menentukan seberapa besar individu mempersepsikan masalah yang ada akan berkembang atau tidak.
d. E = Endurance Daya Tahan Dimensi ini mempertanyakan dua hal, yaitu seberapa lama
suatu kesulitan akan berlangsung dan seberapa lama pula penyebab kesulitan itu akan terus ada.
Skor tinggi pada skala ini menunjukkan pensiunan cenderung memiliki adversity intelligence yang tinggi, sedangkan skor rendah pada
skala ini menunjukkan pensiunan cenderung memiliki adversity intelligence
yang rendah dalam hidupnya.
D. Subjek Penelitian
Karakter subjek penelitian ini adalah a. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
b. Berada dalam masa dewasa tengah dan dewasa akhir c. Menjalani masa pensiun
E. Sampling
Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Hal ini berarti sample dalam penelitian ini
sudah ditentukan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian.
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan uji coba terpakai. Menurut Sutrisno Hadi uji coba terpakai adalah uji coba yang hasilnya sekaligus digunakan
sebagai data penelitian yang dianalisis dalam Hadi. S, 2005. Penelitian ini mengukur hubungan antara adversity intelligence dan
Kesejahteraan Psikologis pada pensiunan. Maka untuk mengolah data digunakan teknik korelasi. Adapun alat pengumpul data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah : 1. Skala kesejahteraan psikologis
2. Skala adversity intelligence Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan skala
model Likert. Pernyataan yang digunakan dalam skala merupakan skala terstruktur, yang mana jawaban sudah disediakan dan subjek hanya
memilih satu jawaban yang sesuai dengan kondisi diri subjek. Adapun skala yang digunakan dalam masing-masing variabel
penelitian ini adalah: 1. Skala Kesejahteraan Psikologis
Penyusunan skala kesejahteraan psikologis disusun berdasarkan aspek-aspek kesejahteraan psikologis yang mengacu pada teori Ryff
dalam Tenggara, Zamralita dan Suyasa , 2008 yaitu: a. Penerimaan Diri Self-Acceptance
Penerimaan diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri dan merupakan ciri penting dari kesejahteraan psikologis. Sebuah
gambaran inti dari kondisi well-being yang dicirikan dengan aktualisasi dan dapat berfungsi secara optimal, kedewasaan serta
penerimaan diri seseorang dan kehidupan yang sudah dilewatinya. b. Hubungan Positif dengan Orang Lain Positive Relations with
Others Hubungan positif dengan orang lain dapat dioperasionalkan
ke dalam tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam membina kehangatan dan hubungan saling percaya dengan orang lain; yang
digambarkan sebagai orang yang mempunyai empati yang kuat, mampu mencintai secara mendalam dan bersahabat.
c. Otonomi Autonomy Otonomi menekankan pada kemampuan untuk mengarahkan
diri sendiri, kemandirian dan kemampuan mengatur tingkah laku. Orang yang berfungsi penuh digambarkan mampu menilai diri
sendiri dengan menggunakan standar pribadi. d. Penguasaan Lingkungan Enviromental Mastery
Penguasaan lingkungan
adalah orang
yang mampu
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya. Kemampuan ini dipengaruhi oleh kedewasaan seseorang khususnya
kemampuan seseorang untuk memanipulasi dan mengontrol lingkungan yang kompleks melalui aktivitas mental dan fisik.
e. Tujuan Hidup Purpose in Life Tujuan hidup dapat dioperasionalkan dalam tinggi rendahnya
pemahaman individu akan tujuan dan arah hidupnya. f. Pertumbuhan Pribadi Personal Growth
Pertumbuhan pribadi dapat dioperasionalkan dalam tinggi rendahnya kemampuan seseorang untuk mengembangkan potensi
diri secara berkelanjutan dan lebih menekankan pada cara memandang diri dan merealisasikan potensi dalam diri.
