3. Pengertian Pariwisata
Menurut Spillane 1985 definisi pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, yang bersifat sementara yang dilakukan perorangan
maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup di dalam dimensi soial, budaya, alam
dan ilmu. Definisi senada dikemukakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2005 bahwa pariwisata adalah kumpulan dari aktivitas, jasa-jasa,
dan industri yang memberikan pengalaman dalam berpergian, seperti transportasi, akomodasi, penyediaan makanan dan minuman, toko, hiburan
dan jasa layanan lain yang tersedia untuk individu-individu atau kelompok yang berada jauh dari tempat tinggalnya.
a. Jenis Pariwisata
Didalam buku Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya 1985 walaupun banyak jenis wisata ditentukan menurut motif tujuan
perjalanan, dapat pula dibedakan adanya beberapa jenis Pariwisata khusus sebagai berikut :
1 Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan Pleasure Tourism
Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara
segar yang baru, untuk memenuhi kehendak keingintahuannya, untuk mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru,
untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat rakyat setempat, untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah
luar kota, atau bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota- kota besar ataupun ikut serta dalam dalam keramaian pusat-pusat
wisatawan. 2
Pariwisata Untuk Rekreasi Recreation Tourism Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang
menghendaki pemanfaatan hari-hari liburannya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang
ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya. 3
Pariwisata Untuk Kebudayaan Cultural Tourism Jenis ini ditandai oleh adanya serangkaian motivasi, seperi
keinginan belajar dipusat-pusat pengajaran dan riset, untuk memperlajari adat istiadat, kelembagaan dan cara hidup rakyat negara
lain, untuk mengunjungi monument bersejarah, peninggalan bersejarah, peninggalan peradapan masa lalu atau sebaliknya
penemuan-penemuan besar masa kini, pusat-pusat kesenian, pusat- pusat keagamaan, atau juga untuk ikut serta dalam festival-festival
seni musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain.
4 Pariwisata untuk Olah Raga Sport Tourism
Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori : a
Big Sport Event, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju
dunia dan lain-lain yang menarik perhatian tidak hanya pada olah ragawanya sendiri, tetapi juga ribuan penonton atau
penggemarnya. b
Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu peristiwa olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan
sendiri, seperti pendakian gunung, olah raga naik kuda, berburu, memancing dan lain-lain. Negara yang memiliki
banyak fasilitas atau tempat tempat olahraga seperti ini tentu dapat menarik sejumlah besar penggemar jenis olah raga
pariwisata ini. 5
Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang Business Tourism Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau
perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan waktu perjalanan.
6 Pariwisata untuk Berkonvensi Convention Tourism
Banyak negara yang menyadari besarnya potensi ekonomi dari jenis pariwisata konferensi ini sehingga mereka saling berusaha untuk
menyiapkan dan mendirikan bangunan-bangunan yang khusus
diperlengkapi untuk tujuan ini ata u membangun “pusat-pusat
konferensi” lengkap dengan fasilitas mutakhir yang diperlukan untuk menjamin efisiensi operasi konferensi.
b. Jumlah Orang yang Melakukan Perjalannan
a Pariwisata Individual
Jenis pariwisata yang dilakukan oleh seorang wisatawan atau keluarga yang melakukan perjalanan.
b Pariwisata Rombongan
Jenis pariwisata yang dilakukan oleh sekelompok yang melakukan perjalannan wisata secara bersama yang terikat dengan
hubungan tertentu kemudian melakukan perjalanan.
4. Pengertian Wisatawan
Ditinjau dari arti kata “wisatawan”yang berasal dari kata “wisata” maka
sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris.
Kata itu berasal dari bahasa Sansekerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang
sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi
orang melakukan perjalanan dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata “traveler” karena dalam bahasa Indonesia sudah merupakan
kelaz iman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya,
keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang Irawan, 2010:12.
Adapun pengertian wisatawan antara lain:
1 Menurut Smith dalam Kusumaningrum, 2009:16, menjelaskan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan
secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
2 Menurut WTO dalam Kusumaningrum, 2009:17 membagi wisatawan kedalam tiga bagian yaitu:
a Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu Negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan
melakukan pekerjaan yang diberikan oleh negara yang dikunjunginya.
b Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu
tempat pada negara yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan,
pendidikan, keagamaan dan olahraga. 2.
Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.
c Darmawisata atau excursionist adalah pengunjung sementara yang menetap kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi, termasuk
orang yang berkeliling dengan kapal pesiar.
d Menurut Komisi Liga Bangsa –bangsa 1937 dalam Irawan,
2010:12, “…wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan perjalanan di negara yang bukan tempat kediamannya
yang biasa.”
e U.N Confrence on Interest Travel and Tourism di Roma 1963 dalam Irawan, 2010:12, menggunakan istilah pengunjung visitor
untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain melakukan
perjalanan yang digaji. Pengunjung yang dimaksudkan meliputi 2 kategori :
1. Wisatawan yaitu : pengunjung yang datang ke suatu negara
yang dikunjunginya tinggal selama 24 jam dan dengan tujuan untuk
bersenang –senang, berlibur, kesehatan, belajar,
keperluan agama dan olahraga, bisnis, keluarga, utusan dan pertemuan.
2. Excurtionist, yaitu : pengunjung yang hanya tinggal sehari di
negara yang dikunjunginya tanpa bermalam.
f Defenisi UN. Convention Concerning Costums Fasilities for Touring
dalam Irawan, 2010:12, “…setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah, selain untuk berimigrasi dan
yang tinggal setidaknya selama 24 jam dan selama – lamanya 6 bulan
dalam tahun yang sama.”
g Di dalam Instruksi Presiden RI No. 9, 2009, pasal 1 “wisatawan
adalah orang
yang melakukan
kegiatan wisata”
http:www.wisatakandi.com201111undang-undang-ri-no-10-tahun- 2009.html
Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan
benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan
dari suatu tempat lain yang yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor Kusumaningrum, 2009: 17.
Wisatawan menurut sifatnya Kusumaningrum, 2009:18:
1. Wisatawan Modern Idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada
budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual. 2.
Wisatawan Modern Materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme mencari keuntungan secara berkelompok.
3. Wisatawan Tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh minat pada
kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.
4. Wisatawan Tradisional Materialis, wistawan yang berpandangan
konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan.
http:tourismeconomic.wordpress.com20121029wisata-pariwisata- wisatawan-kepariwisataan-unsur-unsur-pariwisata
5. Experiential Marketing
a Pengertian Experiential Marketing
Menurut Alma 2011 Experiential Marketingyaitu konsumen yang memperoleh pengalaman yang mengesankan selama menikmati
produk atau jasa suatu perusahaan tidak hanya akan menjadi konsumen yang loyal tapi juga bersedia menyebarkan informasi
mengenai produk produk secara word of mouth. Menurut Andreani 2007 dalam Jatmiko dan Andharini, dalam
konsep Experiential Marketing, organisasi-organisasi biasanya berusaha membidik aspek pengalaman emosional dan rasional dari
pelanggan, karena kedua aspek tersebut umumnya mampu memberikan efek yang luar biasa dalam pemasaran, terutama kepuasan
dan loyalitas pelanggan. Schmitt 1999 dalam Jatmiko dan Andharini 2012 telah
mengeksplorasi bagaimana perusahaan-perusahaan menciptakan Experiential Marketing
dengan mempertimbangkan lima elemen dasar
yaitu rasa sense, perasaaan feel, berpikir think, bertindak act, dan berhubungan relate dengan suatu perusahaan dan mereknya.
Dalam konsep Experiential Marketing, perusahaan-perusahaan harus bersaing dengan menciptakan pengalaman yang memuaskan, dan
perusahaan harus memadukan kelima elemen dasar Experiential Marketing
untuk mendeteksi proses pembelian oleh kosumen. b
Dimensi – Dimensi Experiential Marketing Definisi Experiential Marketing Schimitt, 1999 dan definisi
Experiential Marketing beradasarkan operasional didasarkan pada
Sekar dan Kalakumari 2011 dalam Jatmiko dan Andharini 2012 yaitu :
a. Rasa sense
Pengalaman yang ditawarkan untuk pengunjung berkaitan dengan indera penglihatan, perasa, penciuman, dan
pendengaran. b.
