Koherensi Kronologis Koherensi Perurutan

b. Kohesif tetapi Tidak Koheren

Wacana yang memiliki pertalian bentuk kohesif tetapi tidak memiliki pertalian makna koheren. Contoh: 1 Indonesia jaya 2 Kata-kata itu meluncur gembira dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Dr. Andi Malarangeng, setelah selesai pertandingan final bulutangkis Asia Terbuka, Minggu malam, di Jepang. 3 Jepang adalah negara maju di kawasan Asia Timur yang beribukota Tokyo . 4 Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpikan selama ini dapat menjadi kenyataan, yaitu Indonesia menjadi juara Bulutangkis Asia Terbuka mengalahkan saingan berat Cina dan Malaysia. 5 Apalagi para pemain bulutangkis kita masih muda-muda dan dalam keadaan prima. 6 Hasil yang diperoleh tersebut adalah prestasi gemilang yang pernah diraih Indonesia dalam arena seperti itu Santosa, 2016: 113. Contoh wacana di atas tidak koheren karena tidak menunjukkan kesatuan paragraf yang utuh dan terpadu. Dalam wacana tersebut terdapat satu kalimat yang terasa sumbang dan tidak mendukung sebuah gagasan sehingga mengganggu kelancaran pembacaan, yaitu kalimat 3 yang keluar dari pokok permasalahan yang dibicarakan.

c. Koheren tetapi Tidak Kohesif

Wacana yang memiliki pertalian makna koheren tetapi tidak memiliki pertalian bentuk kohesif. Contoh: 1 Rombongan darmawisata itu mula-mula mendatangi Pulau Madura. Setelah itu dia melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali. 2 Karena tidak berhati-hati, anak kecil itu terjatuh ke sungai. Beberapa orang yang lewat mencoba menolong mereka. Setyawati, 2010: 147 Kedua wacana di atas salah karena wacana tersebut tidak kohesif meskipun sudah koheren. Hal itu terlihat pada penggunaan kata ganti yang tidak tepat dalam wacana. Pada wacana 1 penggunaan kata ganti seharusnya bukan dia melainkan mereka. Pada wacana 2 penggunaan kata ganti seharusnya bukan mereka melainkan -nya. Perbaikan: 1 Rombongan darmawisata itu mula-mula mendatangi Pulau Madura. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali. 2 Karena tidak berhati-hati, anak kecil itu terjatuh ke sungai. Beberapa orang yang lewat mencoba menolongnya. Meskipun kohesi dan koherensi umumnya berpautan, tidaklah berarti bahwa kohesi harus ada agar wacana menjadi koheren. Bisa saja ada wacana yang jika ditinjau dari segi kata-katanya sama sekali tidak kohesif tetapi dari segi maknanya koheren. Contohnya pada percakapan berikut ini. A; Bu, tolong itu teleponnya dijawab. B: Aduh, lagi tanggung Mas. Moeliono dkk., 1997: 35 Jika dilihat dari segi hubungan katanya, tidak tampak ada perpautan antara A dan B. Akan tetapi, kedua kalimat di atas koheren karena maknanya berkaitan. Perkaitan itu disebabkan oleh kata-kata yang tersembunyi yang tidak diucapkan. Kalimat B sebenarnya dapat berbunyi “Maaf Mas, saya tidak dapat menjawab telepon itu karena saya lagi tanggung menjahit baju .”

d. Tidak Kohesif dan Tidak Koheren

Wacana yang sama sekali tidak memiliki pertalian bentuk kohesif dan pertalian makna koheren.

Dokumen yang terkait

ANALISIS REDUPLIKASI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGPANDAN Analisis Reduplikasi pada Karangan Narasi Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Karangpandan.

0 2 18

ANALISIS REDUPLIKASI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGPANDAN Analisis Reduplikasi pada Karangan Narasi Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Karangpandan.

0 2 12

PERUBAHAN MAKNA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI I GEYER Perubahan Makna Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Geyer Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 2 20

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA Analisis Penanda Kohesi Dan Koherensi Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Genegadal Toroh Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Penanda Kohesi Dan Koherensi Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Genegadal Toroh Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 5

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH Analisis Penanda Kohesi Dan Koherensi Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Genegadal Toroh Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 14

Analisis kohesi dan koherensi karangan narasi siswa kelas X semester I SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.

0 2 230

Kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua tahun ajaran 2015/2016.

0 2 292

Kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua tahun ajaran 2015 2016

0 0 290

Analisis Kohesi dan Koherensi Karangan Narasi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Pangudi Luhur Srumbung, Magelang Tahun Ajaran 2008 2009

0 5 119