2. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya. Dalam pengujian
kepatuhan terhadap sistem pemberian kredit, populasi yang akan diambil sampelnya adalah semua dokumen perjanjian kredit beserta
dokumen pendukung lainnya selama periode 2014-2015. 3.
Menentukan tingkat keandalan dari DUPL, dalam pengujian kepatuhan ini akan digunakan tingkat keandalan R 95 dan DUPL sebesar
5. Tingkat keandalan atau R sebesar 95 berarti terdapat resiko sebesar 5 dalam mempercayai pengendalian intern yang sebenarnya
tidak efektif. 4.
Menentukan sampel pertama yang harus diambil menurut tabel besarnya sampel minimum. Dengan tingkat keandalan R 95 dan
DUPL 5, maka menurut tabel sampel minimum, besarnya sampel yang dapat diambil adalah sebanyak 60 buah.
Tabel III.1 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan
Acceptable levels Upper Precision
Limit Sample size based on confidence
90 95
97,5 10
24 30
37 9
27 34
42 8
30 38
47 7
35 43
53 6
40 50
62 5
48 60
74 4
60 75
93 3
80 100
124 2
120 150
185 1
240 300
370 Sumber: Mulyadi, 1992: 173
5. Membuat tabel Stop-or-Go-Decision.
Jika dari pemeriksaan terhadap 60 buah anggota sampel tersebut tidak menemukan kesalahan maka pengambilan sampel dihentikan, dan
mengambil kesimpulan bahwa pengendalian internnya sudah efektif. Pengambilan sampel dihentian jika DUPL=AUPL desired upper
precision limit sama dengan acceptable upper precision limit. Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, AUPL dihitung dengan rumus
berikut:
AUPL
Apabila dalam pengambilan sampel pertama tersebut ditemukan adanya kesalahan, maka perlu dilakukan pengambilan sampel
tambahan, sampel tambahan dihitung dengan rumus:
Sample size=
Pengambilan sampel akan terus dilakukan apabila AUPL tidak sama dengan DUPL.
Tabel III.2 Stop-or-Go-Decision
Langkah ke-
Besarnya sampel
kumulatif yang
digunakan Berhenti
jika kesalahan
kumulatif yang terjadi
sama dengan
Lanjutkan ke langkah
berikutnya jika
kesalahan yang terjadi
sama dengan
Lanjutkab ke langkah
5, jika paling tidak
kesalahan sebesar
1 60
1 4
2 96
1 2
4 3
126 2
3 4
4 156
3 4
4 Sumber: Mulyadi, 1992: 175
6. Evaluasi hasil pemeriksaan sampel
Jika AUPL atau = DUPL maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian internnya sudah efektif. Apabila AUPL DUPL maka
harus ditempuh langkah dengan menambah sampel sampai tidak ditemukan kesalahan lagi.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah pengendalian intern yang dilakukan sudah efektif adalah:
a. Terpenuhinya unsur-unsur pengendalian intern.
b. Dari hasil pengujian kepatuhan dengan model stop-or-go-sampling
tidak ditemukan kesalahan dalam pemeriksaan sampel.
43
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PD BPR Bank Klaten
PD BPR Bank Klaten adalah perusahaan perbankan milik pemerintah daerah Kabupaten Klaten, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten No. 12PerDPRD51 pada tanggal 1 Agustus 1951 dan memperoleh ijin usaha dari menteri keuangan RI pada tanggal 16
September 1980 Nomor KEP-036KM.111980. Perubahan nama dari Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
Bank Pasar Kabupaten Daerah Tingkat II Klaten menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Klaten dengan
persetujuan Menteri Keuangan RI dengan surat keputusan nomor KEP- 462KM.171997 tanggal 1 Agustus 1997.
Perubahan nama dari Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22
tahun 2006 tentang pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah dan Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
826PBI2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat, terdapat beberapa perubahan mendasar dalam pengaturan bank Perkreditan Rakyat yang
dimiliki oleh Pemerintah Daerah, oleh karena itu Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 34 tahun 2001 dipandang sudah tidak sesuai
lagi dan diganti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 6 tahun 2010 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank
44
Klaten Kabupaten Klaten yang telah diundangkan dalam lembaran daerah Nomor 5 tanggal 22 Oktober 2010.
B. Lokasi PD BPR Bank Klaten
Kantor PD BPR Bank Klaten terletak di Jalan Veteran Nomor 140 Klaten. Pemilihan kantor ini sangat strategis karena terletak di pusat kota
sehingga lokasi kantor PD BPR Bank Klaten dapat mudah dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkannya.
C. Struktur Organisasi PD BPR Bank Klaten
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan dalam organisasi yang menghubungkan tiap bagian
departemen untuk melakukan tugas masing-masing sesuai dengan kewajibannya. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PD BPR Bank Klaten
Nomor: PDBPRBKSKDir104.aXII2014 pada tanggal 31 Desember 2014, maka uraian struktur organisasi yang berlaku pada PD BPR Bank
Klaten ialah sebagai berikut: 1.
Dewan Pengawas Tugas Pokok:
a. Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan PD BPR
Bank Klaten. b.
Melakukan pengawasan atau pengurusan. c.
Menggariskan kebijaksanaan anggaran dan keuangan. d.
Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan pengembangan.
45
2. Direksi
Tugas Pokok: a.
Menyusun perncanaan, melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas antara anggota Direksi dan melakukan
pembinaan serta pengendalian terhadap bagian atau sub bagian atau cabang berdasarkan asas keseimbangan dan keserasian.
3. SPI
Tugas Pokok: a.
Melakukan tugas pemeriksaan intern secara menyeluruh atas kegiatan perusahaan secara rutin maupun insidental, baik
kualitatif maupun kuantitatif. b.
Membantu Direksi di dalam bidang pengawasan. 4.
Jabatan Fungsional Sekretaris Tugas Pokok:
a. Melaksanakan urusan korespondensi dan komunikasi internal
maupun eksternal kegiatan Direksi. b.
Mengagenda kegiatan Direksi. 5.
Bagian Kantor Cabang Tugas Pokok:
a. Menjalankan operasional di Kantor Cabang.
b. Melaksanakan pencapaian target penghimpunan dana dan
penyaluran kredit di Kantor Cabang sesuai dengan Rencana Kerja yang telah ditetapkan oleh Direksi.