menjadi ragu-ragu untuk membeli
kembali tidak hanya barang yang sama tetapi juga barang lain yang mempunyai merek sama.
b. Sifat barang
Beberapa macam barang sengaja tidak diberi merek karena sulit dibedakan dengan barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain,
seperti: paku, bahan baku, buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya. Jadi, termasuk dalam kelompok ini adalah barang-
barang yang secara fisik mudah rusak, busuk, atau basi. Apabila barang-barang semacam ini diberi merek, maka resiko yang harus
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
ditanggung oleh perusahaan sangat besar karena kerusakan barang seiring merusak nama baik mereknya.
2.2.2.5. Ekuitas Merek