18
BAB II LANDASAN TEORI
II.A. Stroke II.A.1. Defenisi Stroke
Stroke didefenisikan sebagai penyakit atau gangguan yang diakibatkan cacat fungsional otak fokal maupun global akut dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak
yang terkena, yang sebelumnya tanpa peringatan; dan hal ini dapat mengakibatkan cacat dan kematian; akibat gangguan aliran darah ke otak karena pendarahan ataupun
non pendarahan Junaidi, 2004. Shimberg 1998 menyatakan bahwa stroke merupakan penyakit
serebrovaskuler pembuluh darah otak yang ditandai dengan kematian jaringan otak infark serebral yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak
atau keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Defenisi stroke menurut WHO adalah: ”Stroke is rapidly developing clinical sign of fokal or global disturbance of
cerebral function with symptoms lasting 24 hours or longer, or leading to death with no apperent cause other than vascular signs”
Dari defenisi di atas dapat dikatakan bahwa stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung
lebih dari 24 jam; akibat gangguan aliran otak.
Universitas Sumatera Utara
19 Penyakit serebrovaskuler atau stroke yang menyerang kelompok usia di atas
40 tahun adalah akibat patologi pada sistem pembuluh darah otak, proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombus pecahan bekuan
darahplak atau emboli udara, lemak, dan pecahnya pembuluh darah otak. Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya dapat bersifat
primer karena kelainan kongenital maupun degeneratif, ataupun bersifat sekunder akibat proses lain seperti peradangan, arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes
melitus, oleh karena itu penyebab stroke sangat kompleks Misbach, 1997. Sarafino 2006 menyatakan bahwa stroke adalah kondisi dimana terjadinya
kerusakan pada sebahagian otak disebabkan karena pembuluh darah yang tersumbat sehingga oksigen tidak terpenuhi dengan baik. Penyakit stroke merupakan penyebab
kematian utama di dunia dan dapat menyebabkan kematian, kelumpuhan, gangguan bicara, menurunkan kesadaran dan banyak akibat yang lainnya. Penyakit stroke ini
dapat terjadi karena gangguan penyakit lain seperti jantung, diabetes mellitus dan hipertensi.
Stroke timbul akibat tersumbatnya peredaran darah pada otak dengan gejala yang spontan dan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh otak tidak
dapat diedarkan dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan radang fungsi otak, dan jika terjadi dalam waktu yang lebih lama dapat mengakibatkan pusing, pingsan,
lumpuh bahkan kematian Idris, 2007. Berdasarkan defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa stroke adalah
gangguan saraf yang diakibatkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak, yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
20 sekitar 24 jam atau lebih yang mengakibatkan aliran darah ke otak mengalami
gangguan sehingga nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik. Peneliti memasukkan teori defenisi stroke, sebagai tambahan informasi kepada
pembaca, agar mengetahui lebih jelas tentang penyakit stroke.
II .A.2. Klasifikasi Stroke
Raymond dalam Junaidi, 2004 menyatakan bahwa secara umum stroke dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu stroke iskemik dan stroke haemoragik. Stroke
dapat diklasifikasikan dengan beberapa jenis dari kedua bagian besar stroke tersebut yaitu:
a. Stroke Iskemik
Apabila terjadi kekurangan darah atau kurangnya perfusi suatu jaringan disebabkan kurangnya atau tidak adanya suplai darah, maka keadaan ini
disebut iskemia. Stroke iskemik merupakan penyakit yang diawali dengan terjadinya serangkaian perubahan dalam otak yang terserang yang apabila
tidak ditangani maka akan berakhir dengan kematian bagian otak tersebut, hal ini terjadi karena suplai darah ke otak terhambat atau terhenti disebabkan
penyumbatan pembuluh darah oleh thrombus ataupun embolus. Berdasarkan perjalanan klinisnya stroke iskemik non hemoragik dikelompokkan menjadi:
1 Transient Ischemic Attack TIA: serangan stroke sementara yang
berlangsung kurang dari 24 jam. TIA biasanya disebabkan oleh
Universitas Sumatera Utara
21 sumbatan karena trombus atau emboli, gejala dan tanda-tandanya
sesuai dengan bagian yang terserang. 2
Reversible Ischemic Neurologic Defisit RIND: Gejala Neurologis akan menghilang setelah 24 jam sampai dengan 21 hari.
3 Progressing Stroke atau Stroke in Evolution: Kelumpuhandefisit
neurologis berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai menjadi berat.
4 Stroke Komplit atau Completed Stroke: kelainan neurologis sudah
menetap, dan tidak berkembang lagi. b.
Stroke Hemoragik Stroke pendarahan disebabkan oleh pendarahan suatu arteri serebralis yang
disebut dengan hemoragik. Darah yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk ke jaringan otak. Hal ini dapat menyebabkan individu yang terserang
stroke mengalami sakit kepala, gangguan kesadaran, lumpuh sebelah badan, koma bahkan kematian.