Perasaaan feel
Berhubungan dengan suasana hati dari pengunjung dan emosi yang berasal pada diri pengunjung.Pengalaman rasa
aman, pelayanan yang baik, dan ketetapan waktu pelayanan.
c. Berpikir think
Pengalaman yang memiliki tujuan untuk menciptakan kognitif, pemecahan masalah yang mengajak pengunjung
untuk berfikir kreatif dan berdampak pengunjung mendapat pengetahuan. Pengalaman yang dirasakan atas bagaimana
pengunjung memperoleh informasi kelengkapan fasilitas dan wahana rekreasi yang disediakan dan letak strategi
d. Bertindak act
Berhubungan dengan perilaku yang nyata dan gaya hidup
seseorang. Pengalaman
yang ditawarkan
dan terpenuhinya keinginan yang bersifat pribadi seperti gaya
hidup, daya tanggap karyawan, dan interaksi yang baik antara karyawan dan pengunjung.
e. Berhubungan relate
Berhubungan dengan budaya yang menciptakan identitas sosial pengunjung.Merujuk pada pengalaman yang
ditawarkan dengan terciptanya komunikasi langsung yang baik dengan pelayanan yang istimewa.
c Manfaat experiential marketing
Ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan –
perusahaan yang menerapkan experiential marketing menurut Schmit 1999:34 antara lain :
a. Untuk meningkatkan kembali merek yang telah menurun.
b. Untuk membedakan produk dengan produk pesaing.
c. Untuk menciptakan sebuah identitas dari perusahaan
tersebut. d.
Untuk meningkatkan inovasi. e.
Membujuk pelanggan untuk mencoba dan membeli produk baru yang ditawarkan.
6. Minat Berkunjung Kembali
Loyalitas konsumen, adalah sejauh mana seorang konsumen menunjukkan perilaku pembelian berulang dari suatu penyedia jasa, memiliki
desposisi atau kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa, dan hanya mempertimbangkan untuk menggunakan penyedia jasa ini pada saat muncul
kebutuhan untuk memakai jasa ini, Gramer dan Brown dalam rohman, 2014 Menurut Umar 2003 dalam Purbawisesa, 2014 minat berkunjung
kembali merupakan suatu perilaku yang muncul sebagai respon terhadap suatu objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian
ulang.
Suatu industri jasa, pembelian ulang telah menjadi perhatian praktisi pemasaran. Bashof dan Gray, 2004 dalam Purbawisesa, 2014 membagi
konsumen menjadi dua bagian, yaitu: 1.
Tipe karakter konsumen yang memiliki loyalitas, yaitu mereka yang secara intrinsik loyal pada merek atau suatu perusahaan.
2. Tipe konsumen yang berpotensial untuk beralih ketika pada saat
terjadi transaksi pembelian yang memberikan penawaran lebih kompetitif.
Beberapa pengertian yang ada diatas dapat disimpulkan niat berkunjung kembali yaitu perilaku wisatawan yang merespon destinasi wisata
tertentu dengan cara datang kembali karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi wisatawan untuk menentukan pilihan tersebut.
Indikator yang terdapat di dalam Loyalitas Konsumen menurut Griffin 2005
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.
2. Membeli antar lini produk atau jasa.
3. Mereferensikan kepada orang lain.
4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Jadi dilihat dari indikator tersebut maka dalam konteks pariwisata seorang wisatawan dikatakan loyal jika melakukan kunjungan secara
berulang, mengunjungi setiap daya tarik wisata di sebuah daerah tujuan wisata, memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk mengunjungi
daerah tersebut.
7. Penelitian Sebelumnya
Analisis Experiential Marketingdan Loyalitas Pelanggan Jasa Wisata
Rohmat Dwi Jatmiko dan Sri Nastiti Andharini2012Universitas Muhamadiyah Malang Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Experiential marketing menurut Alma 2011 konsumen yang
memperoleh pengalaman yang mengesankan selama menikmati produk atau jasa suatu perusahaan tidak hanya akan menjadi konsumen yang loyal tapi
juga bersedia menyebarkan informasi mengenai produk perusahaan secara word of mouth. Objek Populasi yang diteliti adalah usia remaja dan lebih
khusus adalah remaja tingkat SMA dan mahasiswa yang berkunjung ke taman rekreasi
Sengkaling Malang.
