2.2. Mati
2.2.1 Definisi mati
Mati adalah terhentimya triple life secara permanen. Dalam tubuh manusia ada tiga organ tubuh yang penting yang selalu dilihat dalam penentuan kematian
seseorang, yaitu jantung, paru-paru dan otak khususnya batang otak Idries, 1997.
2.2.2. Jenis –jenis mati
Kematian dapat dibedakan atas 2 bagian, yaitu : A.
Kematian somatik Kematian somatik adalah kematian yang dinilai dari terhentinya sistem
sirkulasi, respirasi dan inervasi. Ketiga sistem ini disebut sebagai 3 pilar atau tonggak kehidupan. Bila salah satu sistem tersebut berhenti maka sistem
yang lain ikut berhenti. Tetapi sekarang karena kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kesehatan, dapat membuat sirkulasi dan respirasi terus
berfungsi walaupun otak sebagai pusat pengendali persyarafan telah berhenti fungsinya.
Pada kematian somatik dapat terjadi hal-hal berikut, yaitu : 1
sel-sel tubuh masih hidup 2
otot-otot masih dapat dirangsang dan masih memberikan reaksi terhadap rangsangan listrik, peristaltik usus kadang-kadang masih
terdengar 3
pupil mata masih bereaksi terhadap penetesan midriatikum atau myotikum seperti atropin dan fisostigmin
4 sel-sel sperma masih hidup dalam testikel
5 Pada masa ini bila diperlukan organ atau sel tubuh korban, seperti
kornea, ginjal, sperma, jantung dan lain-lain masih bisa dipindahkan atau ditransplantasikan kepada orang yang memerlukannya Amir,
2008.
Universitas Sumatera Utara
Tanda-tanda kematian somatik : 1
Berhentinya sirkulasi Untuk menyatakan bahwa sirkulasi darah absolut berhenti, harus diperiksa
dengan inspeksi, palpasi dan auskultasi yang terus-menerus selama 5 menit. Beberapa test tambahan dapat dilakukan walau dari segi pemeriksaan medis
kurang begitu berguna untuk dilakukan, yaitu: a.
Test Magnus → dengan mengikat salah satu ujung jari tangankaki, yang
menjadi bengkak dan sianose pada orang hidup. b.
Test ujung jari → dengan menekan ujung kuku sehingga timbul warna
pucat dan akan kembali menjadi warna semula bila dilepaskan.
c. Test diaphanous
→ dengan menyenter telapak tangan akan terlihat warna muda di pinggir telapak tangan.
d. Bila arteri kecil arteri radialis dipotong
→ pada orang hidup darah akan memancar keluar dan pada orang mati darah akan mengalir
Amir, 2008. 2
Berhentinya respirasi Untuk menentukan berhentinya respirasi dapat dilakukan auskultasi dengan
menggunakan stetoskop selama 5 menit secara terus-menerus. Selain auskultasi dapat juga dilakukan subsidiari test yaitu dengan :
a. Meletakkan kaca didepan mulut dan hidung. Pada orang yang masih
hidup maka akan terjadi endapan embun dipermukaan kaca tersebut, sedangkan pada orang mati tidak terjadi.
b. Mendekatkan kapas atau bulu ayam didepan mulut atau hidung. Pada
orang yang masih hidup terlihat kapasbulu ayam itu akan bergerak, tetapi pada orang yang sudah mati tidak terlihat kapasbulu ayam
bergerak. c.
Meletakkan lilin hidup didepan hidung atau mulut. Pada orang yang masih hidup maka lilin akan bergerak, dan pada orang yang sudah mati
lilin tidak bergerak.
Universitas Sumatera Utara
d. Winslow’s Test yaitu dengan cara meletakkan mangkok yang penuh
berisi air diatas dada atau perut, maka pada orang yang masih hidup air dalam mangkok tersebut akan tumpah, tetapi pada orang yang sudah
mati sebaliknya Syarief, 1985 3
Berhentinya inervasi Fungsi motorik dan sensorik berhenti. Dapat dilihat dari hilangnya semua
refleks, tidak ada rasa sakit, tidak ada tonus otot dan tidak ada refleks cahaya pada pupil mata dan pupil mata melebar, kecuali pada keracunan morfin
menjadi sangat kecil Amir, 2008.
B. Kematian Molekuler
Kematian molekuler terjadi sesudah kematian somatik. Jarak antara mati somatik dan mati molekuler tidak serentak pada semua sel dan jaringan
tubuh, tetapi bergantung pada jenis sel. Sel-sel otak paling cepat mati oleh karena kekurangan O2. Dalam waktu 4-5 menit jaringan otak tidak
mendapat O2, ia akan mati dan tidak dapat diperbaiki lagi. Sedangkan otot masih dapat dirangsang dengan listrik di bawah 3 jam, sementara kornea
mata masih dapat ditransplantasikan dibawah 6 jam kematian dan sperma dapat bertahan sampai 24 jam Amir, 2008.
2.2.3. Istilah-istilah tentang mati