1 Pendarahan Intraserebral PIS diakibatkan oleh pecahnya pembuluh
darah intraserebral sehingga darah keluar dari pembuluh darah dan kemudian masuk ke dalam jaringan otak. Penyebab PIS biasanya
dikarenakan hipertensi yang berlangsung lama lalu terjadi kerusakan dinding pembuluh darah. Faktor pencetus lainnya adalah stress fisik,
emosi dan peningkatan tekanan darah yang mendadak sehingga mengakibatkan pecahnya pembuluh darah.
Universitas Sumatera Utara
22 2
Pendarahan Subarakhnoid PSA yaitu masuknya darah ke ruang subarakhnoid baik dari tempat lain pendarahan subarakhnoid
sekunder maupun primer. Peneliti memasukkan teori tentang klasifikasi stroke, dikarenakan hal ini
memberikan informasi kepada peneliti tentang penyebab dari jenis-jenis stroke yang dialami oleh penderita stroke.
II.A.3. Faktor Resiko Stroke
Faktor resiko
stroke adalah kelainan atau kondisi yang membuat seseorang rentan terhadap serangan stroke. Faktor resiko stroke umumnya dibagi 2 golongan
besar Junaidi, 2004: a. Faktor resiko yang tidak dapat di kontrol:
1 Umur
Jika seseorang semakin tua maka kejadian stroke semakin tinggi. Setelah individu berumur 45 tahun maka resiko stroke iskemik
meningkat dua kali lipat pada tiap dekade. 2
Rasbangsa Ras dari suku bangsa AfrikaNegro, Jepang dan Cina lebih sering
terserang stroke. Di negara Indonesia, suku Batak dan Padang lebih sering menderita penyakit stroke daripada suku Jawa.
Universitas Sumatera Utara
23 3
Jenis Kelamin Laki-laki lebih beresiko dibandingkan dengan wanita dengan
perbandingan 3:2. Pada laki-laki cenderung mengalami stroke iskemik, sedangkan wanita lebih sering menderita haemoragik dan kematiannya
dua kali lipat di bandingkan dengan laki-laki. 4
Riwayat Keluarga Orang tua, saudara Keluarga yang pernah mengalami stroke pada usia muda, maka anggota
keluarga lainnya memiliki resiko tinggi untuk mendapatkan serangan stroke.
b. Faktor resiko yang dapat dikontrol: 1. Hipertensi
Hipertensi dapat menyebabkan stroke iskemik maupun pendarahan, tetapi kejadian stroke pendarahan akibat hipertensi lebih banyak akibat
hipertensi sikitar 80. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya komplikasi kardiovaskuler dan merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat yang mangalami transisi dalam sosial ekonomis. 2. Kencing manis Diabetes mellitus
Kencing manis dapat menyebabkan stroke iskemik karena terbentuknya plak aterosklerotik pada dinding pembuluh darah yang disebabkan
gangguan metebolisme glukosa sistemik. Peningkatan resiko stroke pada pasien diabetes diduga karena hiperinsulinemia.
Universitas Sumatera Utara
24 3. Alkohol
Konsumsi alkohol mempunyai efek ganda atas resiko stroke, yang menguntungkan dan merugikan. Apabila minum sedikit alkohol secara
merata setiap hari akan mengurangi kejadian stroke iskemik dengan jalan meningkatkan HDL dalam darah. Tetapi apabila meminum banyak
alkohol sehari, maka akan menambah resiko stroke. 4. Merokok
Kebiasaan merokok memiliki kemungkinan untuk menderita stroke lebih besar, karena dengan merokok dapat menyebabkan vasokonstriksi
menyempitnya pembuluh darah. Resiko meningkatnya stroke sesuai dengan beratnya kebiasaan merokok.
5 Stres Stres dapat mempengaruhi dan menurunkan fungsi imunitas tubuh serta
juga menyebabkan gangguan fungsi hormonal. Ada beberapa bentuk stress yang dapat menyebabkan seseorang terkena serangan stroke yaitu:
a Stres psikis seperti mental atau emosional
b Stres fisik dapat berupa aktivitas fisik yang berlebihan
misalnya bekerja secara berlebihan. Jika stres psikis tidak dikontrol dengan baik, maka akan menimbulkan keadaan
bahaya pada tubuh, respon tubuh secara berlebihan akan menghasilkan hormon-hormon yang membuat tubuh waspada
Universitas Sumatera Utara
25 seperti kortisol, katekolamin, epinefrin, dan adrenalin yang
berdampak buruk bagi tubuh. 6. ObesitasKegemukan
Obesitas dapat memicu proses aterosklerosis yang dihubungkan dengan hipertensi, hiperlipidemia, dan kencing manis.
7. Transient Ischemic Attack TIA TIA merupakan serangan stroke yang dapat mengakibatkan
kelumpuhan yang sementara namun serangan ini dapat memacu stroke yang lebih parah pada waktu yang berikutnya.
Peneliti memasukkan teori faktor-faktor yang menyebabkan stroke, mengingat bahwa stroke dapat terjadi karena lebih dari satu faktor yang
mengakibatkan kejadian stroke dan faktor-faktor diatas merupakan penyebab kelumpuhan bagi individu pascastroke.