Rumusan permasalahannya
yaitu apakahexperiential marketing berpengaruh terhadap loyalitas pengunjung
Taman Rekreasi Sengkaling Malang ? Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh simultan dan parsial dimensi experiential marketing
terhadap loyalitas pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling Malang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Elemen-elemen yang digunakan dalam Experiential Marketing ada
lima yaitu think berfikir, feel perasaan, sense indera, act tindakan dan relate
hubungan. Analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan pengujian hipotesis 1 digunakan ANOVA Uji-F sedangkan
pengujian hipotesis 2 digunakan Uji-t . Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan cara dengan menyebarkan kuisioner .
Kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa experiential marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas responden. Hal ini
diharapkam dapat meningkatkan pengelola tetap terus berusaha untuk meningkatkan penciptaan pengalamn yang mengesankan kepada pengunjung
atau responden.
Studi Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Kunjungan Ulang Pada Daya Tarik Wisata Pulau Komodo, Manggarai Barat,
Flores, Nusa Tenggara Timur
Maria Endang Jamu, 2014, Universitas Sanata Dharma, Fakultas Ekonomi Manajemen
Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui apakah experiential marketing
berpengaruh terhadap kunjungan ulang.Populasi dalam penelitian ini yaitu wisatawan domestik dan asing, dengan sampel sebagian dengan
jumlah 100 responden.Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling
.Teknik pengumpulan data dengan kuisioner, wawancara dan
dokumentasi.Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan regresi liniear sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan experiential marketing berpengaruh positif terhadap kunjungan ulang.Hal ini ditunjukkan dari nilai koefesien
regresi B sebesar 0.100 dan dari pengujian uji t diperoleh nilai 7,174 1,984 t hitung t table. Analisis tambahan dengan uji parsial diperoleh dimensi
act sikap berpengaruh positif terhadap kunjungan ulang pada daya tarik
wisata Pulau Komodo dengan uji t diperoleh nilai 2,315 1,984.
8. Kerangka Konseptual
Untuk mempermudah dan memahami proposal ini, maka saya sebagai penulis merumuskan kerangka konseptual sebagai berikut :
Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian
sense rasa
feel perasaaan
think berpikir
act bertindak
relate berhubungan
Niat Berkunjung Kembali
9. Hipotesis Penelitian
Pengalaman yang diberikan dari suatu tempat yang unik dan memiliki kesan tersendiri oleh pengunjung wisata di suatu tempat memiliki daya tarik
tarik tersendiri.Pengalaman, yang didapatkan secara buatan maupun alami yang didapatkan oleh para pengunjung atau wisatawan.Industri pariwisata
memikirkan bagaimana menciptakan pengalaman yang berkesan dan memiliki nilai positif bagi pengunjung atau wisatawan.
Adanya keterkaitan antara sense rasa, feel perasaaan, think berpikir, act bertindak, relate berhubungan terhadap loyalitas pengunjung pantai
Sadranan Gunung Kidul. Sense
rasa suatu pengalaman yang ditawarkan kepada pengunjung yang memiliki hubungan dengan indera penglihatan, indera perasa, indera
penciuman, dan indera pendengaran. H1
: Sense rasa memiliki pengaruh positif terhadap niat berkunjung kembali Pantai Sadranan Gunung Kidul.
Feel perasaan merujuk pada suatu pengalaman yang dimana kosumen atau
pengunjung mendapatkan rasa aman, pelayanan yang baik, dan ketetapan waktu dalam pelayanan.
H2 : Feel rasa memiliki pengaruh positif terhadap niat berkunjung
kembali Pantai Sadranan Gunung Kidul.
Think berpikir pengalaman yang dapat dirasakan dengan cara bagaimana
pengunjung memperoleh informasi, kelengkapan fasilitas dan wahana rekreasi yang disediakan dan letak dari tempat wisata tersebut.
