Koherensi Kausalitas Koherensi Kontras

Contohnya adalah sebagai berikut: Kalau saya lihat, penyakit Bapak ini kebanyakan berawal dari perilaku kurang baik yang sering Bapak lakukan. Perilaku kurang baik itu antara lain Bapak terlalu memproteksi diri terhadap sesuatu yang masuk dan membuat Bapak cepat tersinggung, cepat emosi, lekas marah, meski untuk sesuatu yang sebenarnya tidak harus membuat marah Minggu Pagi, 2003, melalui Puspitasari, 2004: 95. Pada contoh di atas tampak bahwa hubungan kalimat-kalimatnya ada yang menyatakan penyebutan rincian penjelasan dengan penyebutan perilaku yang kurang baik. Penyebutan tersebut merupakan koherensi perincian.

b. Koherensi Perian

Koherensi perian adalah koherensi yang menyatakan hubungan makna pendeskripsian sesuatu hal secara jelas Baryadi, 2002: 32. Contohnya adalah sebagai berikut: Saya wanita karir yang bergerak di bidang jasa layanan publik, umur 34 tahun, bersuami dan punya satu anak. Dua tahun terakhir ini saya menderita alergi yang menurut saya cukup aneh. Setiap kali saya naik sepeda motor lebih dari lima menit, maka kulit di bagian leher langsung keluar bintik-bintik. Rasanya gatal, tetapi setelah istirahat setengah jam di ruang ber-AC, bintik-bintik tadi hilang dengan sendirinya. Selama ini saya pergi dan pulang kerja nebeng mobil suami, dan selalu bekerja di ruangan ber-AC Minggu Pagi, 2003, melalui Puspitasari, 2004: 97-98. Pada contoh di atas tampak bahwa hubungan kalimat-kalimatnya mendeskripsikan seorang wanita karir yang sedang menderita alergi. Pendeskripsian tersebut merupakan koherensi perian.

2.1.4 Pertalian Kohesi dan Koherensi

Sebagai satuan bahasa yang lengkap, di dalam wacana berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang dapat dipahami oleh pembaca dalam wacana tulis atau pendengar dalam wacana lisan, tanpa keraguan apapun. Idealnya, wacana yang baik dan utuh harus memiliki syarat-syarat kohesi sekaligus koherensi. Kohesi dapat terpenuhi jika dalam wacana terbina keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut atau dengan kata lain memiliki hubungan bentuk. Jika wacana sudah kohesif akan terciptalah kekoherensian, yaitu isi wacana yang apik dan benar atau dengan kata lain memiliki hubungan makna atau hubungan semantis. Menurut Pranowo 2015: 148-150, pertalian kohesi dan koherensi dalam wacana terjadi dalam beberapa bentuk: 1 kohesif sekaligus koheren, 2 kohesif tetapi tidak koheren, 3 koheren tetapi tidak kohesif, 4 tidak kohesif dan tidak koheren. a. Kohesif sekaligus Koheren Wacana yang memiliki pertalian bentuk kohesif sekaligus pertalian makna koheren. Contoh: Baru-baru ini , masyarakat dunia digoncangkan krisis moneter, termasuk Indonesia. Para nasabah bank berbondong-bondong menarik depositonya. Sementara itu , bursa efek Jakarta mulai limbung dalam menampung serbuan para pemburu saham. Pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek Jakarta berusaha menampung minat para pemilik uang yang menggebu-gebu itu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan IHSG dalam tempo singkat melampaui angka 100 persen. Bahkan , kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 110 persen Santosa, 2016: 116. Contoh wacana di atas selain memperlihatkan kekohesian melalui penggunaan kata ganti dan repetisi, juga memperlihatkan kekoherensian melalui penggunaan beberapa penanda koherensi seperti baru-baru ini, sementara itu, oleh karena itu , akibatnya, dan bahkan. Dengan penggunaan penanda tersebut paragraf menjadi terpadu, urutan kalimat-kalimatnya logis dan teratur.

Dokumen yang terkait

ANALISIS REDUPLIKASI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGPANDAN Analisis Reduplikasi pada Karangan Narasi Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Karangpandan.

0 2 18

ANALISIS REDUPLIKASI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGPANDAN Analisis Reduplikasi pada Karangan Narasi Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Karangpandan.

0 2 12

PERUBAHAN MAKNA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI I GEYER Perubahan Makna Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Geyer Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 2 20

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA Analisis Penanda Kohesi Dan Koherensi Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Genegadal Toroh Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Penanda Kohesi Dan Koherensi Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Genegadal Toroh Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 5

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH Analisis Penanda Kohesi Dan Koherensi Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Genegadal Toroh Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 14

Analisis kohesi dan koherensi karangan narasi siswa kelas X semester I SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.

0 2 230

Kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua tahun ajaran 2015/2016.

0 2 292

Kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua tahun ajaran 2015 2016

0 0 290

Analisis Kohesi dan Koherensi Karangan Narasi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Pangudi Luhur Srumbung, Magelang Tahun Ajaran 2008 2009

0 5 119