7
BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses dasar – dasar dalam perancangan Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security
Password.
2.1 Gambaran umum Mikrokontroller AT89S51
Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas IO pada satu
chip. AT89S51 adalah salah satu anggota dari keluarga MCS-5152 yang dilengkapi dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM Programmable and Erasable
Read Only Memory, yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram kembali. Andi Offset, 2007
AT89S51 merupakan produk ATMEL memiliki fitur sebagai berikut. a
Kompatibel dengan MCS-51 b
4 Kbyte memori program yang dapat ditulis hingga 1000 kali c
0 Kecepatan clock 33 MHz d
128 byte memori RAM internal e
32 jalur input-output 4 buah port parallel IO f
2 TimerCounter 16 bit g
2 Data pointer h
6 Interrupt 2 timer, 2 counter, 1 serial, 1 reset i
ISP In System Programmable Flash Memory j
Port serial full-duplex
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51
Pada gambar 2.1 Blok Diagram Mikrokontroller AT89S51 terlihat bahwa mikrokontroler ini mempunyai empat buah port IO, akumulator, register, RAM
internal, stack pointer, Aritmethic Logic Array ALU, pengunci latch, dan rangkaian osilasi yang membuat mikrokontroler ini dapat beroperasi hanya
dengan sekeping IC.
Gambar 2.1. Blok Diagram Mikrokontroller AT89S51
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
AT89S51 dirancang dengan logika statis untuk operasi frekuensi menuju nol dan dapat mendukung mode penyimpanan tenaga yang dapat dipilih dari 2
software. Mode iddle menghentikan CPU sementara program DAC memperbolehkan RAM, timercounter, port serial dan sistem interupsi untuk tetap
berfungsi. Mode power down menghemat isi RAM namun membekukan osilator, menon-aktifkan fungsi-fungsi chip lainnya sampai intruksieksternal dilakukan
atau terjadi reset hardware. Dalam pengoperasiannya, AT89S51 cukup memberikan tegangan yang berkisar
antara 4 - 5.5 Volt DC pada kaki VCC dan kaki GND diberikan tegangan 0 Volt. Selain kaki VCC dan GND, kaki-kaki yang dimiliki AT89S51 antara lain : RST,
ALEPROG, PSEN, EAVPP, XTAL1 dan XTAL2, dan 4 buah port yaitu : port 0, port 1 ,port 2, port 3 yang masing-masing port tersebut terdiri dari 8 bit.
http:gerbangsirkuit.wordpress.com20090116arsitektur-at89s5152-mcs51
2.1.2 Konfigurasi Pin
Mikrokontroller AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5 Volt, Mikrokontroller AT89S51 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya
dikemas dalam DIP Dual Inline Package. Masing-masing pin Mikrokontroller AT89S51 mempunyai kegunaan dan Ke-40 pin tersebut digambarkan pada
gambar 2.2 susunan pin mikrokontroller AT89S51 berikut. Andi Offset, 2007
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.2 Susunan Pin Mikrokontroller AT89S51 Fungsi dari masing-masing pin AT89S51 adalah.
Pin 1 – 8 Berfungsi sebagai P1.0 - P1.7. Pin 1 sampai 8 merupakan saluran IO 8 bit
yang bersifat 2 arah dengan internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti mengendalikan 4 input TTL. Selain itu, Port ini juga
digunakan sebagai saluran alamat saat pemrograman dan verifikasi. port ini memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1
Port Nama Fungsi
altenatif
P1.0 T2
Input eksternal pewaktupencacah P1.1 T2EX
Input pewaktupencacah
P1.5 MOSI Untuk
mengisi program
P1.6 MISO Untuk
mengisi program
P1.7 SCK Untuk
mengisi program
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pin 9
Berfungsi sebagai RST. Pin 9 merupakan masukkan reset bagi mikrokontroler. Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2
cycle.
Pin 10 – 17
Berfungsi sebagai P3.0 – P3.7. Pin 10 sampai 17 merupakan saluran IO 8 bit dua arah dengan internal pullup. Di samping sebagai saluran IO, port ini
memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada tabel 2.2. Bila fungsi alternatif tidak dipakai, maka dapat digunakan sebagai port parallel
8 bit serba guna. Selain itu, sebagian port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol saat proses pemrograman dan verifikasi.
Tabel. 2.2 Fungsi Khusus Port 3
Port Nama
Fungsi Alternatif
P3.0 RXD
Untuk menerima data port serial P3.1
TXD Untuk mengirim data port serial
P3.2 INT0
Interupsi Eksternal 0 P3.3
INT1 Interupsi Eksternal 1
P3.4 T0
Input eksternal pewaktu 0 P3.5
T1 Input eksternal pewaktu 1
P3.6 WR
Jalur menulis memori data ekstenal P3.7
RD Jalur menulis memori data internal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pin 18
Berfungsi sebagai XTAL 2. Pin 18 merupakan keluaran dari rangkaian osilasi mikrokontroler.
Pin 19
Berfungsi sebagai XTAL1. Pin 19 merupakan masukkan untuk rangkaian osilasi mikrokontroler.
Pin 20
Berfungsi sebagai GND. Pin 20 merupakan ground dari sumber tegangan.
Pin 21 – 28
Berfungsi sebagai P2.0 – P2.7. Pin 21 sampai 28 merupakan saluran IO 8 bit dua arah dengan internal pullup. Saat pengambilan data dari program memori
external atau selama pengaksesan data memori external yang menggunakan alamat 16 bit MOVXDPTR, port 2 berfungsi sebagai saluran alamat tinggi
A8-A15. Akan tetapi, saat mengakses data memori external yang menggunakan alamat 8 bit MOVXR1, port 2 mengeluarkan isi P2 pada
Special Function Register SFR.
Pin 29
Berfungsi sebagai PSEN. Pin ini berfungsi pada saat mengeksekusi program yang terletak pada memori external. Program Strobe Enable PSEN akan aktif
dua kali setiap cycle.
Pin 30
Berfungsi sebagai ALE PROG. Pin ini berfungsi sebagai Address Latch Enable ALE yang menahan low bytes address pada saat mengakses memori
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
external. Sedangkan pada saat Flash Programming PROG berfungsi sebagai pulsa input selama proses pemrograman.
Pin 31
Berfungsi sebagai EAVPP. Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai External Access Enable EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program
yang ada pada memori external. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. Pin ini juga berfungsi
sebagai masukkan tegangan pemrograman selama proses pemrograman.
Pin 32 – 39
Berfungsi sebagai D7 – D0 A7-A0. Pin 32 sampai 39 adalah port 0 yang merupakan saluran IO 8 bit open collector dan dapat juga digunakan sebagai
multiplex bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program external, pada mode ini port 0 mempunyai internal pull up. Saat
proses pemrograman dan verifikasi, port 0 membutuhkan eksternal pull up, dan digunakan sebagai saluran data.
Pin 40
Berfungsi sebagai VCC. Pin 40 merupakan masukkan sumber tegangan positif bagi mikrokontroler.
2.2 Organisasi Memori