Evaluasi Pengendalian Intern dalam Pemberian Kredit
mencerminkan integritas dan nilai-nilai etika adalah keberdaan peraturan tertulis di PD BPR Bank Klaten.
Peraturan ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dalam peraturan tertulis tersebut secara jelas telah tertera hal-hal yang
dilarang dan sanksi bagi yang melanggar peraturan. Sebagai contoh hal-hal yang dilarang dalam peraturan tersebut dimulai
dari pelanggaran-pelanggaran ringan seperti; tidur saat kerja, sampai
dengan pelanggaran
berat, contohnya
menyalahgunakan barang milik perusahaan. Sanksi yang diterapkan juga bermacam-macam, dibagi menjadi 3 golongan
yaitu; sanksi ringan, sanksi sedang, dan sanksi berat. Sanksi ringan terdiri dari teguran lisan dan surat peringatan. Sanksi
sedang terdiri dari penundaan kenaikan gaji, penundaan kenaikan pangkat dan penurunan pangkat setingkat 1 tahun.
Dan sanksi berat terdiri dari penurunan setingkat 3 tahun, penurunan jabatan, pemberhentian dengan hormat dan yang
paling berat ialah pemberhentian dengan tidak hormat. Peraturan ini sudah merupakan kesepakatan bersama
sehingga wajib dipatuhi oleh semua bagian dalam PD BPR Bank Klaten tanpa terkecuali.
c. Komitmen terhadap kompetensi pegawai
PD BPR Bank Klaten menetapkan syarat pendidikan terakhir ialah SMA untuk menjadi staf. Dan tahap-tahap yang
perlu dilalui untuk menjadi karyawan ialah: 1
Calon karyawan memasukkan lamaran. 2
Calon karyawan dipanggil ke PD BPR Bank Klaten untuk diberi pengarahan.
3 Calon karyawan mengikuti tes tertulis, tes tertulis ini
diselenggarakan oleh Dirut Konsultan yang merupakan pihak independen yang bekerjasama dengan PD BPR Bank
Klaten untuk khusus mengadakan tes tertulis. 4
Pengumuman hasil tes tertulis. 5
Calon karyawan yang lolos tes tertulis kemudian mengikuti masa trainning selama 6 bulan.
6 Direksi kemudian menilai kelayakan calon karyawan dari
masa trainning. 7
Calon karyawan menjalani masa percobaan kerja selama 1 tahun.
8 Direksi kembali menilai kelayakan dilihat dari masa
percobaan kerja. 9
Calon karyawan yang telah dinilai layak, kemudian diangkat menjadi karyawan tetap di PD BPR Bank Klaten.
d. Komite audit dan dewan direksi
Di PD BPR Bank Klaten sudah terdapat komite audit yang telah dipilih oleh direksi. Komite audit terdiri dari pihak
internal dan eksternal PD BPR Bank Klaten, komite audit yang berasal dari internal disebut SKAI Sistem Khusus Audit
Internal yang beranggotakan karyawan PD BPR Bank Klaten. Komite audit yang berasal dari eksternal bisa saja merupakan
auditor dari OJK, provinsi maupun kabupaten yang datang secara mendadak untuk mengaudit PD BPR Bank Klaten.
Komite audit ini bertugas untuk memantau akuntansi perusahaan serta praktik dan kebijakan pelaporan keuangan. Di
PD BPR Bank Klaten juga rutin mengadakan rapat, yaitu sewaktu-waktu apabila terdapat masalah yang perlu dirapatkan
maupun hanya sekedar untuk evaluasi kinerja setiap bagian di PD BPR Bank Klaten.
e. Struktur organisasi
Di PD BPR Bank Klaten terdapat unit yang berfungsi untuk melaksanakan pengendalian intern yang disebut dengan Satuan
Pengawas Intern SPI. Satuan pengawas intern bertugas melaksanakan pengawasan intern terhadap kegiatan di PD
BPR Bank Klaten. Struktur organisasi dapat dilihat pada halaman 48.
f. Penetapan otoritas dan tanggungjawab
Di PD BPR Bank Klaten wewenang dan tanggungjawab kredit ditentukan sebagai berikut:
1 Kepala bagian kredit diberikan kewenangan memberikan
kredit sebesar maksimal Rp50.000.000,-. 2
Direktur diberikan kewenangan memberikan kredit sebesar maksimal Rp100.000.000,-.