II.B. Penderita Kelumpuhan Pascastroke II.B.1. Defenisi Penderita Kelumpuhan Pascastroke
Pascastroke didefenisikan sebagai suatu keadaan individu setelah mengalami terjadinya serangan stroke brain attack. Jika seseorang terkena serangan stroke
maka yang terserang adalah bagian otak yang merupakan pusat kendali bagi seluruh tubuh. Keadaan yang dialami oleh individu pascastroke akan berdampak pada fisik
dan psikologis penderita Lumbantobing, 2001.
Universitas Sumatera Utara
26 Pascastroke juga merupakan kondisi dimana individu kehilangan kendali atas
bagian atas bagian-bagian tertentu dalam tubuh serta pikirannya, hampir semua individu pascastroke tidak lagi dapat melakukan gerakan yang sempurna pada bagian
tubuh tertentu dan individu mengalami kemunduran fungsi fisik dan perubahan pada perilakunya. Sering sekali pada pascastroke diberikan program rehabilitasi berlanjut
ataupun rawat jalan. Pascastroke mengalami berbagai masalah seperti masalah fisik, mental, seksual, emosional, lingkungan, dan pekerjaan Idris, 2007.
Setelah individu terserang stroke maka dapat mengakibatkan penderita sembuh sempurna karena yang dideritanya adalah stroke ringan, ada juga yang
mengakibatkan kelumpuhan berat seperti mati sebelah badan, tangan terasa kaku, lumpuhnya otot-otot tubuh yang lain, terganggunya sistem memori dan emosi Idris,
2007. Sutrisno 2007 menyatakan bahwa kondisi penderita kelumpuhan
pascastroke mengalami keterbatasan fisik, dan adanya efek psikologis terhadap kondisi cacat yang dialami penderita. Penderita kelumpuhan pascastroke biasanya
menjadi pribadi yang pemurung, putus asa, sedih, mudah tersinggung dan kecewa. Dari defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penderita kelumpuhan
pascastroke adalah kondisi individu setelah terserang stroke brain attack sehingga mengakibatkan kelumpuhan pada individu dan pada umumnya akan berdampak pada
fisik dan psikologis individu.
Universitas Sumatera Utara
27
II.B.2. Gejala dan Tanda yang Diakibatkan oleh Stroke
Gejala dan tanda yang sering dijumpai pada individu individu yang sedang mengalami dan setelah terserang oleh stroke. Junaidi 2004 menyatakan bahwa
stroke mengakibatkan berbagai gangguan fisik sehingga mengakibatkan individu mengalami keterbatasan dalam hidupnya, gangguan fisik tersebut adalah:
a. Adanya serangan defisit neurologis kelumpuhan fokal, seperti: hemipares
yaitu kelumpuhan pada sebelah badan yang kanan atau kiri saja. b.
Baal atau mati rasa sebelah badan, sering terasa kesemutan dan terkadang seperti terasa terbakar.
c. Mulut mencong, hal ini disebabkan karena lidah mencong apabila diluruskan,
sehingga individu mengalami kesulitan untuk berbicara, kata-kata yang diucapkan tidak sesuai dengan keinginan dan juga bisa mengalami gangguan
berbicara berupa pelo, rero, sengau dan kata-katanya kurang dapat di pahami. d.
Sulit untuk makan dan meneguk minuman. Fungsi menelan pada penderita stroke mengalami penurunan, karena funsi menelan dikendalikan oleh saraf
yang berasal dari kedua hemisfer otak. e.
Mengalami kekakuan ataupun kesulitan ketika berjalan, hal ini diakibatkan kelumpuhan pada penderita stroke spastisitas
f. Pendengaran yang kurang baik.
g. Gerakan tidak terkoordinasi, kehilangan keseimbangan, sempoyongan, atau
kehilangan koordinasi sebelah badan. h.
Gangguan kesadaran seperti pingsan bahkan sampai koma.
Universitas Sumatera Utara
28 Masalah fisik yang dihadapi oleh penderita kelumpuhan pascastroke sangat
berdampak pada aktivitas sehari-hari individu. Keterbatasan yang dialami oleh penderita kelumpuhan pascastroke akan sangat mempengaruhi kehidupan penderita.
Untuk melihat tingkat keparahan kelumpuhan atau kecacatan stroke, berikut ada skala yang digunakan yaitu Skala Kecacatan Stroke The Modified Rankin Scale:
a. Kecacatan derajat 0
Tidak ada gangguan fungsi b.
Kecacatan derajat 1 Hampir tidak ada gangguan fungsi pada aktivitas sehari-hari atau gangguan
minimal. Pasien mampu melakukan tugas dan kewajiban sehari-hari. c.
Kecacatan derajat 2 Ringan Pasien tidak mampu melakukan beberapa aktivitas seperti sebelumnya, tetapi
tetap dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. d.
Kecacatan derajat 3 Sedang Pasien memerlukan bantuan orang lain, tetapi masih mampu berjalan sendiri
tanpa bantuan orang lain, walaupun mungkin membutuhkan tongkat. e.