Berdasarkan enam aspek diatas, selanjutnya peneliti menyusun 90 butir pernyataan yang terdiri dri 48 pernyataan favorable dan 42 pernyataan
unfavorabel. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Spesifikasi Aitem-aitem Skala Kesejahteraan Psikologis
Aspek Kesejahteraan
Psikologis No Aitem
Bobot Jumlah
Aitem Favourable
Unfavorable
Penerimaan Diri 1, 14, 27, 41,
52, 64, 73, 90 7, 18, 36, 47, 60,
67, 82 16,67
15 Hubungan positif
dengan orang lain 2, 20, 35, 46,
59, 65, 74, 89 10, 13, 26, 39,
49, 68, 81 16,67
15 Otonomi
9, 19, 28, 37, 50, 66, 80, 85
3, 15, 25, 42, 53, 72, 84
16,67 15
Penguasaan lingkungan
4, 16, 29, 38, 51, 61, 75, 86
8, 21, 34, 43, 54, 69, 83
16,67 15
Tujuan hidup 5, 17, 30, 48,
55, 62, 76, 88 11, 22, 32, 44,
56, 70, 78 16,67
15 Pertumbuhan
Pribadi 12, 23, 31, 40,
58, 63, 77, 87 6, 24, 33, 45, 57,
71, 79 16,67
15 Total
48 42
100 90
Skor jawaban subjek pada skala kesejahteraan psikologis, yaitu :
Tabel 2 Skor Jawaban Subjek pada Skala Kesejahteraan Psikologis
Respon Favorabel
Unfavorabel Sangat Sering SS
4 1
Sering S 3
2 Jarang TS
2 3
Tidak Pernah STS 1
4
Semakin tinggi skor subjek yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat Kesejahteraan Psikologis yang dialami. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah skor subjek yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat Kesejahteraan Psikologis yang dialami.
2. Skala Adversity Intelligence Penyusunan skala adversity intelligence disusun berdasarkan 4
aspek yang di dikemukakan oleh Stoltz dalam Pranandari, 2008, yaitu :
a. C = Control Kendali Dimensi control kendali mempertanyakan seberapa
banyak kendali yang dirasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan.
b. O2 = Origin dan Ownership Asal Usul dan Pengakuan Origin
dan Ownership mempertanyakan dua hal, yaitu apa atau siapa yang menjadi penyebab kesulitan dan sejauh mana
individu merasa turut bertanggung jawab atas suatu kesulitan yang terjadi, apapun penyebabnya. Kondisi ideal pada saat dihadapkan
pada situasi sulit atau kemalangan adalah individu tidak terlalu menyalahkan diri sendiri sekaligus tetap merasa bertanggung jawab
untuk mengatasi kesulitan yang dialami. c. R = Reach Jangkauan
Dimensi ini mempertanyakan sejauh mana kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dalam kehidupan.
Reach menentukan seberapa besar individu mempersepsikan masalah
yang ada akan berkembang atau tidak. d. E = Endurance Daya Tahan
Dimensi ini mempertanyakan dua hal, yaitu seberapa lama suatu kesulitan akan berlangsung dan seberapa lama pula penyebab
kesulitan itu akan terus ada.
Berdasarkan empat dimensi diatas, selanjutnya peneliti menyusun 60 butir pernyataan yang terdiri dri 31 pernyataan favorable dan 29
pernyataan unfavorabel. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 3 Spesifikasi Aitem-aitem Skala Adversity Intelligence
Aspek Adversity
Intelligence No Aitem
Bobot Jumlah
Aitem Favourable
Unfavorable
Control C 1, 7, 25, 34, 41,
48, 50 3, 16, 27, 31, 36,
40, 47, 54 25
15 Origin
Dan Ownership
O2 8, 18, 26, 35
2, 12, 21 25
15 9, 20, 28, 37
6, 13, 24, 39 Reach R
5, 14, 22, 32, 43, 46, 51, 57
10, 19, 29, 33, 42, 45, 58
25 15
Endurance E 4, 15, 23, 38, 49, 52, 55, 59
11, 17, 30, 44, 53, 56, 60
25 15
Total 31
29 100
60
Skor jawaban subjek pada skala adversity intelligence, yaitu :
Tabel 4 Skor Jawaban Subjek pada Skala Adversity Intelligence
Respon Favorabel
Unfavorable Sangat Sesuai SS
4 1
Sesuai. S 3
2 Tidak Sesuai TS
2 3
Sangat Tidak Sesuai STS 1
4
Semakin tinggi skor subjek yang diperoleh, maka semakin tinggi juga adversity intelligence yang dimiliki. Sebaliknya semakin rendah skor
total yang diperoleh, maka semakin rendah juga adversity intelligence yang dimiliki.
G. Kredibilitas Alat Ukur