3 Direktur utama diberikan kewenangan memberikan kredit
sebesar Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK dari PD BPR Bank Klaten.
g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
PD BPR Bank Klaten merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Kebijakan dan
praktik pada PD BPR Bank Klaten yaitu mengharuskan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Tujuan cuti ini
adalah untuk pengendalian kinerja karyawan. Pada saat karyawan cuti pihak SPI mengadakan pemeriksaan terhadap
pekerjaan karyawan tersebut untuk mengetahui kinerja karyawan yang bersangkutan.
Di PD BPR Bank Klaten terdapat mutasi kerja, yang merupakan kebijakan dari direksi. Mutasi kerja dilakukan
apabila terdapat karyawan yang pensiun atau faktor lain yang membuat karyawan tidak bekerja lagi di PD BPR Bank Klaten
sehingga perlu digantikan oleh karyawan lain. Selain itu juga
terdapat promosi karyawan, promosi karyawan ini dapat dilakukan dengan melihat kinerja karyawan terlebih dahulu,
apabila kinerja karyawan baik maka karyawan tersebut akan di promosikan untuk menempati jabatan yang lebih tinggi.
Perputaran jabatan di PD BPR Bank Klaten dilakukan pada periode tertentu sesuai dengan ketentuan pihak bank. Dengan
adanya perputaran jabatan, maka karyawan-karyawan yang dinilai kinerjanya kurang baik, akan digantikan oleh karyawan
lain. Selain itu, tujuan perputaran jabatan lainnya adalah agar karyawan
yang ditempatkan
dibidang lain
dapat mengembangkan kemampuannya dibidang yang lain dan tidak
merasa jenuh dengan posisi jabatan yang sama. 2.
Penaksiran Resiko PD BPR Bank Klaten tentu saja memiliki resiko-resiko
yang mungkin bisa dialami. Oleh karena itu PD BPR Bank Klaten harus menaksirkan resiko-resiko tersebut dan melakukan
pencegahan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Resiko yang paling mungkin terjadi di PD BPR Bank
Klaten adalah adanya kredit yang bermasalah atau kredit macet dimana kemungkinan sebagian nasabah yang tidak dapat melunasi
kreditnya yang disebabkan oleh berbagai hal seperti nasabah yang meninggal dunia, nasabah yang pindah alamat tanpa adanya
pemberitahuan atau diketahui oleh pihak bank, maupun nasabah yang bangkrut dari usahanya.
Untuk mengantisipasi
adanya kredit
macet, bank
melakukan beberapa langkah diantaranya: a.
Menagihmendatangi nasabah 1-3 kali secara lisan. b.
Memberikan surat tagihan. c.
Memberikan surat panggilan untuk datang ke PD BPR Bank Klaten.
d. Memberikan surat peringatan I dengan batas membayar kredit
selama 10 hari. e.
Memberikan surat peringatan II dengan batas membayar selama 10 hari.
f. Memberikan surat peringatan III dengan batas membayar
selama 10 hari, surat peringatan ini merupakan yang terakhir. g.
Penilaian ulang jaminan, jika jaminan bernilai kurang dari Rp300.000.000,- maka penilaian jaminan dilakukan oleh
appraisal intern, sedangkan apabila bernilai lebih dari Rp300.000.000,- maka dilakukan oleh appraisal indepeden.
h. Somasi ke lawyer, dengan tujuan untuk bernegosiasi dan
menyelesaikan secara kekeluargaan. i.
Apabila gagal, maka langkah yang terakhir ialah lelang jaminan.
Selain itu, resiko lain yang kemungkinan dihadapi oleh PD BPR Bank Klaten ialah kecurangan-kecurangan yang dilakukan
oleh karyawan. Kecurangan yang dilakukan karyawan seperti memperpanjang jangka waktu pengembalian kredit, contohnya,
sebelumnya jangka waktu kredit ialah 12 bulan tetapi karena sudah jatuh tempo dan kredit belum juga lunas maka karyawan
memperpanjang jangka waktu kredit menjadi 24 bulan tanpa sepengetahuan pihak PD BPR Bank Klaten yang lain. Atau
kecurangan lain seperti angsuran yang telah diterima dari debitur tidak disetorkan ke PD BPR Bank Klaten tetapi masuk ke kantong
karyawan. Untuk mengatasi dan mencegah hal ini, bagian SPI di PD BPR Bank Klaten mengantisipasinya dengan on the spot ke
debitur dan mencocokan catatan milik debitur dengan catatan milik PD BPR Bank Klaten.
Resiko lain seperti pengambilan data maupun dokumen milik PD BPR Bank Klaten yang bertujuan untuk kepentingan
pribadi diantisipasi dengan mengatur password untuk setiap komputer sehingga hanya bisa diakses oleh pihak yang
bertanggungjawab terhadap komputer itu saja dan menyimpan dokumen-dokumen penting pada lemari terkunci.