Kecacatan derajat 4 Sedang Pasien tidak dapat berjalan tanpa bantuan orang lain, perlu bantuan orang lain
untuk menyelesaikan sebagian aktivitas diri seperti mandi, pergi ke toilet, merias diri, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
29 f.
Kecacatan derajat 5 Berat Pasien tepaksa terbaring di tempat tidur dan kegiatan buang air besar dan kecil
tidak terasa inkontinensia, memerlukan perawatan dan perhatian. Peneliti memasukkan skala kecacatan stroke tersebut mengingat bahwa
asumsi peneliti yang mengganggap bahwa tingkat keparahan dari kelumpuhan yang dialami oleh penderita pascastroke akan berdampak pada penyesuaian individu
tersebut.
II.B.3. Masalah Psikologis Pascastroke
Pada saat individu mengalami penyakit kronis seperti stroke, maka individu dan keluarganya akan mengalami goncangan dan ketakutan, hal ini disebabkan
sesuatu yang dialami tidak pernah diduga sebelumnya. Shimberg 1998 menyatakan bahwa penyakit stroke dapat mempengaruhi psikologis penderita pascastroke, ada
beberapa masalah psikologis yang dirasakan oleh penderita pascastroke yaitu: a.
Kemarahan Kebanyakan penderita stroke, mengekspresikan amarahnya adalah hal yang
sulit bahkan seringkali merasa tidak mau patuh, melawan para perawat, dokter dan ahli terapinya. Mereka juga bisa memaki-maki dengan kata-kata
yang menyakitkan dan memukul secara fisik. Penderita juga sering memiliki amarah yang meledak-ledak.
Universitas Sumatera Utara
30 b. Isolasi
Penderita kelumpuhan akibat stroke dapat mengakibatkan individu melakukan penarikan diri terhadap lingkungan, karena perasaan mereka sering terluka
karena sering tidak diperdulikan oleh orang lain. Seringkali teman-teman mereka meninggalkan mereka sendirian karena mereka tidak tahu bagaimana
harus bereaksi dengan penderita kelumpuhan tersebut. c. Kelabilan emosi
Penderita stroke memiliki reaksi-reaksi emosional yang membingungkan. Kelabilan emosi merupakan gejala yang aneh, terkadang penderita stroke
tertawa atau menangis tanpa alasan yang jelas. Tangisan yang tidak dapat dikontrol padahal dulunya penderita bukanlah orang yang emosional. Emosi
yang sebaliknya juga dapat terjadi, yaitu tertawa yang tidak dapat dikontrol. d. Kecemasan yang berlebihan
Sebahagian penderita mungkin memperlihatkan rasa ketakutannya ketika keluar rumah, keadaan ini dinamakan agorafobia. Hal ini terjadi karena
mereka merasa malu ketika bertemu dengan orang lain, sekalipun dengan teman lamanya. Perasaan malu ini mungkin timbul akibat adanya gangguan
pada kemampuan bicara dan kelumpuhannya. e. Depresi
Depresi adalah perasaan marah yang belangsung di dalam batin, beberapa depresi tidak hanya bersifat reaktif, tetapi penderita kelumpuhan pascastroke
akan bereaksi terhadap semua kehilangannya dan merasa putus asa.
Universitas Sumatera Utara
31 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-IV
merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menegakkan diagnosis depresi. Jika manifestasi depresi muncul dalam bentuk keluhan
yang berkaitan dengan mud mood seperti murung, sedih, rasa putus asa. Gejala depresi terdiri dari penurunan mud mood, gangguan kognitif,
vegetatif, retardasi psikomotor. Gangguan emosi berupa gangguan mood depresi, sedih atau murung, ikatan emosi berkurang, menarik diri dari
hubungan interpersonal, preokupasi dengan kematian ide-ide bunuh diri atau bunuh diri.
Gambaran kognitif dapat berupa mengeritik diri sendiri, perasaan tak berharga, rasa bersalah, pesimis, tak ada harapan, putus asa bingung,
konsentrasi buruk. Gambaran vegetatif dapat berupa lesu dan seperti tidak ada tenaga, tidak bisa tidur atau terlalu banyak tidur, tidak mau makan atau terlalu
banyak makan, penurunan berat badan atau penambahan berat badan. Gangguan depresi merupakan gangguan emosi yang paling sering dikaitkan
dengan stroke. Berbagai reaksi yang dapat terjadi pada penderita kelumpuhan pascastroke
dapat mengakibatkan masalah psikologis bagi penderita. Peneliti memasukkan teori ini mengingat bahwa gejala psikologis dapat mempengaruhi penghayatan hidup
individu.
Universitas Sumatera Utara
32
II.C. Makna Hidup
Istilah makna hidup dikemukakan oleh Victor Frankl, dan yang merupakan salah satu landasan teorinya yang di sebut logoterapi. Penekanan pada logoterapi ada
pada kata “logos” yang artinya makna meaning atau rohani spirituality sehingga logoterapi merujuk pada pendekatan yang memusatkan pada upaya pencarian makna
hidup. Selain makna hidup ada landasan logoterapi lain yaitu kebebasan berkehendak freedom of will, kehendak akan makna the will to meaning Frankl, 1984.
