Brand Awareness Kesadaran Merek Brand Association

17 ditanggung oleh perusahaan sangat besar karena kerusakan barang seiring merusak nama baik mereknya.

2.2.2.5. Ekuitas Merek

Ekuitas merek berhubungan dengan nama merek yang dikenal, kesan kualitas, aosisasi merek yang kuat dan aset-aset lainnya seperti paten, dan merek dagang. Jika pelanggan tertarik pada satu merek dan membeli karena karakteristik produk, harga kenyamanan, dan dengan sedikit memperdulikan mereka, kemungkinan ekuitas merek rendah. Sedangkan jika para pelanggan cenderung membeli suatu merek wakaupun dihadapkan pada para pesaing yang menawarkan produk yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai ekuitas yang tinggi. Astuti, 2007:146

A. Brand Awareness Kesadaran Merek

Konsumen cenderung membeli merek yang sudah dikenal karena mereka merasa aman dengan sesuatu yang dikenal. Dengan kata lain, sebuah merek yang dikenal mempunyai kemungkinan bisa diandalkan, kemantapan dalam bisnis, dan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan. Menurut Tandjung 2004:54, Brand Awareness adalah kemampuan pembeli potensial untuk mengenali atau mengingat sebuah merek untuk kategori produk tertentu. Menurut Astuti 2007:151 yang dimaksud kesadaran merek adalah kekuatan sebuah merek dalam pikiran ingatan pelanggan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 Menurut Aaker 1996:10 dalam Astuti 2007:146 Brand awareness adalah kekuatan keberadaan sebuah merek dalam pikiran pelanggan. Kekuatan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan konsumen dalam mengingat sebuah merek. Kesadaran merek dapat membantu mengkaitkan merek dengan asosiasi yang diharapkan oleh perusahaan, menciptakan familiarity konsumen terhadap merek, dan menunjukkan komitmen kepada pelanggannya. Tingkat kesadaran merek berkisar dari tingkat recogaize the brand yaitu konsumen dapat mengenal suatu merek, sampai pada tingkat di mana merek menjadi dominant brand recalled, merek sebagai satu-satunya yang diingat dan menjadi indentitas kategori produk. Saat pengambilan keputusan pembelian konsuemn dilakukan, kesadaran merek memgang peran penting. Merek menjadi bagian dari consideration set sehingga memungkinkan preferensi konsumen untuk memilih merk tersebut. Pelanggan cenderung membeli merek yang sudah terkenal karena mereka merasa aman dengan sesuatu yang dikenal kemungkinan bisa dihandalkan, dan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan.

B. Brand Association

Menurut Tandjung 2004:59, Asosiasi merek adalah segala sesuatu yang “terjalin” di dalam ingatan sebuah merek. Asosiasi itu tidak hanya eksisi namun juga mempunyai suatu tingkatan kekuatan. Kaitan pada merek akan lebih kuat jika dilandasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 pada pengalaman untuk mengkomunikasikannya. Juga akan lebih kuat apabila kaitan itu didukung dengan suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Sebuah merek adalah seperangkat asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna. Menurut Simamora 2000:3 asosiasi merek adalah persepsi dan citra yang dikaitkan oleh orang dengan merek tertentu. Patut dicatat bahwa asosiasi merek dapat pula negatif dan hal ini dapat mengurangi atau memotong ekuitas sebuah merek. Asosiasi merek adalah hal yang berkaitan dengan ingatan pelanggan mengenai merek, yang dapat dirangkai sehingga membentuk citra merek di dalam pikiran pelanggan Astuti, 2007:152. Menurut Astuti 2007:14 asosiasi merek adalah apapun yang terkait dalam ingatan memory pelanggan pada suatu merek. Asosiasi spesifik suatu merek di pikiran pelanggan didasarkan pada beberapa tipe asosiasi, yaitu : a. Atribut berwujud, merupakan karekteristik produk. b. Atribut-atribut tidak berwujud. c. Manfaat bagi pelanggan, yaitu manfaat rasional dan manfaat psikologis. d. Harga relatif. e. Penggunaan atau aplikasi. f. Karakteristik pengguna atau pelanggan. g. Orang terkenal selebritis. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20 h. Gaya hidup atau kepribadian. i. Kelas produk. j. Pesaing. k. Negara atau wilayah geografis suatu produk

C. Brand Loyalty