PD BPR Bank Klaten juga rutin mem-back up data untuk mengantisipasi adanya kemungkinan data hilang karena kejadian
yang disengaja maupun tidak disengaja seperti bencana alam.
3. Aktivitas Pengendalian
a. Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak
Di PD BPR Bank Klaten, semua dokumen didesain dengan sederhana dan mudah dipahami. Hal ini bertujuan agar
memudahkan saat pengisian dokumen sehingga meminimalkan kesalahan dalam mengisi. Dokumen juga dilengkapi dengan
kolom tanda tangan bagi yang berwenang mengotorisasi. Selain itu dokumen di PD BPR Bank Klaten dilengkapi
dengan nomor urut tercetak, hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat dan tidak ada
transaksi yang dicatat lebih dari satu kali. b.
Pemisahan tugas Di PD BPR Bank Klaten sudah terdapat pemisahan tugas
antara bagian permohonan kredit, bagian survei dan analisis kredit, serta bagian keputusan atas permohonan kredit. Ada
bagian permohonan kredit bertugas untuk menerima nasabah atas permohonan kredit baru. Bagian survei dan analisis kredit
bertugas untuk melakukan survei terhadap nasabah yang mencakup Account Officer dan Appraisal yang memiliki tugas
dalam mengidentifikasi 5C serta dalam penilaian jaminan. Bagian keputusan atas permohonan kredit bertugas untuk
mengambil keputusan berupa menolak atau menyetujui permohonan kredit tersebut. Dengan adanya pemisahan tugas
ini maka tidak terdapat fungsi yang bertanggungjawab penuh atas seluruh tahap transaksi kredit.
Selain itu juga terdapat pemisahan tugas antara tiga fungsi yang harus dipisahkan yaitu; fungsi pencatat, fungsi
penyimpan harta, dan fungsi otorisasi. Fungsi pencatat dilakukan oleh Sub Bagian Pembukuan, fungsi penyimpanan
harta dilakukan oleh Sub Bagian Kasir, dan fungsi otorisasi dilakukan oleh Direktur. Dengan adanya pemisahan tugas ini
maka resiko kecurangan dapat dicegah oleh PD BPR Bank Klaten karena fungsi pencatat, fungsi penyimpan harta dan
fungsi otorisasi tidak dilakukan oleh satu bagian saja melainkan terpisah tiap fungsinya.
c. Otorisasi yang memadai atas setiap transaksi yang terjadi
Masing-masing pejabat di PD BPR Bank Klaten memiliki tugas dan otorisasi sesuai dengan kapasitas kredit. Transaksi-
transaksi mulai dari permohonan sampai dengan pelunasan kredit telah ditandatangani oleh pihak-pihak yang memiliki
otoritas terhadap hal tersebut. Tahap permohonan kredit diotorisasi oleh Customer Service, tahap survei dan analisis
kredit diotorisasi oleh Sub Bagian Kredit, tahap keputusan atas permohonan kredit diotorisasi oleh Direktur, tahap pencairan
kredit diotorisasi oleh Sub Bagian Kasir.
d. Pengendalian fisik aset perusahaan
PD BPR Bank Klaten melakukan pengendalian fisik dengan cara mengatur password untuk setiap komputer
sehingga hanya
bisa diakses
oleh pihak
yang bertanggungjawab terhadap komputer itu saja dan menyimpan
dokumen-dokumen penting pada lemari terkunci. e.
Peninjauan atas kinerja Bagian SPI di PD BPR Bank Klaten bertugas untuk
memeriksa dan mengawasi semua dokumen yang ada di setiap bagian di PD BPR Bank Klaten. Bagian SPI memiliki jadwal
kapan dan bagian apa yang diperiksa di setiap bulannya. Selain langsung memeriksa dokumen yang ada di ruangan, komputer
yang ada di ruang SPI juga langsung dapat terhubung dengan komputer di setiap bagian yang ada di PD BPR Bank Klaten
sehingga SPI dapat terus memantau melalui komputer tersebut. 4.
Informasi dan Komunikasi PD BPR Bank Klaten mengusahakan informasi lengkap
mengenai calon debitur, informasi bisa saja dari sumber internal maupun eksternal. Informasi ini selain ditanyakan
langsung pada calon debitur, juga diperoleh dari orang lain misalnya: tetangga di lingkungan sekitar dengan datang
langsung ke tempat calon debitur on the spot.