II.C.1. Defenisi dan Karakteristik Makna Hidup
Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Jika makna hidup
berhasil ditemukan dan dipenuhi maka akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan begitu berarti dan berharga yang pada akhirnya menimbulkan penghayatan bahagia
happiness. Pengertian mengenai makna hidup menunjukkan bahwa di dalamnya terkandung juga tujuan hidup, yakni hal-hal perlu dicapai dan dipenuhi Yalom dalam
Bastaman, 1996 Makna hidup adalah hal-hal yang dipandang penting, dirasakan berharga serta
memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan the purpose in life. Makna hidup bila berhasil ditemukan dan dipenuhi
akan menyebabkan kehidupan ini berarti dan biasanya mereka yang menemukan dan mengembangkannya akan terhindar dari keputusasaan. Makna hidup dan hidup
bermakna dapat dicapai melalui karya bermanfaat dan kebajikan bagi orang lain,
Universitas Sumatera Utara
33 meyakini, dan menghayati keindahan, kearifan dan cinta kasih, serta mengambil sikap
yang tepat atas penderitaan yang tidak dapat terhindarkan lagi Bastaman, 2007. Frankl 1970 menyatakan bahwa kehidupan bukanlah sesuatu yang hampa,
makna hidup bermula dari sebuah visi kehidupan, harapan, dan merupakan alasan kenapa individu harus tetap hidup. Makna hidup sebagaimana dikonsepkan oleh
Frankl dalam Bastaman,1996 memiliki karakteristik, yaitu: a.
Makna hidup bersifat unik, pribadi, dan temporer, artinya apa yang dianggap berarti oleh seseorang belum tentu berarti pula bagi orang lain. Dalam hal ini,
makna hidup seseorang dan apa yang bermakna bagi dirinya biasanya bersifat khusus, berbeda dan tidak sama dengan makna hidup orang lain, serta makna
hidup ini dapat pula berubah dari waktu ke waktu. b.
Makna hidup itu spesifik dan konkrit, dalam artian makna hidup benar-benar dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan nyata sehari-hari, serta
tidak harus dikaitkan dengan tujuan-tujuan idealistis, atauupun dengan hal-hal yang serba abstrak-filosofis.
c. Makna hidup memberikan pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilakukan, sehingga dengan adanya makna hidup ini maka individu tersebut seakan-akan terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya, sehingga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih terarah kepada pemenuhan kepada pemenuhan makna hidup tersebut.
Kesimpulan dari defenisi-defenisi di atas adalah bahwa makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, dirasakan berharga, dan memberikan nilai khusus
Universitas Sumatera Utara
34 bagi individu untuk dicapai dan dipenuhi dan makna hidup bermula dari visi
kehidupan, harapan dan merupakan alasan bagi individu untuk tetap hidup. Makna hidup memiliki karakteristik yang unik, pribadi dan temporer, dan dapat ditemukan
dari pengalaman dan kehidupan nyata yang spesifik dan konkrit sehingga makna hidup tersebut menjadi pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh individu.
II.C.2. Sumber-Sumber Makna Hidup
Frankl dalam Bastaman 2007 menyatakan bahwa dalam kehidupan ini terdapat tiga bidang kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang
memungkinkan seseorang menemukan makna hidup di dalamnya dan nilai-nilai tersebut di terapkan dan dipenuhinya. Ketiga nilai values ini adalah:
a. Nilai-nilai Kreatif Creative Values: apa yang dapat diberikan bagi kehidupan
ini what we give to live. Maksudnya, melalui tindakan-tindakan kreatif atau menciptakan suatu karya seni atau bahkan melayani orang lain dapat
dikatakan sebagai ungkapan rasa seseorang. Kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan
penuh tanggung jawab. Menekuni suatu pekerjaan dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas serta berusaha untuk mengerjakannya
dengan sebaik-baiknya merupakan salah satu contoh dari kegiatan berkarya. Melalui karya dan kerja, kita dapat menemukan arti hidup dan menghayati
kehidupan secara bermakna.
Universitas Sumatera Utara
35 b.
Nilai-nilai Penghayatan Experiental Values: yaitu keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan dan
keagamaan, serta cinta kasih. Menghayati dan meyakini suatu nilai dapat menjadikan seseorang berarti dalam hidupnya. Tidak sedikit orang-orang yang
merasa menemukan arti hidup dari agama yang diyakininya. Cinta kasih dapat menjadikan seseorang menghayati perasaan yang berarti dalam hidupnya,
dengan mencintai dan merasa dicintai, dan seseorang akan merasa hidupnya penuh dengan pengalaman hidup yang membahagiakan.
c. Nilai-nilai Bersikap Attitudinal Values: sikap yang diambil untuk tetap
bertahan terhadap penderitaan yang tidak dapat dihindari the attitude we take toward unavoidance suffering seperti penyakit yang tidak dapat dihindari lagi
dan menjelang kematian. Hal yang diubah bukanlah keadaannya, melainkan sikap attitude yang diambil dalam menghadapi keadaan tersebut.
