b. Guru harus pandai dalam memanfaatkan tempat sehingga saat pembelajaran
audiovisual dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja. Misalnya menggunakan LCD yang dapat dengan praktis dibawa ke mana saja.
2.1.5 Teori Belajar yang Mendukung Model Cooperative Script dengan
Media Audiovisual
2.1.5.1 Teori belajar Behaviorisme
Teori belajar behavioristik mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku
yang baru sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil pematangan atau pendewasaan semata. Menurut teori belajar behavioristik, perubahan perilaku
manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulus yang dapat
mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merespon Winataputra, dkk, 2008: 2.4.
Selain itu Lapono 2008: 15 mengemukakan bahwa kajian konsep dasar belajar dalam teori behaviorisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar
merupakan salah satu jenis perilaku behavior individu atau peserta didik yang dilakukan secara sadar. Individu berperilaku apabila ada rangsangan stimuli,
sehingga dapat dikatakan peserta didik di SDMI akan belajar apabila menerima rangsangan dari guru.
Teori ini mendukung pembelajaran dengan model Cooperative Script dengan media audiovisual karena dengan media audiovisual siswa dirangsang
untuk mengorganisasikan pikirannya sehingga siswa mampu menyampaikan hasil
menyimaknya dengan baik respon. Selain itu, siswa belajar dengan lingkungan, yaitu teman atau partnernya.
2.1.5.2 Teori belajar Konstruktivisme
Pembelajaran konstruktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan
menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing Lapono, 2008: 25. Dalam teori belajar konstruktivisme, hasil belajar dipengaruhi
oleh dialog dengan orang lain dan lingkungan Winataputra, 2008: 6.15. Teori belajar konstruktivisme mendukung model Coperative Script dengan
media audiovisual karena dalam proses pembelajaran siswa dirangsang untuk membangun sendiri pengetahuan yang dimilikinya sehingga pengetahuan yang
mereka peroleh menjadi semakin bermakna. Selain itu, siswa belajar dengan orang lain, saling bertukar pikiran.
2.2 KAJIAN EMPIRIS