H3 : Think berpikir memiliki pengaruh positif terhadap niat berkunjung
kembali Pantai Sadranan Gunung Kidul. Act
bertindak merujuk pada pengalaman yang ditawarkan dan terpenuhinya keinginan yang bersifat pribadi seperti gaya hidup, daya tanggap karyawan
,dan interaksi yang baik antara karyawan dan pengunjung. H4
: Act bertindak memiliki pengaruh positif terhadap niat berkunjung Pantai Sadranan Gunung Kidul.
Relate berhubungan merujuk pada pengalaman yang ditawarkan dengan
terciptanya komunikasi langsung yang baik dengan pelayanan yang istimewa terhadap konsumen atau pengunjung.
H5 : Relate berhubungan memiliki pengaruh positif terhadap niat
berkunjung kembali
Pantai Sadranan
Gunung Kidul
29
BAB III METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan penelitian survey yang dimana kuisioner terstruktur yang
diberikan ke responden dan di rancang untuk menghasilkan informasi spesifik Naresh K. Malhotra, 2005 :196 .
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah para pengunjung yang sedang berkunjung ke Pantai Sadranan dan para pengunjung yang sudah
berkunjung ke Pantai Sadranan minimal satu kali kunjungan. b.
Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek yaitu Experiential
Marketing yang terdiri sense rasa, feel perasaaan, think
berpikir, act bertindak dan relate berhubungan
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Pantai Sadranan Gunung Kidul dan masyarakat Yogyakarta.
b. Waktu Penlitian
Penelitian ini dilakukan pada April 2015 – Mei 2015
4. Variabel Penelitian
A. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini memiliki dua macam yaitu : 1.
Variabel Independent Variabel independent atau variabel bebas yang
memiliki arti variabel yang mempengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel independent dalam penelitian ini
experiential marketing X yaitu yang meliputi sebagai
berikut : 1
Sense 2
Feel 3
Think 4
Act 5
Relate 2.
Variabel Dependent Variabel dependent atau varaibel bebas yaitu variabel
yang dipengaruhi oleh variabel yang lainnya. Yang menjadi variabel dependent yaitu kunjungan ulang, yang meliputi :
1 Intensi
2 Rekomendasi
3 Menceritakan kembali
Tabel III.1 Variabel Penelitian
Variabel Dimensi
Atribut Experiential
Marketing X
Sense Suasana yang nyaman
Udara pantai yang khas Keindahan karang-karang dipinggir
pantai Feel
Keramahan penjaga pantai Ramahnya para warga sekitar pantai
Think Ingin mengetahui karang-karang
Act Ikut menjaga kebersihan pantai
Belajar menghargai alam yang sudah diberikan
Relate Aktivitas wisata dapat membantu untuk
mengenal budaya
Variabel Dimensi
Atribut Kunjungan
Ulang Y Intensi
Niat berkunjung kembali
Merekomendasi Merekomendasikan keunikan penatai
Sadranan Gunung Kidul Menceritakan
kembali Menceritakan kembali tentang
pengalaman yang sudah didapatkan
B. Pengukuran Variabel
a. Pengukuran
Penelitian ini dalam pengukurannya menggunakan skala rating yaitu Skala Likert.Skala likert yaitu skala yang memiliki kegunaan
untuk mengukur pendapat, sikap, dan presepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Fenomena sosial ini lalu
disebut sebagai variabel penelitian, Sugiyono:2009 132-133. Dalam penelitian ini yang diberikan skala yaitu indikator-
indikator dengan variabel-variabel yang akan diukur. Kemudian indikator-indikator tersebut menjadi sebuah tolak ukur membuat
item instrument yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap pernyataan atau pertanyaan memiliki gradasi yang
mulai dari sangat positif atau sangat negatif yang dapat berupa kata-kata dengan diberikan skor pada tabel III.2
Tabel III.2 Skala Likert
Pernyataan Skor
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Netral N 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
b. Pembuatan Interval
Berikut pembuatan interval pada variabel Experiential Marketing dan Niat Kunjung Kembali yang dibagi kedalam
tiga kelas interval. Rumus interval adalah :