Penderitaan memang dapat memberikan makna dan guna apabila kita dapat mengubah sikap terhadap penderitaan tersebut menjadi lebih baik lagi. Hal ini
berarti bahwa dalam keadaan bagaimanapun rasa sakit, nista, dosa bahkan maut, makna hidup masih dapat ditemukan, asalkan saja mengambil sikap
yang tepat dalam menghadapinya. Menurut Bastaman, 2007 mengungkapkan bahwa selain tiga ragam nilai
yang dikemukakan oleh Frankl, ada nilai lain yang menjadikan hidup ini bermakna, yaitu harapan hope. Harapan adalah keyakinan akan terjadinya hal-hal yang baik
atau perubahan yang menguntungkan di kemudian hari. Harapan yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
36 sesuatu yang belum menjadi kenyataan akan memberikan sebuah peluang dan solusi
serta tujuan baru yang menjanjikan yang dapat menimbulkan semangat dan optimisme. Pengharapan mengandung makna hidup karena adanya keyakinan akan
terjadinya perubahan yang lebih baik, ketabahan menghadapi keadaan buruk saat ini dan sikap optimis menyongsong masa depan. Nilai kehidupan ini disebut dengan
nilai-nilai pengharapan hopeful values Peneliti memasukkan teori sumber-sumber makna hidup mengingat bahwa
penderita kelumpuhan pascastroke dapat menemukan makna hidupnya dari sumber makna hidup yaitu dapat berupa nilai-nilai kreatif, nilai-nilai penghayatan, nilai-nilai
bersikap dan nilai-nilai pengharapan.
II.C.3. Hikmah dalam Penderitaan Meaning in Suffering
Penderitaan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, karena eksistensi manusia senantiasa berkisar antara senang dan susah, tawa, air mata, derita
dan bahagia. Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989 menggambarkan penderitaan sebagai
“proses, pembuatan, cara menderita, dan penanggungan” yang terkait dengan sesuatu yang tidak menyenangkan seperti cacat, kesengsaraan dan kesusahan. Atas dasar
tersebut, penderitaan suffering merupakan perasaan tidak menyenangkan dan reaksi-reaksi yang ditimbulkan sehubungan dengan kesulitan-kesulitan yang dialami
seseorang. Rumusan tersebut mengandung beberapa unsur:
Universitas Sumatera Utara
37 a.
Perasaan yang tidak menyenangkan, perasaan yang dihayati secara unik oleh masing-masing penderitaan, dan dihayati secara unik oleh masing-masing
penderita dengan intensitas berbeda-beda. b.
Reaksi-reaksi atas penderitaan yang dialami, seperti halnya dengan perasaan yang tidak menyenangkan, reaksi seseorang atas penderitaan sifatnya
individual dan unik. Travelbee dalam Bastaman, 1996 menyebutkan tipe- tipe reaksi itu sebagai “The why me reaction” dan “The acceptance reaction”
atau bahkan “ The why not me reaction” c.
Seseorang yang menderita, tida saja penderitaan itu dirasakan oleh orang yang langsung mengalaminya sendiri, tetapi derita yang menimpa orang-orang yang
dicintai akan dirasakan juga oleh orang yang mencintainya. d.
Kesulitan-kesulitan yang menimbulkan penderitaan. Frankl 1967 dalam Bastaman, 1996 menyebutkan hal-hal yang
menimbulkan penderitaan ini sebagai ”the tragic triads of human existence”, yakni pain sakit, guilt salah, dan death maut. Sakit merupakan suatu keadaan mental
atau fisik yang kurang baik atau kegelisahan mental dan fisik. Salah guilt merupakan sejenis penderitaan yang berkaitan dengan perbuatan yang tidak sesuai
dengan hati nurani conscience. Kematian death pasti terjadi baik kematian diri sendiri maupun orang lain yang merupakan tragedi alami dan setiap orang pasti akan
mengalaminya.
Universitas Sumatera Utara
38
II.C.4. Komponen-Komponen Yang Menetukan Keberhasilan Dalam Pencarian Makna Hidup
Setiap manusia akan selalu berusaha mencari makna dalam hidupnya. Bastaman 1996 mengemukakan komponen-komponen yang menentukan
berhasilnya seseorang dalam merubah hidup dari penghayatan hidup yang tidak bermakna menjadi lebih bermakna, yaitu:
a. Pemahaman diri Self insight, yakni meningkatnya kesadaran atas
buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan ke arah kondisi yang lebih baik.
b. Makna hidup Meaning of life, yaitu nilai-nilai penting dan sangat berarti
bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi dan pengarah-pengarah kegiatannya.
c. Pengubahan sikap Changing attitude, yaitu dari yang semula tidak tepat
menjadi tepat dalam menghadapi masalah, kondisi hidup, dan musibah yang tidak bisa dihindari.
d. Komitmen diri Self comitment, yaitu komitmen pada makna hidup yang
ditemukan dan tujuan hidup yang ditetapkan. e.