PD BPR Bank Klaten mengadakan rapat yang diikuti oleh semua staf dan karyawan yang disebut dengan rapat
koordinasi. Rapat ini diadakan sewaktu-waktu dan dalam rapat ini semua staf dan karyawan bebas menyampaikan pendapat
maupun keluhan sekalipun. 5.
Pengawasan Pengawasan merupakan penilaian pengendalian intern yang
bertujuan untuk mencegah adanya kecurangan-kecurangan. Di PD BPR Bank Klaten sering dilakukan pemeriksaan mendadak,
pemeriksaan mendadak dilakukan sewaktu-waktu dan rencana pemeriksaan tidak diketahui oleh karyawan, dari adanya
pemeriksaan mendadak ini dapat diperoleh data yang akurat dan dapat dilihat apakah terdapat kecurangan-kecurangan. PD BPR
Bank Klaten juga rutin mengadakan rapat, rapat ini dilakukan sewaktu-waktu untuk membahas masalah yang sedang terjadi dan
mencari solusi dari masalah tersebut. Ringkasan Kesesuaian Hasil Evaluasi Pengendalian Intern di
PD BPR Bank Klaten dengan Teori
Tabel V.1 Ringkasan Hasil Evaluasi Pengendalian Intern menurut COSO
No Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Sesuai Tidak
Sesuai 1
Lingkungan pengendalian a.
Filosofi manajemen dan gaya operasi √
b. Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai
etika √
c. Komitmen terhadap kompetensi pegawai
√
Tabel V.1 Ringkasan Hasil Evaluasi Pengendalian Intern menurut COSO Lanjutan
No Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Sesuai Tidak
Sesuai d.
Komite audit dan dewan direksi √
e. Struktur organisasi
√ f.
Penetapan otoritas dan tanggungjawab √
g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
√ 2
Penaksiran resiko √
3 Aktivitas pengendalian
a. Desain dokumen yang baik dan bernomor urut
tercetak √
b. Pemisahan tugas
√ c.
Otorisasi yang memadai atas setiap transaksi yang terjadi
√ d.
Pengendalian fisik aset perusahaan √
e. Peninjauan atas kinerja
√ 4
Informasi dan komunikasi √
5 Pengawasan
√ Dari lima unsur pengendalian intern yang terdiri dari lingkungan
pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan, PD BPR Bank Klaten telah
memenuhi kelima unsur tersebut beserta aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.
Dimulai dari lingkungan pengendalian, terdapat hubungan baik antara dewan pengawas dengan karyawan maupun dengan kantor kas
harian dengan selalu tanggap apabila terjadi kendala pada karyawan maupun kantor kas harian. PD BPR Bank Klaten juga menetapkan
peraturan dan menerapkannya dengan baik. Untuk perekrutan karyawan, ditetapkan tahap-tahap untuk menjamin kualitas dari calon
karyawan yang kemudian akan menjadi karyawan di PD BPR Bank Klaten. Terdapat komite audit dari internal maupun eksternal yang
mempunyai tugas untuk memantau akuntansi serta praktik dan kebijakan pelaporan keuangan. Struktur organisasi juga telah jelas
ditetapkan oleh BPR Bank Klaten dan semua fungsinya diawasi oleh bagian SPI. PD BPR Bank Klaten juga sudah menetapkan otoritas dan
tanggung jawab serta menetapkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk kesejahteraan karyawan.
Untuk unsur penaksiran resiko, PD BPR Bank Klaten telah mempunyai cara untuk mengantisipasi adanya resiko-resiko yang
mungkin terjadi seperti; kredit macet, karyawan yang melakukan kecurangan maupun resiko apabila terjadi kejadian bencana alam.
Aspek-aspek dalam aktivitas pengendalian sudah terpenuhi dengan adanya dokumen dengan desain menarik dan bernomor urut tercetak,
pemisahan tugas dalam pemberian kredit, otorisasi yang memadai, pengendalian fisik dengan mengatur password dan menempatkan
dokumen penting pada lemari terkunci serta peninjauan kinerja yang dilakukan oleh bagian SPI.
Unsur informasi dan komunikasi juga sudah terpenuhi dengan adanya pengumpulan informasi tentang calon debitursecara lengkap
dari sumber internal maupun eksternal. Untuk komunikasi terdapat rapat koordinasi yang diikuti oleh bukan hanya dewan pengawas tetapi
juga semua staf dan karyawan sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat dan keluhan. Unsur pengawasan terpenuhi dengan adanya
pemeriksaan mendadak dan rapat rutin yang diadakan sewaktu-waktu. Rapat rutin ini alangkah baiknya apabila terjadwal dengan baik tidak
hanya diadakan saat terdapat masalah di PD BPR Bank Klaten.