Kegiatan terarah Directed activities, yaitu upaya-upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja berupa pengembangan potensi-potensi pribadi,
bakat, kemampuan, keterampilan yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk menunjang makna dan tujuan hidup.
Universitas Sumatera Utara
39 f.
Dukungan sosial Social support, yakni hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab, dapat dipercaya dan selalu bersedia memberi bantuan
saat diperlukan. Peneliti memasukkan teori diatas karena komponen-komponen di atas yaitu
pemahaman diri, makna hidup, pengubahan sikap, komitmen diri serta dukungan sosial, karena keenam komponen tersebut merupakan komponen-komponen penting
dalam proses pencarian makna hidup penderita kelumpuhan pascastroke dari penghayatan hidup yang tidak bermakna menjadi bermakna.
II.C.5. Proses Pencarian Makna Hidup
Kewajiban untuk menemukan makna dan mencapai makna merupakan tujuan hidup seseorang. Menyadari hal itu, upaya dan tindakan-tindakan individu menjadi
terarah, disertai dengan usaha-usaha sadar untuk mengembangkan bakat, kemampuan dan keterampilan yang menunjang tujuan hidup tersebut. Proses ini sebenarnya
merupakan proses pengembangan pribadi personal development, yang berupa pengembangan dan pendayagunaan potensi-potensi positif untuk memenuhi makna
dan tujuan hidupnya Bastaman, 1996. Proses keberhasilan adalah urutan pengalaman dan tahap-tahap kegiatan
seseorang dalam mengubah penghayatan hidup tidak bermakna menjadi bermakna yang digambarkan dalam bagan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
40
Bagan 1 Proses Pencarian Makna Hidup
Pengalaman tragis Tragic event
Penghayatan tak bermakna Meaningless life
Pemahaman diri Self Insight
Penemuan makna tujuan hidup Finding meaning purpose of life
Pengubahan sikap Changing attitude
Keikatan diri Self Commitment
Kegiatan terarah pemenuhan makna hidup
Hidup Bermakna Meaningful life
Kebahagiaan Happiness
Pengalaman tragis Tragic event
Penghayatan tak bermakna Meaningless life
Pemahaman diri Self Insight
Penemuan makna tujuan hidup Finding meaning purpose of life
Pengubahan sikap Changing attitude
Keikatan diri Self Commitment
Kegiatan terarah pemenuhan makna hidup
Hidup Bermakna Meaningful life
Kebahagiaan Happiness
Universitas Sumatera Utara
41 Seperti halnya komponen-komponen penemuan makna hidup, tahap-tahap di
atas dapat dikategorikan atas lima kelompok tahapan berdasarkan urutannya, yaitu: a.
Tahap Derita peristiwa tragis, penghayatan tanpa makna b.
Tahap Penerima Diri pemahaman diri, pengubahan sikap c.
Tahap Penemuan Makna Hidup penemuan makna dan penentuan tujuan hidup.
d. Tahap Realisasi Makna keikatan diri, kegiatan terarah dan pemenuhan
makna hidup. e.
Tahap Kehidupan Bermakna penghayatan hidup bermakna dan kebahagiaan
Peneliti memasukkan teori tahap-tahap proses pencarian makna hidup karena peneliti ingin mengetahui tahapan proses pencarian makna hidup penderita
kelumpuhan pascastroke yang merupakan urutan pengalaman dan tahap-tahap kegiatan individu dalam mengubah penghayatan hidup yang tidak bermakna menjadi
bermakna.
II.C.6. Metode Penemuan Makna Hidup
Bastaman 2007 menyatakan bahwa ada beberapa metode yang digunakan untuk menemukan makna hidup diantaranya melalui penyederhanaan dan modifikasi
metode Logoanalisis hasil rancangan Crumbaugh. Kelima metode menemukan makna hidup tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
42 a.
Metode Pemahaman Diri Metode ini dilakukan dengan cara mengenali keunggulan-keunggulan dan
kelemahan-kelemahan pribadi penampilan, fisik, bakat, pemikiran dan kondisi lingkungan keluarga, tetangga, teman. Menyadari keinginan-
keinginan masa kecil, masa muda, dan keinginan-keinginan sekarang, serta memahami kebutuhan-kebutuhan apa yang mendasari keinginan-keinginan
itu. b.
Metode Bertindak Positif Metode ini dilakukan dengan cara menerapkan hal-hal yang baik ataupun
tindakan positif dalam perilaku dan tindakan nyata sehari-hari. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa dengan cara membiasakan diri melakukan tindakan-
tindakan positif maka akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan pribadi dan kehidupan sosial seseorang.
c. Metode Pengakraban Hubungan
Metode ini menganjurkan agar seseorang membina hubungan dengan akrab dengan orang tertentu misalnya anggota keluarga, teman,pacar, sebab dalam
hubungan pribadi yang akrab, seseorang benar-benar merasa diperlukan dan memerlukan orang lain, dicintai, dan mencintai orang lain. Dalam hal ini
seseorang akan merasa dirinya berharga dan bermakna bagi orang lain.
Universitas Sumatera Utara
43 d.
Pendalaman Catur Nilai Merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk memahami benar-benar nilai-
nilai berkarya, nilai-nilai penghayatan, nilai-nilai bersikap dan nilai-nilai pengharapan yang dapat menjadi sumber makna hidup seseorang.
e. Metode Ibadah
Ibadah merupakan pengertian yang lebih khusus, ibadah adalah ritual untuk mendekatkan diri pada Tuhan melalui cara-cara yang diajarkan dalam agama.
Ibadah yang dilakukan secara hikmat sering menimbulkan perasaan tentram, mantap dan tabah, serta tidak jarang pula menimbulkan perasaan seakan-akan
mendapat bimbingan dalam melakukan tindakan-tindakan. Salah satu bentuk ibadah yang dapat memberikan makna khusus bagi seseorang adalah melalui
doa. Kelima metode diatas yaitu pemahaman pribadi, bertindak positif,
pengakraban hubungan, pendalaman tri-nilai dan ibadah adalah beberapa metode yang dapat dipakai penderita kelumpuhan pascastroke untuk menemukan makna
hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
44
II.C.7. Penghayatan Hidup II.C.7.a. Penghayatan Hidup Tanpa Makna
Ketidakberhasilan menemukan dan memenuhi makna hidup biasanya menimbulkan penghayatan hidup tanpa makna meaningless, hampa, gersang,
merasa tidak memiliki tujuan hidup, merasa hidupnya tidak berarti, bosan dan apatis. Kebosanan adalah ketidakmampuan seseorang untuk membangkitkan minat,
sedangkan apatis merupakan ketidakmampuan untuk mengambil prakarsa. Walaupun penghayatan hidup tanpa makna ini bukan merupakan penyakit, tetapi dalam keadaan
intensif dan berlarut-larut tidak diatasi dapat mengakibatkan neurosis noogenik, karakter totaliter, dan karakter konformis.
Neurosis noogenik merupakan suatu gangguan perasaan yang cukup menghambat prestasi dan penyesuaian diri seseorang. Gangguan-gangguan ini
biasanya tampil dalam keluhan-keluhan yang serba bosan, hampa, penuh keputusasaan, kehilangan minat dan inisiatif, serta merasa bahwa hidup ini tidak
artinya sama sekali. Kehidupan sehari-hari sangat rutin tanpa ada perubahan, bahkan tugas sehari-hari ditanggapi sebagai hal-hal yang menjemukan dan menyakitkan hati.
Karakter totaliter adalah gambaran pribadi dengan kecenderungan untuk memaksakan tujuan, kepentingan dan kehendaknya sendiri dan tidak bersedia
menerima masukan dari orang lain. Kekecewaan dan kehampaan eksistensial yang berawal dari gagalnya menemukan makna hidup dan memenuhi hasrat untuk hidup
bermakna, hal ini menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan tidak aman serta ketidakpastian yang intensif dan mengancam harga dirinya.
Universitas Sumatera Utara
45 Karakter konformis adalah gambaran pribadi dengan kecenderungan kuat
untuk selalu berusaha mengikuti dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan sekitarnya serta bersedia untuk mengabaikan keinginan dan kepentingannya sendiri.
II.C.7.b. Penghayatan Hidup Bermakna
Berbeda dengan penghayatan hidup yang tidak bermakna, individu yang menghayati hidup bermakna menunjukkan corak kehidupan penuh semangat dan
gairah hidup serta jauh dari perasaan hampa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tugas-tugas dan pekerjaan sehari-hari bagi mereka merupakan sumber
kepuasan dan kesenangan tersendiri sehingga dalam mengerjakannya mereka melakukan dengan bersemangat dan bertanggung jawab. Hari demi hari mereka
temukan aneka ragam pengalaman baru dan hal-hal yang menarik yang semuanya akan menambah kekayaan pengalaman mereka. Mereka mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan, dalam arti menyadari pembatasan-pembatasan lingkungan, tetapi dalam keterbatasan itu mereka tetap dapat menetukan sendiri apa yang paling baik
mereka lakukan sera menyadari bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri.
Individu dengan penghayatan hidup bermakna memiliki dan menentukan tujuan-tujuan pribadi dan menemukan makna hidup merupakan hal yang sangat
berharga dan tinggi nilainya serta merupakan tantangan untuk memenuhinya secara bertanggung jawab. Individu dengan penghayatan hidup bermakna mampu untuk
Universitas Sumatera Utara
46 mencintai dan menerima cinta kasih orang lain, serta menyadari bahwa cinta kasih
merupakan salah satu yang menjadikan hidup ini bermakna. Penderita kelumpuhan pascastroke bisa saja dapat menemukan makna dari
penderitaannya dan memenuhinya sehingga individu tersebut memiliki penghayatan hidup yang bermakna meaningful namun penderita kelumpuhan pascastroke juga
bisa saja tidak dapat menemukan makna hidupnya sehingga mengalami penghayatan hidup yang tidak bermakna meaningless.
Universitas Sumatera Utara
47
II.D. Paradigma Penelitian
Universitas Sumatera Utara
48
BAB III METODE PENELITIAN